SOSIOLINGUSTIK
Dosen Pembimbing: Drs.Erni., M.Pd
Di susun Oleh:
Kelompok 9
Sri Nurhayati
Nova Andreastuti
Syafrita Irdani Putri
Nopri Selpina
Zainab
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya kepada penyusun sehingga penyusun bisa menyelesaikan makalah sosiolingustik.
Salawat beririm salam tak lupa pula penyusun hadiahkan kepada Nabi junjungan alam yakni nabi besar Muhammad SAW yang telah mengubah zaman dengan bersusah payah dari zaman kebodohan kea lam yang serba pengetahuan seperti sekarang ini.
Dalam menyusun makalah ini tak terlepas dari peran serta saran berbagai pihak yang telah memberikan dukungan masukan guna menyempurnakan resensi ini, oleh karena itu. Penyusun mengucapkan terima kasih atas ppartisipasi dari semua pihak dan penulis akan selalu menunggu kritik ataupun saran dari orang-orang yang membaca makalah ini.
Seperti kata pepatah tak ada gading yang tak retak untuk itu penyusun mohon maaf atas segala kesilapan dan kekuranagn penyusun dalam makalah ini,akhir kat penulis ucapkan terima kasih.
PEKANBARU,08 DESEMBER 2011
PENYUSUN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN..................................................... 1
A. LATAR BELAKANG........................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH...................................... 1
C. TINJAUAN PENULIS......................................... 1
D. METODE PENELITIAN..................................... 1
E. KEGUNAN PENELITIAN.................................. 1
BAB II. PEMBAHASAN...................................................... 2
A. KEBIJAKSANAAN BAHASA................................ 2
B. PERENCANAAN BAHASA.................................... 6
BAB III. PENUTUP................................................................. 8
A. KESIMPULAN........................................................... 8
B. SARAN...................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA................................................................ 9
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan perencanaan bahasa ini kemungkinan besar akan mengalami hambatan yang mungkin akibat dari perencanaannya yang kurang tepat, bisa juga dari para pemegang tapuk kebijakan, dari kelompok sosial tertentu, dari sikap bahasa para penutur, maupun dari dana dan ketenagaan.
B. Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang terdapat pada Interaksi Belajar Mengajar adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan kebijaksanaan bahasa?
2. Apa yang dimaksud dengan perencanaan bahasa?
C. Tujuan Penulis
Penulis menyampaikan maksud atau tujuan dalam menyusun makalah ini, tujuannya adalah sebagai berikut :
1. Agar pembaca dapat mengerti arti dari kebijaksanaan bahasa.
2. Agar pembaca dapat mengetahui perencanaan bahasa.
D. Metode Penelitian
Untuk menulis makalah ini penulis menggunakan metode perpustakaan.
E. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan atau manfaat penulisan yang di sampaikan oleh penulis dalam menyusun karya tulis atau makalah ini, kegunaan penulis adalah agar makalah ini dapat menambah wawasan tentang Sosiolingustik.
BAB 2 PEMBAHASAN
PERENCANAAN BAHASA
Di Negara-negara multilingual, multirasial, dan multicultural, untuk menjamin kelangsungan komunikasi kebangsaan perlu dilakukan sesuatu perencanaan bahasa (inggris : language planning) yang tentunya terlebih dahulu harus dimulai dengan kebijaksanaan bahasa (inggris : language policy).
A. KEBIJAKSANAAN BAHASA
Apakah yang dimaksud dengan kebijaksanaan bahasa itu? Kalau kita mengikuti rumusan yang di sepakati dari seminar Politik Bahasa Nasional yang di adakan di Jakarta tahun 1975 maka kebijaksanaan bahasa itu dapat diartikan sebagai suatu pertimbangan konseptual dan politis yang dimaksudkan untuk dapat memberikan perencanaan, pengarahan, dan ketentuan-ketentuan yang dapat dipakai sebagai dasar bagi pengelolahan keselurahan masalah kebangsaan yang dihadapi oleh suatu bangsa secara nasional.
Masalah-masalah yang dihadapi setiap bangsa adalah tidak sama, sebab tergantung pada situasi kebangsaan yang ada di dalam negara itu. Negara-negara yang sudah memiliki sejarah kebahasaan yang cukup, di dalam negara itu hanya ada satu bahasa saja (meskipun dengan sekian dialeg dan ragamnya) cenderung tidak memepunyai masalah kebahasaan yang serius. Negara yang demikian, misalnya, Saudi Arabia, Jepang, Belanda, dan Inggris. Secara polotis di Indonesia ada tiga buah bahasa, yaitu 1). Bahasa Nasional Indonesia. 2). Bahasa Daerah. 3). Bahasa Asing. Ketiga bahasa itu dengan funginya masing-masing tidak menimbulkan masalah.
Ketika merdeka dan memerlukan simbol identitas bangsa, mereka menetapkan dan mengangkat bahasa tagalog, salah satu bahasa daerah, menjadi menjadi bahasa nasional yang diberi nama baru bahasa Filipino. Berbeda dengan bahasa Melayu (yang menjadi dasar bahasa Indenesia), bahasa Tagalog (sebagai dasar bahasa Filipino) sebelumnya belum digunakan secara meluas di seluruh wilayah Filipina.
Disamping itu Singapura mengakui adanya empat buah bahasa resmi, yang akan digunakan dalam segala urusan resmi kepemerintahan. Keempat bahasa resmi itu adalah (1). Bahasa Melayu. (2). Bahasa Mandarin (bahasa-bahasaChina). (3). Bahasa Tamil (termasuk bahasa India lainnya). (4). Bahasa Inggris.
Kalau Singapura mengakui satu bahasa nasional dapat diterima dengan baik oleh warga Singapura secara keseluruhan, karena di samping suatu bahasa nasional itu (yang lebih bersifat lambang kenasionalan) ditetapkan juga adanya empat bahasa resmi (termasuk bahasa Melayu) yang dapat digunakan dengan kedudukan sederajad (walaupun dalam kenyataannya frekuensi penggunaan bahasa Inggris lebih tinggi.
Negara Tipe Endoglosik
No.
|
Negara
|
Bahasa Nasional
|
Bahasa Resmi Kenegaraan
|
Bahasa Resmi Kedaerahan
|
1.
|
Indonesia
|
Indonesia
|
Indonesia
|
-
|
2.
|
Malaysia
|
Malaysia
|
Malaysia
|
-
|
3.
|
Thailand
|
-
|
Thai
|
-
|
4.
|
Belgia
|
-
|
Brlanda
Perancis
|
-
|
5.
|
R.R. China
|
Putunghua
|
Putunghua (2)
|
-
|
Keterangan :
1. Antara tahun 1957, tahun proklamasi kemerdekaan persekutuan tanah melayu, sampai tahun 1967 bahasa Melayu dan bahasa Inggris keduanya merupakan bahasa resmi di Malaysia. Sejak tahun 1967 hanya bahasa Malaysia yang menjadi bahasa resmi.
2. Putunghua (atau Pu-tung-hua) ’bahasa bersama’ adalah bahasa nasional China sejak tahun 1955. Di Taiwan disebut Guoyu ’bahasa nasional’ putunghua berdasar pada bahasa-bahasa China utara dan China dialek kota Bejing.
Negara Tipe Eksoglosik-Endoglosik
Negara
|
Bahasa Nasional
|
Bahasa Resmi Kenegaraan
|
Bahasa Resmi Kedaerahan
|
1.
|
Filipina
|
Pilipino 1
|
Pilipino
Inggris
Spanyol 2
|
-
-
-
|
2.
|
India
|
Hindi
|
Hindi
Inggris
|
(sebelas bahasa berdasarkan konsituasi, a.l. Telugu, Tamil, dan Benggali.
|
3.
|
Singapura
|
Melayu
|
Melayu
Mandarin
Tamil
Inggris
|
-
|
4.
|
Tanzania
|
Swahili
|
Swahli
Inggris
|
-
|
5.
|
Ethiopia
|
Amhar
|
Amhar
Inggris
|
-
|
Keterangan :
1. Antara tahun 1946-1972 nama bahasa nasional Filipina adalah pilipino (dengan huruf P) yang berdasarkan pada bahasa tagalog lalu setelah itu diubah menjadi Filipino (dengan huruf F) yang akan diusahakan berdasarkan unsur semua bahasa daerah yang ada di Filipina.
2. Bahasa Spanyol hanya menjadi bahasa resmi antara tahun 1946 sampai tahun 1972, setelah itu tidak lagi.
Negara Tipe Eksoglosik
Negara
|
Bahasa Nasional
|
Bahasa Resmi Kenegaraan
|
Bahasa Resmi Kedaerahan
|
1. Somalia.
2. Haiti.
3. Senegal.
4. Liberia.
5. Mauritania.
6. Sudan.
7. Papua Nugini.
8. Nigeria.
9. Ghana.
10. R.R. Kango.
|
Somalia
Arab
Kreol
Wolof
-
Arab
Arab
Tok Pisin
Hiri Mott
-
Prancis
-
|
Inggris
Italia
Prancis
Prancis
Inggris
Prancis
Inggris (lalu dig anti arab)
Inggris
Inggris
Inggris
Prancis
|
-
-
-
-
-
-
-
-
Hausa
-
Kituba
Luba
Lingala
Swahili
|
Singapura pun demikian juga, yakin dengan mengangkat keempat bahasa milik warganya yang multirasial (Melayu, Mandarin, Tamil, dan Inggris) sebagai bahasa resmi yang kedudukaannya sederajat, dan mengangkat bahasa Melayu (yang secara historis adalah bahasa asli penduduk Singapura) menjadi bahasa Nasional.
B. PERENCANAN BAHASA
Melihat urutan dalam penanganan dan pengelolahan masalah-masalah kebahasaan dalam negara yang multilingual, multirasial, dan multikultural maka perencanaan bahasa merupakan kegiatan yang harus dilakukan sesudah melakukan kebijaksanaan bahasa.
Istilah perencanaan bahasa (language planning) mula-mula digunakan oleh Haugen (1959) pengertian usaha untuk membimbing perkembangan bahasa kearah yang diinginkan oleh para perencanaan. Menurut Haugen selanjutnya, perencanaan bahasa itu tidak semata-mata meramalkan masa depan berdasarkan dari yang diketahui pada masa lampau, tetapi perncanaan itu merupakan usaha yang terarah untuk mempengaruhi masa depan.
Dalam perkembangannya, setelah Haugen melancarkan istilah language planning itu, pengertian perencanaan bahasa itu yang banyak dikemukakan para pakar memang menjadi bervariasi, baik dari segi luasnya kegiatan, pelaku yang berperan di dalamnya, maupun peristirahatannya. Pakar lain, Neustupny (1970) dan Gorman (1973) membedakan adanya dua macam perencanaan bahasa yaitu (1). Pemilihan bahasa untuk maksud dan tujuan tertentu seperti untuk bahasa kebangsaan atau bahasa resmi, yang tentunya melibatkan banyak faktor di luar bahasa. (2). Pengembangan bahasa yang terutama bertujuan untuk meningkatkan taraf keberaksaraan, danjuga usaha pembekuan bahasa.
Di Indonesia kegiatan yang serupa dengan language planning ini sebenarnya sudah berlangsung sebelum nama itu diperkenalkan oleh Haugen (Moeliono 1983), yakni sejak zaman pendudukan Jepang ketika ada komisi bahasa Indonesia sampai ketika Alisjahabana menerbitkan majalah pembina bahasa Indonesia tahun 1948.
Menurut Alisjahabana masalah language engineering yang penting adalah (1). Pembakuan bahasa. (2). Pemodernan bahasa. (3). Penyediaan alat perlengkapan seperti buku pelajaran dan buku bacaan.
Istilah lain dalam perencanaan bahasa ini ada juga digunakan glottopolitics dan language refom. Istilah glottopolitics digunakan oleh Hall (1951) dalam tulisannya mengenai keadaan bahasa di Haiti.
Dari berbagai kajian dapat kita lihat sasaran perencanaan bahasa itu (yang dilakukan setelah menetapkan kestatusan bahasa nasional dan bahasa resmi kenegaraan), yaitu (1). Pembinaan bahasa yang direncanakan (sebagai bahasa nasional, bahasa resmi kenegaraan, dan sebagainya). (2). Khalayak di dalam masyarakat yang diharpkan akan menerima dan menggunakan saran yang diusulkan dan ditetapkan.
BAB 3 PENUTUP
A. KESIMPULAN
Suatu perencanaan bahasa tentunya harus diikuti dengan langkah-langkah pelaksanaan apa yang direncanakan. Pelaksanaan yang berkenaan dengan korpus bahasa adalah penyusunan sistem ejaan yang ideal (baku), yang dapat digunakan oleh para penutur dengan benar, sebab adanya sistem ejaan yang disepakati akan memudahkan dan melancarkan jalannya komunikasi.
B. SARAN
Berhasil dantidaknya usaha perencanaan bahasa ini adalah masalah evaluasi. Evaluasi keberhasilan perncanaan bahasa itu memang sukar dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer Abdul, dan Agustina Leonie, Sosiolingustik.
TUGAS INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR
Dosen Pembimbing: Drs.Erni., M.Pd
Di susun Oleh:
Kelompok 9
Sri Nurhayati
Nigsih
Syafrita Irdani Putri
Titi Mela Sari
Waldi Rovendi
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya kepada penyusun sehingga penyusun bisa menyelesaikan makalah INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR.
Salawat beririm salam tak lupa pula penyusun hadiahkan kepada Nabi junjungan alam yakni nabi besar Muhammad SAW yang telah mengubah zaman dengan bersusah payah dari zaman kebodohan kea lam yang serba pengetahuan seperti sekarang ini.
Dalam menyusun makalah ini tak terlepas dari peran serta saran berbagai pihak yang telah memberikan dukungan masukan guna menyempurnakan resensi ini, oleh karena itu. Penyusun mengucapkan terima kasih atas ppartisipasi dari semua pihak dan penulis akan selalu menunggu kritik ataupun saran dari orang-orang yang membaca makalah ini.
Seperti kata pepatah tak ada gading yang tak retak untuk itu penyusun mohon maaf atas segala kesilapan dan kekuranagn penyusun dalam makalah ini,akhir kat penulis ucapkan terima kasih.
PEKANBARU,9 OKTOBER 2011
PENYUSUN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN..................................................... 1
A. LATAR BELAKANG........................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH...................................... 1
C. TINJAUAN PENULIS......................................... 1
D. METODE PENELITIAN..................................... 1
E. KEGUNAN PENELITIAN.................................. 1
BAB II. PEMBAHASAN...................................................... 3
A. KONSEP DAN KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH........................................................................... 3
B. PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH......................................................................... 5
C. PROSES BELAJAR BERBASIS KOGNITIF................... 5
D. DESAIN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH........................................................................ 6
E. PENGEMBANGAN KURIKULUM DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.................................................... 7
F. PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PERENCANAAN KURIKULUM.................................................................... 7
G. PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN e-LEARNING....................................................................... 8
H. PENGALAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH......................................................................... 8
I. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH........................................................................ 9
J. INTISARI PEMBELAJARAN BEREBASIS MASALAH....................................................................... 9
BAB III. PENUTUP................................................................. ........ 10
A. KESIMPULAN........................................................... ...... 10
B. SARAN.............................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 11
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendekatan PBM berkaitan dengan penggunaan kecerdasan dari dalam diri individu yang berada dalam sebuah kelompok atau lingkungan untuk memecahkan masalah yang bermakna, relevan dan kontekstual.
B. Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang terdapat pada Interaksi Belajar Mengajar adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan konsep dan karakteristik pembelajaran berbasis masalah?
2. Apa yang dimaksud dengan peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah?
3. Apa-apa saja di maksud dengan proses berbasis kognitif?
4. Apa-apa saja dimaksud dengan desain masalah dalam pembelajaran berbasis masalah?
5. Apa-apa saja dimaksud dengan pembangunan kurikulum dalam pembelajaran berbasis masalah?
6. Apa-apa saja dimaksud dengan pembelajaran berbasis masalah dan perencanaankurikulum?
7. Apa-apa saja dimaksud dengan pembelajaran berbasis masalah dan e-Learing?
8. Apa-apa saja dimaksud dengan peengalaman siswa dalam pembelajaran berbasis masalah?
9. Apa-apa saja dimaksud dengan implementasi pembelajaran berbasis masalah?
10. Apa-apa saja dimaksud dengan intisari pembelajaran berbasis masalah?
C. Tujuan Penulis
Penulis menyampaikan maksud atau tujuan dalam menyusun makalah ini, tujuannya adalah sebagai berikut :
1. Agar pembaca dapat mengerti arti dari konsep dan karakteristik pembelajaran berbasis masalah .
2. Agar pembaca dapat mengetahui peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah.
3. Agar pembaca dapat mengerti proses berbasis kognitif.
4. Agar pembaca dapat mengerti cara desain masalah dalam pembelajaran berbasis masalah.
D. Metode Penelitian
Untuk menulis makalah ini penulis menggunakan metode perpustakaan.
E. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan atau manfaat penulisan yang di sampaikan oleh penulis dalam menyusun karya tulis atau makalah ini, kegunaan penulis adalah agar makalah ini dapat menambah wawasan tentang Interaksi Belajar Mengajar.
BAB 2 PEMBAHASAN
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM)
Perubahan cara pandang terhadap siswa sebagai objek menjadi subjek dalam proses pembelajaran menjadi titik tolak banyak ditemukan berbagai pendekatan pembelajaran menjadi titik banyak ditemukannya berbagai pendekatan pembelajaran yang inovatif .
Guru dituntut dapat memilih model pembelajaran yang dapat memacu semangat setiap siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya. Salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan dikembangkannya keterampilan berpikir siswa (penalaran, komunikasi, dan koneksi) dalam memecahkan masalah adalah Pembelajaran Berbasis Masalah.
Menurut Tan (2003) Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.
A. KONSEP DAN KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Boud dan Feletti (1997) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis masalah adalah inovasi yang paling signifikan dalam pendidikan. Margetson (1994) mengemukakan kurikulum PBM membantu untuk meningkatkan perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif.
1. Masalah, pedagogi, dan Pembelajaran Berbasis Masalah.
Kekuatan masalah.
Masalah dapat mendorong keseriusan, inquiry, dan berpikir dengan cara yang bermakna dan sangat kuat (powerful). Pendidikan memerlukan presfektif baru dalam menemukan berbagai permasalahan dan cara memandang suatu permasalahan.
Masalah dan padagogi.
Menurut Shulman (1991) pendidikan merupakan proses membantu orang mengembangkan kapasitas untuk belajar bagaimana menghubungkan kesulitan mereka dengan teka-teki yang berguna untuk membentuk masalah.
Masalah dan Multiple Perspective.
Abad ke 21 ditandai dengan tingginya konektivitas karena realita yang tidak dapat dipisahkan. Isu-isu yang ada di dunia nyata merupakan disiplin silang dan melibatkan perspektif yang saling berhubungan.
Teori belajar, konstruktivisme dan pembelajaran berbasis masalah.
Dari segi peadagogis, pembelajaran berbasis masalah didasarkan pada teori belajar konstruktivisme (Schmidt, 1993; Savery dan Duffy, 1995; Hendry dan Murph, 1995) dengan ciri:
a. Pemahaman diperoleh interaksi dengan sekenario permasalahan dan lingkungan belajar.
b. Pergulatan dengan masalah dan proses inquiry masalah menciptakan disonasi kognitif yang menstimulasi belajar.
c. Pengetahuan terjadi melalui proses kolaborasi negosiasi sosial dan evaluasi terhadap keberadaan sebuuah sudut pandang.
Pembelajaran berbasis masalah dan kognisi.
Peadagogi pembelajaran berbasis masalah membantu untuk menunjukan dan memperjelas cara berpikir serta kekayaan dari struktur dan proses kognitif yang terlibat didalamnya.
2. Pengertian dan karateristik Pembelajaran Berbasis Masalah.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada (Tan, 2000).
Karakteristik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:
a. Permasalahan menjadi starting point dalam belajar.
b. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak erstuktur.
c. Permasalahan membutuhkan perspektif gada (multiple perspective).
d. Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar.
e. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.
f. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi informasi merupakan proses yang esensial dalam PBM.
g. Belajar adalah kolaboratif, komunikatif, kooperatif.
h. Pengembangan keterampilan inquiry pemecahan masalah sama pentingnya dengan pengusaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan.
i. Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sitensis dan integrasi dari sebuah proses belajar.
j. PBM melibatkan evaluasi dan perviewpengalaman siswa dan proses belajar.
B. PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Guru dalam PBM terus berpikir tentang beberapa hal yaitu :
1). Bagaimana dapat merancang dan menggunakan permasalahan yang ada di dunia nyata, sehingga siswa dapat menguasai hasil belajar?
2). Bagaimana bisa melatih siswa dalam proses pemecahan masalah, pengarahan diri, dan belajar dengan teman sebaya?
3). Bagaimana siswa memandang diri mereka sendiri sebagai pemecah masalah yang aktif?
C. PROSES BELAJAR BERBASIS KOGNITIF
Berpikir digunakan dalam PBM ketika siswa merencanakan, membuat hipotesis, menggunakan perspektif yang beragam, dan bekerja melalui fakta dan gagasan secara sistematis. Resolusi masalah juga melibatkan analisis logis dan kritis, penggunaan analogi dan berpikir divergen, integrasi kreatif dan sintesis.
Proses PBM dan latihan melibatkan penggunaan otak atau pikiran untuk melakukan hubungan melalui refleksi, artikulasi, dan belajar melihat perbedaan pandangan. Dalam proses PBM, skenario masalah dan urutannya membantu siswa mengembangkan koneksi kognitif.
D. DESAIN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
1. Akar desain masalah.
Akar desain masalah adalah masalah yang riil berupa kenyataan hidup, seperti halnya penguasaan terhadap pemesanan dalam rangka menghadapi tuntutan perkembangan industri.
Menurut Michael Hicks ( 1991), ada empat hal yang harus diperhatikan ketika membicarakan masalah yaitu :
1). Memahami masalah.
2). Kita tidak tahu bagaimana memecahkan masalah tersebut.
3). Adanya keinginan memecahkan masalah.
4). Adanya keyakinan mampu memecahkan masalah tersebut.
2. Menentukan tujuan pembelajaran berbasis masalah.
PBM adalah sebuah cara memanfaatkan masalah untuk menimbulkan motivasi belajar. Suskesnya pelaksanaan PBM sangat bergantung pada seleksi, desain, dan pengembangan masalah.
3. Desain masalah.
Desain masalah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Karakteristik.
b. Konteks.
c. Sumber dan lingkungan belajar.
d. Presentasi.
E. PENGEMBANGAN KURIKULUM DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Model pengembangan kurikulum ada yang bersifat dedukatif, prosesnya dari hal yang sangat umum menyangkut keperluan masyarakat kepada hal lebih khusus atau lebih spesifik; model induktif: dari hal yang bersifat spesifik materi dan proses kurikulum kepada hal yang bersifat umum. Kurikulum dalam PBM meliputi:
1. Mega level (the why).
2. Makro level (the what).
3. Mikro level (the how).
F. PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PERENCANAAN KURIKULUM
Perlu mempersiapkan sebuah dokumen yang meliputi:
1. Rasional penggunaan PBM.
2. Apa PBM dan apa yang diperlukan.
3. Tujuan PBM dan hasil yang ingin dicapai.
Setruktur pembelajaran biasanya digambarkan dalam sebuah bentuk formulasi seperti berikut:
1. Menemukan masalah analisa masalah penemuan dan pelaporan interegrasi dan evaluasi.
2. Menemukan masalah inquiry masalah mengangkat isu belajar penemuan dan peer teaching menyajikan solusi Review.
3. Menemukan masalah analisis penelitian dan kerja lapangan > pelaporan dan peer teaching menyajikan temuan revleksi dan evaluasi.
4. Sebenarnya fariasi pola pengembangan ini cukup beragam, karena sifatnya relatif dan tergantung pada bagian mana yang ditentukan.
G. PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN e-LEARNING
1. Pembelajarn berbasis masalah dan sistem manajemen belajar.
Sistem manajemen belajar, seperti halnya papan tulis hitam, sumber belajar dan perlengkapan belajar yang cukup menyenangkan, rangkaian informasi, dokumen pengukuran, buku-buku, sistem komunikasi, dan lain-lain semua ini memerlukan pengaturan, penataan, dalam seenergi yang baik untuk mencapai tujuan.
2. Inovasi e-learing.
E-learning memiliki manfaat yang cukup besar terutama ketika dikaitkan dengan jarak dan keterbatasan waktu dalam belajar, belajar dapat dilakukan hanya melalui web. Beberapa landasan prinsip penggunaan PBM dalam e-learning adalah :
1. Menggunakan kekuatan masalah yang riil untuk membangkitkan informasi.
2. Mengondisikan lingkungan kaitan dengan informasi global.
3. Mendorong proses pemanfaatan dan pengembangan belajar e-learning.
4. Menekankan pada pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dari pada bahan belajar.
5. Menyediakan sistem dalam kolaborasi.
6. Optimis dalam menggunakan struktur yang fleksibel.
7. Mengembangkan evaluasi dan kritik terhadap sumber informasi.
H. PENGALAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Beberapa hal penting yang harus mendapat perhatian :
1. Memeperkirakan kesiapan siswa, meliputi dasar pengetahuaan, kedewasaan berpikir, dan kekuatan motivasinya.
2. Mempersiapkan siswa dalam hal cara berpikir dan kemampuan dalam rangka melakukan pekerjaan secara kelompok, membaca, mengatur waktu, dan menggali informasi.
3. Merencanakan proses dalam bentuk langkah-langkah dalam cycle problem based learning.
4. Menyediakan sumber bimbingan yang tepat, menjamin bahwa ada akhir yang merupakan hasil akhir.
I. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Dalam setiap perubahan bukan saja diperlukan adanya kemampuan untuk berubah, akan tetapi kesiapan menyongsong perubahan yang membawa implikasi terhadap sisi lain dari pendidikan itu sendiri.
J. INTISARI PEMBELAJARAN BEREBASIS MASALAH
Ibrahim dan Nur (2002 : 2) menggunakan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam siruasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata, termasuk didalamnya belajar bagaimana belajar.
Moffit (depdiknas, 2002 : 12) mengembangkan bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan konsep yang esensi dari materi pelajaran.
BAB 3 PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penerapan PBM dalam pembelajaran menuntut kesiapan baik dari pihak guru yang harus berperan sebagai seorang fasilitator sekaligus sebagai pembimbing. Guru dituntut dapat memahami secara utuh dari setiap bagian dan konsep PBM dan menjadi penengah yang mampu merangsang kemampuan berpikir siswa.
Siswa juga harus siap untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Siswa menyiapkan diri untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir melalui inquiry kolaboratif dan koomperatif dalam setiap tahapan proses PBM.
B. SARAN
Bagi para guru, pemahaman terhadap berbagai pendekatan yang berpusat pada siswa, salah satunya Pembelajaran Berbasis Masalah, perlu ditingkatkan karena tantangan kehidupan masa sekarang dan masa yang akan datang akan semakin kompleks dan menuntut setiap orang secara individual mampu menghadapinya dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang relevan.
DAFTAR PUSTAKA
Model-model pembelajaran pengembangan profesional guru, Dr Rusman M.pd.
Wawancara dengan penjual kantin
1. Berapa biasanya mahasiswa / mahasiswi membayar makanannya?
2. Apa tujuan anda membuka kantin ini?
3. Bagaimanakah pembeli dapat memesan makanannya apakah dengan prasmanan atau diambilkan oleh pelayan kantin?
4. Apakah menunya berganti setiap hari atau tidak?
5. Adakah yang dilakukan oleh masasiswa di kantinq?
6. Minuman apa saja yang tersedia di kantinq?
7. Adakah mahasiswa / mahasiswi yang berhutang?
8. Berapakah orang yang membantu anda?
9. Adakah mahasiswa / mahasiswi yang ketring dengan anda?
10. Berapa penghasilan tiap harinya yang anda dapatkan?
11. Berapa pengeluaran anda sehari?
12. Berapa laba bersih anda dalam sebulan?
Wawancara dengan penjual kantin
1. Berapa biasanya mahasiswa / mahasiswi membayar makanannya?
Jawaban : Rp 6.000,00.
2. Apa tujuan anda membuka kantin ini?
Jawaban : untuk menambah perekonomian keluarga.
3. Bagaimanakah pembeli dapat memesan makanannya apakah dengan prasmanan atau diambilkan oleh pelayan kantin?
Jawaban : memesan dengan pelayan.
4. Apakah menunya berganti setiap hari atau tidak?
Jawaban : ya, menunya berganti setiap hari supaya mahasiswa / mahasiswi tidak bosan dengan menu masakan di kantinq.
5. Adakah yang dilakukan oleh masasiswa di kantinq?
Jabawan : ada mahasiswa main bola pimpong, dan ada juga yang makan sambil menonton filem.
6. Minuman apa saja yang tersedia di kantinq?
Jawaban : ekstra joss, susu, dan teh.
7. Adakah mahasiswa / mahasiswi yang berhutang?
Jawabab : ada. Tapi langsung dikembalikan.
8. Adakah mahasiswa / mahasiswi yang ketring dengan anda?
Jawaban : ada, banyak mahasiswa.
9. Berapakah orang yang membantu anda?
Jawaban : ada 3 orang.
10. Berapa penghasilan tiap harinya yang anda dapatkan?
Jawaban : Rp 700.000,00.
11. Berapa pengeluaran anda sehari?
Jawaban : Rp 300.000,00/ 400.000,00
12. Berapa laba bersih anda dalam sebulan?
Jawaban : Rp 200.000,00.
Butir Soal Ke | Jumlah |
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 |
3 | 4 | 3 | 2 | 3 | 3 | 4 | 4 | 4 | 4 | 3 | 4 | 4 | 4 | 3 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 4 | 4 | 3 | 4 | 86 |
3 | 3 | 4 | 2 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 5 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 | 103 |
3 | 4 | 4 | 3 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 3 | 3 | 4 | 3 | 0 | 3 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 90 |
4 | 5 | 3 | 4 | 5 | 4 | 5 | 3 | 5 | 4 | 4 | 5 | 3 | 4 | 4 | 5 | 0 | 4 | 4 | 5 | 4 | 3 | 5 | 4 | 4 | 100 |
4 | 4 | 3 | 3 | 4 | 4 | 4 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 4 | 83 |
3 | 3 | 3 | 3 | 2 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 75 |
3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 75 |
3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 2 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 74 |
4 | 3 | 5 | 4 | 4 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 5 | 4 | 4 | 5 | 4 | 5 | 3 | 4 | 3 | 5 | 4 | 4 | 3 | 5 | 4 | 103 |
4 | 4 | 4 | 3 | 4 | 5 | 5 | 5 | 5 | 4 | 4 | 5 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 3 | 4 | 4 | 4 | 4 | 105 |
3 | 5 | 3 | 4 | 4 | 5 | 4 | 5 | 5 | 4 | 4 | 4 | 3 | 5 | 3 | 4 | 4 | 5 | 4 | 4 | 3 | 4 | 5 | 5 | 4 | 103 |
3 | 5 | 3 | 4 | 4 | 5 | 4 | 5 | 5 | 4 | 4 | 4 | 3 | 5 | 3 | 4 | 4 | 5 | 4 | 4 | 3 | 4 | 5 | 5 | 4 | 103 |
4 | 4 | 4 | 3 | 0 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 96 |
3 | 4 | 4 | 3 | 4 | 4 | 4 | 4 | 3 | 4 | 4 | 3 | 3 | 4 | 4 | 3 | 3 | 3 | 4 | 4 | 4 | 3 | 4 | 4 | 4 | 91 |
0,36404 | 0,5141515 | 0,48320922 | 0,360715 | 0,36 | 0,877 | 0,798 | 0,7154 | 0,856 | 0,665 | 0,841 | 0,783 | 0,475 | 0,823 | 0,343 | 0,787 | 0,127 | 0,814 | 0,716 | 0,832 | 0,432 | 0,69 | 0,726 | 0,858 | 0,805 | |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
r tabel | ket |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0.532 | Invalid |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0.532 | Invalid |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0.532 | Invalid |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0.532 | Invalid |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0.532 | Invalid |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0.532 | Valid |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0.532 | Valid |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0.532 | Valid |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0.532 | Valid |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0.532 | Valid |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0.532 | Valid |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0.532 | Valid |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0.532 | Invalid |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0.532 | Valid |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0.532 | Invalid |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0.532 | Valid |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0.532 | Invalid |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0.532 | Valid |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0.532 | Valid |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0.532 | Valid |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0.532 | Invalid |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0.532 | Valid |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0.532 | Valid |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0.532 | Valid |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0.532 | Valid |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Butir Soal Valid | jumlah |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3 | 4 | 3 | 4 | 4 | 3 | 4 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 4 | 4 | 3 | 4 | 56 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 | 68 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 60 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 5 | 5 | 3 | 5 | 4 | 4 | 70 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 | 4 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 4 | 52 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 48 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 48 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3 | 3 | 3 | 2 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 48 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 5 | 4 | 5 | 5 | 4 | 5 | 5 | 4 | 3 | 5 | 4 | 70 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5 | 5 | 5 | 5 | 4 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 69 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5 | 4 | 5 | 5 | 4 | 4 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 5 | 5 | 4 | 71 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5 | 4 | 5 | 5 | 4 | 4 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 5 | 5 | 4 | 71 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 65 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 | 4 | 4 | 3 | 4 | 4 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 4 | 3 | 4 | 4 | 4 | 58 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
| A. Kelompok Soal Ganjil |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Butir Soal | Jumlah |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1 | 3 | 5 | 7 | 9 | 11 | 13 | 15 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3 | 3 | 4 | 4 | 3 | 3 | 4 | 3 | 27 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 34 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 | 4 | 4 | 4 | 3 | 3 | 4 | 4 | 30 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 | 4 | 4 | 5 | 5 | 5 | 3 | 4 | 34 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 26 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 24 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 24 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 25 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 | 4 | 4 | 4 | 5 | 5 | 4 | 5 | 35 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 35 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 5 | 35 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 5 | 35 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 32 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 | 4 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 4 | 28 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0,85373 | 0,8537255 | 0,67981329 | 0,806859 | 0,84 | 0,84 | 0,693 | 0,8821 | |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
| B. Kelompok Soal Genap |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Butir Soal | Jumlah |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2 | 4 | 6 | 8 | 10 | 12 | 14 | 16 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 | 4 | 3 | 4 | 3 | 3 | 4 | 4 | 29 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 5 | 5 | 4 | 34 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 | 4 | 4 | 3 | 3 | 4 | 4 | 4 | 30 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5 | 5 | 4 | 4 | 4 | 5 | 5 | 4 | 36 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 4 | 26 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 24 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 24 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3 | 2 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 3 | 23 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5 | 4 | 5 | 5 | 4 | 5 | 3 | 4 | 35 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 34 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 | 5 | 4 | 5 | 5 | 4 | 5 | 4 | 36 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 | 5 | 4 | 5 | 5 | 4 | 5 | 4 | 36 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 33 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 | 3 | 4 | 4 | 3 | 4 | 4 | 4 | 30 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
0,78952 | 0,8940617 | 0,82788154 | 0,854287 | 0,84 | 0,834 | 0,78 | 0,7887 | |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|