Sabtu, 27 Oktober 2012

Sok Pula

Pulang-pulang sampai di rumah kak Chika marah-marah g tentu arah karena rumah berantakan. Sekarang kena marah ama Papa, aku aja malah setuju dengan papa apa yang papa bilang. Aku g setuju dengan pikiran kak Chika yang seenaknya sendiri. Mendingan g cari marah-marah papa, kayak aku cari aman. Aku aja marah dengan apa yang dia lakukan dan seenaknya dia suruh rapikan kamar aku. Biar aja kamar aku kayak gini, aku paling malas orang yang suka ikut campur urusanku dan merusak kamarku. Terserah aku mau ngapain dikamar aku.

Jumat, 19 Oktober 2012

Video Arang and The Magistrate ep 20



Ibunya Eun Oh meniggal, Eun Oh dan Arang hidup bahagia selamanya :).

Video Arang and The Magistrate Ep 19



Arng dan Eun Oh tidur ber 2 :).

Sibuk

Akhir2 ini aku sibuk untuk PPL,tugas PPL dan tugas kampus jarang sekali olnya. Klu bisa aku curi2 waktu pulang dr kampus ke warnet krn leptopku sedang rusak :(. susah untuk ol cm bs ol di hp aja hiks hiks.Sekarang br sempat post sinopsis arang ep 17 dan 18, sedangkan di rumah sangat bosan banget kepingin nonton film missing you.

Sinopsis Arang and the Magistrate episode 18 part 2





Seberapa penting keberadaan Arang disisi Eun Oh, belum juga disadari Arang. Ia malah berpikir sebaliknya, bila ia dapat menyelamatkan Ibu Eun Oh dengan menukarkan tubuhnya agar dirasuki oleh Shaman Moo Yeon, sehingga roh dan tubuh Ibu Eun Oh dapat terselamatkan, maka kehidupan Eun Oh akan sempurna. Rasa kehilangan Eun Oh terhadap Arang akan berlalu dan akan menjadi kenangan, engga sebanding dengan peran ibu bagi Eun Oh. 
Eun Oh membutuhkan ibunya, sedangkan Arang? Bila ia hidup, she doesn't has something to fight for. Berbeda dengan kehidupan Eun Oh, something to fight for milik Eun Oh : ibunya, peran hakim Eun Oh di masyarakat Miryang, Ayah angkat Eun Oh, dol swi dan kehidupan lain darinya. Pikir Arang.

Eun Oh mengambil tindakan. Kali ini, ia engga hanya berdiam diri menyaksikan para penduduk Miryang terpuruk karena ulah Officer Choi. Eun Oh mengambil keputusan terbesar yaitu menahan Officer Choi terhadap segala hal yang telah ia lakukan. Sikap tamak, dengki dan korupsi yang dilakukan Officer Choi harus dihentikan.

Pagi ini, Eun Oh, Dol Swi dan para petugas keamanan Miryang mengepung kediaman Officer Choi. Jumlah petugas keamanan Miryang yang lebih banyak ketimbang pengawal pribadi Officer Choi, berhasil melumpuhkan kekuatan pertahanan yang terdapat di rumah itu. Eun Oh mengomandoi para bawahannya untuk menyandera Officer Choi, membagikan harta hasil korupsi milik Officer Choi dan membebaskan segala hutang yang dimiliki warga.



Mendengar kerusuhan di kediamannya, Officer Choi geram dan gusar. Kaki tangan Officer Choi menyuruhnya untuk melarikan diri sebelum Eun Oh datang dan memenjarakannya. Namun ketamakan Officer Choi membutakan dirinya. Kesempatan untuk melarikan diri bagi Officer Choi hilang begitu saja, karena ia sibuk menyelamatkan hartanya bukan menyelamatkan dirinya sendiri.

Pelayan Joo Whal pun menyuruh Joo Whal untuk melarikan diri karena kekacauan di kediaman diakibatkan karena ulah Hakim Kim Eun Oh yang menyandera Officer Choi. Joo Whal pergi dari ruangannya, melarikan diri dari kebisingan. Joo Whal engga memiliki catata hitam dalam hukum Miryang, ia bahkan cenderung membenci ulah ayah tirinya yang mengambil hak rakyat. Namun, sikap Joo Whal yang acuh membutakan dirinya.
Di kayangan Raja Neraka dan Kaisar langit bangga dengan keputusan yang diambil oleh Eun Oh. Keputusan yang membawa kemakmuran bagi penduduk di sekitarnya. Kaisar langit memberikan pendapatnya terhadap hal yang telah dilakukan Eun Oh dan perbuatan Officer Choi di dunia.
Pada akhirnya, Manusia ini telah menyelesaikan permasalahan. Meskipun, pria itu bukanlah seorang iblis seperti Moo Yeon, namun perbuatan yang dilakukan oleh pria itu tidak ada bedanya dengan iblis. Seperti yang diinginkan Moo Yeon, menjadikan manusia sebagai budak keinginannya.

Tidak semua kekuatan dikategorikan buruk. Jika digunakan untuk hal yang salah, maka kekuatan itu akan berubah menjadi boomerang yang menjatuhkan diri. Namun, hasrat dan obsesi terhadap sesuatu dapat menjadi kekuatan yang bisa menggerakkan dunia.
Raja Neraka pun menimpali.
Kalau saja semua manusia memiliki kebijakan seperti manusia ini, maka dewa seperti kita tidak akan dipusingkan dengan hal-hal seperti itu.

Setelah Officer Choi dipenjara dan ruangannya ditinggalkan kosong, Joo Whal memasuki ruangan tersebut. Uang dan emas yang belum sempat dikemas oleh Officer Choi berserakan di lantai. Joo Whal engga sendiri di ruangan itu, ada Eun Oh yang menunggunya.


Eun Oh secara langsung menanyakan kaitan Joo Whal dengan Shaman Moo Yeon. Apa yang sebenarnya terjadi, mengapa ibu Eun Oh dirasuki oleh iblis seperti Shaman Moo Yeon. Joo Whal engga menjawab pertanyaan itu, ia mengalihkannya pada hal yang sangat ia khawatirkan, yaitu Arang. Joo Whal memberitahu Eun Oh bahwa Arang menemui Shaman Moo Yeon. Eun Oh terkejut mendengar hal tersebut, kepergian Arang menemui Shaman Moo Yeon engga diketahui oleh Eun Oh sebelumnya.

Entah apa yang dipikirkan Arang, jangan sampai Arang putus asa dan menyerahkan dirinya untuk dijadikan tumbal bagi Shaman Moo Yeon. Hal itu dapat terjadi karena keinginan Arang untuk melindungi Eun Oh. Shaman Moo Yeon adalah wanita yang tamak, sekali ia menginginkan sesuatu, ia harus mendapatkan keinginan tersebut, apapun caranya akan ia lakukan.

Eun Oh kembali ke kediaman hakim dan menanyakan perihal Arang yang bertemu langsung dengan Shaman Moo Yeon tanpa seizinnya. Arang menjelaskan segalanya.
Jika aku berhasil kembali ke surga, maka kau tidak akan dapat mengingat keberadaanku lagi. Begitu pula sebaliknya, bila neraka tengah menungguku, maka aku tidak akan dapat mengingat keberadaanmu. Seperti itulah yang akan terjadi. Aku hanya ingin, kita dapat saling mengingat satu sama lain.

Saat aku mengetahui bahwa orang yang membunuhku adalah ibumu, aku menyadari bahwa menemukan kebenaran terhadap misteri dari kematianku tidaklah lagi penting. Karena bagaimanapun juga, kebenaran terhadap kematianku telah menjadikan ibumu berada di posisi yang sangat buruk seperti saat ini.

Tetapi, aku menyadari bahwa hal terpenting adalah dengan menyalamat ibumu, maka aku dapat menyelamatkanmu. Biarkan aku melakukan hal yang dapat membuatmu tersenyum, satto.
Alasan Arang itu membuat Eun Oh menjadi pengecut, karena ia berada di sisi yang engga ingin kehilangan keduanya, ibunya dan Arang. Apapun alasan Arang, ia engga akan membiarkan Arang pergi dengan mengorbankan dirinya untuk kepentingan Eun Oh. Eun Oh engga akan pernah membiarkan Arang menyerahkan dirinya sendiri pada Shaman Moo Yeon.
Waktu yang tinggal sesaat sebelum 3 bulan purnama penuh terjadi, membuat Arang khawatir karena ia belum melakukan banyak hal untuk Eun Oh. Dan saat itu juga, Arang membuatkan makanan untuk Eun Oh. Menyiapkan makanan untuk yang terakhir kalinya, aww.

Ia mengatakan pada Eun Oh seraya menghidangkan makanan buatannya, bahwa ia engga akan melakukan tindakan bodoh dengan menyerahkan dirinya pada Shaman Moo Yeon. Jadi makanlah dan bekerja dengan giat. Arang mengatakan hal tersebut agar Eun Oh engga lagi merasa cemas terhadap Arang. Padahal, pemikiran Arang berada di sisi lain dari perkataan yang baru saja ia katakan pada Eun Oh.

Arang akan tetap melakukannya, menyelamatkan ibu Eun Oh dan membiarkan dirinya menjadi tumbal untuk Shaman Moo Yeon. Ia bahkan menuliskan surat untuk Eun Oh dan Joo Whal. Dua surat yang berbeda. Arang meminta Joo Whal untuk mengantarkannya agar dapat bertemu kembali dengan Shaman. Sedangkan surat untuk Eun Oh adalah ucapan selamat tinggal.


Arang menitipkan suratnya pada Bang Wool. Ia mendatangi Bang Wool, dan berterimakasih padanya. Arang memohon bantuan Bang Wool untuk yang terakhir kalinya, untuk menyerahkan surat itu pada Hakim Kim Eun Oh. Mendengar kata 'untuk yang terakhir kalinya' membuat Bang Wool bergidik ketakutan. 

Entah apa yang akan dilakukan oleh Arang, hal itu pastilah sangat beresiko. Maka engga lama setelah Arang pergi, Bang Wool segera menyampaikan surat dari Arang tersebut pada Eun Oh. Dengan tergesa-gesa, Bang Wool menyuruh Eun Oh untuk segera membaca surat Arang tersebut, Arang mengatakan bahwa hal ini adalah untuk yang terakhir kalinya, maka bacalah, cepat.
Di suratnya Arang mengatakan, 
Waktu bergulir begitu saja seperti mimpi. Hatiku telah merasakan kebahagiaan. Hatiku juga merasakan kesedihan. Saat dimana aku menjadi manusia seutuhnya, merupakan saat yang sangat indah. Terimakasih telah membuat hari-hariku menjadi sangat berharga.
Terimakasih untuk semua kenangan yang kau berikan. Tempat dimana aku akan di kenang, di sudut pemikiranmu, perlahan akan hilang tak berdaya, sama seperti bulan yang lambat laun akan pudar oleh semilir angin dingin. Untuk itu, aku tidak akan memintamu untuk melupakanku. Ingatlah aku. Arang. I Love You.


Berlomba dengan waktu, Eun Oh berlari mengejar kepergian Arang. Berharap ia dapat menghadang kepergian Arang. Namun, Eun Oh sama sekali engga mengetahui dimana tempat sementara yang ditinggali oleh Shaman Moo Yeon. Ia engga mengetahui arah jalan menuju gua yang dimaksud. Poor him.


Di hutan, Joo Whal menunggu kedatangan Arang. Arang sudah siap dengan keputusan yang ia ambil, namun Joo Whal justru merasakan sebaliknya. Entah kenapa, ia engga bisa membiarkan Arang pergi begitu saja. Bila Joo Whal engga bersedia mengantarkan Arang, maka Arang akan pergi tanpa bantuan Joo Whal untuk bertemu dengan Shaman Moo Yeon.

"Jangan pergi." ungkap Joo Whal seraya menarik tangan Arang, hingga membuat Arang mendekap ke arah Joo Whal. Aww..


Moment seperti ini mengingatkannya terhadap Lee Seo Rim yang menyelamatkannya dari Ibu Eun Oh. Sekejap tanpa bergeming, Joo Whal menyadari bahwa wanita yang ada dihadapannya adalah Lee Seo Rim.

Joo Whal melepaskan Arang karena ia terkejut dengan ingatannya sendiri, ia baru menyadari bahwa Arang adalah Lee Seo Rim. Wanita yang ia cintai saat ini adalah wanita yang mencintainya di masa lalu.

Mengetahui kedatangan Arang, Shaman Moo Yeon tersenyum. Ia akan benar-benar menjadi abadi, bila ritual perpindahan tubuh itu dilakukan.
Bersambung  Sinopsis Arang and the Magistrate episode 19