Kang Chi memakai kembali
gelangnya dan melarikan diri. Yeo Wool yang melihat sekelebat Kang Chi yang
dikejar oleh para ninja ingin membantunya. Tapi Gon menahannya, melarang Yeo
Wool karena langkah ini malah akan membahayakan semua.
Kang Chi masuk ke dalam salah
satu ruangan penginapan kosong yang gelap dan menghela nafas lega. Jadi betapa
kagetnya ia mendengar suara wanita di
belakangnya. Berbicara bahasa Jepang yang tak ia mengerti.
Seo Hwa menyalakan lilin dan mencabut
pisaunya. Masih dalam bahasa Jepang ia bertanya, “Siapa kau?”
Kang Chi berbalik, melihat wanita
itu bertanya lagi dalam bahasa Jepang (Siapapun dirimu, jawab aku.) dan
ragu-ragu mengangkat tangannya. Kembali ia mempraktekkan ajaran Yeo Wool, menaruh
tangan di dagu dan menjawab, “Anoo.. (Jadi....) ?”
Seo Hwa mengerutkan kening
mendengar jawaban aneh itu, membuat Kang Chi hanya bisa nyengir bingung. LOL.
Soo Ryun dan Jo Gwan Woong
melihat wajah wanita Jepang itu dan menyadari kalau wanita itu tak mereka kenali.
Setelah mendapat bisikan dari anak buahnya, si asisten pun menyudahi pertemuan
mereka dengan alasan nyonya mereka sudah lelah.
Tapi Soo Ryun tak percaya begitu
saja. Ia masih mempunyai rencana lain. Pada kedua gisaeng yang menunggu di
luar, ia menganggukkan kepala memberi isyarat. Kedua gisaeng yang membawa
nampan minum pun berjalan dan ‘tak sengaja’ menabrak wanita Jepang itu.
Mereka buru-buru minta maaf
karena baju wanita itu basah. Seolah-olah membersihkan kimono itu, mereka ‘tak
sengaja’ menarik kimononya sehingga punggung kanannya terlihat. Tapi tak ada
tato di sana. Soo Ryun pun menyadari kalau wanita itu palsu dan meminta maaf
atas kelancangan gisaengnya.
Soo Ryun memberitahu Jo Gwan
Woong kalau wanita itu adalah palsu. Dan ia berani jamin kalau temuannya ini
adalah benar. Ia juga heran, padahal Jo Gwan Woong sudah berbisnis selama 20
tahun, tapi mengapa tak mengenali wajah kliennya.
Kang Chi yang mencoba menjawab sebisanya
pertanyaan wanita Jepang itu. Tapi karena kosakatanya terbatas dan ‘anoo’ tadi
sepertinya tak ada gunanya, maka ia pun menggunakan kata lain yang diajarkan
Yeo Wool. “Siapa dirimu yang sebenarnya?” (Haik) “Apakah kau pencuri?” (Haik,
haik..) LOL.
Wanita Jepang itu pun akhirnya
bertanya dalam bahasa korea,”Apakah kau orang Joseon?” Kang Chi pun langsung
menjawab, "Ah, Anda bisa bahasa Korea? Saya pikir kamar ini tak ada yang
menempati, karena biasanya jika kamar ini dipakai akan ada lampu yang menyala
di depannya.”
Mendadak salah satu anak buah Seo
Hwa berdiri di depan kamar dan bertanya keadaan Seo Hwa karena mereka sedang
mengejar penjahat. Seo Hwa bertanya pada Kang Chi, apakah yang dimaksud oleh
mereka itu adalah Kang Chi?
Kang Chi berbisik menjelaskan
kalau bukan ia yang jahat, tapi orang-orang yang mengejarnya yang jahat. Seo
Hwa percaya pada Kang Chi maka ia pun mengatakan pada anak buahnya kalau ia
baik-baik saja di dalam dan menyuruh mereka pergi.
Kang Chi pun menghela nafas lega dan
berterima kasih karena wanita itu telah mempercayainya. Mengetahui kalau wanita
itu adalah orang Korea yang sedang singgah ke Jepang, Kang Chi pun mendekati
wanita itu dan mengacungkan tangannya, membuat Seo Hwa sedikit panik.
Tapi tangan Kang Chi teracung
untuk menyebutkan 3 makanan di dalam Penginapan 100 Tahun, “Anda harus mencoba
ketiga hidangan ini karena makanan itu adalah makanan yang paling enak.”
Seo Hwa tersenyum dan menduga
kalau Kang Chi pasti mengenal penginapan 100 Tahun. Kang Chi tersenyum sedih
dan berkata, “Sebelum Tuan Park meninggal, saya memang mengenal penginapan ini
dengan baik.”
Seo Hwa merasakan kesedihan itu,
tapi Kang Chi segera menghilangkannya dan tersenyum pada Seo Hwa, memintanya
untuk mencoba ketiga hidangan yang tadi ia sebutkan, “Anda tak akan menyesal
mencobanya.”
Kang Chi pun pamit pergi, tapi
Seo Hwa menghentikannya untuk bertanya siapa namanya. Kang Chi pun menjawab,
“Saya Kang Chi. Choi Kang Chi.”
“Choi Kang Chi?”
Tetap tersenyum Kang Chi
menjelaskan, “Saya dibuang di sungai. Kang untuk sungai, Chi untuk dibuang.
Jadilah Choi Kang Chi.”
Seo Hwa tertegun mendengar
penjelasan nama itu. Kang Chi, yang tak tahu apa yang berkecamuk di hati ibu
yang tak ia kenal itu, pun pamit dan meninggalkan Seo Hwa.
Kali ini kesedihan terpancar di
wajah Seo Hwa, mungkin teringat pada putra yang juga ia tinggalkan. Seo Hwa melihat
kertas yang tercecer dari Kang Chi dan menyadari kalau Kang Chi telah mencuri
peta rencana mereka. Ia pun berteriak memanggil anak buahnya.
Yeo Wool masih mengintai di
tempatnya berdiri dan khawatir akan nasib Kang Chi karena melihat begitu banyak
orang yang berjaga.
“Kau sedang melihat apa?” bisik
seseorang yang suaranya sangat akrab.
Yeo Wool terkejut namun senang
karena Kang Chi malah muncul di belakangnya. Yeo Wool bertanya apa yang telah
Kang Chi lakukan sehingga membuat penginapan menjadi ribut seperti ada lebah
ngamuk.
Sambil menggenggam tangan Yeo
Wool, Kang Chi mengatakan kalau ia akan menceritakan nanti setelah mereka
keluar dari penginapan itu. Tiba-tiba
ada suara muncul melarang mereka untuk pergi.
Jo Gwan Woong dilapori kalau katanya
ada pencuri di tempat para tamu dari Jepang, tapi anak buahnya menduga kalau
ada penyusup yang masuk untuk memata-matai mereka.
Ternyata Tae Soo yang muncul
bersama Gon, mengatakan kalau mereka tak bisa keluar melalui gerbang karena
terjaga ketat. Tanpa sengaja Tae Soo melihat tangan Kang Chi yang menggenggam
tangan Yeo Wool. Yeo Wool menyadari arah pandangan Tae Soo, tapi tidak dengan
Kang Chi.
Gon melihat ke arah pandangan
mata Tae Soo. Dan saat melihat genggaman tangan itu, Gon mendengus tak percaya.
Kang Chi mengusulkan untuk lewat pintu belakang atau samping, walau menurut Tae
Soo para ninja menjaga ketat, tapi dengan kekuatan bertiga, mereka pasti akan
lolos.
Tapi Tae Soo menyentaknya dan
mengatakan kalau misi mereka harus dilakukan dengan diam-diam, “Tak seorang pun
boleh tahu kalau kalian ada di sini. Jadi berhentilah membuat masalah semakin
sulit dan ikutilah aku.”
Kang Chi terdiam mendengar suara
Tae Soo yang sedikit keras, tak mengerti mengapa Tae Soo marah.
Jo Gwan Wong akhirnya mengetahui
kalau yang hilang adalah sesuatu yang berkaitan dengan rencana besar mereka.
Maka ia pun mencegat rombongan Chunhwagwan yang akan pulang. Ia menuduh Soo
Ryun sengaja membuat pesta untuk mencuri barang dari tamu pentingnya. Ia
menyuruh anak buahnya untuk menggeledah rombongan itu.
Tae Soo mengatakan kalau ia tadi
sudah memeriksa mereka, tapi Jo Gwan Woong tetap menyuruh untuk tetap memeriksanya.
Walau Soo Ryun marah, tapi ia
mempersilakan para pengawal Jo Gwan Woong untuk memeriksa rombongannya. Para
gisaeng pun membuka sseugaechima-nya dan tak seorang pun menemukan hal yang
mencurigakan.
Tak menemukan apapun, Jo Gwan
Woong menyuruh anak buahnya untuk melaporkan kejadian ini ke polisi agar mengejar
anggota Moo Hyung Do di desa. Ia curiga kalau orang-orang Moo Hyung Do terlibat
dalam urusan ini.
Rombongan Chunhwagwan pun pergi
dan diam-diam ada tiga gisaeng menyelinap ke dalam rombongan mereka.
Kang Chi yang hanya terlihat poni
dan wajahnya, mengangguk pada Tae Soo sebelum ia masuk ke dalam rombongan. Tae
Soo menghela nafas lega. Ia bisa mengeluarkan ketiga temannya tepat di bawah
hidung Jo Gwan Woong.
Ketiga gisaeng itu pun dibawa
oleh kepala pelayan ke dalam kamar Chung Jo. Wol Sun melihat ini dan merasa
curiga. Chung Jo, yang sedang menjahit baju yang kainnya mirip dengan baju
merah Kang Chi, terkejut.
Namun Kang Chi segera membuka sseugaechima-nya dan
menyapa Chung Jo. Kepala pelayan meminta Chung Jo untuk menyembunyikan mereka malam
ini saja dan ia pun pergi.
Chung Jo memandangi mereka yang
berdiri canggung, dan perlahan-lahan senyum gelinya muncul melihat balutan rok
yang membungkus tubuh mereka. Menyadari betapa lucunya mereka dengan rok
warna-warni itu, mereka pun buru-buru melepas rok itu, membuat senyum Chung Jo
semakin lebar.
Soo Ryun muncul. Ia mengajak Gon
dan Kang Chi untuk berdiskusi dengan Guru Dam dan Lee Soon Shin yang telah
datang ke Chunhwagwan.
Soo Ryun menyambut Guru Dam dan
Lee Soon Shin dan meminta maaf karena harus mengundang mereka ke rumah gisaeng,
karena ada masalah yang akan dibicarakan sangatlah penting. Dan Lee Soon Shin pun sangat cool. Ia tak
mempermasalahkan tempat pertemuan jika ada masalah penting.
Mereka masuk dan melihat Gon dan
Kang Chi sudah menunggu di dalam. Guru Dam bertanya apa yang Kang Chi lakukan
di sini. Kang Chi bingung menjawab apa.
“Saya yang membawanya, Guru,”
sela Gon. Aww… bahkan Kang Chi pun terkejut mendengar ucapan Gon yang
membelanya, “Saya pikir kami akan memerlukan bantuannya karena ia tahu
penginapan ini dengan baik.”
Guru Dam menebak Yeo Wool juga
ikut. Atas dugaan itu, keduanya hanya bisa berpandang-pandangan, membuat Guru
Dam menatap tajam pada Gon, seolah berkata, “Sekarang kau pun juga berpindah kubu?”
Lee Soon Shin memecahkan
keheningan dan meminta Kang Chi untuk menunjukkan hal yang penting itu. Kang Chi
mengatakan sebuah peta.
Kang Chi menyusun lembaran peta
itu satu per satu. Lee Soon Shin terkejut dengan detail daratan Korea yang
tergambar di peta it, yang mungkin sudah dilakukan selama 6 bulan. Guru Dam
mengatakan kalau pembunuhan yang selama ini berhubungan dengan gambar di peta
itu. Hal ini bisa digunakan untuk menangkap Jo Gwan Woong dan menyelidiki
rencananya dengan pihak Jepang.
Tapi menurut Lee Soon Shin, peta
ini tidak cukup kuat untuk menangkap Jo Gwan Woong.Bahkan jika mereka gegabah,
mereka dapat diserang balik oleh sekutu Jo Gwan Woong di partai Noron, “Mereka
menipu kita dengan mengatakan tak ada kemungkinan perang. Saran Hwang Young Kil
tak didengar. Kata-kata Kim Sung Il juga diabaikan. Jadi kita harus berusaha
sendiri untuk menghentikan gerakan mereka.”
Sementara para guru berunding,
Kang Chi masih sibuk mencari-cari selembar peta yang hilang. Ia yakin kalau
sudah membawa semuanya. Dan ia terbelalak menyadari dimana ia meninggalkan satu
lembar itu.
Dan benar saja. Seo Hwa
mengumpulkan anak buahnya. Setelah memarahi mereka karena ceroboh menghilangkan
peta yang telah dikerjakan berbulan-bulan, Seo Hwa menaruh peta yang ia temukan
ke atas meja beserta perintah, “Temukan pemuda yang bernama Choi Kang Chi. Ia
yang telah mencuri peta kita. Kita tahu betapa pentingnya peta itu. Bawa
kembali sisa peta itu, kalau perlu bunuh Choi Kang Chi.”
Saat hanya bertiga, Yeo Wool
memarahi Kang Chi yang bisa menghilangkan selembar peta itu. Kang Chi mengakui
keteledorannya.
“Kau tak memperlihatkan wajahmu
ke tamu itu, kan?” tanya Yeo Wool dan dijawab ragu oleh Kang Chi, “Kalau itu..”
Yeo Wool mendelik dan bertanya lagi, “Kau memperlihatkannya?”
Kang Chi berkilah kalau ia hanya
menunjukkan sekilas saja, kok. Gon menenangkan Yeo Wool kalau hal itu tak
masalah selama Kang Chi tak memberitahukan namanya. Ha. Dan Kang Chi pun
berkata lagi, “Kalau itu…”
Gon mendelik tak percaya. Apalagi
Yeo Wool, “Kau memberitahukan namamu?”
“Bagaimana mungkin aku tak
menjawab saat ia bertanya siapa namaku?” tanya Kang Chi balik. Dan seolah
membela diri, ia berkata, “Aku sangat bersyukur karena ia telah
menyembunyikanku. Dan ia kelihatan sangat pengertian dan murah hati. Dan juga…”
Tapi Gon langsung mengerti, “Dia
pasti cantik, kan?” Hahaha… Ekspresi Kang Chi membenarkan dugaan Gon, membuat
Yeo Wool kesal dan juga bertanya, “Dia cantik?”
Kang Chi langsung tertawa
canggung dan membantahnya, “Bukan. Bukan karena ia cantik. Tapi wajahnya
seperti pernah kulihat dimana.” Tapi Yeo
Wol hanya melipat tangannya dan mengulangi ucapannya lagi, “Berarti ia cantik.”
LOL. Sia-sia saja Kang Chi membantahnya.
Gon menyindir dengan memuji Kan g Chi
yang telah bekerja sangat baik, “Jo Gwan Woong sudah mencurigai sekolah kita dan
kau menyebutkan namamu?”
Kang Chi meminta agar Gon tak mengada-ada
karena wanita itu adalah penyelamatnya. Tapi Yeo Wool mengabaikan Kang Chi yang
telah membuat masalah baru, membuat Kang Chi bersikeras, “Itu bukan karena dia
cantik! Aku serius!”
Dan Yeo Wool pun membuang muka,
khusus hanya untuk Kang Chi. LOL.
Pada Guru Dam, Seo Hwa
mengungkapkan kecurigaannya kalau Ja Hong Myung sebenarnya adalah Seo Hwa. Belum
dapat dipastikan, tapi sudah ada bukti yang mengarah ke sana. Dan menurut Soo
Ryun, ini seperti isyarat buruk bagi negara mereka, “Ada yang kembali dari
kematian, dan ada Wol Ryung, iblis 1000 tahun, yang juga bangkit.”
Guru Dam mengkhawatirkan nasib
Kang Chi, tapi Soo Ryun lebih mengkhawatirkan Ja Hong Myung karena apa
alasannya untukkembali dan berpihak pada Jo Gwan Woong?
Mereka tak menyadari kalau Chung
Jo mendengar pembicaraan mereka. Chung Jo pun mendesak kepala pelayan untuk
mengetahui hubungan Seo Hwa dengan Kang chi dan bagaimana ia mengenal Soo Ryun
dan Guru Dam?
Jo Gwan Woong pun juga
mengkonfrontasikan apa yang terjadi kemarin pada Seo Hwa. Selain peta dan Ja
Hong Myung palsu, apa pula yang disembunyikan wanita itu darinya? Jika Seo Hwa
ingin menguasai bisnis provinsi Selatan maka ia menyuruh Seo Hwa untuk memilih memperlihatkan
wajahnya atau melupakan perjanjian kerja antar mereka.
Mulanya Seo Hwa menolak, tapi
karena Jo Gwan Woong tetap bersikeras dengan kedua pilihan itu, maka Seo Hwa
pun menyuruh anak buahnya untuk mengangkat tirai pembatas.
Jo Gwan Woong tersenyum mendengar
ancamannya berhasil dan ia menunggu tirai dibuka seperti anak kecil yang
menunggu dibukakan kantong permen. Sementara Seo Hwa memalingkan wajahnya.
Dan Jo Gwan Woong terbelalak
akhirnya melihat wajah Ja Hong Myung yang sebenarnya. Ia segera menghampiri
wanita itu, tapi samurai Jepang itu menghalanginya.
Jo Gwan Woong kembali ke
ruangannya masih tetap shock. Ia langsung bisa mengenali wajah asli Ja Hong
Myung. Tanpa sadar nama wanita yang selalu menghantuinya keluar dari mulutnya, “Yoon..
Seo Hwa?”
Wanita itu sekarang menatap Jo
Gwan Woong dan menantang, seperti 20 tahun yang lalu, “Apa maksudmu? Aku adalah
ketua serikat Goon Boon. Namaku Ja Hong Myung.”
Jo Gwan Woong mengulang nama itu
dengan tak percaya. Seo Hwa mengingatkan kalau ia sudah memperlihatkan
wajahnya, maka peta itu harus ia dapatkan kembali.
Di ruangannya, Jo Gwan Woong
serasa ingin membalik meja karena frustasi. Tapi yang ia lakukan hanyalah
melempar barang-barang di ruangan itu dan memanggil pengawal Seo yang tak
kunjung muncul.
Hmm.. sebenarnya pengawal Seo itu
masih hidup nggak, sih? Tae Soo mengintip melihat kejadian ini dan melaporkan
pada Lee Soon Shin.
Soo Ryun berterima kasih atas apa
yang telah dilakukan oleh Kang Chi. Melihat Kang Chi sekarang, Soo Ryun
mengatakan kalau mata Kang Chi sangat mirip dengan ibunya. Kang Chi terkejut
mendengar nama ibu kandungnya disebut, “Anda mengenal ibuku?”
Soo Ryun hanya tersenyum.
Alih-alih menjawab, ia malah menuliskan sebuah huruf dan menyerahkannya pada
Kang Chi.
Kang Chi bingung menerima kertas
bertuliskan huruf pohon yang disertai
pernyataan Soo Ryun yang mengatakan kalau ini adalah tugas dari Soo Ryun untuk
Kang Chi. Apa maksudnya?
Soo Ryun memberitahukan kalau ia
adalah salah satu dari Empat Guru dan menunjukkan symbol dirinya, bunga Anggrek.
Kang Chi semakin terkejut membuat Soo Ryun bertanya, “Kau terkejut karena aku
seorang wanita atau karena aku seorang gisaeng?”
Kang Chi merasa tak enak hati dan
segera membantah keduanya. Tapi Soo Ryun hanya tersenyum dan menjelaskan, “Tak
ada perbedaan tingkat antara Empat Guru. Entah kau adalah majikan atau budak,
orang biasa atau bangsawan, pira atau wanita. Kami hanyalah orang yang bertemu
karena tujuan yang sama.”
Kang Chi mengerti dan bertanya
tentang tugasnya. Soo Ryun pun memberi tugas, “Pergi dan potonglah pohon yang
tertulis di sana.”
Kang Chi bengong, karena ‘di sana’
yang ditunjukkan Soo Ryun adalah tulisan pohon yang ada di kertas. Ditambah
permintaan berikutnya dari Soo Ryun, “Potonglah pohon itu dan buatkanlah rumah
yang dibangun dari kayu-kayu pohon itu.”
Hahaha.. Kang Chi benar-benar blank melihat
tugas dari Soo Ryun. Sorry Kang Chi, nggak bisa bantu. Saya juga nggak ngerti
bagaimana caranya membuat rumah dari tulisan itu. Mungkin goresan-goresan
tulisan itu disusun menjadi rumah. Kaleee…. Anyone, anybody can help?
Yeo Wool menunggu di ruangan
Chung Jo dan Chung Jo pun bertanya apakah Yeo Wool mengetahui nama Seo Hwa? “Aku
mendengar kalau nama itu adalah nama ibu Kang Chi. Ibu Kang Chi adalah gadis
bangsawan yang menjadi gisaeng, dan kemudian jatuh cinta dengan ayah Kang Chi
yang adalah makhluk gaib. ”
Yeo Wool tak pernah mendengar
tentang ini. Tapi Chung Jo bertanya lagi “Apakah kau tahu siapa yang membunuh
ayah Kang Chi?” Yeo Wool menoleh dan kaget mendengar pertanyaan Chung Jo.
Kang Chi berjalan melintasi kamar
Chung Jo masih dengan melihat tulisan pohon itu dan bingung mencari jawabannya.
Sepertinya kepala pelayan telah
menceritakan semuanya pada Chung Jo, karena Chung Jo melanjutkan ucapannya, “Kudengar
yang membunuh adalah kepala polisi saat itu. Kepala Polisi Dam Pyung Joon. Aku
sedang membicarakan tentang ayahmu.”
Melihat wajah Yeo Wool yang
sekarang tak menampakkan kekagetan, Chung Jo menyimpulkan kalau Yeo Wool
mengetahui hal itu, “Jadi, apakah Kang Chi juga mengetahuinya? Atau kau menyembunyikannya
dari Kang Chi, berpura-pura tak terjadi apapun dan tersenyum dengan senyum
polosmu itu?”
Yeo Wool meminta Chung Jo untuk tak
berkata seperti itu. Tapi Chung Jo menatap tajam dan berkata, “Hal yang paling
buruk adalah berbohong. Bagaimana mungkin berbohong itu berbeda dengan
berkhianat?”
Yeo Wool tak mau membicarakan hal
ini dan memilih pergi. Tapi betapa kagetnya ia saat ia membuka pintu.
Ada Kang Chi yang berdiri
mematung, tercenung karena tak sengaja mendengar pembicaraan mereka dan
bertanya, “Apa maksud semua ini, Yeo Wool-ah?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar