BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang dan Masalah
1.1.1
Latar
Belakang
Sarana komunikasi yang paling efektif dalam
pergaulan sosial adalah bahasa,baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Bahasa
memegang peranan penting dalam kehidupan manusia sebab bahasa merupakan alat
komunikasi antara anggota masyarakat yang berupa simbol bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berhubungan dan
saling bertukar fikiran.
Mendengarkan dengan seksama apa saja
yang di kemukakan oleh narasumber sangatlah penting dalam wawancara dengan dengan
menggunakan perekam suara dan ditulis dalam buku jurnal untuk diedit.
Menurut Wahyudi EL Panggabean (2007:33)
” jika wawancara hanya dilakukan dengan konsep sederhana melalui tanya-jawab,
ternyata hasilnya kurang memedai sebagai sumber informasi yang mendalam”.
Komunikasi secara tulis orang
melakukannya dengan media tulis. Membahas tentang media informasi saat kita
kenal dengan dua media yaitu media massa dan media elektronik. Media massa
dalam perkembangannya mencakup surat kabar, majalah, buletin, dan tabloid.
Media elektronik seperti radio, televisi, internet, dan filem.
Menurut Wahyudi EL Panggabean (2007:44)
” tidak semua sumber berita punya waktu untuk di wawancarai secara langsung.
Kesibukannya untuk tugas dan jabatanya, diwaktu-waktu tertentu, sering membuat
sumber terpaksa harus menghindari wawancara.
Pembelajaran bahasa indonesia, siswa
setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) setelah mendapatkan pembelajaran
wawancara tentang pekerjaan narasumber yang terdapat dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Pada silabus mata pelajaran bahasa
indonesia, sekolah menengah pertama mendapat pelajaran wawancara pada aspek
mendengarkan.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) tahun 2006 pada jenjang sekolah menengah pertama kelas VII
semester 2 pada aspek mendengarkan terdapat materi tentang wawancara. Dalam
kurikulum tersebut di jelaskan bahwa pada semster 2 kelas VII mendapat materi
tentang memahami wacana lisan melalui kegiatan wawancara dengan Standar Kompetensi (SK) memahami
wacana lisan dalam kegiatan wawancara. Sedangkan Kompetensi Dasar (KD)
menuliskan dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam
wawancaraa. Dari meteri tersebut meliputi 4 materi dalam 4 pertamuan.
Berdasarkan fenomena tersebut, maka
penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang memahami hal-hal
penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara di SMP Negeri 4 kecamatan
Siak Hulu kabupaten Kampar.
Pelajaran menyusun tulisan kepada para
siswa itu (apapun bahanya) jelas tidak di berikan dalam waktu singkat seperti
kursus kilat atau penataran crash programme, melainkan secara terarah dan
terencana, dalam waktu satu tahun. Mula-mula penulis yang bersangkutan harus
menelaah dulu tema (pokok bahasan) yang hendak di garap. Sebab, sebuah tulisan
harus jelas dulu temanya agar penulis tidak salah tafsir, kemudian salah
mengumpulkan dan akhirnya salah arah dalam mengerjakannya, sampai banyak bagian
yang mubazir.
Kemampuan mendengarkan sangatlah
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dan mendengarkan orang lain bicara dan
menjawab apa yang di tanya oleh orang lain yang di bicarakan berdua.
Mendengarkan membutuhkan konsentrasi
yang sangat kuat daam diri sendiri, dan melatih apa yang di katakan dengan
orang lain. Janganlah membuat orang bilang asal bunyi. Orang lain paling benci
bila seseorang tidak mendengarkan perkataannya, dan seseorang asal bicara
terhadap orang lain.
Wawancara merupakan salah satu cara
mendaptkan informasi bagi wartawan. Dari segera etimologi, ” wawancara ”
berasal dari dua kata; ” wawan ” dan ” wicara ”. ” Wawan ” artinya berhadapan
sedangkan ”wicara ” berarti bicara. Dengan demikian, wawancara bisa diartikan
sebagai berbicara berhadapan.
Jika seseorang siswa tidak memperhatikan
dengan teliti tentang apa yang akan di wawncarainya, bisa jadi hasil wawancara
tidak sesuai denganharapan. Sebab, seorang narasumber bersedia di wawancarai
bisa jadi disebabkan hal-hal sebagai berikut : karena mereka suka di
perhatikan, mereka suka bicara, mereka tidak bisa menolak, mereka kasihan
dengan si wawancara, mereka menganggapnya sebagai sebuah tugas mereka ingin
menjelaskan pandangan, dan mereka bersedia di wawancarai karena tidak tahu apa
akibat dari wawancara tersebut Wahyudi EL Panggabean (2007:34) dalam (Septiawan
Santana K. : 2005).
Mendengarkan wawancara dengan narasumber
dan tanya – jawab dengan narasumber. Menuliskan hal-hal penting dalam wawancara
yang di dengarkan dengan bahasa komunikatif.
Siswa haruslah bisa mendengar dengan baik
dan benar dalam wawancara, kalau siswa salah mendengar maka berita yang di
dapat tidak bisa di pakai untk mengajukan permasalahan dalam wawancara.
Alasan saya memilih judul ini karena
siswa kurang untuk medengarkan dan susah untuk mengingat apa yang orang lain
kataka. Makanya siswa membutuhkan konsentrasi yang lebih kuat dalam mengingat
apa yang dilakukan siswa itu.
Sekripsi ini merupakan awal karena
kemampuan siswa dalam menuliskan dengan singkat hal-hal penting yang di
kemukakan oleh narasumber dalam wawancara. Mengambil judul penelitian ini dari
silabus SMP kelas VII semester 2.
Penelitian kemampuan mendengarkan hal-hal
penting dari narasumber ke wawancara yang didengarkan, oleh pewawancara yang
ada dalam kenyataan yang dialami oleh narasumber.
Berdasarkan gejala diatas, maka penulis
merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul ” kemampuan siswa dalam menuliskan hal-hal penting yang di kemukakan
narasumber dalam wawancara kelas VII SMP Negeri 4 kecamatan Siak Hulu kabupaten
Kampa tahun 2012/2013”.
Penelitian ini dapat mengetahui keadaan
sebenarnya tentang kemampuan mendengarkan kemampauan siswa kelas VII Sekolah
Menengah Pertama4 kecamatan Siak Hulu
kabupaten Kampar dengan menggnakan telinga dan alat perekam suara dalam
wawancara.
Hasil yang diperoleh dalam penelitan itu
secara keseluruha adalah berkata gori cukup. Perbedaan penelitian penulis dengan
penelitian yang terdahulu adalah penulis meneliti tentang kemampuan siswa dalam
mendengarkan dalam wawancara sedangkan penelitian terdahulu meneliti tentang
kemampuan siswa dalam mendengarkan berita.
Hasil penelitian ini dapat memberi
manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis penelitian ini
adalah dapat memberikan pedoman, panduan kepada siswa Sekolah Menengah Pertama
dalam mendengarkan, sedangkan manfaat praktis adalah untuk dapat dijadikan
sebagai acuan dan bahan perbandingan bagi gurusebagai pengajar dalam
melaksanakan pembinaan, pengembangan bahasa indonesia terhadap kegiatan belajar
mengajar khususnya kegiatan mendengarkan siswa.
1.1.2
Masalah
Berdasarkan uraian yang telah di
paparkan dalam latar belakang di atas, masalah pokok yang penulis peneliti
dalam penelitian ini adalah
1.1.2.1 Bagaimanakah
kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 4 kecamatan Siak Hulu kabupaten Kampar
dalam mampu mendata hal-hal penting dari narasumber yang di wawncarai?
1.1.2.2 Bagaimanakah
kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 4 kecamatan Siak Hulu kabupaten Kampar
dalam mampu menuliskan hal-hal penting dari suatu wawancara dengan bahasa yang
komunikatif?
1.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas
tujuan penelitian ini yaitu :
1.
Untuk mengetahui kemampiuan siswa dalam
mampu mendata hal-hal penting dari narasumber yang di wawancarai. 2. Untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam mampu menuliskan hal-hal penting dari suatu wawancara dengan bahasa yang
komunikatif.
1.3 Ruang Lingkup
Penelitan yang berjudul kemampuan siswa
dalam menuliskan dengan singkat hal-hal penting yang di kemukakan narasumber
dalam wawancara SMP Negeri 4 kecamatan Siak Hulu kabupaten Kampar kelas VIItermasuk
kedalam ruang lingkup pengajaran bahasa indonesia aspek mendengarkan.
1.3.1
Pembatasan
Masalah
Penelitian penerapan pendekatan
kontektual dalam pembelajaran kemampuan siswa dalam mendengarkan dengan singkat
hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara SMP Negeri 4
kecamatan Siak Hulu kabupaten Kampar kelas VII di batasi pada 1. Untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam wawancara. 2. Untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam mampu mendata hal-hal penting dari narasumber yang diwawancarai.
1.3.2
Penjelasan
Istilah
Untuk memudahkan pembaca memahami
orentasi penelitian ini, penulis merasa perlu menjelaskan beberapa istilah yang
relevan dengan masalah pokok penelitian ini. Istilah pendekatan kontekstual
yang penelitian gunakan diambil menurut Wahyudi EL Panggabean (2007:34) ”
dengan persiapan matang, tugas wawancara bisa menjadi salah satu metode
mengorek informasi yang paling ampuh dari sumber-sumber informasi”.
1.
Kemampuan adalah kesanggupan; kecakapan;
kekuatan; kita berusaha dengan sendiri; kekayaan; karenanya sudah memadai, ia
membeli sebuah rumah baru (KBBI; 2008:809).
2.
Siswa adalah murid (terutama pada
tingkat sekolah dasar dan menengah); pelajar SMU (KBBI; 2008 : 1322).
3.
Mendengarkan adalah mendengarkan akan
sesuatu dengan sungguh-sungguh; memasang telinga dengan baik-baik untuk
mendengar (KBBI).
4.
Dengan adalah berserta; bersama-sama; ia
pergi - - anak istri; dan saman - - simin tinggal sekampung; sahabat (KBBI).
5.
Singkat adalah pendek (umur, waktu, dan
sebagainya): dalam waktu - - kita mampu menyelesaikannya (KBBI).
6.
Penting adalah utama; pokok: perkara - -
; sangat berharga (berguna): pelajaran itu - - bagi anak-anak (KBBI).
7.
Narasumber adalah orang yang memberi
(mengetahui secara jelas atau menjadi sember) informasi; informan: penduduk
asli pulau itu menjadi - - di penelitian bahasa daerah setempat (KBBI).
8.
Wawancar adalah tanya jawab dengan
seorang (pejabat atau sebagainya) yang di perlukan untuk dimintai keterangan
atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat serat kanar, disiarkan
melalui radio, atau ditayangkan di laya televisi (KBBI).
9.
Komunikasi adalah pengiriman pesan dan
penerimaan atau berit antara dua orang atau lebih sehinnga pesan yang dimaksud
dapat dipahami; hubungan; kontak:
(KBBI).
10.
Media adalah alat; (sarana) komunikasi
seperti koran, majalah, radio, televisi film atau filem poster dan sepanduk;
yang terletak di antara dua pihak (orang, golongaan, dan sebagainya) (KBBI).
11.
Informasi adalah penerangan, pemberi
tahuan, kabar atau berita tentang sesuatu (KBBI).
12.
Elektronik adalah alat yang dibuat
berdasarkan perinsip elektronika; hal; atau benda yang menggunakan alat-alat
yang dibentuk atau dasar elektronika (KBBI).
13.
Fenomena adalah hal-hal yang dapat
dihasilkan dengan panca indra dan dapat diterangkan serta di nilai secara
ilmiah (seperti fenomena alam); sesuatu yang luar bisa; keajaiban (KBBI).
14.
Arah adalah jurusan; ia naik bus - -
utara; tujuan; maksud:
(KBBI).
15.
Rencana adalah cerita; rancangan; buram
(rangka sesuatu yang akan dikerjakan); konsep; naskah (surat dan sebagainya): (KBBI).
16.
Pelajaran adalah waktu yang tertentu lamanya
untuk memberikan pelajaran
(KBBI).
1.4
Anggapan
Dasar, Hipotesis, dan Teori
1.4.1
Anggapan
Dasar
Berdasarkan hasil pengamatan dan
pengalaman penulis di lapangan, kemampuan siswa dalam membaca dengan singkat
hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara SMP Negeri 4
kecamatan Siak Hulu kabupaten Kampar, belum terlaksanakan dengan baik, dilihat
dari kurangnya kemampuan siswa dalam membaca naskah.
SK 9. Memahami wacana lisan dalam
kegiatan wawancara.
KD 9.2 menuliskan dengan singkat
hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara.
1.4.2
Hipotesis
Hipotesis yang dikemukakan dalam
penelitian adalah sebagai berikut:
1.
Apakah tanya jawab hal-hal penting dari
narasumber yang di wawancarai SMP Negeri 4 kecamatan Siak Hulu kabupaten Kampar
berkategori cukup.
2.
Apakah menuliskan halhal penting dari
wawancara yang di dengarkan dengan bahasa yang komunikatif berkategori cukup.
1.4.3
Teori
Dalam penelitian ini penulis berpegang
pada teori, yaitu teori yang dijadikan landasan dalam mengkaji permasalahan
dalam mengkaji permasalahn dalam penelitian. Dalam melakukan penelitian ini penulis
merujuk beberapa teori yang berkaitan dengan wawancara yang baik dan benar.
Teori-teori yang dikemukakan berikut ini di maksudkan. (1). Memahami hal-hal
penting dalam wawancara. (2). Wawancara tertutup. (3). Wawancara terbuka.
1.4.3.1
Memahami
Hal-hal Penting Dalam Wawancara
Menurut P. Tukan (2006:88) ” Dalam
memahami hal-hal penting dalam wawancara dibuktikan ewat hasil wawancara
wartawan yang hanya menerapkan cara yang mengacu semata-mata pada buku teks
sebagai panduan. Seseorang narasumber bersedia di wawancarai, sesudah ada topik
yang akan di wawancarai, memperhatikan alat-alat untuk wawancara, dan
memperhatikan apa saja yang diberikan kepada narasumber. 1. Menjaga konsentrasi
agar mampu memahami jalannya wawancara dari awal sampai akhir. 2. Menemukan dan
menulis tema atau gagasan utama dalam wawancara. 3. Mencatat pokok-pokok
pembicaraan (siapa yang berbicara dan apa isi pembicaraannya). 4. Memberikan
catatan-catatan tambahan yang di anggap penting dalam menunjang pemahaman hasil
wawancara. 5. Merangkum seluruh isi wawancara dalam beberapa kalimat ”. (1).
Wawancara adalah suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan
pertanyaan langsung kepada narasumber. Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam
proses wawancara: 1. Menyusun tema atau masalah yang akan ditanyakan, 2.
Menentukan orang yang tepat untuk diwawancarai, 3. Menyusun daftar pertanyaan, 4.
Merumuskan pertanyaan dengan baik, 5. Membuat janji pertemuan dengan narasumber,
6. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan, 7. Saat wawancara memerhatikan etika
berbicara, bersikap sopan dan ramah, 8. Memperkenalkan diri dan menjelaskan
tujuan wawancara, 9. Apabila akan menggunakan alat perekam atau kamera, minta
izin terlebih dahulu, 10. Mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh
narasumber, 11. Berkonsentrasi mendengarkan informasi, 12. Hindari
mengulang-ulang pertanyaan. (2). 1.
Pewawancara atau orang yang mencari informasi yang berkedudukan sebagai
penanya. 2. Narasumber atau informan atau orang yang diwawancarai. Dalam hal
ini, narasumber atau informan berkedudukan sebagai penjawab pertanyaan atau
pemberi informasi. Narasumber yang diwawancarai biasanya merupakan seseorang
yang memiliki keterkaitan dengan perihal informasi yang diperlukan. Dalam hal
ini, narasumber dapat berupa tokoh, ahli, atau orang biasa. 3. Tema atau
perihal yang diwawancarakan. Tema sangat berperan dalam kegiatan wawancara.
Dalam hal ini, tema menjadi pokok sekaligus pembatasan hal-hal yang
dibicarakan. 4. Waktu atau kesempatan dan tempat. (3). 1. Penguasaan materi,
berkenaan dengan tema dan poin-poin permasalahan penting yang akan ditanyakan. 2.
Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan informasi yang diperlukan.
3. Mempersiapkan diri secara mental untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak
diinginkan, misal: grogi atau nervous. 4. Mempersiapkan peralatan yang
diperlukan untuk berwawancara, misal: alat rekam atau alat tulis. (4).
Pertanyaan disusun berdasarkan tujuan wawancara. Upayakan satu
pertanyaan untuk menggali satu informasi. Kalimat tanya disusun dengan singkat
dan jelas. Daftar pertanyaan dibicarakan dulu dengan orang yang lebih mengerti.
(5). Pendahuluan Pewawancara membuat
janji dulu dengan narasumber, kapan dan dimana narasumber bersedia
diwawancarai. Jangan lupa sampaikan tujuan wawancara kepada narasumber. Pembukaan
Awalilah dengan pembicaraan ringan, seperti menanyakan kabar dan kondisi
narasumber serta tunjukkan sikap yang ramah dan bersahabat. Tahap inti Ajukan
pertanyaan secara urut, singkat, dan jelas. Lakukan perekaman selain
pencatatan. Hindarilah pertanyaan yang memojokkan atau menginterogasi. Penutup
Akhiri wawancara dengan kesan yang baik dan menyenangkan. Jangan lupa ucapkan
terima kasih atas waktu dan kesediaan narasumber diwawancarai. (6). 1. Mengucapkan salam,
memperkenalkan diri, dan berterima kasih atas kesempatan yang diberikan. 2.
Menggunakan bahasa yang santun. 3. Menyampaikan pertanyaan secara sistematis
dan urut. 4. Fokus pada materi wawancara. 5. Tidak menyudutkan narasumber dan
tidak membuat tersinggung. 6. Tidak memancing pertanyaan yang menjurus pada
fitnah atau mengadu domba. 7. Bersikap objektif dan simpatik. (7). Jangan mencampuri hasil Perhatikan kaidah
penulisan laporan. wawancara Pilihlah
data yang relevan dengan dengan pendapat sendiri. Jaga nama baik narasumber dan bila perlu permasalahan.
jaga kerahasiaan identitas narasumber. (8). Topik :
__________________Pewawancara : __________________Narasumber :
__________________Hari, tanggal : __________________Tempat :
__________________Hasil wawancara : ________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
________________________________________________________
1.4.3.2
Wawancara
Tertutup
Menurut E. Kosasih (2008:6) ”wawancara
tertutup umumnya di lakukan berkenaan dengan masalah-masalah yang bersifat
pribadi atau rahasia ”.
1.4.3.3
Wawancara
Terbuka
Menurut E. Kosasih (2008:6) ” wawancara
terbuka dilakukan dengan permasalahan yang menyangkut kepentingan umum. Dalam
wawancara terbka, jumlah penanya bisa lebih dari satu orang demikian juga
dengan narasumbernya.”
1.4.3.4 Memahami
Hal-hal penting dari suatu wawancara dengan bahasa yang komunikatif
1.
Mendengarkan
dengan cermat uraian yang disampaikan narasumber,
2.
Mencatat hal-hal penting yang disampaikan narasumber,
3.
Menuliskan
informasi yang diperoleh dari narasumber dalam bentuk kalimat singkat.
Gurumu
akan menunjuk salah satu temanmu untuk membacakan teks wawancara berikut ini!
Simak baik-baik pembacaan teks wawancara yang dilakukan temanmu dan tutuplah buku ini!
Wartawan cilik : Nama Kak Pandan bagus sekali, apa punya makna khusus?
Ratu Pandan Wangi : Iya nama Kakak merupakan hadiah dari sastrawan besar SH Mintardja. waktu itu beliau menulis lakon “Suramnya Hari Esok” yang berlatar belakang sejarah Mataram Di dalamnya ada tokoh cantik yang bijaksana bernama Ratu Pandan Wangi, kebetulan ayah saya bersahabat dengan Bapak SH Mintardja sehingga nama tersebut dihadiahkan kepada Ibu saya ketika saya masih dalam kandungan .
Wartawan cilik : Apa tema-tema lukisan Kakak?
Ratu Pandan Wangi : Kakak suka sekali dengan tema kehidupan anak-anak sehari-hari karena anak-anak itu polos dan selalu ceria. Lukisan Kakak pun pasti berwarna-warna ceria.
Wartawan cilik : Sejak kapan Kak Pandan suka melukis?
Ratu Pandan Wangi : Kak Pandan mulai suka melukis saat usia satu tahun. Sebelum TK, Kakak juga sudah sering menjuarai berbagai lomba lukis di Yogyakarta.
Wartawan cilik : Apa saja judul lukisan Kakak?
Ratu Pandan Wangi : “Boneka makan Bak Pao”, “Anak Kecil Naik Ayam”, “Kupu-Kupu Melihat Keindahan Alam”, “Nenek Penuk”, “Kucing sedang Mengambil Apel”, “Rumah yang Indah”, “Bunga Cina”, “Pandan dan Panda sedang di Kebun”, “Helo Kiti Weni”, dan lain-lain.
Wartawan cilik : Kapan Kakak pertama kali menggelar pameran tunggal?
Ratu Pandan Wangi : Pertama kali di Gedung Purna Budaya, Yogyakarta tahun 2000 yang dibuka oleh tokoh dan pamong Perguruan Taman Siswa, Ny Isbiyantirin. Kemudian berturut-turut pameran di Taman Siswa, Galeri Ruang Tamu, juga pameran bersama di tempat-tempat lain.
Wartawan cilik : Selain melukis apa hobi Kak Pandan?
Ratu Pandan Wangi : Kakak suka sekali membaca buku, setiap hari pasti mampir ke toko buku,karena dekat dengan sekolah Kakak. Kakak juga suka sekali membuka internet dan sedang aktif mempelajari bahasa Inggris dan Jepang.
Wartawan cilik : Buku-buku seperti apa yang suka Kakak baca?
Ratu Pandan Wangi : Buku Harry Potter karangan JK Rowling semua sudah Kakak baca, Bumi yang Subur karangan Pearl S. Buck. Angsa-Angsa Liar karangan Jung Chang. Laki-laki Tua dari Laut karangan Ernest Hemingway. Penari-Penari Jepang karangan Yasunari Kawabata, dan komik-komik Jepang lainnya Kakak suka.
Wartawan cilik : Mengapa Kakak sangat suka buku-buku karya penulis Jepang dan mempelajari bahasa Jepang?
Ratu Pandan Wangi : Bermula dari membaca buku karya penulis Jepang, ternyata sangat menarik untuk dipelajari, baik alamnya, orang-orangnya, adat istiadatnya, semua sangat menarik untuk disimak.
Wartawan cilik : Apa cita-cita Kakak selain tetap melukis?
Ratu Pandan Wangi : Kakak juga ingin menjadi penulis internasional, makanya Kakak sekarang belajar menulis terus, seperti membuat cerpen-cerpen. Saat ini sudah banyak terkumpul dan terdokumentasi rapi.
Wartawan cilik : Apa yang ingin Kakak sampaikan pada anak-anak yang punya hobi atau bakat menggambar?
Ratu Pandan Wangi : Selagi masih anak-anak kembangkan bakatmu. Dengan terus berkarya dan berkreasi hidup ini jadi indah.
Wartawan cilik : Nama Kak Pandan bagus sekali, apa punya makna khusus?
Ratu Pandan Wangi : Iya nama Kakak merupakan hadiah dari sastrawan besar SH Mintardja. waktu itu beliau menulis lakon “Suramnya Hari Esok” yang berlatar belakang sejarah Mataram Di dalamnya ada tokoh cantik yang bijaksana bernama Ratu Pandan Wangi, kebetulan ayah saya bersahabat dengan Bapak SH Mintardja sehingga nama tersebut dihadiahkan kepada Ibu saya ketika saya masih dalam kandungan .
Wartawan cilik : Apa tema-tema lukisan Kakak?
Ratu Pandan Wangi : Kakak suka sekali dengan tema kehidupan anak-anak sehari-hari karena anak-anak itu polos dan selalu ceria. Lukisan Kakak pun pasti berwarna-warna ceria.
Wartawan cilik : Sejak kapan Kak Pandan suka melukis?
Ratu Pandan Wangi : Kak Pandan mulai suka melukis saat usia satu tahun. Sebelum TK, Kakak juga sudah sering menjuarai berbagai lomba lukis di Yogyakarta.
Wartawan cilik : Apa saja judul lukisan Kakak?
Ratu Pandan Wangi : “Boneka makan Bak Pao”, “Anak Kecil Naik Ayam”, “Kupu-Kupu Melihat Keindahan Alam”, “Nenek Penuk”, “Kucing sedang Mengambil Apel”, “Rumah yang Indah”, “Bunga Cina”, “Pandan dan Panda sedang di Kebun”, “Helo Kiti Weni”, dan lain-lain.
Wartawan cilik : Kapan Kakak pertama kali menggelar pameran tunggal?
Ratu Pandan Wangi : Pertama kali di Gedung Purna Budaya, Yogyakarta tahun 2000 yang dibuka oleh tokoh dan pamong Perguruan Taman Siswa, Ny Isbiyantirin. Kemudian berturut-turut pameran di Taman Siswa, Galeri Ruang Tamu, juga pameran bersama di tempat-tempat lain.
Wartawan cilik : Selain melukis apa hobi Kak Pandan?
Ratu Pandan Wangi : Kakak suka sekali membaca buku, setiap hari pasti mampir ke toko buku,karena dekat dengan sekolah Kakak. Kakak juga suka sekali membuka internet dan sedang aktif mempelajari bahasa Inggris dan Jepang.
Wartawan cilik : Buku-buku seperti apa yang suka Kakak baca?
Ratu Pandan Wangi : Buku Harry Potter karangan JK Rowling semua sudah Kakak baca, Bumi yang Subur karangan Pearl S. Buck. Angsa-Angsa Liar karangan Jung Chang. Laki-laki Tua dari Laut karangan Ernest Hemingway. Penari-Penari Jepang karangan Yasunari Kawabata, dan komik-komik Jepang lainnya Kakak suka.
Wartawan cilik : Mengapa Kakak sangat suka buku-buku karya penulis Jepang dan mempelajari bahasa Jepang?
Ratu Pandan Wangi : Bermula dari membaca buku karya penulis Jepang, ternyata sangat menarik untuk dipelajari, baik alamnya, orang-orangnya, adat istiadatnya, semua sangat menarik untuk disimak.
Wartawan cilik : Apa cita-cita Kakak selain tetap melukis?
Ratu Pandan Wangi : Kakak juga ingin menjadi penulis internasional, makanya Kakak sekarang belajar menulis terus, seperti membuat cerpen-cerpen. Saat ini sudah banyak terkumpul dan terdokumentasi rapi.
Wartawan cilik : Apa yang ingin Kakak sampaikan pada anak-anak yang punya hobi atau bakat menggambar?
Ratu Pandan Wangi : Selagi masih anak-anak kembangkan bakatmu. Dengan terus berkarya dan berkreasi hidup ini jadi indah.
1.5
Penentuan
Sumber Data
1.5.1
Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VII SMP Negeri 4 kecamatan Siak Hulu kabupaten Kampar TP 2010/2011
yang berjumlah 128 orang siswa, yaitu siswa kelas VII A berjumlah 41 orang,
kelas VII B berjumlah 42 orang, dan kelas VII C berjumlah 45 orang.
Tabel
1. Jumlah siswa kelas VII SMP Negeri 4 kecamatan Siak Hulu kecamatan Kampar.
No.
|
Kelas
|
Jumalah
|
Sampel
|
1.
|
VII
A
|
41
|
20
|
2.
|
VII
B
|
42
|
20
|
3.
|
VII
C
|
45
|
20
|
|
Jumalah
|
128
|
60
|
1.5.2
Sampel
Mengingat jumlah siswa kelas VII Sekolah
Menengah Pertama Negeri 4 kecamatan Siak Hulu kabupaten Kampar TP 2010/2011
hanya 60 orang. Penulis menetapkan keseluruhan populasi tersebut dijadikan
sampel alam penelitian ini. Sampel penelitian seperti ini disebut juga sampel
jenuh atau sampel total.
1.6
Metode
dan Teknik Penelitian
1.6.1 Metode
Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif. Menurut (www.google.com/gtw/x?client=ms-lge&q=wawancara&chanel=mm&ei=4L2K_iwNqWtiAew3QE&ved=ocBgQFjAI&hl=id&source=m&rd=1&u=htt://pusdatin.deptan.go.id/statistik/metodologi/3_wawancara.pdf)
” wawancara adalah salah satu faktor penting dalam mengenai informasi dari nara
sumber, dalam hal ini rummah tangga sampel. Dengan teknik wawancara yang baik
dan benar di harapkan tujuan interview akan tercapai. Setiap enumerator harus
mengetahui teknik wawancara yang efisien dan efektif ”.
1.6.2 Teknik
Pengumulan Data
Teknik yang penullis gunakan untuk
mengumpulkan data penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.6.1
Observasi yaitu teknik yang digunakan
untuk mengamati hasil wawancara terhadap siswa di dalam kelas VII SMP Negeri 4
kecamatan Siak Hulu kabupaten Kampar.
1.6.2
Teknik tes yaitu untuk mengumpulkan data
kemamapuan siswa dalam berwawancara yang baik dan benar, penulis menggunakan
teknik tertulis. Tes berbicara di operasionalkan dengan membagikan teks
wawancara yang sejenis kepada seluruh siswa yang di tetapkan sebagai sampel
dalam penelitian ini.
1.6.3
Instrumen penelitian untk mengumpulkan
data yang di perlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan instrumen
penelitian yang berbentuk wawancara terdiri dari 4 pertanyaan yang di dalamnya
terdapat pengablikasikan 5W1H yaitu : What, When, Who, Where, Why, dan How.
1.6.3
Teknik
Analisis Data
Keseluruhan data yang terkumpul
dideskripsikan dianalisis, dan di interpestasikan secara terperinci dan
sistematis selanjutnya setiap kelompok data itu dievaluasi secara kuantitatif
dan kualitatif dengan keteria penilaian.
Tabel
2. Rentang penilaian kualitatif dan kuantitatif.
Bentuk
Kualitatif
|
Bentuk
kuantitatif
|
Presentase
|
|
Rentang
0-10
|
Rentang
0-100
|
||
1. Istimewa
|
10
|
96-100
|
|
2. Baik
sekali
|
9
|
86-95
|
|
3. Baik
|
8
|
76-85
|
|
4. Cukup
|
7
|
66-75
|
|
5. Sedang
|
6
|
56-65
|
|
6. Kurang
|
<
5
|
46-55
|
|
Selanjutnya untuk memberikan nilai akhir
kemampuan mendengarkan siswa menggunakan wawancara, penulis menggunakan rumus
presentase.
Bx100%=....
S
Keterangan :
B = Nilai Perolehan
S = Nilai Maksimum
Langkah-langkah teknis analisis data
adalah :
Pertama,
data yang terkumpul di tabulasi dan di deskripsikan kedalam bentuk table.
Pendeskripsian data dalam bentuk tabel ini dilakukan setelah mengklasifikasi
data itu sesuai karakterristiknya masing-masing. Dengan demikian, sesuai dengan
keseluruhan aspek dan sub aspek mendengarkan yang menjadi kajian penelitian
ini.
Kedua, kelompok data yang telah
dideskripsikan itu dianalisis secara terperinci dan sistematis, sesuai dengan
formulasi acuan yang telah ditetapkan dalam kerangka teoritis penelitian ini.
Melalui teknik analisis data yang kedua ini juga diselenggarakan terhadap
masing-masing kelomopk data bahasa, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Selanjutnya untuk memberikan nilai akhir kemampuan siswa dalam wawancara
menggunakan rumusan presentase.
Jawaban pertanyaan : jumlah jawaban x
100%=....
Maksudnya jumlah pertanyaan di bagi
jumlah jawaban, kemudian dikali seratus persen. Keteria penilaian ini sekali
untuk semua aspek yang akan di teliti yaitu penilaian wawancara.
Ketiga, setelah data dianalisis berdasarkan
acuan teoritis, penulis menggunakan interprestasi terhadap data yang telah
dianalisis itu. Interprestasi data ini dilakukan dalam bentuk komentar dengan
dukungan data sekunder atau pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam kerangka
teoritis penelitian ini.
` BAB
II PENGELOLAHAN DATA
2.1 Deskripsi
data
Berdasarkan
masalah dan ruang lingkup penelitian ini, pada sub bab ini penulis
mendiskripsikan kemampuan siswa dalam menuliskan hal-hal penting yang
dikemukakan narasumber dalam wawancara kelas VII SMP Negeri 4 Siak Hulu
Kabupaten Kampar tahun 2012/2013 dalam (1) Memahami Hal-hal
Penting Dalam Wawancara,
(2) Wawancara tertutup, (3) Wawancara terbuka, (4) Memahami
Hal-hal penting dari
suatu wawancara dengan bahasa yang komunikatif.
2.1.1
Memahami Hal-hal Penting Dalam
Wawancara
Kemampuan
siswa kelas VII SMP Negeri 4 siak Hulu Kabupaten Kampar dalam pemahaman hal-hal
Penting Dalam Wawancara 1.
Menjaga konsentrasi agar mampu memahami jalannya wawancara dari awal sampai
akhir. 2. Menemukan dan menulis tema atau gagasan utama dalam wawancara. 3.
Mencatat pokok-pokok pembicaraan (siapa yang berbicara dan apa isi
pembicaraannya). 4. Memberikan catatan-catatan tambahan yang di anggap penting
dalam menunjang pemahaman hasil wawancara. 5. Merangkum seluruh isi wawancara
dalam beberapa kalimat.
2.1.2
Wawancara
tertutup
Kemampuan
siswa kelas VII SMP Negeri 4 siak Hulu Kabupaten Kampar wawancara
tertutup umumnya di lakukan berkenaan dengan masalah-masalah yang bersifat
pribadi atau rahasia.
2.1.3
Wawancara
terbuka
Kemampuan
siswa kelas VII SMP Negeri 4 siak Hulu Kabupaten Kampar wawancara
terbuka dilakukan dengan permasalahan yang menyangkut kepentingan umum. Dalam
wawancara terbka, jumlah penanya bisa lebih dari satu orang demikian juga
dengan narasumbernya.
2.1.4
Memahami Hal-hal penting dari suatu wawancara dengan bahasa yang
komunikatif.
1.
Kemampuan
siswa kelas VII SMP Negeri 4 siak Hulu Kabupaten Kampar Mendengarkan dengan cermat uraian
yang disampaikan narasumber,
2.
Mencatat hal-hal penting yang disampaikan
narasumber,
3.
Menuliskan
informasi yang diperoleh dari narasumber dalam bentuk kalimat singkat.
2.2 Analisis
data
2.2.1
Analisis data dalam memahami
Hal-hal Penting Dalam
Wawancara.
Kuantitias pemakaian data
dalam Memahami
Hal-hal Penting Dalam Wawancara Dalam
bidang jurnalistik wawancara menjadi salah satu cara mendapatkan informasi
bahan berita. Wawancara biasanya dilakukan oleh satu atau dua orang wartawan
dengan seseorang atau sekelompok orang yang menjadi sumber berita. Lazimnya
dilakukan atas permintaan atau keinginan wartawan yang bersangkutan. Sedangkan
dalam jumpa pers atau konferensi pers, wawancara biasanya dilaksanakan atas
kehendak sumber berita. Bentuk-bentuk wawancara antara lain:
1. Wawancara berita dilakukan untuk mencari bahan berita.
2. Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu.
3. Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan lewat pesawat telepon.
4. Wawancara pribadi.
5. Wawancara dengan banyak orang.
6. Wawancara dadakan atau mendesak.
7. Wawancara kelompok di mana serombongan wartawan mewawancarai seorang, pejabat, seniman, olahragawan dan sebagainya.
1. Wawancara berita dilakukan untuk mencari bahan berita.
2. Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu.
3. Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan lewat pesawat telepon.
4. Wawancara pribadi.
5. Wawancara dengan banyak orang.
6. Wawancara dadakan atau mendesak.
7. Wawancara kelompok di mana serombongan wartawan mewawancarai seorang, pejabat, seniman, olahragawan dan sebagainya.
2.2.2
Analisis data dalam Wawancara tertutup.
Penilaian Data Non-numerik
Hasil Observasi Wawancara Angket
Penelitian kualitatif, dinamakan ’analisis di- lapangan’
(in-the-field analysis atau on-going analysis). Data ini amat penting karena
membantu analisis selanjutnya atau ’analisis
setelah-pengumpulan-data’(after-data-collection analysis). Analisis
setelah-pengumpulan-data adalah upaya peneliti menyatukan penilaian/komentar
yang dibuat selama tahap pengumpulan data dan penilaian/komentar yang dibuat
setelah tahap pengumpulan data dengan membaca ulang deskripsi kejadian. ...
Observasi, wawancara, dan angket adalah tiga kegiatan pengumpulan data yang
berbeda dalam hal bagaimana data diperoleh dan oleh siapa data ditulis. Data
atau jawaban dalam observasi diperoleh melalui pengamatan dan dituliskan oleh
pengamat atau peneliti di dalam lembar perekam data. Jawaban dari wawancara
diperoleh melalui pengajuan sejumlah pertanyaan oleh peneliti dan dituliskan
oleh peneliti di dalam lembar perekam. Bila diperlukan, alat perekam suara
dapat digunakan sebagai alat tambahan. Sedangkan dalam angket, sejumlah
pertanyaan diberikan atau dikirimkan kepada responden untuk diisi dengan
jawaban-jawaban yang sesuai dengan pertanyaan yang ada.Meskipun berbeda dalam
hal-hal seperti yang diuraikan di atas, observasi, wawancara, dan angket dapat
dilakukan dengan lembar perekam data yang sama dan yang memuat
pertanyaan-pertanyaan yang juga sama. Sebagai contoh, lembar pengamatan
tak-terstruktur Kegiatan belajar dan mengajar yang disajikan di awal modul ini
(Tabel 3.2) dapat digunakan untuk kepentingan wawancara atau angket dengan
memodifikasi petunjuk dan rumusan pertanyaannya.Data yang diperoleh dengan
lembar pengamatanperekam data tak-terstruktur berupa esai yang sangat panjang
(non-numerik). Meskipun masing-masing butir pertanyaan telah dibatasi, uraian
jawaban (Desktipsi Kejadian dan PenilaianKomentar) yang diberikan sering kali
meluas dan memuat hal-hal yang tidak relevan. Untuk mengolah data non-numerik
seperti ini, tahapan-tahapan yang harus dilakukan adalah pengklasifikasian
data, penguranganpembuangan data, dan penganalisisan data. Pengklasifikasian
...
2.2.3
Analisis data dalam Wawancara terbuka.
1.
Bagaimana
pendapat Anda tentang kondisi bisnis ke bisnis ecommerce di peusahaan Anda ?
2.
Apa
tujuan terpenting departemen Anda ?
3.
Sekali
data diajukan lewat website bagaimana data-data tersebut akhirnya diproses ?
4.
Gambarkan
proses monitoring yang tersedia secara online ?
5.
Apa
rasa frustasi terbesar yang Anda alami selama masa peralihan menuju e-commerce
?
2.2.4
Analisis data dalam Hal-hal
penting dari suatu wawancara dengan bahasa yang komunikatif.
Penanya : Bagaimana prediksi Anda tentang perbandingan
antara Tim Nas Indonesi versus Malaysia malam nanti?
Pemain bola : Menurut saya, akan terjadi pertandingan
yang seru nanti malam dan TimGaruda pasti sebagai pemenang nanti.
Penanya : Mengapa Anda berkata begitu?
Pemain bola : Karena kalau kita lihat, pada pertandingan babak
penyisihan, kita mampumengatasi Malaysia
dengan mudah. Hal itu disebabkan tim kita sedan panas-panasnya” dan siap tempur. Jadi, Tim Nasional Indonesia
akan lebih kompak dan melakukan tekanan pada menit-menit pertama.
Penanya :
Bagaimana dengan kondisi Tim Malaysia sendiri?
Pemain bola : Malaysia sedang dalam posisi
recovery setelah bertanding habis-habisan dalam semifinal leg II di
Vietnam. Dan kita tetap mewaspadai Safee, karena
dari semua pemain Tim Malaysia hanya dia yang tenaganya seakan-akan tak
pernah habis.
Penanya : Bagaimana dengan posisi Malaysia sebagai tuan rumah pada
final piala AFF leg I ini?
Pemain bola : Di sinilah yang menarik. Di satu sisi
Malaysia menghadapi masalahstamina pemain, tapi di sisi lain
Malaysia tentunya tidak mau dipermalukan dikandang sendiri. Secara komposisi
pemain, Tim Nas Indonesia memang lebihbaik, tetapi dua tim ini juga sama-sama
memiliki daya juang sesame rumpun Bangsa
Melayu.
Penanya : Jadi, dapat dikatakan bahwa Tim Indonesia dan Malaysia sama-sama
mempunyai keuntungan pada pertandingan nanti
malam. Tim Malaysia memiliki keuntungan karena
bermain di kandang sendiri, sedangkan Tim Garuda mempunyai keuntungan karena
seluruh pemain tidak mendapat masalah dan adanya semangat juang
yang tinggi, betulkah itu?
Pemain bola:Ya…..dan perlu
dicatat Tim Nasional Indonesia pasti keluar sebagai pemenang.
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari keseluruhan data yang terkumpul dideskripsikan dianalisis, dan di interpestasikan
secara terperinci dan sistematis selanjutnya setiap kelompok data itu
dievaluasi secara kuantitatif dan kualitatif dengan keteria penilaian. Langkah-langkah
teknis analisis data adalah :
Pertama,
data yang terkumpul di tabulasi dan di deskripsikan kedalam bentuk table. Kedua,
kelompok data yang telah dideskripsikan itu dianalisis secara terperinci dan
sistematis, sesuai dengan formulasi acuan yang telah ditetapkan dalam kerangka
teoritis penelitian ini. Ketiga, setelah data dianalisis berdasarkan acuan
teoritis, penulis menggunakan interprestasi terhadap data yang telah dianalisis
itu.
3.2 Saran
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan terhadap
berbagai sumber, penyusun menyadari masih banyak hal yang bisa disampaikan
dalam makalah ini. Disadari banyaknya kekurangan dalan penulisan makalah ini
maupun penyampaiain materi. Oleh karena itu penyusun berharap adanya kritik dan
saran yang kontruksif demi terwujudnya kesempurnaan dalam makalah ini. Semoga makalah
ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan pada umumnya bagi pembaca yang
budiman.
DAFTAR
PUSTAKA
Wahyudi
EL Panggabean. 2007. Strategi Wartawan Meraih Integritas dan Memiliki Profesionalisme.
Pekanbaru : Forum.
Kosasin.
E . 2008. Terampil Berbicara Didepan Umum. Jakarta Timur : Nobel.
KBBI
: 2008.
Tukan.
P. 2006. Bahasa Indonesia kelas XI semester 1 dan 2. Jakarta : Yudistira.
http://www.scribd.com/doc/46627365/Modul-Bahasa-Indonesia-Kelas-7-Genap-Kd-9-1-amp-9-2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar