Jumat, 19 Oktober 2012

Sinopsis Arang and the Magistrate episode 17 part 1





Shaman Moo Yeon, Kim Eun Oh, Arang dan kenangan Lee Seo Rim saling bertemu dan berbenturan. Arang terdiam kaku, menitikkan air mata dan membisu. Lidahnya kelu saat mengetahui fakta yang terjadi dengan kematiannya. Orang yang membunuhnya adalah orang yang paling Eun Oh sayang, apa yang harus Arang lakukan setelah mengetahui hal itu. Bahkan puzzle tentang kematiannya yang telah sempurna, seperti bergambar neraka, menakutkan.


Eun Oh masih terpaku menghalau tangan Shaman Moo Yeon agar engga bisa meraih Arang, ia beberapa kali menyuruh Arang untuk tetap berlindung di balik punggungnya. Ia tetap menjaga jarak antara Arang dan Shaman Moo Yeon. Shaman Moo Yeon berbisik untuk memberikan tubuh Arang padanya. 


Eun Oh menghempas tangan Shaman Moo Yeon dengan keras, kemudian  menyiapkan kipas sebagai pelindung. Melihat ukiran bunga di kipas itu, Shaman Moo Yeon tertawa sinis, kipas seperti itu bukan tandingannya, kekuatan Shaman Moo Yeon akan mampu menghancurkan kipas milik Eun Oh tersebut.


Keluar dari tubuh Ibu Eun Oh saat ini juga, ancam Eun Oh dengan kipas yang siap dikibaskan ke arah Shaman Moo Yeon. Shaman Moo Yeon mengingatkan Eun Oh bahwa di dalam tubuhnya masih terdapat roh ibunya, bila Eun Oh menyakitinya itu sama seperti menyakiti ibunya sendiri. Eun Oh engga terpengaruh dengan apa yang baru saja dikatakan Shaman Moo Yeon. 


Saat Eun Oh mulai melawan Shaman Moo Yeon dengan mengibaskan kipasnya, kekuatan kipas itu menghilang. Shaman Moo Yeon berhasil melindungi diri dari tebasan kipas Eun Oh. Geram dengan pertentangan yang dilakukan Eun Oh, Shaman Moo Yeon mengambil salah satu jepit rambutnya dan memfungsikannya sebagai sebelah pisau. Shaman Moo Yeon mengarahkannya kepada Eun Oh, tapi Eun oh berhasil menghindar dengan menggunakan kipas sebagai perisainya.

Shaman Moo Yeon memberikan syarat, bila Eun Oh menginginkan ibunya, maka serahkan Arang padanya. Itu adil, mereka engga akan dirugikan satu sama lain, ungkap Shaman Moo Yeon. Namun, untuk yang kedua kalinya. Saat Shaman Moo Yeon beraksi untuk menancapkan senjatanya ke arah Eun Oh.

Arang datang untuk melindungi Eun Oh, Eun Oh selamat namun punggung Arang terluka karena tusukan senjata dari Shaman Moo Yeon. Arang, teriak Eun Oh. Arang engga sadarkan diri dan terjatuh, Eun Oh melindunginya.


Melihat keadaan Arang yang melemah, Shaman Moo Yeon geram dan meninggalkan Arang dan Eun Oh begitu saja. Ia engga memerlukan tubuh lemah Arang, biarkan Eun Oh memulihkan tubuh Arang yang terluka, dank kembalilah padanya dengan tubuh yang segar. Tubuh lemah yang dimiliki Arang akan menyulitkan Shaman Moo Yeon untuk melakukan perpindahan roh, untuk itu ia membiarkan Arang dan Eun Oh pergi.

Eun Oh menggendong Arang dan merebahkannya. Ia engga membiarkan Arang untuk berbicara tapi Arang memaksakan diri untuk mengatakan hal yang sebenarnya. Dalam kesakitannya, Arang mengatakan dengan hati-hati. Ingatannya telah kembali dan orang yang bertanggung jawab atas kematiannya adalah ibu Eun Oh. Menyakitkan bagi Arang dan juga Eun Oh, tapi Eun Oh harus mengetahui hal itu.
Mereka seperti berada di ambang keputusasaan. Selama ini, dalang dari permasalahan adalah Shaman Moo Yeon dan ibu Eun Oh. Ibu Eun Oh engga berniat untuk membunuh Arang, ia hanya mencoba melindungi diri dari Joo Whal. Namun, keberadaan Arang melindungi Joo Whal, membuat belahan pisau itu tertancap melukai Lee Seo Rim.
Eun Oh terpuruk. Apa ini akhir yang harus ia terima.

Aku hanya berharap agar ibu tidak mati. Semua yang telah terjadi, berakhir seperti ini. Apa maksud dari semua ini. Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa ibu membiarkan iblis itu merasuki tubuh ibu. Ibu, apa yang harus aku lakukan saat ini?

Joo Whal juga tengah terluka, ingatan yang telah taerhapuskn oleh Shaman Moo Yeon kembali menghantuinya. Kekuatan Shaman Moo Yeon yang semakin melemah membuat semua ingatan pembunuhan dan pertumbalan yang dilakukan oleh Joo Whal kembali padanya. Semua ingatan itu benar-benar menyiksa Joo Whal. Lantas ia pergi menemui Shaman Moo Yeon.

Arang kembali pulih dan ia memikirkan semua hal yang telah terjadi. Ibu Eun Oh engga memiliki niat untuk membunuhnya, hal itu terjadi tanpa kesengajaannya. Terlihat sangat aneh, apa akhir seperti ini yang harus ia dapatkan?


Saat tengah berpikir seperti itu, Eun Oh datang, mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan untuk mengetahui keadaan Arang. Ia menanyakan bagaimana dengan luka Arang, luka Arang sudah pulih dan tubuhnya sudah kembali seperti sedia kala. Bukan Arang yang harus Eun Oh cemaskan, tapi dirinya sendiri, apakah Eun Oh baik-baik saja?


Sangat menyakitkan bukan, mengetahui semua fakta yang terselubung. Terlebih saat orang yang Eun Oh sayangi terlibat langsung dalam keruhnya permasalahan. Eun Oh engga mengerti harus melakukan apa. Haruskan ia meminta maaf atas apa yang ibunya telah lakukan pada Arang? Atau Eun Oh harus tetap melakukan pembalasan dan membantu Arang untuk kembali ke surga? Arang tau, semua itu pedih. Ia menghentikan kata-kata Eun Oh.


Masih akan ada banyak kebenaran yang terungkap, sebelum 3 bulan purnama penuh terlewati, Kaisar langit engga akan membiarkan semuanya terkuak dengan mudah seperti ini. Kebenaran-kebenaran lain akan datang dan menjernihkan fakta yang ada di tangan mereka saat ini. Hal yang harus dilakukan saat ini adalah terus menggali sampai pada titik yang engga bisa tergali. Bukankah Arang mengatakan bahwa di ingatannya, ia melihat Joo Whal tengah bersama ibunya. Itu berarti, Joo Whal ikut ambil andil dalam misteri kematian Arang.


Eun Oh segera menuju ke kediaman Officer Choi untuk menemui Joo Whal. Namun rumah Officer Choi dijaga ketat oleh petugas keamanan pribadi Officer Choi. Eun Oh mengendap-endap masuk ke wilayah kediaman Officer Choi, namun ia gagal menemui Joo Whal.


Kamar Joo Whal kosong, dan Eun Oh hanya menemukan secarik kertas bergambar sketsa wajah Arang, Eun oh kesal dan ia mengambil sketsa itu.


Sulit untuk bisa keluar dari penjagaan para pengawal pribadi yang terhitung banyak seperti itu. Eun Oh kembali mengendap-endap keluar, namun perhatiannya teralih pada gudang senjata milik Officer Choi. Seperti dugaannya, saat memasuki gudang senjata itu, Eun Oh bisa mengetahui bahwa semua senjata yang berada di gudang itu adalah senjata selundupan. Rencana licik Officer Choi benar-benar terencana, bukan hanya senjata saja yang illegal, tapi petugas keamanan pribadinya pun merupakan petugas yang ia recruit secara engga resmi.


Eun Oh tanpa sengaja menjatuhkan satu senjata, dan bunyi bising senjata tersembunyi memancing para petugas untuk masuk ke dalam gudang. Alhasil, Eun oh harus melawan mereka satu persatu. Malangnya Eun Oh, jumlah mereka engga berimbang. Walaupun berhasil melarikan diri, namun lengan kiri Eun Oh terluka parah.


Bang Wool harus mengetahui semuanya, maka dari itu Arang datang dan menceritakan semua yang ia miliki. Bang Wool dalam keterkejutannya, apa memang benar-benar ada iblis seperti itu. Iblis yang merasuki satu tubuh ke tubuh lain. Siapa sebenarnya identitas iblis tersebut? Arang menggeleng, ia engga bisa memastikan siapa iblis yang merasuki tubuh Ibu Eun Oh, namun iblis wanita itu benar-benar sangat cantik, jawab Arang pada Bang Wool.

Bisakah Bang Wool membantunya untuk dapat mengeluarkan iblis wanita itu dari tubuh ibu Eun Oh? Karena kemampuan Bang Wool yang masih rendah, IQ sihir jongkoknya engga mampu membuat Bang Wool untuk menyelesaikan perkara ini. Tentu saja. Bagaimana kalau memanggil leluhur tua generasi kesembilan dari silsilah keluarga Bang Wool. Kekuatan Bang Wool cukup untuk memanggil arwah leluhur tersebut, terlebih leluhur tua generasi kesembilan dari silsilah keluarga Bang Wool itu memiliki ikatan yang kuat dengan Bang Wool. Orang yang memberikan kekuatan penglihatan hantu pada Bang Wool adalah leluhur tua generasi kesembilan dari silsilah keluarganya sendiri.

Arang memohon para Bang Wool untuk melakukan pertemuan arwah. Bang Wool mengilah, ritual tersebut sulit untuk dilakukan bahkan oleh para Shaman yang memiliki kekuatan lebih tinggi dari Bang Wool. Tapi bisakah Bang Wool mencobanya, semuanya demi membantu Arang. Dengan sedikit keterpaksaan, Bang Wool akhirnya membantu Arang.

Mereka menaiki atap gubuk untuk melakukan ritual. Arang diharuskan untuk menggenggam baju peninggalan dari leluhur Bang Wool, mengarahkannya ke arah utara dan jangan lupa letakkan tangan arang yang lainnya di pinggang. Sebutkan kata "Miryang, Park Mal Yun Bok" tiga kali berturut-turut, bila mereka berada dalam keberuntungan maka mereka akan mendapatkan jawaban dari langit.

Arang melakukan semua instruksi yang diberikan oleh Bang Wool. Ia meneriakkan kata-kata "Miryang, Park Mal Yun Bok" tiga kali berturut-turut. Langit merespon niat mereka, langit berubah mendung seketika tanpa guntur. Dan engga lama kemudian, seseorang memanggil Arang dan Bang Wool dari belakang.



Mereka sukses! Lelulur tertua generasi kesembilan dari silsilah keluarga Shaman Bang Wool datang menemui Arang dan Bang Wool.

Arwah leluhur itu memukul kepala Bang Wool. (Ahaa.. nenek moyang Bang Wool punya suara seksi, seriously. Hilarious.) Mereaka berada di tempat persembayangan, sang leluhur mengatakan pada Bang Wool untuk engga memanggil para roh leluhur secara rutin karena mereka engga akan datang dengan tenang seperti yang ia lalukan. Para arwah leluhur lain akan merasa terusik dan datang dengan keadaan marah, bila Bang Wool terlalu sering memanggil keberadaan mereka.

Bang Wool yang engga bisa mendengar apa yang baru saja leluhurnya katakan, meminta Arang untuk memberitahunya. Belum sempat Arang memberitahu Arang mengenai apa yang baru saja dikatakan oleh leluhurnya, roh leluhur itu malah langsung mengajak berbicara Arang. Apa yang bisa roh leluhur itu lakukan? Arang langsung melontarkan pertanyaan inti, adakah suatu cara untuk dapat melenyapkan iblis yang merasuki tubuh manusia?


Roh leluhur memasang senyumnya (that's hilarious!) dan ia meng-oh. Jadi, gadis yang bersama Bang Wool adalah Arang. Cerita Arang yang kembali ke dunia sangat populer di alam baka sana. Bahkan para penduduk di alam baka memasang taruhan mengenai takdir yang akan diterima Arang. Leluhur itu menebak niat Arang. Arang melakukan semua ini agar dapat kembali ke kayangan, ke surga. Ah~~ tempat yang sangat indah, jawab leluhur.

Namun, semua manusia yang berhasil memasuki kayangan harus memutuskan tali kenangan yang mengikat mereka dengan dunia manusia. Semua kenangan akan terhapus seketika seseorang diterima di kayangan. Rasa perih dirasakan Arang, semua kenangannya bersama Eun oh akan terhapuskan. Bila manusia memasuki surga, ingatan mereka terhapuskan karena kenikmatan yang ada di dalam surga. Bila manusia dijerumuskan ke dasar neraka yang paling keras, maka ingatan mereka engga akan mampu menanggung kesakitan dari hukuman yang neraka berikan.


Bang Wool lagi-lagi mendapat pukulan karena ulahnya mengganggu Arang, pukulan itu memberi berkah. Pfft. Bang Wool dapat kembali mendengar suara para roh, ia juga mendapatkan kemampuan melihat wujud para roh. Aih, betapa senangnya Bang Wool, sampai-sampai ia menangis.

Arang menanyakan kembali cara apa yang harus dilakukan untuk dapat mengeluarkan iblis dari tubuh seorang manusia yang rohnya masih ada di dalam tubuh tersebut? Roh leluhur berpikir keras dan mengatakan solusinya. Tubuh manusia cenderung menerima sesuatu yang mereka anggap berharga, bila aura atau intention dari sesuatu yang mereka anggap berharaga tersebut masuk ke dalam tubuh mereka, maka antara jiwa baru yang masuk dengan jiwa yang telah menetap akan terpisahkan.

Nah, itulah saat yang tepat dimana jiwa baru yang masuk ke dalam tubuh dapat dilenyapkan. Saat roh baru yang masuk ke dalam tubuh manusia tersebut telah terpisah, maka seseorang harus menancapkan pisau belati milik kaisar langit tepat dibagian jantung roh baru tersebut, maka roh itu akan lenyap. Tapi, engga ada satupun yang mampu melakukan hal tersebut. Leluhur sudah memberikan wejangannya, ia juga sudah menyepurnakan kekuatan Bang Wool, kemudian leluhur itu pergi.

Joo Whal menemui Shaman Moo Yeon, ia menanyakan kembalinya ingatan mengenai pembunuhan yang ia lalukan di masa lampau. Shaman Moo Yeon engga henti-hentinya menyalahkan Joo Whal, semua karena kesalahan Joo Whal, kalau saja malam di bulan kabisat Shaman Moo Yeon dapat memakan roh jiwa murni, maka semuanya engga akan berakhir seperti ini.


Kekuatan Shaman Moo Yeon melemah, karena roh asli Ibu Eun Oh yang terus menerus memaksa diri untuk keluar dari tubuhnya sendiri. Dan membutuhkan banyak energi untuk dapat mengatasinya. Lalu apa yang harus dilalukan Joo Whal? Arang, semua solusi yang ada adalah Arang. Dengan tubuh Arang, maka kekuatan Shaman Moo Yeon akan kekal.

Kemudian, hal yang harus dilakukan oleh Joo Whal adalah melenyapkan Hakim Kim Eun Oh. Eun Oh harus mati. Dengan matinya Eun Oh, maka hal itu akan memudahkan Shaman Moo Yeon untuk mendapatkan Arang. Bila, Joo Whal engga bisa melaksanakan perintah ini, maka selama hidup Joo Whal, Joo Whal akan terus menerus dihantui oleh trauma pembunuhan yang dilakukan oleh dirinya sendiri.

Setelah mendapatkan cara untuk dapat melenyapkan Shaman Moo Yeon, Arang bisa bernafas lega. Ia duduk di pinggiran teras ruangan Eun Oh, untuk menunggu kedatangan Eun Oh. Sweet.. Selanjutnya bakal seperti ini, saling menunggu :D



Eun Oh kembali larut malam. Luka di lengannya semakin memburuk, melihat kedatangan Eun Oh seperti itu, Arang panik. Arang bingung harus melakukan apa, pikirannya kosong seketika melihat darah yang menyelubungi luka Eun Oh. Eun Oh menyuruh Arang untuk engga panik dan mengambilkan perban. Luka ini harus segera diperban, agar aliran darah yang keluar dapat terkontrol. Arang yang mengerti segera mengambil perban di kamar Eun Oh.


Arang duduk tepat di samping Eun Oh untuk membalur luka di lengan Eun Oh. Tapi, hey.. hey.. kehadiran Arang disisinya sudah cukup membuat Eun Oh kehilangan rasa sakit yang ia rasakan. Dalam waktu yang lama, Eun Oh terus menerus memperhatikan Arang. Eun Oh lalu mengungkapkan bahwa betapa berharganya Arang setiap kali ia berada disisinya.


Aku sangat berterimakasih padamu. Ada banyak hal yang terjadi dalam satu waktu. Kau, ibuku dan tempat ini juga. Saat aku memikirkan diriku sendiri, aku merasa bersalah. Hidup tanpa mendengarkan apa yang mereka katakan, karena aku selalu berpikir bahwa setiap orang memiliki lukanya masing-masing. Tapi, setelah bertemu denganmu, aku berubah.


Aku dapat mengerti bagaimana luka yang ibuku rasakan. Dan aku juga dapat merasakan luka yang dirasakan oleh orang lain. Aku tidak lagi sibuk dengan lukaku sendiri.


Arang malah merasakan sebaliknya, kehadirannya di sisi Eun Oh hanya membuat Eun Oh merasa lelah. Arang bahkan belum sempat membuatkan madu buatannya sendiri untuk Eun Oh. Seraya membenahi perban untuk luka Eun Oh, kemudian memakaikan kembali pakaian Eun Oh, memasang satu persatu kancing baju Eun Oh, Arang mengatakan semua perasaan yang ia sembunyikan. Ia takut, saat nanti kembali ke kayangan, ia harus kehilangan semua kenangan yang ia miliki.


Aku tidak melakukan apapun, tapi kau sudah melakukan banyak untukku. Shaman mengatakan bahwa meskipun seseorang merasa ia tidak dapat hidup dengan luka yang ditinggalkan oleh orang yang meninggalkan mereka, tapi pada akhirnya luka itulah yang menjadi kekuatan dalam hidup mereka. Meskipun kau merasakan kepahitan disaat perpisahan, tapi kesedihan dari kepahitan itulah yang membantumu bangkit dalam menjalani kehidupan.


Kenangan, cinta dan rasa ingin memiliki yang membuatmu dapat melampaui segalanya. Aku.. Aku berpikir bahwa saat aku pergi, aku hanya akan meninggalkan luka untukmu. Aku melakukan hal itu dengan menyisihkan perasaan yang kau rasakan, tanpa mau menghiraukannya.


Karena pada akhirnya saat aku meninggalkan dunia ini, aku hanya akan melupakan semua kenangan yang aku miliki. Tapi bagaimanapun juga, I Love You.



Eun Oh ingin tetap Arang berada di sisinya, he doesn't give up on the people he loves. Saat Arang pergi, Eun Oh menarik pelan lengan Arang dan mendekatkan wajahnya ke wajah Arang. Kiss!!!!!

Bersambung Sinopsis Arang and the Magistrate episode 17 part 2


Tidak ada komentar:

Posting Komentar