Rabu, 27 Maret 2013

SEMINAR

BAB I PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang dan Masalah
1.1.1        Latar Belakang
Sarana komunikasi yang paling efektif dalam pergaulan sosial adalah bahasa,baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia sebab bahasa merupakan alat komunikasi antara anggota masyarakat yang berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berhubungan dan saling bertukar fikiran.
Mendengarkan dengan seksama apa saja yang di kemukakan oleh narasumber sangatlah penting dalam wawancara dengan dengan menggunakan perekam suara dan ditulis dalam buku jurnal untuk diedit.
Menurut Wahyudi EL Panggabean (2007:33) ” jika wawancara hanya dilakukan dengan konsep sederhana melalui tanya-jawab, ternyata hasilnya kurang memedai sebagai sumber informasi yang mendalam”.
Komunikasi secara tulis orang melakukannya dengan media tulis. Membahas tentang media informasi saat kita kenal dengan dua media yaitu media massa dan media elektronik. Media massa dalam perkembangannya mencakup surat kabar, majalah, buletin, dan tabloid. Media elektronik seperti radio, televisi, internet, dan filem.
Menurut Wahyudi EL Panggabean (2007:44) ” tidak semua sumber berita punya waktu untuk di wawancarai secara langsung. Kesibukannya untuk tugas dan jabatanya, diwaktu-waktu tertentu, sering membuat sumber terpaksa harus menghindari wawancara.
Pembelajaran bahasa indonesia, siswa setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) setelah mendapatkan pembelajaran wawancara tentang pekerjaan narasumber yang terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Pada silabus mata pelajaran bahasa indonesia, sekolah menengah pertama mendapat pelajaran wawancara pada aspek mendengarkan.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 pada jenjang sekolah menengah pertama kelas VII semester 2 pada aspek mendengarkan terdapat materi tentang wawancara. Dalam kurikulum tersebut di jelaskan bahwa pada semster 2 kelas VII mendapat materi tentang memahami wacana lisan melalui kegiatan wawancara  dengan Standar Kompetensi (SK) memahami wacana lisan dalam kegiatan wawancara. Sedangkan Kompetensi Dasar (KD) menuliskan dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancaraa. Dari meteri tersebut meliputi 4 materi dalam 4 pertamuan.
Berdasarkan fenomena tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang memahami hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara di SMP Negeri 4 kecamatan Siak Hulu kabupaten Kampar.
Pelajaran menyusun tulisan kepada para siswa itu (apapun bahanya) jelas tidak di berikan dalam waktu singkat seperti kursus kilat atau penataran crash programme, melainkan secara terarah dan terencana, dalam waktu satu tahun. Mula-mula penulis yang bersangkutan harus menelaah dulu tema (pokok bahasan) yang hendak di garap. Sebab, sebuah tulisan harus jelas dulu temanya agar penulis tidak salah tafsir, kemudian salah mengumpulkan dan akhirnya salah arah dalam mengerjakannya, sampai banyak bagian yang mubazir.
Kemampuan mendengarkan sangatlah diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dan mendengarkan orang lain bicara dan menjawab apa yang di tanya oleh orang lain yang di bicarakan berdua.
Mendengarkan membutuhkan konsentrasi yang sangat kuat daam diri sendiri, dan melatih apa yang di katakan dengan orang lain. Janganlah membuat orang bilang asal bunyi. Orang lain paling benci bila seseorang tidak mendengarkan perkataannya, dan seseorang asal bicara terhadap orang lain.
Wawancara merupakan salah satu cara mendaptkan informasi bagi wartawan. Dari segera etimologi, ” wawancara ” berasal dari dua kata; ” wawan ” dan ” wicara ”. ” Wawan ” artinya berhadapan sedangkan ”wicara ” berarti bicara. Dengan demikian, wawancara bisa diartikan sebagai berbicara berhadapan.
Jika seseorang siswa tidak memperhatikan dengan teliti tentang apa yang akan di wawncarainya, bisa jadi hasil wawancara tidak sesuai denganharapan. Sebab, seorang narasumber bersedia di wawancarai bisa jadi disebabkan hal-hal sebagai berikut : karena mereka suka di perhatikan, mereka suka bicara, mereka tidak bisa menolak, mereka kasihan dengan si wawancara, mereka menganggapnya sebagai sebuah tugas mereka ingin menjelaskan pandangan, dan mereka bersedia di wawancarai karena tidak tahu apa akibat dari wawancara tersebut Wahyudi EL Panggabean (2007:34) dalam (Septiawan Santana K. : 2005).
Mendengarkan wawancara dengan narasumber dan tanya – jawab dengan narasumber. Menuliskan hal-hal penting dalam wawancara yang di dengarkan dengan bahasa komunikatif.
Siswa haruslah bisa mendengar dengan baik dan benar dalam wawancara, kalau siswa salah mendengar maka berita yang di dapat tidak bisa di pakai untk mengajukan permasalahan dalam wawancara.
Alasan saya memilih judul ini karena siswa kurang untuk medengarkan dan susah untuk mengingat apa yang orang lain kataka. Makanya siswa membutuhkan konsentrasi yang lebih kuat dalam mengingat apa yang dilakukan siswa itu.
Sekripsi ini merupakan awal karena kemampuan siswa dalam menuliskan dengan singkat hal-hal penting yang di kemukakan oleh narasumber dalam wawancara. Mengambil judul penelitian ini dari silabus SMP kelas VII semester 2.
Penelitian kemampuan mendengarkan hal-hal penting dari narasumber ke wawancara yang didengarkan, oleh pewawancara yang ada dalam kenyataan yang dialami oleh narasumber.
Berdasarkan gejala diatas, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul ” kemampuan siswa dalam menuliskan hal-hal penting yang di kemukakan narasumber dalam wawancara kelas VII SMP Negeri 4 kecamatan Siak Hulu kabupaten Kampa tahun 2012/2013”.
Penelitian ini dapat mengetahui keadaan sebenarnya tentang kemampuan mendengarkan kemampauan siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama4  kecamatan Siak Hulu kabupaten Kampar dengan menggnakan telinga dan alat perekam suara dalam wawancara.
Hasil yang diperoleh dalam penelitan itu secara keseluruha adalah berkata gori cukup. Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian yang terdahulu adalah penulis meneliti tentang kemampuan siswa dalam mendengarkan dalam wawancara sedangkan penelitian terdahulu meneliti tentang kemampuan siswa dalam mendengarkan berita.
Hasil penelitian ini dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis penelitian ini adalah dapat memberikan pedoman, panduan kepada siswa Sekolah Menengah Pertama dalam mendengarkan, sedangkan manfaat praktis adalah untuk dapat dijadikan sebagai acuan dan bahan perbandingan bagi gurusebagai pengajar dalam melaksanakan pembinaan, pengembangan bahasa indonesia terhadap kegiatan belajar mengajar khususnya kegiatan mendengarkan siswa.


1.1.2        Masalah
Berdasarkan uraian yang telah di paparkan dalam latar belakang di atas, masalah pokok yang penulis peneliti dalam penelitian ini adalah
1.1.2.1  Bagaimanakah kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 4 kecamatan Siak Hulu kabupaten Kampar dalam mampu mendata hal-hal penting dari narasumber yang di wawncarai?
1.1.2.2  Bagaimanakah kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 4 kecamatan Siak Hulu kabupaten Kampar dalam mampu menuliskan hal-hal penting dari suatu wawancara dengan bahasa yang komunikatif?

1.2  Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas tujuan penelitian ini yaitu :
1.         Untuk mengetahui kemampiuan siswa dalam mampu mendata hal-hal penting dari narasumber yang di wawancarai. 2. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mampu menuliskan hal-hal penting dari suatu wawancara dengan bahasa yang komunikatif.

1.3  Ruang Lingkup
Penelitan yang berjudul kemampuan siswa dalam menuliskan dengan singkat hal-hal penting yang di kemukakan narasumber dalam wawancara SMP Negeri 4 kecamatan Siak Hulu kabupaten Kampar kelas VIItermasuk kedalam ruang lingkup pengajaran bahasa indonesia aspek mendengarkan.
1.3.1        Pembatasan Masalah
Penelitian penerapan pendekatan kontektual dalam pembelajaran kemampuan siswa dalam mendengarkan dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara SMP Negeri 4 kecamatan Siak Hulu kabupaten Kampar kelas VII di batasi pada 1. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam wawancara. 2. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mampu mendata hal-hal penting dari narasumber yang diwawancarai. 
1.3.2        Penjelasan Istilah
Untuk memudahkan pembaca memahami orentasi penelitian ini, penulis merasa perlu menjelaskan beberapa istilah yang relevan dengan masalah pokok penelitian ini. Istilah pendekatan kontekstual yang penelitian gunakan diambil menurut Wahyudi EL Panggabean (2007:34) ” dengan persiapan matang, tugas wawancara bisa menjadi salah satu metode mengorek informasi yang paling ampuh dari sumber-sumber informasi”.
1.             Kemampuan adalah kesanggupan; kecakapan; kekuatan; kita berusaha dengan sendiri; kekayaan; karenanya sudah memadai, ia membeli sebuah rumah baru (KBBI; 2008:809).
2.             Siswa adalah murid (terutama pada tingkat sekolah dasar dan menengah); pelajar SMU (KBBI; 2008 : 1322).
3.             Mendengarkan adalah mendengarkan akan sesuatu dengan sungguh-sungguh; memasang telinga dengan baik-baik untuk mendengar (KBBI).
4.             Dengan adalah berserta; bersama-sama; ia pergi - - anak istri; dan saman - - simin tinggal sekampung; sahabat (KBBI).
5.             Singkat adalah pendek (umur, waktu, dan sebagainya): dalam waktu - - kita mampu menyelesaikannya (KBBI).
6.             Penting adalah utama; pokok: perkara - - ; sangat berharga (berguna): pelajaran itu - - bagi anak-anak (KBBI).
7.             Narasumber adalah orang yang memberi (mengetahui secara jelas atau menjadi sember) informasi; informan: penduduk asli pulau itu menjadi - - di penelitian bahasa daerah setempat (KBBI).
8.             Wawancar adalah tanya jawab dengan seorang (pejabat atau sebagainya) yang di perlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat serat kanar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan di laya televisi (KBBI).
9.             Komunikasi adalah pengiriman pesan dan penerimaan atau berit antara dua orang atau lebih sehinnga pesan yang dimaksud dapat dipahami; hubungan; kontak: (KBBI).
10.         Media adalah alat; (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi film atau filem poster dan sepanduk; yang terletak di antara dua pihak (orang, golongaan, dan sebagainya) (KBBI).
11.         Informasi adalah penerangan, pemberi tahuan, kabar atau berita tentang sesuatu (KBBI).
12.         Elektronik adalah alat yang dibuat berdasarkan perinsip elektronika; hal; atau benda yang menggunakan alat-alat yang dibentuk atau dasar elektronika (KBBI).
13.         Fenomena adalah hal-hal yang dapat dihasilkan dengan panca indra dan dapat diterangkan serta di nilai secara ilmiah (seperti fenomena alam); sesuatu yang luar bisa; keajaiban (KBBI).
14.         Arah adalah jurusan; ia naik bus - - utara; tujuan; maksud: (KBBI).
15.         Rencana adalah cerita; rancangan; buram (rangka sesuatu yang akan dikerjakan); konsep; naskah (surat dan sebagainya): (KBBI).
16.         Pelajaran adalah waktu yang tertentu lamanya untuk memberikan pelajaran (KBBI).




1.4      Anggapan Dasar, Hipotesis, dan Teori
1.4.1        Anggapan Dasar
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman penulis di lapangan, kemampuan siswa dalam membaca dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara SMP Negeri 4 kecamatan Siak Hulu kabupaten Kampar, belum terlaksanakan dengan baik, dilihat dari kurangnya kemampuan siswa dalam membaca naskah.
SK 9. Memahami wacana lisan dalam kegiatan wawancara.
KD 9.2 menuliskan dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara.

1.4.2        Hipotesis
Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1.             Apakah tanya jawab hal-hal penting dari narasumber yang di wawancarai SMP Negeri 4 kecamatan Siak Hulu kabupaten Kampar berkategori cukup.
2.             Apakah menuliskan halhal penting dari wawancara yang di dengarkan dengan bahasa yang komunikatif berkategori cukup.

1.4.3        Teori
Dalam penelitian ini penulis berpegang pada teori, yaitu teori yang dijadikan landasan dalam mengkaji permasalahan dalam mengkaji permasalahn dalam penelitian. Dalam melakukan penelitian ini penulis merujuk beberapa teori yang berkaitan dengan wawancara yang baik dan benar. Teori-teori yang dikemukakan berikut ini di maksudkan. (1). Memahami hal-hal penting dalam wawancara. (2). Wawancara tertutup. (3). Wawancara terbuka.
1.4.3.1  Memahami Hal-hal Penting Dalam Wawancara
Menurut P. Tukan (2006:88) ” Dalam memahami hal-hal penting dalam wawancara dibuktikan ewat hasil wawancara wartawan yang hanya menerapkan cara yang mengacu semata-mata pada buku teks sebagai panduan. Seseorang narasumber bersedia di wawancarai, sesudah ada topik yang akan di wawancarai, memperhatikan alat-alat untuk wawancara, dan memperhatikan apa saja yang diberikan kepada narasumber. 1. Menjaga konsentrasi agar mampu memahami jalannya wawancara dari awal sampai akhir. 2. Menemukan dan menulis tema atau gagasan utama dalam wawancara. 3. Mencatat pokok-pokok pembicaraan (siapa yang berbicara dan apa isi pembicaraannya). 4. Memberikan catatan-catatan tambahan yang di anggap penting dalam menunjang pemahaman hasil wawancara. 5. Merangkum seluruh isi wawancara dalam beberapa kalimat ”. (1). Wawancara adalah suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada narasumber. Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam proses wawancara: 1. Menyusun tema atau masalah yang akan ditanyakan, 2. Menentukan orang yang tepat untuk diwawancarai, 3. Menyusun daftar pertanyaan, 4. Merumuskan pertanyaan dengan baik, 5. Membuat janji pertemuan dengan narasumber, 6. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan, 7. Saat wawancara memerhatikan etika berbicara, bersikap sopan dan ramah, 8. Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan wawancara, 9. Apabila akan menggunakan alat perekam atau kamera, minta izin terlebih dahulu, 10. Mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh narasumber, 11. Berkonsentrasi mendengarkan informasi, 12. Hindari mengulang-ulang pertanyaan. (2). 1. Pewawancara atau orang yang mencari informasi yang berkedudukan sebagai penanya. 2. Narasumber atau informan atau orang yang diwawancarai. Dalam hal ini, narasumber atau informan berkedudukan sebagai penjawab pertanyaan atau pemberi informasi. Narasumber yang diwawancarai biasanya merupakan seseorang yang memiliki keterkaitan dengan perihal informasi yang diperlukan. Dalam hal ini, narasumber dapat berupa tokoh, ahli, atau orang biasa. 3. Tema atau perihal yang diwawancarakan. Tema sangat berperan dalam kegiatan wawancara. Dalam hal ini, tema menjadi pokok sekaligus pembatasan hal-hal yang dibicarakan. 4. Waktu atau kesempatan dan tempat. (3). 1. Penguasaan materi, berkenaan dengan tema dan poin-poin permasalahan penting yang akan ditanyakan. 2. Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan informasi yang diperlukan. 3. Mempersiapkan diri secara mental untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, misal: grogi atau nervous. 4. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk berwawancara, misal: alat rekam atau alat tulis. (4).  Pertanyaan disusun berdasarkan tujuan wawancara. Upayakan satu pertanyaan untuk menggali satu informasi. Kalimat tanya disusun dengan singkat dan jelas. Daftar pertanyaan dibicarakan dulu dengan orang yang lebih mengerti. (5).  Pendahuluan Pewawancara membuat janji dulu dengan narasumber, kapan dan dimana narasumber bersedia diwawancarai. Jangan lupa sampaikan tujuan wawancara kepada narasumber. Pembukaan Awalilah dengan pembicaraan ringan, seperti menanyakan kabar dan kondisi narasumber serta tunjukkan sikap yang ramah dan bersahabat. Tahap inti Ajukan pertanyaan secara urut, singkat, dan jelas. Lakukan perekaman selain pencatatan. Hindarilah pertanyaan yang memojokkan atau menginterogasi. Penutup Akhiri wawancara dengan kesan yang baik dan menyenangkan. Jangan lupa ucapkan terima kasih atas waktu dan kesediaan narasumber diwawancarai. (6). 1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan berterima kasih atas kesempatan yang diberikan. 2. Menggunakan bahasa yang santun. 3. Menyampaikan pertanyaan secara sistematis dan urut. 4. Fokus pada materi wawancara. 5. Tidak menyudutkan narasumber dan tidak membuat tersinggung. 6. Tidak memancing pertanyaan yang menjurus pada fitnah atau mengadu domba. 7. Bersikap objektif dan simpatik. (7).  Jangan mencampuri hasil Perhatikan kaidah penulisan laporan. wawancara  Pilihlah data yang relevan dengan dengan pendapat sendiri.  Jaga nama baik narasumber dan bila perlu permasalahan. jaga kerahasiaan identitas narasumber. (8). Topik : __________________Pewawancara : __________________Narasumber : __________________Hari, tanggal : __________________Tempat : __________________Hasil wawancara : ________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ___________________________________________________________ ________________________________________________________
1.4.3.2  Wawancara Tertutup
Menurut E. Kosasih (2008:6) ”wawancara tertutup umumnya di lakukan berkenaan dengan masalah-masalah yang bersifat pribadi atau rahasia ”.
1.4.3.3  Wawancara Terbuka
Menurut E. Kosasih (2008:6) ” wawancara terbuka dilakukan dengan permasalahan yang menyangkut kepentingan umum. Dalam wawancara terbka, jumlah penanya bisa lebih dari satu orang demikian juga dengan narasumbernya.”
1.4.3.4  Memahami Hal-hal penting dari suatu wawancara dengan bahasa yang komunikatif
1.      Mendengarkan dengan cermat uraian yang disampaikan narasumber,
2.      Mencatat hal-hal penting yang disampaikan narasumber,
3.      Menuliskan informasi yang diperoleh dari narasumber dalam bentuk kalimat singkat.

Gurumu akan menunjuk salah satu temanmu untuk membacakan teks wawancara berikut ini! Simak baik-baik pembacaan teks wawancara yang dilakukan temanmu dan tutuplah buku ini!
Wartawan cilik
         : Nama Kak Pandan bagus sekali, apa punya makna khusus?
Ratu Pandan Wangi
: Iya nama Kakak merupakan hadiah dari sastrawan besar SH Mintardja. waktu itu beliau menulis lakon “Suramnya Hari Esok” yang berlatar belakang sejarah Mataram Di dalamnya ada tokoh cantik yang bijaksana bernama Ratu Pandan Wangi, kebetulan ayah saya bersahabat dengan Bapak SH Mintardja sehingga nama tersebut dihadiahkan kepada Ibu saya ketika saya masih dalam kandungan .
Wartawan cilik
         : Apa tema-tema lukisan Kakak?
Ratu Pandan Wangi
: Kakak suka sekali dengan tema kehidupan anak-anak sehari-hari karena anak-anak itu polos dan selalu ceria. Lukisan Kakak pun pasti berwarna-warna ceria.
Wartawan cilik
         : Sejak kapan Kak Pandan suka melukis?
Ratu Pandan Wangi
: Kak Pandan mulai suka melukis saat usia satu tahun. Sebelum TK, Kakak juga sudah sering menjuarai berbagai lomba lukis di Yogyakarta.
Wartawan cilik
         : Apa saja judul lukisan Kakak?
Ratu Pandan Wangi
: “Boneka makan Bak Pao”, “Anak Kecil Naik Ayam”, “Kupu-Kupu Melihat Keindahan Alam”, “Nenek Penuk”, “Kucing sedang Mengambil Apel”, “Rumah yang Indah”, “Bunga Cina”, “Pandan dan Panda sedang di Kebun”, “Helo Kiti Weni”, dan lain-lain.
Wartawan cilik
         : Kapan Kakak pertama kali menggelar pameran tunggal?
Ratu Pandan Wangi
: Pertama kali di Gedung Purna Budaya, Yogyakarta tahun 2000 yang dibuka oleh tokoh dan pamong Perguruan Taman Siswa, Ny Isbiyantirin. Kemudian berturut-turut pameran di Taman Siswa, Galeri Ruang Tamu, juga pameran bersama di tempat-tempat lain.
Wartawan cilik
         : Selain melukis apa hobi Kak Pandan?
Ratu Pandan Wangi
: Kakak suka sekali membaca buku, setiap hari pasti mampir ke toko buku,karena dekat dengan sekolah Kakak. Kakak juga suka sekali membuka internet dan sedang aktif mempelajari bahasa Inggris dan Jepang.
Wartawan cilik
         : Buku-buku seperti apa yang suka Kakak baca?
Ratu Pandan Wangi
: Buku Harry Potter karangan JK Rowling semua sudah Kakak baca, Bumi yang Subur karangan Pearl S. Buck. Angsa-Angsa Liar karangan Jung Chang. Laki-laki Tua dari Laut karangan Ernest Hemingway. Penari-Penari Jepang karangan Yasunari Kawabata, dan komik-komik Jepang lainnya Kakak suka.
Wartawan cilik
         : Mengapa Kakak sangat suka buku-buku karya penulis Jepang dan mempelajari bahasa Jepang?
Ratu Pandan Wangi
: Bermula dari membaca buku karya penulis Jepang, ternyata sangat menarik untuk dipelajari, baik alamnya, orang-orangnya, adat istiadatnya, semua sangat menarik untuk disimak.
Wartawan cilik
         : Apa cita-cita Kakak selain tetap melukis?
Ratu Pandan Wangi
: Kakak juga ingin menjadi penulis internasional, makanya Kakak sekarang belajar menulis terus, seperti membuat cerpen-cerpen. Saat ini sudah banyak terkumpul dan terdokumentasi rapi.
Wartawan cilik
         : Apa yang ingin Kakak sampaikan pada anak-anak yang punya hobi atau bakat menggambar?
Ratu Pandan Wangi
: Selagi masih anak-anak kembangkan bakatmu. Dengan terus berkarya dan berkreasi hidup ini jadi indah.








1.5      Penentuan Sumber Data
1.5.1        Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4 kecamatan Siak Hulu kabupaten Kampar TP 2010/2011 yang berjumlah 128 orang siswa, yaitu siswa kelas VII A berjumlah 41 orang, kelas VII B berjumlah 42 orang, dan kelas VII C berjumlah 45 orang.
Tabel 1. Jumlah siswa kelas VII SMP Negeri 4 kecamatan Siak Hulu kecamatan Kampar.
No.
Kelas
Jumalah
Sampel
1.
VII A
41
20
2.
VII B
42
20
3.
VII C
45
20

Jumalah
128
60

1.5.2        Sampel
Mengingat jumlah siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 kecamatan Siak Hulu kabupaten Kampar TP 2010/2011 hanya 60 orang. Penulis menetapkan keseluruhan populasi tersebut dijadikan sampel alam penelitian ini. Sampel penelitian seperti ini disebut juga sampel jenuh atau sampel total.


1.6      Metode dan Teknik Penelitian
1.6.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut (www.google.com/gtw/x?client=ms-lge&q=wawancara&chanel=mm&ei=4L2K_iwNqWtiAew3QE&ved=ocBgQFjAI&hl=id&source=m&rd=1&u=htt://pusdatin.deptan.go.id/statistik/metodologi/3_wawancara.pdf) ” wawancara adalah salah satu faktor penting dalam mengenai informasi dari nara sumber, dalam hal ini rummah tangga sampel. Dengan teknik wawancara yang baik dan benar di harapkan tujuan interview akan tercapai. Setiap enumerator harus mengetahui teknik wawancara yang efisien dan efektif ”.
1.6.2 Teknik Pengumulan Data
Teknik yang penullis gunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.6.1        Observasi yaitu teknik yang digunakan untuk mengamati hasil wawancara terhadap siswa di dalam kelas VII SMP Negeri 4 kecamatan Siak Hulu kabupaten Kampar.
1.6.2        Teknik tes yaitu untuk mengumpulkan data kemamapuan siswa dalam berwawancara yang baik dan benar, penulis menggunakan teknik tertulis. Tes berbicara di operasionalkan dengan membagikan teks wawancara yang sejenis kepada seluruh siswa yang di tetapkan sebagai sampel dalam penelitian ini.
1.6.3        Instrumen penelitian untk mengumpulkan data yang di perlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan instrumen penelitian yang berbentuk wawancara terdiri dari 4 pertanyaan yang di dalamnya terdapat pengablikasikan 5W1H yaitu : What, When, Who, Where, Why, dan How.

1.6.3        Teknik Analisis Data
Keseluruhan data yang terkumpul dideskripsikan dianalisis, dan di interpestasikan secara terperinci dan sistematis selanjutnya setiap kelompok data itu dievaluasi secara kuantitatif dan kualitatif dengan keteria penilaian.
Tabel 2. Rentang penilaian kualitatif dan kuantitatif.
Bentuk Kualitatif
Bentuk kuantitatif
Presentase
Rentang 0-10
Rentang 0-100
1.      Istimewa
10
96-100

2.      Baik sekali
9
86-95

3.      Baik
8
76-85

4.      Cukup
7
66-75

5.      Sedang
6
56-65

6.      Kurang
< 5
46-55


Selanjutnya untuk memberikan nilai akhir kemampuan mendengarkan siswa menggunakan wawancara, penulis menggunakan rumus presentase.
Bx100%=....
S
Keterangan :
B = Nilai Perolehan
S = Nilai Maksimum
Langkah-langkah teknis analisis data adalah :
Pertama, data yang terkumpul di tabulasi dan di deskripsikan kedalam bentuk table. Pendeskripsian data dalam bentuk tabel ini dilakukan setelah mengklasifikasi data itu sesuai karakterristiknya masing-masing. Dengan demikian, sesuai dengan keseluruhan aspek dan sub aspek mendengarkan yang menjadi kajian penelitian ini.
Kedua, kelompok data yang telah dideskripsikan itu dianalisis secara terperinci dan sistematis, sesuai dengan formulasi acuan yang telah ditetapkan dalam kerangka teoritis penelitian ini. Melalui teknik analisis data yang kedua ini juga diselenggarakan terhadap masing-masing kelomopk data bahasa, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Selanjutnya untuk memberikan nilai akhir kemampuan siswa dalam wawancara menggunakan rumusan presentase.



Jawaban pertanyaan : jumlah jawaban x 100%=....
Maksudnya jumlah pertanyaan di bagi jumlah jawaban, kemudian dikali seratus persen. Keteria penilaian ini sekali untuk semua aspek yang akan di teliti yaitu penilaian wawancara.
Ketiga, setelah data dianalisis berdasarkan acuan teoritis, penulis menggunakan interprestasi terhadap data yang telah dianalisis itu. Interprestasi data ini dilakukan dalam bentuk komentar dengan dukungan data sekunder atau pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam kerangka teoritis penelitian ini.











`                  BAB II PENGELOLAHAN DATA
2.1  Deskripsi data
Berdasarkan masalah dan ruang lingkup penelitian ini, pada sub bab ini penulis mendiskripsikan kemampuan siswa dalam menuliskan hal-hal penting  yang dikemukakan narasumber dalam wawancara kelas VII SMP Negeri 4 Siak Hulu Kabupaten Kampar tahun 2012/2013 dalam (1) Memahami Hal-hal Penting Dalam Wawancara, (2) Wawancara tertutup, (3) Wawancara terbuka, (4) Memahami Hal-hal penting dari suatu wawancara dengan bahasa yang komunikatif.
2.1.1        Memahami Hal-hal Penting Dalam Wawancara
Kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 4 siak Hulu Kabupaten Kampar dalam pemahaman hal-hal Penting Dalam Wawancara 1. Menjaga konsentrasi agar mampu memahami jalannya wawancara dari awal sampai akhir. 2. Menemukan dan menulis tema atau gagasan utama dalam wawancara. 3. Mencatat pokok-pokok pembicaraan (siapa yang berbicara dan apa isi pembicaraannya). 4. Memberikan catatan-catatan tambahan yang di anggap penting dalam menunjang pemahaman hasil wawancara. 5. Merangkum seluruh isi wawancara dalam beberapa kalimat.



2.1.2        Wawancara tertutup
Kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 4 siak Hulu Kabupaten Kampar wawancara tertutup umumnya di lakukan berkenaan dengan masalah-masalah yang bersifat pribadi atau rahasia.
2.1.3        Wawancara terbuka
Kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 4 siak Hulu Kabupaten Kampar wawancara terbuka dilakukan dengan permasalahan yang menyangkut kepentingan umum. Dalam wawancara terbka, jumlah penanya bisa lebih dari satu orang demikian juga dengan narasumbernya.
2.1.4        Memahami Hal-hal penting dari suatu wawancara dengan bahasa yang komunikatif.
1.      Kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 4 siak Hulu Kabupaten Kampar Mendengarkan dengan cermat uraian yang disampaikan narasumber,
2.      Mencatat hal-hal penting yang disampaikan narasumber,
3.      Menuliskan informasi yang diperoleh dari narasumber dalam bentuk kalimat singkat.






2.2  Analisis data
2.2.1            Analisis data dalam memahami Hal-hal Penting Dalam Wawancara.
Kuantitias pemakaian data dalam Memahami Hal-hal Penting Dalam Wawancara Dalam bidang jurnalistik wawancara menjadi salah satu cara mendapatkan informasi bahan berita. Wawancara biasanya dilakukan oleh satu atau dua orang wartawan dengan seseorang atau sekelompok orang yang menjadi sumber berita. Lazimnya dilakukan atas permintaan atau keinginan wartawan yang bersangkutan. Sedangkan dalam jumpa pers atau konferensi pers, wawancara biasanya dilaksanakan atas kehendak sumber berita. Bentuk-bentuk wawancara antara lain:
1.
Wawancara berita dilakukan untuk mencari bahan berita.
2. Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu.
3. Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan lewat pesawat telepon.
4.
Wawancara pribadi.
5. Wawancara dengan banyak orang.
6. Wawancara dadakan atau mendesak.
7. Wawancara kelompok di mana serombongan wartawan mewawancarai seorang, pejabat, seniman, olahragawan dan sebagainya.
2.2.2        Analisis data dalam Wawancara tertutup.
Penilaian Data Non-numerik Hasil Observasi Wawancara Angket
Penelitian kualitatif, dinamakan ’analisis di- lapangan’ (in-the-field analysis atau on-going analysis). Data ini amat penting karena membantu analisis selanjutnya atau ’analisis setelah-pengumpulan-data’(after-data-collection analysis). Analisis setelah-pengumpulan-data adalah upaya peneliti menyatukan penilaian/komentar yang dibuat selama tahap pengumpulan data dan penilaian/komentar yang dibuat setelah tahap pengumpulan data dengan membaca ulang deskripsi kejadian. ... Observasi, wawancara, dan angket adalah tiga kegiatan pengumpulan data yang berbeda dalam hal bagaimana data diperoleh dan oleh siapa data ditulis. Data atau jawaban dalam observasi diperoleh melalui pengamatan dan dituliskan oleh pengamat atau peneliti di dalam lembar perekam data. Jawaban dari wawancara diperoleh melalui pengajuan sejumlah pertanyaan oleh peneliti dan dituliskan oleh peneliti di dalam lembar perekam. Bila diperlukan, alat perekam suara dapat digunakan sebagai alat tambahan. Sedangkan dalam angket, sejumlah pertanyaan diberikan atau dikirimkan kepada responden untuk diisi dengan jawaban-jawaban yang sesuai dengan pertanyaan yang ada.Meskipun berbeda dalam hal-hal seperti yang diuraikan di atas, observasi, wawancara, dan angket dapat dilakukan dengan lembar perekam data yang sama dan yang memuat pertanyaan-pertanyaan yang juga sama. Sebagai contoh, lembar pengamatan tak-terstruktur Kegiatan belajar dan mengajar yang disajikan di awal modul ini (Tabel 3.2) dapat digunakan untuk kepentingan wawancara atau angket dengan memodifikasi petunjuk dan rumusan pertanyaannya.Data yang diperoleh dengan lembar pengamatanperekam data tak-terstruktur berupa esai yang sangat panjang (non-numerik). Meskipun masing-masing butir pertanyaan telah dibatasi, uraian jawaban (Desktipsi Kejadian dan PenilaianKomentar) yang diberikan sering kali meluas dan memuat hal-hal yang tidak relevan. Untuk mengolah data non-numerik seperti ini, tahapan-tahapan yang harus dilakukan adalah pengklasifikasian data, penguranganpembuangan data, dan penganalisisan data. Pengklasifikasian ...

2.2.3        Analisis data dalam Wawancara terbuka.
1.      Bagaimana pendapat Anda tentang kondisi bisnis ke bisnis ecommerce di peusahaan Anda ?
2.      Apa tujuan terpenting departemen Anda ?
3.      Sekali data diajukan lewat website bagaimana data-data tersebut akhirnya diproses ?
4.      Gambarkan proses monitoring yang tersedia secara online ?
5.      Apa rasa frustasi terbesar yang Anda alami selama masa peralihan menuju e-commerce ?


2.2.4        Analisis data dalam Hal-hal penting dari suatu wawancara dengan bahasa yang komunikatif.
Penanya : Bagaimana prediksi Anda tentang perbandingan antara Tim Nas Indonesi versus Malaysia malam nanti?
Pemain bola : Menurut saya, akan terjadi pertandingan yang seru nanti malam dan TimGaruda pasti sebagai pemenang nanti.
Penanya : Mengapa Anda berkata begitu?
Pemain bola : Karena kalau kita lihat, pada pertandingan babak penyisihan, kita mampumengatasi Malaysia dengan mudah. Hal itu disebabkan tim kita sedan panas-panasnya” dan siap tempur. Jadi, Tim Nasional Indonesia akan lebih kompak dan melakukan tekanan pada menit-menit pertama.
Penanya             : Bagaimana dengan kondisi Tim Malaysia sendiri?
Pemain bola : Malaysia sedang dalam posisi recovery setelah bertanding habis-habisan dalam semifinal leg II di Vietnam. Dan kita tetap mewaspadai Safee, karena dari semua pemain Tim Malaysia hanya dia yang tenaganya seakan-akan tak pernah habis.
Penanya         : Bagaimana dengan posisi Malaysia sebagai tuan rumah pada final piala AFF leg I ini?
Pemain bola : Di sinilah yang menarik. Di satu sisi Malaysia menghadapi masalahstamina pemain, tapi di sisi lain Malaysia tentunya tidak mau dipermalukan dikandang sendiri. Secara komposisi pemain, Tim Nas Indonesia memang lebihbaik, tetapi dua tim ini juga sama-sama memiliki daya juang sesame rumpun Bangsa Melayu.
Penanya    : Jadi, dapat dikatakan bahwa Tim Indonesia dan Malaysia sama-sama mempunyai keuntungan pada pertandingan nanti malam. Tim Malaysia memiliki keuntungan karena bermain di kandang sendiri, sedangkan Tim Garuda mempunyai keuntungan karena seluruh pemain tidak mendapat masalah dan adanya semangat juang yang tinggi, betulkah itu?
Pemain bola:Ya…..dan perlu dicatat Tim Nasional Indonesia pasti keluar sebagai pemenang.

















BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
    Dari keseluruhan data yang terkumpul dideskripsikan dianalisis, dan di interpestasikan secara terperinci dan sistematis selanjutnya setiap kelompok data itu dievaluasi secara kuantitatif dan kualitatif dengan keteria penilaian.  Langkah-langkah teknis analisis data adalah :
Pertama, data yang terkumpul di tabulasi dan di deskripsikan kedalam bentuk table. Kedua, kelompok data yang telah dideskripsikan itu dianalisis secara terperinci dan sistematis, sesuai dengan formulasi acuan yang telah ditetapkan dalam kerangka teoritis penelitian ini. Ketiga, setelah data dianalisis berdasarkan acuan teoritis, penulis menggunakan interprestasi terhadap data yang telah dianalisis itu.
3.2 Saran
            Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan terhadap berbagai sumber, penyusun menyadari masih banyak hal yang bisa disampaikan dalam makalah ini. Disadari banyaknya kekurangan dalan penulisan makalah ini maupun penyampaiain materi. Oleh karena itu penyusun berharap adanya kritik dan saran yang kontruksif demi terwujudnya kesempurnaan dalam makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan pada umumnya bagi pembaca yang budiman.

DAFTAR PUSTAKA
Wahyudi EL Panggabean. 2007. Strategi Wartawan Meraih Integritas dan Memiliki Profesionalisme. Pekanbaru : Forum.
Kosasin. E . 2008. Terampil Berbicara Didepan Umum. Jakarta Timur : Nobel.
KBBI : 2008.
Tukan. P. 2006. Bahasa Indonesia kelas XI semester 1 dan 2. Jakarta : Yudistira.
http://www.scribd.com/doc/46627365/Modul-Bahasa-Indonesia-Kelas-7-Genap-Kd-9-1-amp-9-2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar