Senin, 17 Juni 2013

Sinopsis Gu Family Book Episode 18 – 2



Tak tahu bagaimana menjawab pertanyaan Kang Chi, Yeo Wool pergi meninggalkannya. Kang Chi hanya bisa melihat kepergiaannya, tapi terlalu shock untuk mengejarnya.


Di luar, Yeo Wool menangis . Kebetulan Gon melihatnya dan langsung menghampirinya. Ia kahwatir melihat Yeo Wool dan bertanya apakah Yeo Wool sakit?
Hanya pada Gon, Yeo Wool mengungkapkan kecemasannya,”Apa yang harus kulakukan, Gon? Semua sudah berakhir. Kang Chi pasti tak akan mau menemuiku lagi,“ Yeo Wool terisak dan menutup wajahnya.
Kang Chi masih terpaku, tak menyadari kalau Chung Jo menghampirinya. Ia baru menyadari saat Chung Jo bertanya apa yang sudah didengar oleh Kang Chi. Ia menjawab kalau ia mendengar semuanya.
Chung Jo minta maaf. Ia tak ingin Kang Chi tahu dengan cara seperti ini. Kang Chi bertanya apakah yang tadi didengarnya itu benar? Chung Jo pun memberitahu apa yang sudah diketahuinya, “Aku mendengar kalau Kepala Polisi Dam Pyung Joon membunuh ayahmu. Ibumu yang ditinggal sendiri, kemudian melahirkanmu. Dan .. ia meninggal.”
Kang Chi menangis mendengarnya.
Sementara Seo Hwa duduk dan masih memikirkan peta yang telah dicuri oleh Kang Chi, Wol Ryung terengah-engah kesakitan. Dan sepertinya kondisi Wol Ryung semakin memburuk. Bukan kondisi fisiknya, tapi kondisi keiblisannya. Ia tak tahu dimana ia sekarang dan malah mencekik Biksu So Jung yang sudah membuatkan ramuan untuk lukanya, “Siapa kau?”
Biksu So Jung terbata-bata menjawab, “Aku So Jung. Teman manusiamu satu-satunya.” Setelah beberapa saat, Wol Ryung sepertinya baru bisa mengingatnya. Ia pun melepaskan cekikannya. Tapi ia mundur saat Biksu So Jung ingin mengoleskan obat untuknya, “Pergilah. Jangan mendekatiku.”
Wol Ryung pun pergi meninggalkannya. Biksu So Jung hanya bisa menatap temannya, iba. Sepertinya ingatan Wol Ryung bisa datang dan pergi kapan saja, hingga ia benar-benar menjadi iblis.
Biksu So Jung datang menemui Guru Dam. Kita tak tahu apa yang  mereka bicarakan, tapi setelah itu Guru Dam sudah duduk menunggu dengan pedang di atas meja.
Yeo Wool dan Gon kaget saat mereka tak menemukan Kang Chi di ruangan Chung Jo. Chung Jo berkata pelan, “Aku tak tahu ia pergi kemana. Tapi kupikir ia akan pergi untuk bertemu orang yang telah membunuh ayahnya.”
Gon tak mengerti arah pembicaraan Chung Jo, tapi Yeo Wool mengerti dan tahu kemana tujuan Kang Chi. Ia pun segera kembali ke Moo Hyung Do dengan diiringi oleh Gon, berharap dalam hati Kang Chi tak melakukannya.
Namun mereka terlambat, karena Kang Chi sudah muncul di hadapan Guru Dam yang tak tampak kaget melihatnya. Ia bahkan melemparkan pedang itu kepada Kang Chi dan berkata, “Itulah pedangnya. 20 tahun yang lalu, aku gunakan pedang itu untuk membunuh ayahmu.”
Kang Chi bertanya apa alasan Guru Dam melakukannya. Guru Dam menjawab, “Ia telah membunuh 15 anak buahku. Dan ketika ia akan membunuh ibumu juga, aku tak punya pilihan lain.
“Apakah ayah saya sejahat itu? Apakah ia sejahat itu hingga bisa membunuh istri yang dicintainya?” tanya Kang Chi tak percaya.
“Ayahmulah yang dikhianati,” Guru Dam menjelaskan apa yang terjadi dulu. “Kudengar ayahmu juga ingin menjadi manusia, maka ia juga mencari buku keluarga Gu. Untuk mendapatkan buku itu, ia harus berdoa selama 100 hari. Tapi ibumu mengetahui identitas asli ayahmu dan ketakutan. Jadi..”
“Jadi.. “ potong Kang Ch marah. Air mata mengalir di wajahnya.  “Jadi Anda membunuh ayah saya ? Untuk menyelamatkan ibu saya. Itulah alasan Anda?” Kang Chi mencabut pedang yang sudah ditangan, “Tragedi keluarga saya bermula dari pedang ini?”
Yeo Wool dan Gon sampai ke Moo Hyung Do. Mereka terkejut dan semakin cemas saat mendengar informasi dari Sung kalau Kang Chi sudah sampai dan sekarang sedang menemui Guru Dam.
Orang yang mereka cari sekarang sudah keluar dari ruangan Guru Dam. Kang Chi memandangi Yeo Wool dengan pandangan yang sulit dimengerti. Mulanya Yeo Wool khawatir melihat wajah Kang Chi yang pucat, namun ia sangat terkejut saat melihat tangan Kang Chi yang berlumuran darah.
Begitu pula Gon yang langsung berlari ke ruangan Guru Dam dan diikuti oleh Sung. Yeo Wool memandang Kang Chi dan Kang Chi memanggilnya. Yeo Wool berjalan gontai ke arahnya.
.. dan melewatinya untuk kemudian pergi ke ruangan ayahnya.
Kang Chi tertegun melihat reaksi Yeo Wool. Ucapan Wol Ryung dulu seakan menyengat perasaannya, “Bahkan jika kau mempercayai manusia, yang kau dapatkan hanyalah pengkhianatan.”
Gon dan Yeo Wool terkejut namun lega melihat ayahnya masih segar bugar berdiri di balik meja. Hanya ada pedang yang patah menjadi dua yang menandakan ada kejadian sebelum ini.
Ternyata pedang itu patah karena diremas dan dipatahkan oleh Kang Chi, “Tak peduli apapun yang terjadi 20 tahun yang lalu, semua itu terjadi sebelum kami lahir. Jadi... saya mohon jangan biarkan masa lalu mengganggu kami. Anda selesaikanlah sendiri urusan itu.”
Dan Yeo Wool pun menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Kang Chi tak pernah ada niat untuk membunuh ayahnya. Merasa bersalah karena baru menyadari hal itu, ia langsung berbalik, segera pergi keluar mencari Kang Chi.
Tapi Kang Chi sudah menghilang.
Yeo Wool segera mencari Kang Chi. Dan ia menemukannya sedang berdiri hanya ditemani oleh butiran cahaya biru yang mengelilingi, menyembuhkan tangannya.
Yeo Wool tak segera memanggilnya. Tak berani tepatnya. Ia hanya berjalan perlahan-lahan menghampiri Kang Chi, hingga Kang Chi merasakan kehadirannya. Tapi Kang Chi hanya melirik sekilas dan memandang ke depan lagi. Yeo Wool semakin gugup dan merasa bersalah. 
Kang Chi akhirnya menoleh dan menatap Yeo Woool. Tapi hanya itu. Tak ada kata-kata yang terlontar dari mulutnya. Gugup, Yeo Wool pun berkata , “Kang Chi ya.. kau tahu..”
Kang Chi perlahan menghampirinya. Yeo Wool menarik nafas, berharap.
Dan harapannya pecah saat Kang Chi berjalan melewatinya. Air matanya merebak. Tapi ia tahu kesalahannya. Tak mempercayai Kang Chi dan percaya pada kesimpulannya sendiri. Semua ini adalah kesalahannya.
Yeo Wool tetap mematung dan sudah tak kuasa menahan tangis. 
Namun tangan itu memeluknya. Tangan yang tadi ia percayai akan membunuh ayahnya itu memeluknya erat. Dan ia mendengar Kang Chi berbisik di telinganya, “Jangan lakukan hal itu lagi. Jangan menyimpan rahasia lagi dariku. Jangan pernah berjalan melewatiku seolah aku ini orang asing.”
Tercekat menahan tangis, Yeo Wool berkata, “Aku melakukannya karena aku merasa bersalah. Aku sangat menyesal. Aku tak tahu bagaimana memberitahukanmu, karena itu aku melakukannya. Maafkan aku.“
Kang Chi membalikkan Yeo Wool, tapi Yeo Wool masih merasa bersalah tak berani menatap Kang Chi. Kang Chi mengangkat wajah Yeo Wool dan memintanya  untuk memandangnya. Ia menghapus air mata Yeo Wool dan berkata, “Aku.. menyukaimu. Aku benar-benar menyukaimu.”
Yeo Wool menangis dan memeluknya. Kata-kata Wol Ryung kembali terngiang di telinganya, memperingatkannya, Kau tak bisa mempercayai mereka. Kau tak akan pernah bisa bersama dengan mereka. 
Kali ini hati kecil Kang Chi bisa menjawab, Aku ingin mempercayainya. Hingga akhir waktu, aku ingin bersama dengannya. Dan Kang Chi pun semakin mempererat pelukannya.
Di perpustakaan, butiran cahaya htam merasuk ke tubuh Wol Ryung, menghitamkan nadinya. Wol Ryung membuka mata, dan tak muncul tatapan kesakitan yang tadi dirasakan. Hanya tatapan dingin yang membuat hati bergidik ketakutan.
Dan hati itu adalah milik Seo Hwa yang tiba-tiba merasakannya. Apakah Seo Hwa masih mempunyai ikatan dengan suaminya? Dan karena itu ia bisa merasakannya? Apakah itu salah satu tujuan kedatangannya ke Joseon?
Sementara itu Jo Gwan Woong masih tetap curiga kalau Ja Hong Myung adalah Seo Hwa dan ia menanyakan hal itu pada asisten Seo Hwa. Tapi asisten itu menegaskan kembali kalau majikannya itu bernama Ja Hong Myung. 
Jo Gwan Woong pun menyerahkan surat budak atas nama Tae Soo dan juga mengembalikan uang pembelian Tae Soo. Ia tak berminat untuk menerimanya dan menghadiahkan uang itu pada si asisten, “Setiap kali melihatmu, aku selalu merasa kau menyia-nyiakan kemampuanmu. Jika majikanmu tak memperlakukanmu dengan baik, kau bisa bekerja padaku.”
Asisten itu hanya tersenyum dan pamit pergi, dengan hanya mengambil surat budak Tae Soo tanpa menyentuh kotak uang itu. Sebelum pergi, Jo Gwan Woong memastikan apakah benar Choi Kang Chi yang mencuri peta itu. Asisten itu membenarkan dan ia pun pergi.
Sendirian, Jo Gwan Woong seperti orang gila berbicara sendiri, “Apakah kau tadi mengatakan kalau Choi Kang Chi menginap di Chunhwagwan?”
Namun ternyata ia tak gila, karena muncul Wol Sun dari balik pembatas dan menjawab, “Benar. Ia tinggal di kamar Chung Jo. Saya melihatnya dengan mata kepala sendiri.”
Kang Chi mendapat tamu, yaitu Gob Dan yang membawa undangan dari Chung Jo. Chung Jo meminta agar Kang Chi mampir untuk menemuinya.
Di Moo Hyung Do, Nyonya Yeo Joo aka Gonita-nim memberitahu Gon kalau ada gisaeng bernama Chung Jo yang ingin menemui Yeo Wool. Ia mengijinkan karena sepertinya Yeo Wool mengenal gisaeng itu.
Gon kaget menerima informasi ini, karena sebelumnya Kang Chi meminta ijin ke Chunhwagwan karena Chung Jo ingin bertemu dengannya. Gon segera pergi ke ruangan Yeo Wool. 
Chung Jo ternyata memang menemui Yeo Wool. Begitu pula Kang Chi yang menemui Chung Jo di Chunhwagwan.
Namun di kamar Chung Jo, terdapat dupa menyala dan Chung Jo yang ini berbeda dengan Chung Jo asli. Tapi Kang Chi tak merasakan perbedaannya. Tak seperti biasa, Chung Jo meminta Kang Chi untuk minum dengannya. Tak hanya satu gelas tapi sampai 5 gelas.
Gon masuk ke ruangan Yeo Wool tanpa ijin, membuat Yeo Wool marah. Chung Jo belum sempat mengatakan maksud tujuannya. Tapi Gon tak peduli dan bertanya pada Chung Jo,”Kudengar kau ingin bertemu dengan Kang Chi di Chunhwagwan. Kenapa kau ada di sini?”
Chung Jo mengerutkan kening bingung, “Apa maksudmu? Kang Chi ingin menemuiku?”
O oh..
Dan benar saja. Gob Dan yang cemas dengan apa yang sedang terjadi, semakin gugup saat melihat kedatangan Soo Ryun yang langsung merasakan keanehan dengan bau dupa yang menyengat. Ia segera membuka kamar Chung Jo dan menyuruh kepala pelayan untuk membuka jendela untuk menghilangkan asap dupa itu.
Betapa kaget saat ia melihat ada Kang Chi di sana dengan.., “Wol Sun, apa yang sedang kau lakukan di sini?”
Kang Chi menoleh bingung mendengar nama lain yang disebut. Betapa kagetnya melihat ternyata bukan Chung Jo, melainkan Wol Sun yang tersenyum sinis dan berkata, “Memang kenapa? Aku hanya minum-minum Chihon dengannya.”
Dan muncul Jo Gwan Woong beserta anak buahnya yang memuji Wol Sun dan menangkap Kang Chi. Kang Chi segera bangun untuk melawan, tapi pusing kepalanya sangat menghebat sehingga ia terduduk kembali.
Soo Ryun meminta Kang Chi untuk tak bergerak karena akan memperparah kondisinya. Betapa marahnya ia mendengar Kang Chi menenggak 5 gelas Chihon, “Apakah kau tak tahu kalau minuman sebanyak itu bisa membuat orang mati?” Dan Wol Sun pun membela diri, “Terus aku harus bagaimana kalau ia tak juga pingsan?”
Jo Gwan Woong mengatai Kang Chi monster karena bisa tahan minuman yang tak seperti orang pada umumnya. Soo Ryun marah dan meminta penjelasan, tapi Jo Gwan Woong malah menghardiknya, “Diam kau! Aku baru saja menangkap pencuri di penginapanku. Jika kau tak dicurigai sekutu pencuri ini, tutup mulutmu.”
Soo Ryun tak dapat berbuat apa-apa, bahkan ketika Kang Chi diseret pergi.
Seo Hwa diberitahu kalau Choi Kang Chi telah tertangkap dan ia diminta untuk memastikan wajah pencuri peta itu. Seo Hwa pun datang menemui Jo Gwan Woong. Di sana ia melihat Kang Chi terikat rantai dalam kondisi hampir tak sadarkan diri. Ia pun meminta peta yang telah dicuri. Tapi Jo Gwan Woong mengatakan kalau Kang Chi tak dapat ditanyai karena dalam kondisi setengah sadar.
Tentu saja hal itu membuat Seo Hwa heran, karena Kang Chi dirantai dengan erat. Jo Gwan Woong menjawab dengan licik kalau ia memiliki alasan sendiri, “Kang Chi ini bukan manusia. Ia separuh siluman dan separuh manusia.. turunan dari ibunya.”
Seo Hwa tertegun, tapi ia mencoba memasang wajahnya sewajar mungkin. Jo Gwan Woong tersenyum dan mengatakan kalau ia juga belum pernah melihat wujud Kang Chi sesungguhnya, “Aku membawamu ke sini karena ingin melihatnya bersama-sama. Jadi bagaimana menurutmu?”
Seo Hwa tetap terdiam, dan Jo Gwan Woong pun tak menunggu jawaban, menyuruh anak buahnya untuk melepaskan gelang Kang Chi. Kang Chi meminta untuk tak melakukan itu dan mencoba memberontak, tapi ia tak berdaya. Gelang dengan mudah dilepaskan.
Kang Chi mencoba bertahan.. tapi tak bisa. Ia menjerit kesakitan dan tertunduk. Seo Hwa melihat putranya dengan berkaca-kaca. Ia mencoba menahan diri, tak menangis. Tapi Kang Chi terus terengah-engah, dan kali ini ia mendongak..
.. dengan mata kehijauan, menatap Seo Hwa.
Seo Hwa tercekat, terdengar suara Jo Gwan Woong bertanya, “Bagaimana menurutmu? Apakah itu monster yang kau cari? Apa diakah orang itu?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar