Yeo Wool mendelik digodai seperti
itu, “Kapan aku begitu?” Kang Chi nyengir, “Kupikir kau itu gadis yang polos. Tapi
ternyata melihat itu saja kau sudah senang.”
Yeo Wol berkilah kalau ia tak
sembarangan suka melihat tubuh pria. Jawaban itu malah membuat cengiran Kang
Chi bertambah lebar, “Jadi.. kau hanya suka karena melihat tubuhku saja, Yang
(gudae/sayang)?”
Yeo Wool malah balas menggoda, “Tuh
kan, tuh kan.. Lagi-lagi kau menganggap dirimu hebat ya, Yang?”
Melihat wajah lucu Yeo Wool, Kang
Chi menjadi gemas. Tak mempedulikan protes Yeo Wool, Kang Chi meraih wajah Yeo
Wool dan menekan kedua pipinya.
Dan Kang Chi mengecup bibir Yeo
Wool. Sekali. Dua kali. Tiga kali. Yeo Wool terbelalak mendapat kejutan tak
terduga ini.
Kang Chi memeluk Yeo Wool. Bukan
untuk menenangkan Yeo Wool, tapi menenangkan dirinya. Ia pun bertanya,
mengungkapkan apa yang ia cemaskan sekarang, “Aku.. benarkah aku dapat menjadi lebih
kuat? Bisakah aku mengendalikannya?”
“Kau sudah kuat, hanya saja kau
belum menyadarinya,” jawab Yeo Wool membuat Kang Chi tersenyum lebih tenang dan
mempererat pelukannya.
Gon datang dan di depan pintu, ia
memberitahukan kedatangannya. Tak mendengar jawaban apapun, ia pun langsung
masuk ke dalam. Dan ia mengerutkan kening karena di dalam ruangan ia mendapatkan
pemandangan yang tak biasa.
Kang Chi tekun membaca buku dan
Yeo Wool menjahit. Mereka tersenyum menyapanya.
LOL, nggak mungkin banget. Taruhan
berapa, Kang Chi dan Yeo Wool pasti grubak grubuk waktu mendengar suara Gon di
depan pintu tadi, deh.. Hayoo… :))
Gon pun sepertinya juga merasa
aneh. Tapi ia membiarkan perasaannya dan memberitahukan kalau ada tamu yang
ingin bertemu dengan Kang Chi. Dan
masuklah Chung Jo yang kaget melihat Kang Chi dan Yeo Wool berduaan.
Chung Jo datang untuk memberitahukan
pesan penting tentang ibu Kang Chi yang sepertinya sedang berada dalam masalah.
Si asisten sekarang mencoba merangkak
menjadi kepala pedagang dengan meminta Seo Hwa untuk pulang dengan kapal yang
akan berangkat ke Jepang di akhir bulan ini, “Sebaiknya Anda berangkat sekarang
jika tak ingin ketinggalan kapal.”
Seo Hwa menuduh Pil Mo sebagai
pengkhianat. Namun menurut Pil Mo, Seo Hwa-lah yang telah berubah pikiran
sekarang. Ia meminta Seo Hwa untuk bersiap-siap karena Seo Hwa harus berangkat
satu jam lagi. Dan keputusan itu sudah final.
Kang Chi tertegun mendengar Chung
Jo memberitahukan kalau rombongan ibunya akan berangkat sekitar jam tiga. Chung
Jo bertanya apa yang akan Kang Chi lakukan, “Mungkin ini adalah kesempatan
terakhir kau melihatnya. Bukankah seharusnya kau menemuinya sekarang?”
Yeo Wool pun menyuarakan pendapatnya,
sama dengan Chung Jo. Tapi dengan dingin Kang Chi berkata kalau di jam yang
sama ia harus berlatih dengan Guru Dam.
Ia pun beranjak meninggalkan
mereka, tapi Yeo Wool berseru menghentikannya, “Dia adalah ibumu.Akhirnya kau
bisa menemukan ibum setelah 20 tahun. Kau tak boleh melepasnya pergi dengan
cara seperti ini. Jangan menyesal di kemudian hari. Pergi dan temuilah ibumu.
Ya?”
Kang Chi berbalik dan berkata
tajam, “Dia adalah orang yang melahirkanku dan berpikir kalau aku sangat burk
sehingga ia membuangku ke sungai. Selama 20 tahun, ia selalu mengatakan kalau
ini bukanlah urusannya, tak peduli apakah aku dipukuli atau diikat sampai mati!
Apa itu adalah ibu? Ibu apa yang berlaku seperti itu?”
Yeo Wool mencoba menyela, tapi
sakit hati Kang Chi nampaknya sangat dalam, “Dia tak pernah ada. Saat ia
membuangku, ia telah lenyap dari kehidupanku! Aku telah menghapusnya dalam
kehidupanku! Menyebutnya dengan panggilan ibu adalah sia-sia. Jadi jangan
pernah membicarakan orang itu lagi, Yeo Wool-ah.. Kumohon padamu.”
Kang Chi meninggalkan mereka, walau kemudian ia merasa menyesal telah berkata seperti itu dan ingin kembali. Tapi ia
urungkan keinginan itu. Ia pun berbalik pergi, tak menyadari kalau Yeo Wool
mengikutinya.
Tetap tinggal di kamar, Chung Jo
meninggalkan baju untuk Kang Chi, yang telah ia sulamkan gambar burung
(phoenix?).n Dan ia pun meninggalkan ruangan itu setelah memandang baju itu
untuk terakhir kalinya.
Asisten wanita Seo Hwa (yang
menjadi Ja Hong Myung palsu) menemui Tae Soo untuk memberikan pesan dari Seo
Hwa. Sementara Seo Hwa menunggu di kamarnya dengan diam.
Sepertinya Jo Gwan Woong berhasil
meyakinkan Wol Ryung kalau ia tak bersalah, karena Wol Ryung menunggu Jo Gwan
Woong di sebuah gudang. Mulanya Jo Gwan Woong bergaya sok seperti biasa,
mengatakan kalau ia terlambat karena sedang menangani masalah penting.
Tapi kesok-annya itu tak bertahan
lama karena Wol Ryung membuat Jo Gwan Woong gentar dengan muncul tiba-tiba di belakangnya
dan bertanya apakah Jo Gwan Woong sudah membawa Seo Hwa untuknya?
Jo Gwan Woong mencoba untuk
berbisnis seperti biasanya. Ia akan mengabulkan permintaan Wol Ryung jika Wol Ryung memberinya sesuatu. Wol Ryung
mencemooh Jo Gwan Woong, “Dan kau yang hanya seorang manusia berani menawar
padaku?”
Bagi Jo Gwan Woong itulah cara
manusia berbisnis.
Maka Wol Ryung menawarkan
sesuatu. Ia mencekik leher Jo Gwan Woong dan bertransaksi, “Aku menawarkan
untuk tak membunuhmu kali ini. Jika kau tak ingin mati, beritahu padaku dimana
Seo Hwa sekarang.”
Ahh.. rasanya senang sekali Jo
Gwan Woong kalah trading.
Di pasar, Bong Chul mencoba taruhan
dengan orang. Betapa senangnya ia melihat Kang Chi muncul dan ikut
menebak taruhannya, “Kau mengagetkanku!”
seru Bong Chul, “Astaga, Dek Kang Chiii! Apa yang sedang kau lakukan di
sini, Dik?”
Swear, itu panggilan Bong Chul
pada Kang Chi. Apa terjemahan dari Kang Chi dongsaeng kalau bukan Dek Kang Chi?
:p
Bong Chul melihat Kang Chi sedang
mencemaskan sesuatu dan bertanya apakah terjadi sesuatu pada Kang Chi? Kang Chi
hanya tersenyum tipis dan mengajak Bong Chul makan.
Maka mereka pun makan dengan Bong
Chul yang mentraktir. Kang Chi bertanya tentang kondisi ibunya.
Bong Chul
mengatakan kalau ibunya sehat walau selalu mencerewetinya, menyuruhnya untuk
segera menikah, “Walau ia tak bisa melihat, ia punya standar yang tinggi. Ia benar-benar
pemilih dalam mencari calon istri yang cocok untukku.”
“Ibu-ibu.. semuanya pasti seperti
itu, kan?” tanya Kang Chi pelan. “Mereka selalu khawatir dan sangat cerewet.”
Bong Chul membenarkan ucapan Kang
Chi. Tapi pertanyaan Kang Chi itu membuatnya heran dan bertanya apa alasan Kang
Chi bertanya tentang para ibu, “Apa ada sesuatu yang mengkhawatirkanmu, Dik Kang Chi?”
Kang Chi mencoba membantahnya,
tapi Bong Chul tak dapat dibohongi dan menebak sumber kegalauan Kang Chi, “Apa
mungkin kau seperti ini karena dicampakkan?”
Kang Chi terkejut mendengar
pertanyaan Bong Chul yang tepat sasaran. Tapi ternyata tidak, karena Bong Chul
meneruskan, “Ahh.. aku tahu pasti ini akan terjadi. Bagaimana mungkin Dik Kang
Chi ini dengan pria berbunga.. Benar-benar omong kosong!”
Ha. Bahkan Bong Chul pun
menasihati Kang Chi, “Tak peduli betapa cantiknya pemuda itu, itu adalah cinta
terlarang!”
LOL. .. Bong Chul ini sok tau,
deh… Kang Chi bertanya siapa pria
berbunga yang dimaksud dan Bong Chul menjawab, “Apa maksudmu bertanya ‘siapa’?
Orang yang selalu bersama denganmu! Kau tahu itu ‘siapa’!”
“Apa yang kau maksud itu adalah
aku?” tanya Yeo Wool yang muncul tiba-tiba, membuat Bong Chul langsung mengiyakan,
tapi langsung ia koreksi, “Eh bukan..”
Kang Chi pun bertanya apakah Yeo
Wool itu mirip seperti tuan muda? Tentu saja Bong Chul mengiyakan, “Berkeliaran
dengan celana. Tentu saja pria. Jika bukan, lalu siapa?”
Kang Chi langsung senang karena
perkiraannya dari mula memang tak salah, “Aku juga mengira ia adalah seorang
pria saat kami pertama kali bertemu.”
Bong Chul pun terkejut, “Apa?
Jadi pemuda ini sekarang bahkan bersikeras kalau ia bukan seorang pria?
Hahaha.. Yeo Wool kesal
mendengarnya dan menjewer telinga kedua pria bodoh itu.
Yeo Wool menyusul Kang Chi karena
ada yang ingin ia katakan tentang Seo Hwa, ibu Kang Chi yang ia temui semalam
tadi.
Di penginapan, Seo Hwa pergi
dengan tandu. Sebelum ia pergi, ia sempat bertukar pandang dengan Tae Soo yang
mengawasinya dari kejauhan. Walau Pil Mo mendoakan agar ia selamat di
perjalanan, tapi pandangannya pada salah satu samurai mengisyaratkan
sebaliknya.
Pemimpin Samurai meminta Pil Moo
untuk tak melampaui batas, tapi Pil Mo mengatakan kalau hal ini dilakukan untuk
melindungi usaha mereka. Tapi dari wajah samurai itu, tersirat ketidaksetujuan
akan tindakan Pil Mo.
Jo Gwan Woong juga mengawasi dari
kejauhan, bergumam, “Yoon Seo Hwa. Dengan ini, berakhirlah hubungan buruk kita
sekarang.”
Latihan dengan Guru Dam dimulai.
Kang Chi yang telah melepas gelangnya berkata kalau ia akan mengakhiri latihan
ini dengan segera dan kali ini ia tak akan ragu.
Kang Chi yang sekarang berdiri telah
berbeda. Ia telah mendengar cerita Yeo Wool yang bertemu dengan ibunya. Yeo
Wool mengatakan kalau ibunya menyebut dirinya sendiri sebagai pendosa.
“Selama 20 tahun ini, aku tak
pernah bisa tidur nyenyak. Karena aku telah berdosa. Dosa karena membiarkannya meninggal
seperti itu. Dosa karena meninggalkan anakku seperti itu. Jadi bagaimana mungkin seorang
pendosa bisa tidur dengan nyenyak? Aku bahkan tak berani meminta maaf dari anak
itu. Aku tak dapat kembali padanya.”
Dan siang itu Yeo Wool menyadarkan
Kang Chi kalau sekaranglah waktunya untuk memaafkan ibunya. Karena jika ia tak
memaafkannya, ibunya tak akan pernah berani kembali padanya.
Sebelum bertempur, Kang Chi
bertanya akan arti pedang bagi Guru Dam. Guru Dam pun menjawab saat ia bertarung,
pedang adalah segalanya baginya. Kang Chi mengangguk, mengerti.
Pertarungan itu pun terjadi. Kang
Chi yang sekarang jauh lebih gesit, bergerak secepat kilat seperti Wol Ryung.
Dan hanya beberapa jurus, ia berhasil menangkap tangan Guru Dam.
Dan mencakarnya.
Semua terkejut, tak menyangka hal
ini akan terjadi. Darah mengucur dari tangan Guru Dam dan pedang pun terjatuh.
Tapi Guru Dam masih berdiri
tegak. Hanya tangan kirinya yang terluka. Masih terengah-engah, Kang Chi
berkata. “Karena saya berhasil menjatuhkan pedang Anda, berarti saya menang, Guru.”
Sekilas nampak Guru Dam terkejut melihat
senyum Kang Chi.
Kang Chi segera pergi
meninggalkan Moo Hyung Do untuk mengejar ibunya. Guru Dam muncul bersama Guru
Gong Dal dan Gon, kali ini mengangguk, mengijinkan putrinya untuk menemani Kang
Chi.
Ehm.. restu calon mertua?
Yeo Wool pun pergi bersama Kang
Chi dengan riang. Guru Dam meminta Gon untuk menjaga Yeo Wool. Gon pun mematuhi
perintah Guru Dam dengan senyum di bibir. Gon berkata kalau mereka harus segera
mengejar rombongan Seo Hwa yang menuju Yong Dam Gol. Dan ia tahu jalan pintas
menuju kesana.
Yay.. Trio kwek-kwek bersatu kembali!
Saat Guru Gong Dal membalut luka di
tangan Guru Dam, ia bertanya, apa yang Guru Dam lihat sebelumnya, karena di
saat-saat terakhir ia melihat Guru Dam nampak terkejut. Guru Dam menjawab kalau
ia merasa Kang Chi telah menemukan sebuah cara.
Dan hanya Guru Dam yang berada di
dekat Kang Chi, yang melihat perubahan Kang Chi saat itu. Saat itu Kang Chi
berkata karena pedang adalah segalanya baginya, maka karena pedangnya telah
jatuh, berarti Kang Chi menang.
Tapi bukan itu yang membuat Guru
Dam terkejut. Karena senyum Kang Chi yang mengembang, yang membuat matanya
berangsur-angsur menjadi hitam kembali.
Guru Dam berkata, “Saat itu Kang
Chi, tanpa memakai gelang dan tanpa ada Yeo Wool di sampingnya, berhasil
kembali ke wujud manusianya.” Guru Dam merasa sekarang adalah waktunya untuk
memintanya pergi untuk mencari Buku Keluarga Gu.
Sementara Seo Hwa ditandu melintasi
hutan, tiga orang itu juga lari memasuki hutan. Mereka harus berpacu
dengan waktu, karena sudah ada ninja yang mengintai tandu Seo Hwa. Seo Hwa
bertanya pada pelayannya, apakah suratnya pada Tae Soo sudah disampaikan? Pelayan
itu menjawab kalau Tae Soo akan datang sebelum mereka melewati Yong Dam Gol.
Namun belum sempat mereka keluar
dari hutan, muncul suruhan Pil Mo yang akan ‘mengawal’ Seo Hwa. Entah mengawal
kemana karena setelah itu mereka malah menyerang temannya sendiri untuk
mendapatkan Seo Hwa.
Seo Hwa segera kabur bersama
pelayan wanitanya. Tapi pelayan itu tak kuat berlari dan meminta ia
ditinggalkan saja. Tapi Seo Hwa tak tega meninggalkannya. Ia pun meminta agar
pelayannya bertahan karena ia tak mau meninggalkan pelayannya.
Sayang para suruhan Pil Mo itu
berhasil mengejar mereka. Dan saat pembunuh itu hendak menebas Seo Hwa, pelayannya
menghalangi pedang itu, sehingga ialah yang terbunuh.
Seo Hwa hanya sendirian dan tak
berdaya saat pembunuh itu mengangkat pedangnya untuk kembali menebas Seo Hwa.
Tak disangka ada anak panah yang
meluncur dan menancap di dada pembunuh itu. Seo Hwa melihat arah anak panah itu
dan melihat kalau Yeo Wool yang memanah. Dengan Kang Chi berdiri di sampingnya.
Kang Chi mengolok para pembunuh
yang ia anggap keterlaluan karena hanya berani melawan seorang wanita. Seo Hwa
menyuruh Kang Chi segera pergi karena masalah ini bukan urusannya. Tapi Kang
Chi tak mau, “Sifatku tak mengijinkanku hanya duduk dan melihat situasi seperti
ini.”
Kang Chi mulai menghitung para pembunuh
itu, “1, 2, 3, 4.. Kelihatannya ada lebih dari 10 orang.”
LOL, Gon mengkoreksi kalau para
pembunuh itu ada 12 orang. Kang Chi pun melakukan pembagian, mereka bertiga
akan mendapat jatah masing-masing 4 orang. Tapi menurut Yeo Wool, ia dan Gon
saja sudah cukup, “ Kau antarkanlah ibumu hingga selamat.”
Kang Chi menatap keduanya penuh
rasa terima kasih. Ia meminta mereka agar tak sampai terluka.
Pertempuran pun dimulai. Seo Hwa
diseret pergi, dan Yeo Wool menyuruh Kang Chi untuk segera mengejarnya.
Seo Hwa berhasil dipisahkan, dan
salah satu ninja itu sudah mengangkat pedang untuk membunuhnya. Namun pedang
itu tak sempat menyentuh tubuhnya karena Kang Chi berhasil melumpuhkan mereka.
Kang Chi menoleh, menatap ibunya
dan memintanya berdiri, “Mari kita pergi bersama.. denganku.”
Tapi Seo Hwa mengambil pedang yang
tergeletak dan malah memintanya untuk pergi, “Aku masih harus menyelesaikan
urusanku.”
Kang Chi mencoba menghentikan
ibunya, tapi Seo Hwa tak mau, “Aku harus membunuhnya. Dia yang telah
menghancurkan keluargaku dan membuat ayahmu dan aku seperti ini! Orang yang
mencoba membunuhku, dia akan kubunuh dengan tanganku sendiri. Jadi lepaskanlah
tanganku! Lepaskan!”
“Bagaimana denganku?!” teriak
Kang Chi putus asa, mengejutkan Seo Hwa. “Kau hanya melihat orang yang ingin kau
bunuh. Apakah kau tak mau melihatku?”
Lidah Seo Hwa kelu mendengar
pertanyaan putranya, “Aku membahayakan nyawaku untuk datang kemari. Apakah kau tak melihat kalau anakmu lari
kemari hanya untuk menyelamatkanmu?”
Seo Hwa terisak mendengar hal itu.
Ia menjatuhkan pedang dan memegang pipi Kang Chi. Air mata tak dapat berhenti
mengalir saat ia minta maaf karena telah menjadi ibu yang buruk bagi Kang Chi.
Dan pertahanannya benar-benar runtuh saat Kang Chi memanggilnya, “Ibu..”
Seo Hwa pun tersedu-sedu memeluk putranya,
putra yang telah ia buang 20 tahun yang lalu.
Sementara itu Yeo Wool dan Gon
mulai kewalahan menghadapi para ninja yang tak berkurang jumlahnya , malah
semakin banyak. Di saat yang kritis, muncul seorang pria bercadar yang membantu
mereka.
Gon langsung mengenali pria itu
dari ketrampilan bela dirinya. Tae Soo. Dan mereka pun bertempur bersama untuk
mengalahkan para ninja itu.
Kang Chi meminta ibunya untuk
duduk karena ini adalah tempat pertemuannya dengan teman-temannya. Ia akan
pergi sebentar untuk melihat kondisi teman-temannya.
Ia beranjak pergi, namun Seo Hwa
meraih tangannya dan menggenggamnya penuh kasih sayang, “Jagalah dirimu.”
Kang Chi terkejut namun
mengangguk sambil tersenyum. Ia pun segera pergi mencari Gon dan Yeo
Wool. Namun belum jauh, ia pergi, ia merasakan firasat yang tak enak.
Begitu pula Seo Hwa. Ia menoleh
saat merasakan kehadiran seseorang. Dan betapa terkejutnya ia melihat orang itu
berjalan mendekatinya.
“Wol Ryung..?” panggilnya, “Wol
Ryung .. apakah ini kau?”
Wol Ryung sedikit terkejut
mendengar wanita di depannya itu memanggil namanya, “Siapa kau? Mengapa kau
tahu namaku?”
Seo Hwa tak menjawab. Ia hanya
memanggil nama itu tanpa rasa takut ataupun jijik. Hanya ada sayang dan
penyesalan saat ia kembali menyebut nama itu, “Wol Ryung...”
Wol Ryung memandangi Seo Hwa
lama, mencoba mencerna semua ini. Tapi pandangannya terhalang oleh sosok yang
menutupi Seo Hwa. Kang Chi ternyata kembali.
Kang Chi menatap Wol Ryung dan
berkata, “Tidak. Tak akan lagi. Aku tak akan membiarkanmu untuk membunuh orang
lagi. Aku akan menghentikanmu… , Wol Ryung.”
Mata Wol Ryung berkilat mendengar
ucapan Kang Chi. Sementara Seo Hwa menatap kedua pria yang ada di hadapannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar