Minggu, 22 September 2013

Sinopsis Gu Family Book Episode 20 – 2



Yeo Wool mendelik digodai seperti itu, “Kapan aku begitu?” Kang Chi nyengir, “Kupikir kau itu gadis yang polos. Tapi ternyata melihat itu saja kau sudah senang.”


Yeo Wol berkilah kalau ia tak sembarangan suka melihat tubuh pria. Jawaban itu malah membuat cengiran Kang Chi bertambah lebar, “Jadi.. kau hanya suka karena melihat tubuhku saja, Yang (gudae/sayang)?”
Yeo Wool malah balas menggoda, “Tuh kan, tuh kan.. Lagi-lagi kau menganggap dirimu hebat  ya, Yang?”
Melihat wajah lucu Yeo Wool, Kang Chi menjadi gemas. Tak mempedulikan protes Yeo Wool, Kang Chi meraih wajah Yeo Wool dan menekan kedua pipinya.
Dan Kang Chi mengecup bibir Yeo Wool. Sekali. Dua kali. Tiga kali. Yeo Wool terbelalak mendapat kejutan tak terduga ini.
Kang Chi memeluk Yeo Wool. Bukan untuk menenangkan Yeo Wool, tapi menenangkan dirinya. Ia pun bertanya, mengungkapkan apa yang ia cemaskan sekarang, “Aku.. benarkah aku dapat menjadi lebih kuat? Bisakah aku mengendalikannya?”
“Kau sudah kuat, hanya saja kau belum menyadarinya,” jawab Yeo Wool membuat Kang Chi tersenyum lebih tenang dan mempererat pelukannya.
Gon datang dan di depan pintu, ia memberitahukan kedatangannya. Tak mendengar jawaban apapun, ia pun langsung masuk ke dalam. Dan ia mengerutkan kening karena di dalam ruangan ia mendapatkan pemandangan yang tak biasa.
Kang Chi tekun membaca buku dan Yeo Wool menjahit. Mereka tersenyum menyapanya.
LOL, nggak mungkin banget. Taruhan berapa, Kang Chi dan Yeo Wool pasti grubak grubuk waktu mendengar suara Gon di depan pintu tadi, deh.. Hayoo… :))
Gon pun sepertinya juga merasa aneh. Tapi ia membiarkan perasaannya dan memberitahukan kalau ada tamu yang ingin bertemu dengan Kang Chi.  Dan masuklah Chung Jo yang kaget melihat Kang Chi dan Yeo Wool berduaan.
Chung Jo datang untuk memberitahukan pesan penting tentang ibu Kang Chi yang sepertinya sedang berada dalam masalah.
Si asisten sekarang mencoba merangkak menjadi kepala pedagang dengan meminta Seo Hwa untuk pulang dengan kapal yang akan berangkat ke Jepang di akhir bulan ini, “Sebaiknya Anda berangkat sekarang jika tak ingin ketinggalan kapal.”
Seo Hwa menuduh Pil Mo sebagai pengkhianat. Namun menurut Pil Mo, Seo Hwa-lah yang telah berubah pikiran sekarang. Ia meminta Seo Hwa untuk bersiap-siap karena Seo Hwa harus berangkat satu jam lagi. Dan keputusan itu sudah final.
Kang Chi tertegun mendengar Chung Jo memberitahukan kalau rombongan ibunya akan berangkat sekitar jam tiga. Chung Jo bertanya apa yang akan Kang Chi lakukan, “Mungkin ini adalah kesempatan terakhir kau melihatnya. Bukankah seharusnya kau menemuinya sekarang?”
Yeo Wool pun menyuarakan pendapatnya, sama dengan Chung Jo. Tapi dengan dingin Kang Chi berkata kalau di jam yang sama ia harus berlatih dengan Guru Dam.
Ia pun beranjak meninggalkan mereka, tapi Yeo Wool berseru menghentikannya, “Dia adalah ibumu.Akhirnya kau bisa menemukan ibum setelah 20 tahun. Kau tak boleh melepasnya pergi dengan cara seperti ini. Jangan menyesal di kemudian hari. Pergi dan temuilah ibumu. Ya?”
Kang Chi berbalik dan berkata tajam, “Dia adalah orang yang melahirkanku dan berpikir kalau aku sangat burk sehingga ia membuangku ke sungai. Selama 20 tahun, ia selalu mengatakan kalau ini bukanlah urusannya, tak peduli apakah aku dipukuli atau diikat sampai mati! Apa itu adalah ibu? Ibu apa yang berlaku seperti itu?”
Yeo Wool mencoba menyela, tapi sakit hati Kang Chi nampaknya sangat dalam, “Dia tak pernah ada. Saat ia membuangku, ia telah lenyap dari kehidupanku! Aku telah menghapusnya dalam kehidupanku! Menyebutnya dengan panggilan ibu adalah sia-sia. Jadi jangan pernah membicarakan orang itu lagi, Yeo Wool-ah.. Kumohon padamu.”
Kang Chi meninggalkan mereka, walau kemudian ia merasa menyesal telah berkata seperti itu dan ingin kembali. Tapi ia urungkan keinginan itu. Ia pun berbalik pergi, tak menyadari kalau Yeo Wool mengikutinya.
Tetap tinggal di kamar, Chung Jo meninggalkan baju untuk Kang Chi, yang telah ia sulamkan gambar burung (phoenix?).n Dan ia pun meninggalkan ruangan itu setelah memandang baju itu untuk terakhir kalinya.
Asisten wanita Seo Hwa (yang menjadi Ja Hong Myung palsu) menemui Tae Soo untuk memberikan pesan dari Seo Hwa. Sementara Seo Hwa menunggu di kamarnya dengan diam.
Sepertinya Jo Gwan Woong berhasil meyakinkan Wol Ryung kalau ia tak bersalah, karena Wol Ryung menunggu Jo Gwan Woong di sebuah gudang. Mulanya Jo Gwan Woong bergaya sok seperti biasa, mengatakan kalau ia terlambat karena sedang menangani masalah penting.
Tapi kesok-annya itu tak bertahan lama karena Wol Ryung membuat Jo Gwan Woong gentar dengan muncul tiba-tiba di belakangnya dan bertanya apakah Jo Gwan Woong sudah membawa Seo Hwa untuknya?
Jo Gwan Woong mencoba untuk berbisnis seperti biasanya. Ia akan mengabulkan permintaan Wol Ryung  jika Wol Ryung memberinya sesuatu. Wol Ryung mencemooh Jo Gwan Woong, “Dan kau yang hanya seorang manusia berani menawar padaku?”
Bagi Jo Gwan Woong itulah cara manusia berbisnis.
Maka Wol Ryung menawarkan sesuatu. Ia mencekik leher Jo Gwan Woong dan bertransaksi, “Aku menawarkan untuk tak membunuhmu kali ini. Jika kau tak ingin mati, beritahu padaku dimana Seo Hwa sekarang.” 
Ahh.. rasanya senang sekali Jo Gwan Woong kalah trading.
Di pasar, Bong Chul mencoba taruhan dengan orang. Betapa senangnya ia melihat Kang Chi muncul dan ikut menebak taruhannya, “Kau mengagetkanku!”  seru Bong Chul, “Astaga, Dek Kang Chiii! Apa yang sedang kau lakukan di sini, Dik?”
Swear, itu panggilan Bong Chul pada Kang Chi. Apa terjemahan dari Kang Chi dongsaeng kalau bukan Dek Kang Chi? :p
Bong Chul melihat Kang Chi sedang mencemaskan sesuatu dan bertanya apakah terjadi sesuatu pada Kang Chi? Kang Chi hanya tersenyum tipis dan mengajak Bong Chul makan.
Maka mereka pun makan dengan Bong Chul yang mentraktir. Kang Chi bertanya tentang kondisi ibunya. 
Bong Chul mengatakan kalau ibunya sehat walau selalu mencerewetinya, menyuruhnya untuk segera menikah, “Walau ia tak bisa melihat, ia punya standar yang tinggi. Ia benar-benar pemilih dalam mencari calon istri yang cocok untukku.”
“Ibu-ibu.. semuanya pasti seperti itu, kan?” tanya Kang Chi pelan. “Mereka selalu khawatir dan sangat cerewet.”
Bong Chul membenarkan ucapan Kang Chi. Tapi pertanyaan Kang Chi itu membuatnya heran dan bertanya apa alasan Kang Chi bertanya tentang para ibu, “Apa ada sesuatu yang mengkhawatirkanmu, Dik  Kang Chi?”
Kang Chi mencoba membantahnya, tapi Bong Chul tak dapat dibohongi dan menebak sumber kegalauan Kang Chi, “Apa mungkin kau seperti ini karena dicampakkan?”
Kang Chi terkejut mendengar pertanyaan Bong Chul yang tepat sasaran. Tapi ternyata tidak, karena Bong Chul meneruskan, “Ahh.. aku tahu pasti ini akan terjadi. Bagaimana mungkin Dik Kang Chi ini dengan pria berbunga.. Benar-benar omong kosong!”
Ha. Bahkan Bong Chul pun menasihati Kang Chi, “Tak peduli betapa cantiknya pemuda itu, itu adalah cinta terlarang!”
LOL. .. Bong Chul ini sok tau, deh…  Kang Chi bertanya siapa pria berbunga yang dimaksud dan Bong Chul menjawab, “Apa maksudmu bertanya ‘siapa’? Orang yang selalu bersama denganmu! Kau tahu itu ‘siapa’!”
“Apa yang kau maksud itu adalah aku?” tanya Yeo Wool yang muncul tiba-tiba, membuat Bong Chul langsung mengiyakan, tapi langsung ia koreksi, “Eh bukan..”
Kang Chi pun bertanya apakah Yeo Wool itu mirip seperti tuan muda? Tentu saja Bong Chul mengiyakan, “Berkeliaran dengan celana. Tentu saja pria. Jika bukan, lalu siapa?”
Kang Chi langsung senang karena perkiraannya dari mula memang tak salah, “Aku juga mengira ia adalah seorang pria saat kami pertama kali bertemu.”
Bong Chul pun terkejut, “Apa? Jadi pemuda ini sekarang bahkan bersikeras kalau ia bukan seorang pria?
Hahaha.. Yeo Wool kesal mendengarnya dan menjewer telinga kedua pria bodoh itu.
Yeo Wool menyusul Kang Chi karena ada yang ingin ia katakan tentang Seo Hwa, ibu Kang Chi yang ia temui semalam tadi.
Di penginapan, Seo Hwa pergi dengan tandu. Sebelum ia pergi, ia sempat bertukar pandang dengan Tae Soo yang mengawasinya dari kejauhan. Walau Pil Mo mendoakan agar ia selamat di perjalanan, tapi pandangannya pada salah satu samurai mengisyaratkan sebaliknya.
Pemimpin Samurai meminta Pil Moo untuk tak melampaui batas, tapi Pil Mo mengatakan kalau hal ini dilakukan untuk melindungi usaha mereka. Tapi dari wajah samurai itu, tersirat ketidaksetujuan akan tindakan Pil Mo.
Jo Gwan Woong juga mengawasi dari kejauhan, bergumam, “Yoon Seo Hwa. Dengan ini, berakhirlah hubungan buruk kita sekarang.”
Latihan dengan Guru Dam dimulai. Kang Chi yang telah melepas gelangnya berkata kalau ia akan mengakhiri latihan ini dengan segera dan kali ini ia tak akan ragu.
Kang Chi yang sekarang berdiri telah berbeda. Ia telah mendengar cerita Yeo Wool yang bertemu dengan ibunya. Yeo Wool mengatakan kalau ibunya menyebut dirinya sendiri sebagai pendosa.
“Selama 20 tahun ini, aku tak pernah bisa tidur nyenyak. Karena aku telah berdosa. Dosa karena membiarkannya meninggal seperti itu. Dosa karena meninggalkan anakku seperti itu. Jadi bagaimana mungkin seorang pendosa bisa tidur dengan nyenyak? Aku bahkan tak berani meminta maaf dari anak itu. Aku tak dapat kembali padanya.”
Dan siang itu Yeo Wool menyadarkan Kang Chi kalau sekaranglah waktunya untuk memaafkan ibunya. Karena jika ia tak memaafkannya, ibunya tak akan pernah berani kembali padanya.
Sebelum bertempur, Kang Chi bertanya akan arti pedang bagi Guru Dam. Guru Dam pun menjawab saat ia bertarung, pedang adalah segalanya baginya. Kang Chi mengangguk, mengerti.
Pertarungan itu pun terjadi. Kang Chi yang sekarang jauh lebih gesit, bergerak secepat kilat seperti Wol Ryung. Dan hanya beberapa jurus, ia berhasil menangkap tangan Guru Dam.
Dan mencakarnya.
Semua terkejut, tak menyangka hal ini akan terjadi. Darah mengucur dari tangan Guru Dam dan pedang pun terjatuh.
Tapi Guru Dam masih berdiri tegak. Hanya tangan kirinya yang terluka. Masih terengah-engah, Kang Chi berkata. “Karena saya berhasil menjatuhkan pedang  Anda, berarti saya menang, Guru.”
Sekilas nampak Guru Dam terkejut melihat senyum Kang Chi.
Kang Chi segera pergi meninggalkan Moo Hyung Do untuk mengejar ibunya. Guru Dam muncul bersama Guru Gong Dal dan Gon, kali ini mengangguk, mengijinkan putrinya untuk menemani Kang Chi.
Ehm.. restu calon mertua?
Yeo Wool pun pergi bersama Kang Chi dengan riang. Guru Dam meminta Gon untuk menjaga Yeo Wool. Gon pun mematuhi perintah Guru Dam dengan senyum di bibir. Gon berkata kalau mereka harus segera mengejar rombongan Seo Hwa yang menuju Yong Dam Gol. Dan ia tahu jalan pintas menuju kesana.
Yay.. Trio kwek-kwek bersatu kembali!
Saat Guru Gong Dal membalut luka di tangan Guru Dam, ia bertanya, apa yang Guru Dam lihat sebelumnya, karena di saat-saat terakhir ia melihat Guru Dam nampak terkejut. Guru Dam menjawab kalau ia merasa Kang Chi telah menemukan sebuah cara.
Dan hanya Guru Dam yang berada di dekat Kang Chi, yang melihat perubahan Kang Chi saat itu. Saat itu Kang Chi berkata karena pedang adalah segalanya baginya, maka karena pedangnya telah jatuh, berarti Kang Chi menang.
Tapi bukan itu yang membuat Guru Dam terkejut. Karena senyum Kang Chi yang mengembang, yang membuat matanya berangsur-angsur menjadi hitam kembali.
Guru Dam berkata, “Saat itu Kang Chi, tanpa memakai gelang dan tanpa ada Yeo Wool di sampingnya, berhasil kembali ke wujud manusianya.” Guru Dam merasa sekarang adalah waktunya untuk memintanya pergi untuk mencari Buku Keluarga Gu.
Sementara Seo Hwa ditandu melintasi hutan, tiga orang itu juga lari memasuki hutan. Mereka harus berpacu dengan waktu, karena sudah ada ninja yang mengintai tandu Seo Hwa. Seo Hwa bertanya pada pelayannya, apakah suratnya pada Tae Soo sudah disampaikan? Pelayan itu menjawab kalau Tae Soo akan datang sebelum mereka melewati Yong Dam Gol.
Namun belum sempat mereka keluar dari hutan, muncul suruhan Pil Mo yang akan ‘mengawal’ Seo Hwa. Entah mengawal kemana karena setelah itu mereka malah menyerang temannya sendiri untuk mendapatkan Seo Hwa.
Seo Hwa segera kabur bersama pelayan wanitanya. Tapi pelayan itu tak kuat berlari dan meminta ia ditinggalkan saja. Tapi Seo Hwa tak tega meninggalkannya. Ia pun meminta agar pelayannya bertahan karena ia tak mau meninggalkan pelayannya.
Sayang para suruhan Pil Mo itu berhasil mengejar mereka. Dan saat pembunuh itu hendak menebas Seo Hwa, pelayannya menghalangi pedang itu, sehingga ialah yang terbunuh.
Seo Hwa hanya sendirian dan tak berdaya saat pembunuh itu mengangkat pedangnya untuk kembali menebas Seo Hwa.
Tak disangka ada anak panah yang meluncur dan menancap di dada pembunuh itu. Seo Hwa melihat arah anak panah itu dan melihat kalau Yeo Wool yang memanah. Dengan Kang Chi berdiri di sampingnya.
Kang Chi mengolok para pembunuh yang ia anggap keterlaluan karena hanya berani melawan seorang wanita. Seo Hwa menyuruh Kang Chi segera pergi karena masalah ini bukan urusannya. Tapi Kang Chi tak mau, “Sifatku tak mengijinkanku hanya duduk dan melihat situasi seperti ini.”
Kang Chi mulai menghitung para pembunuh itu, “1, 2, 3, 4.. Kelihatannya ada lebih dari 10 orang.”
LOL, Gon mengkoreksi kalau para pembunuh itu ada 12 orang. Kang Chi pun melakukan pembagian, mereka bertiga akan mendapat jatah masing-masing 4 orang. Tapi menurut Yeo Wool, ia dan Gon saja sudah cukup, “ Kau antarkanlah ibumu hingga selamat.”
Kang Chi menatap keduanya penuh rasa terima kasih. Ia meminta mereka agar tak sampai terluka.
Pertempuran pun dimulai. Seo Hwa diseret pergi, dan Yeo Wool menyuruh Kang Chi untuk segera mengejarnya.
Seo Hwa berhasil dipisahkan, dan salah satu ninja itu sudah mengangkat pedang untuk membunuhnya. Namun pedang itu tak sempat menyentuh tubuhnya karena Kang Chi berhasil melumpuhkan mereka.
Kang Chi menoleh, menatap ibunya dan memintanya berdiri, “Mari kita pergi bersama.. denganku.”
Tapi Seo Hwa mengambil pedang yang tergeletak dan malah memintanya untuk pergi, “Aku masih harus menyelesaikan urusanku.”
Kang Chi mencoba menghentikan ibunya, tapi Seo Hwa tak mau, “Aku harus membunuhnya. Dia yang telah menghancurkan keluargaku dan membuat ayahmu dan aku seperti ini! Orang yang mencoba membunuhku, dia akan kubunuh dengan tanganku sendiri. Jadi lepaskanlah tanganku! Lepaskan!”
“Bagaimana denganku?!” teriak Kang Chi putus asa, mengejutkan Seo Hwa. “Kau hanya melihat orang yang ingin kau bunuh. Apakah kau tak mau melihatku?”
Lidah Seo Hwa kelu mendengar pertanyaan putranya, “Aku membahayakan nyawaku untuk datang kemari.  Apakah kau tak melihat kalau anakmu lari kemari hanya untuk menyelamatkanmu?”
Seo Hwa terisak mendengar hal itu. Ia menjatuhkan pedang dan memegang pipi Kang Chi. Air mata tak dapat berhenti mengalir saat ia minta maaf karena telah menjadi ibu yang buruk bagi Kang Chi. Dan pertahanannya benar-benar runtuh saat Kang Chi memanggilnya, “Ibu..”
Seo Hwa pun tersedu-sedu memeluk putranya, putra yang telah ia buang 20 tahun yang lalu.
Sementara itu Yeo Wool dan Gon mulai kewalahan menghadapi para ninja yang tak berkurang jumlahnya , malah semakin banyak. Di saat yang kritis, muncul seorang pria bercadar yang membantu mereka.
Gon langsung mengenali pria itu dari ketrampilan bela dirinya. Tae Soo. Dan mereka pun bertempur bersama untuk mengalahkan para ninja itu.
Kang Chi meminta ibunya untuk duduk karena ini adalah tempat pertemuannya dengan teman-temannya. Ia akan pergi sebentar untuk melihat kondisi teman-temannya.
Ia beranjak pergi, namun Seo Hwa meraih tangannya dan menggenggamnya penuh kasih sayang, “Jagalah dirimu.”
Kang Chi terkejut namun mengangguk sambil tersenyum. Ia pun segera pergi mencari Gon dan Yeo Wool. Namun belum jauh, ia pergi, ia merasakan firasat yang tak enak.
Begitu pula Seo Hwa. Ia menoleh saat merasakan kehadiran seseorang. Dan betapa terkejutnya ia melihat orang itu berjalan mendekatinya.
“Wol Ryung..?” panggilnya, “Wol Ryung .. apakah ini kau?”
Wol Ryung sedikit terkejut mendengar wanita di depannya itu memanggil namanya, “Siapa kau? Mengapa kau tahu namaku?”
Seo Hwa tak menjawab. Ia hanya memanggil nama itu tanpa rasa takut ataupun jijik. Hanya ada sayang dan penyesalan saat ia kembali menyebut nama itu, “Wol Ryung...”
Wol Ryung memandangi Seo Hwa lama, mencoba mencerna semua ini. Tapi pandangannya terhalang oleh sosok yang menutupi Seo Hwa. Kang Chi ternyata kembali.
Kang Chi menatap Wol Ryung dan berkata, “Tidak. Tak akan lagi. Aku tak akan membiarkanmu untuk membunuh orang lagi. Aku akan menghentikanmu… , Wol Ryung.”
Mata Wol Ryung berkilat mendengar ucapan Kang Chi. Sementara Seo Hwa menatap kedua pria yang ada di hadapannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar