Tak tahu bagaimana menjawab
pertanyaan Kang Chi, Yeo Wool pergi meninggalkannya. Kang Chi hanya bisa
melihat kepergiaannya, tapi terlalu shock untuk mengejarnya.
Di luar, Yeo Wool menangis .
Kebetulan Gon melihatnya dan langsung menghampirinya. Ia kahwatir melihat Yeo
Wool dan bertanya apakah Yeo Wool sakit?
Hanya pada Gon, Yeo Wool
mengungkapkan kecemasannya,”Apa yang harus kulakukan, Gon? Semua sudah
berakhir. Kang Chi pasti tak akan mau menemuiku lagi,“ Yeo Wool terisak dan
menutup wajahnya.
Kang Chi masih terpaku, tak
menyadari kalau Chung Jo menghampirinya. Ia baru menyadari saat Chung Jo
bertanya apa yang sudah didengar oleh Kang Chi. Ia menjawab kalau ia mendengar
semuanya.
Chung Jo minta maaf. Ia tak ingin
Kang Chi tahu dengan cara seperti ini. Kang Chi bertanya apakah yang tadi
didengarnya itu benar? Chung Jo pun memberitahu apa yang sudah diketahuinya,
“Aku mendengar kalau Kepala Polisi Dam Pyung Joon membunuh ayahmu. Ibumu yang
ditinggal sendiri, kemudian melahirkanmu. Dan .. ia meninggal.”
Kang Chi menangis mendengarnya.
Sementara Seo Hwa duduk dan masih
memikirkan peta yang telah dicuri oleh Kang Chi, Wol Ryung terengah-engah
kesakitan. Dan sepertinya kondisi Wol Ryung semakin memburuk. Bukan kondisi
fisiknya, tapi kondisi keiblisannya. Ia tak tahu dimana ia sekarang dan malah
mencekik Biksu So Jung yang sudah membuatkan ramuan untuk lukanya, “Siapa kau?”
Biksu So Jung terbata-bata
menjawab, “Aku So Jung. Teman manusiamu satu-satunya.” Setelah beberapa saat,
Wol Ryung sepertinya baru bisa mengingatnya. Ia pun melepaskan cekikannya. Tapi
ia mundur saat Biksu So Jung ingin mengoleskan obat untuknya, “Pergilah. Jangan
mendekatiku.”
Wol Ryung pun pergi
meninggalkannya. Biksu So Jung hanya bisa menatap temannya, iba. Sepertinya
ingatan Wol Ryung bisa datang dan pergi kapan saja, hingga ia benar-benar
menjadi iblis.
Biksu So Jung datang menemui Guru
Dam. Kita tak tahu apa yang mereka
bicarakan, tapi setelah itu Guru Dam sudah duduk menunggu dengan pedang di atas
meja.
Yeo Wool dan Gon kaget saat
mereka tak menemukan Kang Chi di ruangan Chung Jo. Chung Jo berkata pelan, “Aku
tak tahu ia pergi kemana. Tapi kupikir ia akan pergi untuk bertemu orang yang
telah membunuh ayahnya.”
Gon tak mengerti arah pembicaraan
Chung Jo, tapi Yeo Wool mengerti dan tahu kemana tujuan Kang Chi. Ia pun segera
kembali ke Moo Hyung Do dengan diiringi oleh Gon, berharap dalam hati Kang Chi
tak melakukannya.
Namun mereka terlambat, karena
Kang Chi sudah muncul di hadapan Guru Dam yang tak tampak kaget melihatnya. Ia
bahkan melemparkan pedang itu kepada Kang Chi dan berkata, “Itulah pedangnya.
20 tahun yang lalu, aku gunakan pedang itu untuk membunuh ayahmu.”
Kang Chi bertanya apa alasan Guru
Dam melakukannya. Guru Dam menjawab, “Ia telah membunuh 15 anak buahku. Dan
ketika ia akan membunuh ibumu juga, aku tak punya pilihan lain.
“Apakah ayah saya sejahat itu?
Apakah ia sejahat itu hingga bisa membunuh istri yang dicintainya?” tanya Kang
Chi tak percaya.
“Ayahmulah yang dikhianati,” Guru
Dam menjelaskan apa yang terjadi dulu. “Kudengar ayahmu juga ingin menjadi
manusia, maka ia juga mencari buku keluarga Gu. Untuk mendapatkan buku itu, ia
harus berdoa selama 100 hari. Tapi ibumu mengetahui identitas asli ayahmu dan
ketakutan. Jadi..”
“Jadi.. “ potong Kang Ch marah.
Air mata mengalir di wajahnya. “Jadi
Anda membunuh ayah saya ? Untuk menyelamatkan ibu saya. Itulah alasan Anda?”
Kang Chi mencabut pedang yang sudah ditangan, “Tragedi keluarga saya bermula dari
pedang ini?”
Yeo Wool dan Gon sampai ke Moo
Hyung Do. Mereka terkejut dan semakin cemas saat mendengar informasi dari Sung
kalau Kang Chi sudah sampai dan sekarang sedang menemui Guru Dam.
Orang yang mereka cari sekarang
sudah keluar dari ruangan Guru Dam. Kang Chi memandangi Yeo Wool dengan
pandangan yang sulit dimengerti. Mulanya Yeo Wool khawatir melihat wajah Kang
Chi yang pucat, namun ia sangat terkejut saat melihat tangan Kang Chi yang
berlumuran darah.
Begitu pula Gon yang langsung
berlari ke ruangan Guru Dam dan diikuti oleh Sung. Yeo Wool memandang Kang Chi
dan Kang Chi memanggilnya. Yeo Wool berjalan gontai ke arahnya.
.. dan melewatinya untuk kemudian
pergi ke ruangan ayahnya.
Kang Chi tertegun melihat reaksi
Yeo Wool. Ucapan Wol Ryung dulu seakan menyengat perasaannya, “Bahkan jika kau
mempercayai manusia, yang kau dapatkan hanyalah pengkhianatan.”
Gon dan Yeo Wool terkejut namun
lega melihat ayahnya masih segar bugar berdiri di balik meja. Hanya ada pedang
yang patah menjadi dua yang menandakan ada kejadian sebelum ini.
Ternyata pedang itu patah karena
diremas dan dipatahkan oleh Kang Chi, “Tak peduli apapun yang terjadi 20 tahun
yang lalu, semua itu terjadi sebelum kami lahir. Jadi... saya mohon jangan
biarkan masa lalu mengganggu kami. Anda selesaikanlah sendiri urusan itu.”
Dan Yeo Wool pun menyadari apa
yang sebenarnya terjadi. Kang Chi tak pernah ada niat untuk membunuh ayahnya. Merasa
bersalah karena baru menyadari hal itu, ia langsung berbalik, segera pergi
keluar mencari Kang Chi.
Tapi Kang Chi sudah menghilang.
Yeo Wool segera mencari Kang Chi.
Dan ia menemukannya sedang berdiri hanya ditemani oleh butiran cahaya biru yang
mengelilingi, menyembuhkan tangannya.
Yeo Wool tak segera memanggilnya.
Tak berani tepatnya. Ia hanya berjalan perlahan-lahan menghampiri Kang Chi,
hingga Kang Chi merasakan kehadirannya. Tapi Kang Chi hanya melirik sekilas dan
memandang ke depan lagi. Yeo Wool semakin gugup dan merasa bersalah.
Kang Chi akhirnya menoleh dan
menatap Yeo Woool. Tapi hanya itu. Tak ada kata-kata yang terlontar dari
mulutnya. Gugup, Yeo Wool pun berkata , “Kang Chi ya.. kau tahu..”
Kang Chi perlahan menghampirinya.
Yeo Wool menarik nafas, berharap.
Dan harapannya pecah saat Kang
Chi berjalan melewatinya. Air matanya merebak. Tapi ia tahu kesalahannya. Tak
mempercayai Kang Chi dan percaya pada kesimpulannya sendiri. Semua ini adalah
kesalahannya.
Yeo Wool tetap mematung dan sudah
tak kuasa menahan tangis.
Namun tangan itu memeluknya. Tangan yang tadi ia
percayai akan membunuh ayahnya itu memeluknya erat. Dan ia mendengar Kang Chi
berbisik di telinganya, “Jangan lakukan hal itu lagi. Jangan menyimpan rahasia
lagi dariku. Jangan pernah berjalan melewatiku seolah aku ini orang asing.”
Tercekat menahan tangis, Yeo Wool
berkata, “Aku melakukannya karena aku merasa bersalah. Aku sangat menyesal. Aku
tak tahu bagaimana memberitahukanmu, karena itu aku melakukannya. Maafkan aku.“
Kang Chi membalikkan Yeo Wool,
tapi Yeo Wool masih merasa bersalah tak berani menatap Kang Chi. Kang Chi mengangkat
wajah Yeo Wool dan memintanya untuk
memandangnya. Ia menghapus air mata Yeo Wool dan berkata, “Aku.. menyukaimu.
Aku benar-benar menyukaimu.”
Yeo Wool menangis dan memeluknya.
Kata-kata Wol Ryung kembali terngiang di telinganya, memperingatkannya, Kau tak bisa mempercayai mereka. Kau tak
akan pernah bisa bersama dengan mereka.
Kali ini hati kecil Kang Chi bisa
menjawab, Aku ingin mempercayainya.
Hingga akhir waktu, aku ingin bersama dengannya. Dan Kang Chi pun semakin
mempererat pelukannya.
Di perpustakaan, butiran cahaya
htam merasuk ke tubuh Wol Ryung, menghitamkan nadinya. Wol Ryung membuka mata,
dan tak muncul tatapan kesakitan yang tadi dirasakan. Hanya tatapan dingin yang
membuat hati bergidik ketakutan.
Dan hati itu adalah milik Seo Hwa
yang tiba-tiba merasakannya. Apakah Seo Hwa masih mempunyai ikatan dengan
suaminya? Dan karena itu ia bisa merasakannya? Apakah itu salah satu tujuan
kedatangannya ke Joseon?
Sementara itu Jo Gwan Woong masih
tetap curiga kalau Ja Hong Myung adalah Seo Hwa dan ia menanyakan hal itu pada
asisten Seo Hwa. Tapi asisten itu menegaskan kembali kalau majikannya itu
bernama Ja Hong Myung.
Jo Gwan Woong pun menyerahkan surat budak atas nama Tae
Soo dan juga mengembalikan uang pembelian Tae Soo. Ia tak berminat untuk
menerimanya dan menghadiahkan uang itu pada si asisten, “Setiap kali melihatmu,
aku selalu merasa kau menyia-nyiakan kemampuanmu. Jika majikanmu tak
memperlakukanmu dengan baik, kau bisa bekerja padaku.”
Asisten itu hanya tersenyum dan
pamit pergi, dengan hanya mengambil surat budak Tae Soo tanpa menyentuh kotak
uang itu. Sebelum pergi, Jo Gwan Woong memastikan apakah benar Choi Kang Chi
yang mencuri peta itu. Asisten itu membenarkan dan ia pun pergi.
Sendirian, Jo Gwan Woong seperti
orang gila berbicara sendiri, “Apakah kau tadi mengatakan kalau Choi Kang Chi
menginap di Chunhwagwan?”
Namun ternyata ia tak gila,
karena muncul Wol Sun dari balik pembatas dan menjawab, “Benar. Ia tinggal di
kamar Chung Jo. Saya melihatnya dengan mata kepala sendiri.”
Kang Chi mendapat tamu, yaitu Gob
Dan yang membawa undangan dari Chung Jo. Chung Jo meminta agar Kang Chi mampir
untuk menemuinya.
Di Moo Hyung Do, Nyonya Yeo Joo
aka Gonita-nim memberitahu Gon kalau ada gisaeng bernama Chung Jo yang ingin
menemui Yeo Wool. Ia mengijinkan karena sepertinya Yeo Wool mengenal gisaeng
itu.
Gon kaget menerima informasi ini,
karena sebelumnya Kang Chi meminta ijin ke Chunhwagwan karena Chung Jo ingin
bertemu dengannya. Gon segera pergi ke ruangan Yeo Wool.
Chung Jo ternyata memang menemui
Yeo Wool. Begitu pula Kang Chi yang menemui Chung Jo di Chunhwagwan.
Namun di kamar Chung Jo, terdapat
dupa menyala dan Chung Jo yang ini berbeda dengan Chung Jo asli. Tapi Kang Chi
tak merasakan perbedaannya. Tak seperti biasa, Chung Jo meminta Kang Chi untuk
minum dengannya. Tak hanya satu gelas tapi sampai 5 gelas.
Gon masuk ke ruangan Yeo Wool
tanpa ijin, membuat Yeo Wool marah. Chung Jo belum sempat mengatakan maksud
tujuannya. Tapi Gon tak peduli dan bertanya pada Chung Jo,”Kudengar kau ingin
bertemu dengan Kang Chi di Chunhwagwan. Kenapa kau ada di sini?”
Chung Jo mengerutkan kening
bingung, “Apa maksudmu? Kang Chi ingin menemuiku?”
O oh..
Dan benar saja. Gob Dan yang
cemas dengan apa yang sedang terjadi, semakin gugup saat melihat kedatangan Soo
Ryun yang langsung merasakan keanehan dengan bau dupa yang menyengat. Ia segera
membuka kamar Chung Jo dan menyuruh kepala pelayan untuk membuka jendela untuk
menghilangkan asap dupa itu.
Betapa kaget saat ia melihat ada
Kang Chi di sana dengan.., “Wol Sun, apa yang sedang kau lakukan di sini?”
Kang Chi menoleh bingung mendengar
nama lain yang disebut. Betapa kagetnya melihat ternyata bukan Chung Jo,
melainkan Wol Sun yang tersenyum sinis dan berkata, “Memang kenapa? Aku hanya
minum-minum Chihon dengannya.”
Dan muncul Jo Gwan Woong beserta
anak buahnya yang memuji Wol Sun dan menangkap Kang Chi. Kang Chi segera bangun
untuk melawan, tapi pusing kepalanya sangat menghebat sehingga ia terduduk
kembali.
Soo Ryun meminta Kang Chi untuk
tak bergerak karena akan memperparah kondisinya. Betapa marahnya ia mendengar
Kang Chi menenggak 5 gelas Chihon, “Apakah kau tak tahu kalau minuman sebanyak
itu bisa membuat orang mati?” Dan Wol Sun pun membela diri, “Terus aku harus
bagaimana kalau ia tak juga pingsan?”
Jo Gwan Woong mengatai Kang Chi
monster karena bisa tahan minuman yang tak seperti orang pada umumnya. Soo Ryun
marah dan meminta penjelasan, tapi Jo Gwan Woong malah menghardiknya, “Diam
kau! Aku baru saja menangkap pencuri di penginapanku. Jika kau tak dicurigai
sekutu pencuri ini, tutup mulutmu.”
Soo Ryun tak dapat berbuat
apa-apa, bahkan ketika Kang Chi diseret pergi.
Seo Hwa diberitahu kalau Choi
Kang Chi telah tertangkap dan ia diminta untuk memastikan wajah pencuri peta
itu. Seo Hwa pun datang menemui Jo Gwan Woong. Di sana ia melihat Kang Chi
terikat rantai dalam kondisi hampir tak sadarkan diri. Ia pun meminta peta yang
telah dicuri. Tapi Jo Gwan Woong mengatakan kalau Kang Chi tak dapat ditanyai
karena dalam kondisi setengah sadar.
Tentu saja hal itu membuat Seo
Hwa heran, karena Kang Chi dirantai dengan erat. Jo Gwan Woong menjawab dengan
licik kalau ia memiliki alasan sendiri, “Kang Chi ini bukan manusia. Ia separuh
siluman dan separuh manusia.. turunan dari ibunya.”
Seo Hwa tertegun, tapi ia mencoba
memasang wajahnya sewajar mungkin. Jo Gwan Woong tersenyum dan mengatakan kalau
ia juga belum pernah melihat wujud Kang Chi sesungguhnya, “Aku membawamu ke
sini karena ingin melihatnya bersama-sama. Jadi bagaimana menurutmu?”
Seo Hwa tetap terdiam, dan Jo
Gwan Woong pun tak menunggu jawaban, menyuruh anak buahnya untuk melepaskan
gelang Kang Chi. Kang Chi meminta untuk tak melakukan itu dan mencoba
memberontak, tapi ia tak berdaya. Gelang dengan mudah dilepaskan.
Kang Chi mencoba bertahan.. tapi
tak bisa. Ia menjerit kesakitan dan tertunduk. Seo Hwa melihat putranya dengan
berkaca-kaca. Ia mencoba menahan diri, tak menangis. Tapi Kang Chi terus
terengah-engah, dan kali ini ia mendongak..
.. dengan mata kehijauan, menatap
Seo Hwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar