Jumat, 21 Juni 2013

G Bisa Buka Blog di Rumah.

Selama 2 minggu lebih aku g bisa mengeblog. Aduh.. Padahalkan aku kepingin sekali buat blog dan udh lama juga belum aku sambung sinopsis Gu Family Booknya.

Senin, 17 Juni 2013

Sinopsis Gu Family Book Episode 19 (Bagian 1)

shot0209


Kilas balik saat Seo Hwa mencoba membunuh Jo Gwan Woong tapi gagal. Samurai Jepang, yang menjadi tamu Jo Gwan Woong saat itu, terkejut melihat peristiwa yang terjadi di hadapannya.
Setelah Seo Hwa ditebas oleh anak buah Jo Gwan Woong, ia rubuh ke tanah. Jo Gwan Woong segera dibawa oleh anak buahnya menemui tabib. Samurai Jepang berjongkok di dekat tubuh Seo Hwa dan memeriksa nadinya. Ia terkejut saat tahu Seo Hwa masih hidup.
shot0001shot0011
Ia mengeluarkan selembar sapu tangan dan menutupi wajah Seo Hwa dengan sapu tangan itu. Ninja Seo menghampirinya dan bertanya mengapa samurai itu melakukannya. Apa Seo sudah mati? Samurai itu membenarkan.
shot0012 shot0015
Ninja Seo memerintahkan agar tubuh Seo Hwa dibawa pergi. Malam harinya, anak buah samurai Jepang menyogok anak buah Jo Gwan Woong, lalu membawa tubuh Seo Hwa ke hadapan samurai Jepang. Samurai Jepang kembali memeriksa nadi Seo Hwa. Ia lega saat tahu Seo Hwa masih hidup dan memerintahkan Seo Hwa dibawa masuk ke dalam.
shot0021 shot0022
Kembali pada adegan di akhir Episode 18. Seo Hwa teringat pada bayi yang dilahirkannya 20 tahun lalu. Dan sekarang bayi itu telah menjadi seorang pemuda. Makhluk setengah manusia, setengah siluman.
“Ia bukan monster…ia bukan monster…kau bukan monster…Anakku!!!” kata-kata dan teriakannya 20 tahun lalu bergema di hati Seo Hwa.
“Apakah monster itu penjahat yang kau cari, kepala pedagang? Dialah yang kaucari, bukan?” ujar Jo Gwan Woong.
Seo Hwa menyadari Jo Gwan Woong sedang mengujinya dengan memperlihatkan Kang Chi, puteranya.
Kang Chi berteriak keras lalu pingsan. Pertahanan Seo Hwa hampir bobol. Ia berusaha menahan tangisnya.
shot0031 shot0036
Gisaeng Chun menginterogasi Gob Dan, pelayan Chung Jo. Gob Dan berkata Wol Sun berkata kalau Chung Jo bisa ditangkap karena telah menyembunyikan buronan (Kang Chi). Wol Sun menyuruhnya melakukan apa yang diperintahkan jika ingin Chung Jo selamat. Wol Sun menyuruhnya untuk membawa Kang Chi. Gisaeng Chun hanya bisa meghela nafas kesal melihat kebodohan Gob Dan.
shot0038 shot0039
Guru Dam mendapat sebuah surat dari Gisaeng Chun mengenai Kang Chi yang telah ditangkap Jo Gwan Woong. Yeo Wool dan Chung Jo juga mendengar berita itu dari Gon.
Yeo Wool segera mengambil pedangnya. Gon menahannya. Ia berkata saat ini Gisaeng Chun dan Tae Soo sedang mengamati keadaan. Guru Dam telah memerintahkan mereka untuk tetap tenang sambil melihat perkembangannya.
“Jika Kang Chi tidak bisa pulang sendiri itu artinya terjadi sesuatu yang buruk. Mungkin ia sudah terluka parah.”
“Ia bisa sembuh sendiri dan tidak akan mati,” Gon mengingatkan.
“Tidak mati bukan berarti ia tidak bisa terluka! Kang Chi juga merasa sakit ketika ia terluka. Ia berdarah jika ditikam dan mendapat luka dan memar jika dipukuli. Walau tidak mati, ia dapat merasa dan menderita seperti kita. Apa kau tahu?” ujar Yeo Wool.
shot0046 shot0047
Gon terdiam. Entah apa yang dirasakan Chung Jo saat ini setelah mendengar perkataan Yeo Wool. Yeo Wool bersikeras ingin pergi. Waktu Gon menahannya, ia mengancam akan menyerang Gon jika Gon menahannya lagi.
“Tunggu sebentar, Nonda Yeo Wool. Ada sesuatu yang hendak kukatakan sebelum kau pergi,” kata Chung Jo.
“Aku minta maaf tapi aku tidak bisa berbicara lebih lama. Permisi,” Yeo Wool beranjak pergi.
“Ini mengenai ibu Kang Chi,” ujar Chung Jo. “Kudengar ibu Kang Chi mungkin masih hidup.”
Yeo Wool terkejut.
shot0052 shot0054
Jo Gwan Woong menantang So Hwa. Ia bertanya apa yang harus ia lakukan pada Kang Chi, yang bahkan bukan manusia. Mendengar anaknya disebut bukan manusia, Seo Hwa meradang.
“Yang kuinginkan adalah peta kami yang hilang,” katanya tegas.
“Begitukah? Jadi kau tidak peduli dengan apa yang akan kami lakukan padanya? Walau kami memukulinya sampai mati dan mencekiknya sampai mati, asalkan kau mendapatkan kembali petanya? Apa kau tak peduli?”
“Kau benar-benar banyak bicara, Tuan. Pada anak yang bahkan bukan manusia maupun monster, entah kau menginjaknya, mencekiknya, atau apapun juga yang kaulakukan padanya, itu adalah urusanmu bukan urusanku!! Satu-satunya yang kuperlakukan adalah peta itu! Apa kau mengerti??! Jadi bawakan aku petanya,” kata Seo Hwa marah.
shot0058 shot0062
Ia beranjak pergi, tapi pandangannya beradu dengan mata Kang Chi yang memandangnya dengan tatapan sedih. Seo Hwa mengeraskan hatinya lalu berbalik pergi. Dengan pandangan yang mulai kabur, Kang Chi mulai sosok Seo Hwa yang makin lama makin jauh.
shot0067 shot0069
Seo Hwa kembali ke kamarnya. Seluruh tubuhnya gemetar. Ia teringat pertemuannya dengan Kang Chi malam itu. Saat Kang Chi menceritakan darimana asal namanya. Ia adalah anak yang dibuang ke sungai. Lalu mata hijau Kang Chi yang tadi memandangnya dengan sedih.
Seo Hwa menangis tanpa suara.
 shot0075 shot0083
Jo Gwan Woong menghampiri Kang Chi dan memandangnya dengan jijik.
“Apa yang kaulakukan padaku?”
“Aku membuatmu minum arak Chihoon. Jika kau meminumnya, pikiranmu akan kacau balau dan kau kehilangan kendali atas tubuhmu. Jadi kau akan mati pelan-pelan. Jadi, apa kau akan mengatakan mengenai peta yang kaucuri? Di mana peta itu? Di tangan Dam Pyung Joon? Atau telah sampai ke tangan Lee Soon Shin?”
Kang Chi berteriak dan merangsek maju. Jo Gwan Woong mundur. Ada rasa takut di wajahnya. Tapi ia tahu Kang Chi tidak bisa berbuat apa-apa dengan tubuh teracuni seperti itu.
“Pantas saja kau dibuang ke sungai begitu kau lahir. Itulah sebabnya bahkan setelah 20 tahun tak bertemu puteranya, ia begitu dingin dan tidak berperasaan.”
Kang Chi tertegun. Apa maksud perkataan Jo Gwan Woong barusan?
 shot0090 shot0097
“Yoon Seo Hwa. Ibumu.”
“Apa maksudmu? Siapa ibuku?”
“Pertanyaan yang salah. Seharusnya yang kautanyakan adalah apakah benar ia ibumu. Aku juga bertanya-tanya apakah wanita itu ibumu,” olok Jo Gwan Woong.
Kang Chi kembali hendak merangsek maju. Jo Gwan Woong berdecak dan menasihati Kang Chi agar tidak berusaha terlalu keras. Semakin keras Kang Chi mengerahkan tenaga, efek racun semakin mematikan dan menyakitkan. Jika Kang Chi ingin bertahan sampai besok, sebaiknya Kang Chi duduk baik-baik.
Kang Chi berteriak marah akibatnya ia terbatuk-batuk. Kang Chi berteriak kesakitan.
Seo Hwa menderita mendengar jeritan Kang Chi tapi ia tidak melakukan apa-apa. Ia terus menangis.
 shot0099 shot0103
Gisaeng Chun menyerahkan sebutir obat penawar pada Tae Soo untuk diberikan pada Kang Chi. Jika tidak diberi penawarnya dalam waktu 24 jam, walau Kang Chi makhluk gaib, ia akan menderita kesakitan yang amat sangat sepanjang hidupnya. Apapun yang terjadi, Kang Chi harus memakan obat ini sebelum matahari terbenam.
shot0106 shot0107
Tae Soo diam-diam memanggil Choi dan Ok Man. Mereka bisa menebak di mana Kang Chi saat ini disekap. Tae Soo menyuruh Choi memerintahkan para pelayan untuk membuat bola-bola nasi.
Ia mengeluarkan obat penawar pemberian Gisaeng Chun. Choi segera mengambil obat itu. Ia bersedia mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan Kang Chi. Bagaimanapun juga Kang Chi adalah puteranya.
shot0108 shot0112
Gonita masuk ke kamar Yeo Wool dan terkejut. Apa Yeo Wool menghilang lagi? Bukan, ia melihat Yeo Wool berpakaian tempur, lengkap dengan panah dan pedang terikat di punggung.
“Nona, apa yang kaulakukan?”
“Aku harus pergi ke suatu tempat.”
Gonita berkata Yeo Wool harus meminta ijin lebih dulu pada Guru Dam.
“Pernahkah kau menyukai seseorang dengan sepenuh hatimu? Kepala dan hatimu dipenuhi orang itu. Jika ia tersenyum, kau tersenyum. Ketika ia menangis, kau menangis. Hanya dengan berada di sisinya, hidupmu terasa lengkap, dan kau merasa tenang. Pernahkah kau memiliki orang seperti itu?”
“Nona…” Gonita tersentuh dengan kata-kata Yeo Wool.
“Bagiku, Kang Chi adalah orang seperti itu.”
shot0120 shot0121
Gonita keluar dari kamar Yeo Wool lalu menghela nafas panjang. Ia berpapasan dengan Gon. Gon bertanya apakah Yeo Wool sudah bangun.
“Ya?...I-iya.”
“Bisakah aku masuk sebentar?”
Syuuuut, Gonita menghalangi Gon dengan mengusap-usap pintu kamar. Haha^^
shot0123 shot0124
“Ada masalah?” tanya Gon.
“A-apa?”
Gon melewati Gonita dan masuk ke kamar Yeo Wool. Yeo Wool tidak ada.
“Apa yang terjadi? Di mana Nona Yeo Wool?” tanya Gon.
“Eh..itu…”
“Nona pendamping!”
“Saudara Gon, pernahkah kau menyukai seseorang dengan sepenuh hatimu?” Gonita mencoba trik Yeo Wool.
Gon bengong.
shot0133 shot0134
Yeo Wool mencari Bong Chul ke pasar. Ia menemukan Bong Chun sedang berjudi. Bong Chul mengenali Yeo Wool sebagai teman Kang Chi, dongsaeng (adik)-nya. Ia bertanya ada apa Yeo Wool mencarinya.
“Sebenarnya aku mau meminta bantuanmu.”
“Aku tidak mendengar permintaan orang lain kecuali ada imbalannya. Ada apa?”
“Maukah kau merampok penginapan Seratus Tahun bersamaku?”
“Penginapan Seratus Tahun? Untuk apa?”
“Untuk mengambil Choi Kang Chi.”
“Choi Kang Chi?”
“Ya, Choi Kang Chi.”
shot0147 shot0148
Choi mengintip dari luar pintu gudang. Ia melihat Kang Chi yang lemas dan kesakitan. Ia memberanikan masuk ke dalam sambil membawa keranjang berisi bola-bola nasi. Ia mengikuti perkataan Tae Soo dengan mengatakan makanan itu pemberian Seo Hwa atas kerja keras para pengawal. Untunglah pengawal itu percaya.
Choi membagi-bagikan bola nasi pada para pengawal. Setelah selesai, ia berkata pada kepala pengawal kalau ia juga membawakan bola nasi untuk Kang Chi. 
Kepala pengawal mengambil bola nasi yang tersisa lalu melemparnya ke hadapan Kang Chi. Tapi terlalu jauh hingga Kang Chi tidak bisa memakannya.
shot0155shot0156
“Tangannya terikat, ia tidak akan bisa makan,” kata Choi. Ia memungut bola nasi itu lalu berjongkok di hadapan Kang Chi.
Kang Chi menatap Choi. Choi terkejut. Ia baru tahu kalau Kang Chi bukanlah manusia.
“Ayah….” panggil Kang Chi.
Choi menahan tangisnya. Ia menggigiti bagian yang kotor dari bola nasi untuk Kang Chi . Setelah bersih, ia menyodorkannya pada Kang Chi.
“Aku sangat kesakitan...Ayah, aku mungkin akan mati..”
“Itulah sebabnya, makanlah segigit saja, “ kata Choi sambil menangis. “Ini, ayo makan..”
shot0164  shot0166
Choi memperlihatkan obat yang tersembunyi dalam bola nasi dan memberi isyarat dengan matanya. Untunglah Kang Chi mengerti.
Tapi saat ia hendak memakannya, kepala pengawal menepis tangan Choi hingga bola nasi terjatuh ke tanah. Ia berkata jika Kang Chi mau makan, ambil sendiri dengan mulut.
“Anak serigala seharusnya makan dengan mulut, bukan dengan tangan,” ledeknya. Para pengawal menertawakan Kang Chi.
 shot0169 shot0170
Choi memungut bola nasi itu dan hendak menyuapkannya lagi pada Kang Chi tapi ia langsung diseret keluar. Ia terus berteriak agar Kang Chi makan bola nasi itu.
“Ayah! Ayah!” seru Kang Chi.
Ia lalu berusaha mengambil bola nasi dengan mulutnya. Tapi si kepala pengawal yang jahat malah menendang bola nasi itu jauh-jauh dari Kang Chi. Untunglah ia tidak melihat obat yang tersembunyi dalam bola nasi itu.
shot0173shot0175
Tae Soo bertanya pada Choi apakah Kang Chi sudah memakan obat penawarnya. Choi berkata ia tidak sempat melihat Kang Chi memakannya. Tae Soo berharap Kang Chi segera memakannya agar Kang Chi selamat.
Jo Gwan Woong menemui Seo Hwa. Ia berniat mengikat Kag Chi di depan umum dan memperlihatkannya pada rakyat agar semua orang tahu Kang Chi adalah keturunan gumiho.
“Biarkan rakyat melemparinya dengan batu. Ajukan petisi ke pengadilan untuk menghukum Lee Soon Shin yang telah merawatnya.”
Seo Hwa mencengkeram tangannya sendiri kuat-kuat untuk mengendalikan perasaannya. Ekspresinya tidak berubah saat ia berbicara.
“Ia seorang laksamana, mungkinkah petisi kecil seperti itu akan membuatnya dipecat?”
Jo Gwan Woong berkata itu bukan petisi kecil. Ia mengenal Perdana Menteri, petisi itu akan diterima dengan baik.
“Ah, jika kau tidak sibuk mengapa kau tidak melihatnya sendiri? Tidak setiap hari kau bisa melihat anak gumiho dilempari batu hingga mati. Bukan begitu?” kata Jo Gwan Woong. Lalu ia pergi.
shot0189  shot0186
Tangan Seo Hwa sampai gemetar saking marahnya.
“Pil Mong, “ panggilnya pada asistennya. “Kurasa kita harus membunuhnya.”
Pil Mong menentang perintah Seo Hwa. Mereka belum bisa membunuh Jo Gwan Woong karena masih memerlukan bantuannya.
“Berapa lagi aku harus menunggu?” ujar Seo Hwa kesal.
“Tolong tenanglah! Bukankah Nyonya sudah bersumpah pada klan Miyamoto untuk melakukan yang terbaik? Jangan biarkan perasaan pribadimu menghalangi misi kita.”
shot0193 shot0195
Di luar, Jo Gwan Woong menoleh ke arah kediaman Seo Hwa dan tersenyum licik.
“Kita lihat berapa lama lagi kau bisa menyembunyikan identitasmu,” gumamnya.
Tiba-tiba terdengar keributan di halaman penginapan. Ma Bong Chul dan anak buahnya sudah datang. Jo Gwan Woong bahkan tidak ingat Bong Chul pada awalnya. Ia tak menduga Bong Chul masih hidup.
“Aku tidak punya uang maupun kekuasaan, setidaknya aku harus menikmati hidup, bukan begitu?” kata Bong Chul.
Jo Gwan Woong bertanya mengapa Bong Chul datang ke sini dan membuat keributan. Bong Chul menagih uang yang seharusnya dibayarkan Jo Gwan Woong padanya dan juga Jo Gwan Woong telah mengkhianatinya dan menghabisi anak buahnya.
Maka mereka pun menggelar demo di halaman penginapan. Mereka berbaring di halaman penginapan sampai Jo Gwan Woong bersedia membayar mereka.
shot0198 shot0204
Sebenarnya, itu hanya pengalihan agar pengawal Jo Gwan Woong melengahkan penjagaan terhadap Kang Chi. Kepala pengawal dan anak buahnya pergi ke halaman untuk menangani demo Bong Chul. Tersisa tiga orang pengawal yang menjaga Kang Chi.
Satu dari mereka tiba-tiba mati terpanah. Yeo Wool. Ia mengeluarkan pedangnya lalu melawan dua pengawal yang tersisa. Sementara Yeo Wool sibuk menghadapi dua pengawal itu, Kang Chi memusatkan perhatiannya pada bola nasi yang tertendang ke sana kemari. Tegang…tapi lucu…aneh >,<
shot0208shot0211   
Kepala pengawal mengacungkan pedang ke leher Bong Chul. Para anak buahnya berdiri ketakutan. Bong Chul menyuruh anak buahnya kembali berbaring. Bukan sekali ini saja mereka diancam. Hal paling buruk yang bisa terjadi adalah mereka dibunuh. Tapi sebenarnya Bong Chul merasa gugup dan takut, ia terus menoleh ke arah gudang tempat Kang Chi disekap.
Jo Gwan Woong dengan jeli menangkap arah pandangan Bong Chul. Ia menyadari demo ini hanya pengalihan. (hmmm…kalo demo di kita, pengalihan juga ngga ya *abaikan*)
shot0222 shot0223
Tersisa satu pengawal yang harus dikalahkan Yeo Wool. Kang Chi melihat bola nasi tertendang ke arahnya. Yeo Wool hampir membunuh pengawal terakhir ketika tiba-tiba pintu dibuka.
“Turunkan pedangmu sekarang juga!” bentak Jo Gwan Woong.
Kang Chi sepertinya telah menelan obat penawar itu.
shot0228 shot0229
Pengawal Jo Gwan Woong merebut pedang Yeo Wool. Lalu mereka membawa masuk Bong Chul yang telah babak belur dipukuli. Bong Chul melihat Kang Chi lalu meminta maaf. Bong Chul pingsan.
shot0235shot0236
“Apa kau pikir taktik menyedihkan seperti ini akan mempan terhadapku?”
“Cepat lepaskan Choi Kang Chi! Mengapa kau mengikat orang tak bersalah?” kata Yeo Wool.
“Dia bukan orang, dia monster. Bukankah pantas memperlakukan seorang monster sebagai monster?”
“Heh..dari yang kulihat, yang monster itu adalah kau!” ujar Yeo Wool.
Jo Gwan Woong menampar Yeo Wool dengan keras. Kang Chi sangat marah.
Jo Gwan Woong memerintahkan agar Yeo Wool diikat. Yeo Wool diikat ke tiang. Kang Chi menggeram.
shot0239 shot0240
Ok Man melapor pada Tae Soo kalau Kang Chi akan diperlihatkan pada khalayak umum dan situasi sangat kacau saat ini. Tae Soo tertegun. Ia teringat perkataan Gisaeng Chun.
“Jika ia menggunakan Kang Chi untuk memfitnah Laksamana, hal itu harus dihentikan bagaimanapun caranya.” (Apa maksudnya? membunuh Jo Gwan Woong? Atau membunuh Kang Chi? Sepertinya yang terakhir >,<)
Tae Soo melihat pedangnya.
shot0251 shot0252
Kang Chi dibawa ke halaman penginapan dalam keadaan terikat.
“Lihat baik-baik. Inilah wujud Choi Kang Chi yang sebenarnya,” Jo Gwan Woong mengumumkan. 
Kang Chi menoleh pada para pelayan yang dulu bekerja bersamanya. Mereka terkejut melihat wujud Kang Chi. Jo Gwan Woong memerintahkan agar Kang Chi dibawa ke tengah kota agar rakyat melemparinya dengan batu sampai mati.
shot0254 shot0255
Choi berlutut dan memohon-mohon pada Jo Gwan Woong.
“Tuan, tolong selamatkan dia. Sekali ini saja, mohon selamatkan dia. Setelah Park Mu Sol mengangkatnya, aku membesarkannya seperti anakku sendiri. Kumohon jangan biarkan ia dilempari sampai mati. Aku akan melakukan apapun yang Tuan inginkan. Puteraku…tolong selamatkan nyawa puteraku!” Choi memohon sambil menangis.
shot0257shot0262
Choi malah diseret para pengawal Jo Gwan Woong lalu ditendangi dan diinjak-injak. Kang Chi berteriak-teriak memanggil ayahnya. Choi terus menerus memanggil Kang Chi. T_T *tersedu* 
Tak tahan lagi melihat ayahnya didera, kemarahan Kang Chi tak terbendung. Rantai yang mengikatnya terlepas. Dengan mudah ia menjatuhkan semua pengawal Jo Gwan Woong.
shot0264shot0270
Jo Gwan Woong mulai takut. Tapi ia kembali tersenyum saat melihat Kang Chi memuntahkan darah.
“Kau pasti benar-benar ingin mati. Jangan remehkan kekuatan arak Chihoon. Seluruh pembuluh darahmu akan segera meledak di dalam tubuhmu.”
“Jangan khawatir. Masih banyak waktu untuk membunuhmu sebelum aku mati,” kata Kang Chi.
Ia berteriak dan menyerang Jo Gwan Woong. Jo Gwan Woong mundur ketakutan.
 shot0278 shot0279