Seberapa penting keberadaan Arang disisi Eun Oh, belum juga disadari Arang. Ia malah berpikir sebaliknya, bila ia dapat menyelamatkan Ibu Eun Oh dengan menukarkan tubuhnya agar dirasuki oleh Shaman Moo Yeon, sehingga roh dan tubuh Ibu Eun Oh dapat terselamatkan, maka kehidupan Eun Oh akan sempurna. Rasa kehilangan Eun Oh terhadap Arang akan berlalu dan akan menjadi kenangan, engga sebanding dengan peran ibu bagi Eun Oh.
Eun Oh membutuhkan ibunya, sedangkan Arang? Bila ia hidup, she doesn't
has something to fight for. Berbeda dengan kehidupan Eun Oh, something
to fight for milik Eun Oh : ibunya, peran hakim Eun Oh di masyarakat
Miryang, Ayah angkat Eun Oh, dol swi dan kehidupan lain darinya. Pikir
Arang.
Eun Oh mengambil tindakan. Kali ini, ia engga hanya berdiam diri menyaksikan para penduduk Miryang terpuruk karena ulah Officer Choi. Eun Oh mengambil keputusan terbesar yaitu menahan Officer Choi terhadap segala hal yang telah ia lakukan. Sikap tamak, dengki dan korupsi yang dilakukan Officer Choi harus dihentikan.
Pagi ini, Eun Oh, Dol Swi dan para petugas keamanan Miryang mengepung
kediaman Officer Choi. Jumlah petugas keamanan Miryang yang lebih banyak
ketimbang pengawal pribadi Officer Choi, berhasil melumpuhkan kekuatan
pertahanan yang terdapat di rumah itu. Eun Oh mengomandoi para
bawahannya untuk menyandera Officer Choi, membagikan harta hasil korupsi
milik Officer Choi dan membebaskan segala hutang yang dimiliki warga.
Mendengar kerusuhan di kediamannya, Officer Choi geram dan gusar. Kaki
tangan Officer Choi menyuruhnya untuk melarikan diri sebelum Eun Oh
datang dan memenjarakannya. Namun ketamakan Officer Choi membutakan
dirinya. Kesempatan untuk melarikan diri bagi Officer Choi hilang begitu
saja, karena ia sibuk menyelamatkan hartanya bukan menyelamatkan
dirinya sendiri.
Pelayan Joo Whal pun menyuruh Joo Whal untuk melarikan diri karena
kekacauan di kediaman diakibatkan karena ulah Hakim Kim Eun Oh yang
menyandera Officer Choi. Joo Whal pergi dari ruangannya, melarikan diri
dari kebisingan. Joo Whal engga memiliki catata hitam dalam hukum
Miryang, ia bahkan cenderung membenci ulah ayah tirinya yang mengambil
hak rakyat. Namun, sikap Joo Whal yang acuh membutakan dirinya.
Di kayangan Raja Neraka dan Kaisar langit bangga dengan keputusan yang
diambil oleh Eun Oh. Keputusan yang membawa kemakmuran bagi penduduk di
sekitarnya. Kaisar langit memberikan pendapatnya terhadap hal yang telah
dilakukan Eun Oh dan perbuatan Officer Choi di dunia.
Pada akhirnya, Manusia ini telah menyelesaikan permasalahan. Meskipun, pria itu bukanlah seorang iblis seperti Moo Yeon, namun perbuatan yang dilakukan oleh pria itu tidak ada bedanya dengan iblis. Seperti yang diinginkan Moo Yeon, menjadikan manusia sebagai budak keinginannya.
Tidak semua kekuatan dikategorikan buruk. Jika digunakan untuk hal yang salah, maka kekuatan itu akan berubah menjadi boomerang yang menjatuhkan diri. Namun, hasrat dan obsesi terhadap sesuatu dapat menjadi kekuatan yang bisa menggerakkan dunia.
Raja Neraka pun menimpali.
Kalau saja semua manusia memiliki kebijakan seperti manusia ini, maka dewa seperti kita tidak akan dipusingkan dengan hal-hal seperti itu.
Setelah Officer Choi dipenjara dan ruangannya ditinggalkan kosong, Joo
Whal memasuki ruangan tersebut. Uang dan emas yang belum sempat dikemas
oleh Officer Choi berserakan di lantai. Joo Whal engga sendiri di
ruangan itu, ada Eun Oh yang menunggunya.
Eun Oh secara langsung menanyakan kaitan Joo Whal dengan Shaman Moo
Yeon. Apa yang sebenarnya terjadi, mengapa ibu Eun Oh dirasuki oleh
iblis seperti Shaman Moo Yeon. Joo Whal engga menjawab pertanyaan itu,
ia mengalihkannya pada hal yang sangat ia khawatirkan, yaitu Arang. Joo
Whal memberitahu Eun Oh bahwa Arang menemui Shaman Moo Yeon. Eun Oh
terkejut mendengar hal tersebut, kepergian Arang menemui Shaman Moo Yeon
engga diketahui oleh Eun Oh sebelumnya.
Entah apa yang dipikirkan Arang, jangan sampai Arang putus asa dan
menyerahkan dirinya untuk dijadikan tumbal bagi Shaman Moo Yeon. Hal itu
dapat terjadi karena keinginan Arang untuk melindungi Eun Oh. Shaman
Moo Yeon adalah wanita yang tamak, sekali ia menginginkan sesuatu, ia
harus mendapatkan keinginan tersebut, apapun caranya akan ia lakukan.
Eun Oh kembali ke kediaman hakim dan menanyakan perihal Arang yang
bertemu langsung dengan Shaman Moo Yeon tanpa seizinnya. Arang
menjelaskan segalanya.
Jika aku berhasil kembali ke surga, maka kau tidak akan dapat mengingat keberadaanku lagi. Begitu pula sebaliknya, bila neraka tengah menungguku, maka aku tidak akan dapat mengingat keberadaanmu. Seperti itulah yang akan terjadi. Aku hanya ingin, kita dapat saling mengingat satu sama lain.
Saat aku mengetahui bahwa orang yang membunuhku adalah ibumu, aku menyadari bahwa menemukan kebenaran terhadap misteri dari kematianku tidaklah lagi penting. Karena bagaimanapun juga, kebenaran terhadap kematianku telah menjadikan ibumu berada di posisi yang sangat buruk seperti saat ini.
Tetapi, aku menyadari bahwa hal terpenting adalah dengan menyalamat ibumu, maka aku dapat menyelamatkanmu. Biarkan aku melakukan hal yang dapat membuatmu tersenyum, satto.
Alasan Arang itu membuat Eun Oh menjadi pengecut, karena ia berada di
sisi yang engga ingin kehilangan keduanya, ibunya dan Arang. Apapun
alasan Arang, ia engga akan membiarkan Arang pergi dengan mengorbankan
dirinya untuk kepentingan Eun Oh. Eun Oh engga akan pernah membiarkan
Arang menyerahkan dirinya sendiri pada Shaman Moo Yeon.
Waktu yang tinggal sesaat sebelum 3 bulan purnama penuh terjadi, membuat
Arang khawatir karena ia belum melakukan banyak hal untuk Eun Oh. Dan
saat itu juga, Arang membuatkan makanan untuk Eun Oh. Menyiapkan makanan
untuk yang terakhir kalinya, aww.
Ia mengatakan pada Eun Oh seraya menghidangkan makanan buatannya, bahwa
ia engga akan melakukan tindakan bodoh dengan menyerahkan dirinya pada
Shaman Moo Yeon. Jadi makanlah dan bekerja dengan giat. Arang mengatakan
hal tersebut agar Eun Oh engga lagi merasa cemas terhadap Arang.
Padahal, pemikiran Arang berada di sisi lain dari perkataan yang baru
saja ia katakan pada Eun Oh.
Arang akan tetap melakukannya, menyelamatkan ibu Eun Oh dan membiarkan
dirinya menjadi tumbal untuk Shaman Moo Yeon. Ia bahkan menuliskan surat
untuk Eun Oh dan Joo Whal. Dua surat yang berbeda. Arang meminta Joo
Whal untuk mengantarkannya agar dapat bertemu kembali dengan Shaman.
Sedangkan surat untuk Eun Oh adalah ucapan selamat tinggal.
Arang menitipkan suratnya pada Bang Wool. Ia mendatangi Bang Wool, dan
berterimakasih padanya. Arang memohon bantuan Bang Wool untuk yang
terakhir kalinya, untuk menyerahkan surat itu pada Hakim Kim Eun Oh.
Mendengar kata 'untuk yang terakhir kalinya' membuat Bang Wool bergidik
ketakutan.
Entah apa yang akan dilakukan oleh Arang, hal itu pastilah sangat
beresiko. Maka engga lama setelah Arang pergi, Bang Wool segera
menyampaikan surat dari Arang tersebut pada Eun Oh. Dengan tergesa-gesa,
Bang Wool menyuruh Eun Oh untuk segera membaca surat Arang tersebut,
Arang mengatakan bahwa hal ini adalah untuk yang terakhir kalinya, maka
bacalah, cepat.
Di suratnya Arang mengatakan,
Waktu bergulir begitu saja seperti mimpi. Hatiku telah merasakan kebahagiaan. Hatiku juga merasakan kesedihan. Saat dimana aku menjadi manusia seutuhnya, merupakan saat yang sangat indah. Terimakasih telah membuat hari-hariku menjadi sangat berharga.
Terimakasih untuk semua kenangan yang kau berikan. Tempat dimana aku akan di kenang, di sudut pemikiranmu, perlahan akan hilang tak berdaya, sama seperti bulan yang lambat laun akan pudar oleh semilir angin dingin. Untuk itu, aku tidak akan memintamu untuk melupakanku. Ingatlah aku. Arang. I Love You.
Berlomba dengan waktu, Eun Oh berlari mengejar kepergian Arang. Berharap
ia dapat menghadang kepergian Arang. Namun, Eun Oh sama sekali engga
mengetahui dimana tempat sementara yang ditinggali oleh Shaman Moo Yeon.
Ia engga mengetahui arah jalan menuju gua yang dimaksud. Poor him.
Di hutan, Joo Whal menunggu kedatangan Arang. Arang sudah siap dengan
keputusan yang ia ambil, namun Joo Whal justru merasakan sebaliknya.
Entah kenapa, ia engga bisa membiarkan Arang pergi begitu saja. Bila Joo
Whal engga bersedia mengantarkan Arang, maka Arang akan pergi tanpa
bantuan Joo Whal untuk bertemu dengan Shaman Moo Yeon.
"Jangan pergi." ungkap Joo Whal seraya menarik tangan Arang, hingga membuat Arang mendekap ke arah Joo Whal. Aww..
Moment seperti ini mengingatkannya terhadap Lee Seo Rim yang menyelamatkannya dari Ibu Eun Oh. Sekejap tanpa bergeming, Joo Whal menyadari bahwa wanita yang ada dihadapannya adalah Lee Seo Rim.
Moment seperti ini mengingatkannya terhadap Lee Seo Rim yang menyelamatkannya dari Ibu Eun Oh. Sekejap tanpa bergeming, Joo Whal menyadari bahwa wanita yang ada dihadapannya adalah Lee Seo Rim.
Joo Whal melepaskan Arang karena ia terkejut dengan ingatannya sendiri,
ia baru menyadari bahwa Arang adalah Lee Seo Rim. Wanita yang ia cintai
saat ini adalah wanita yang mencintainya di masa lalu.
Mengetahui kedatangan Arang, Shaman Moo Yeon tersenyum. Ia akan benar-benar menjadi abadi, bila ritual perpindahan tubuh itu dilakukan.
Mengetahui kedatangan Arang, Shaman Moo Yeon tersenyum. Ia akan benar-benar menjadi abadi, bila ritual perpindahan tubuh itu dilakukan.
Bersambung Sinopsis Arang and the Magistrate episode 19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar