Title: 보고싶다 / Bogoshipda
Also known as: Missing You
Genre: Melodrama, romance
Episodes: 20
Broadcast network: MBC
Broadcast period: 2012-Nov-07 to TBA
Air time: Wednesday & Thursday 21:55
Cast
Park Yoochun as Han Jung Woo
Yeo Jin Goo as young Jung Woo (15 years old)
Yoon Eun Hye as Lee Soo Yeon
Kim So Hyun as young Soo Yeon (15 years old)
Yoo Seung Ho as Kang Hyung Joon
Jang Mi In Ae as Kim Eun Joo
Yoo Yeon Mi as young Eun Joo
Han Jin Hee as Han Tae Joon
Song Ok Sook as Kim Myung Hee
Do Ji Won as Hwang Mi Ran
Cha Hwa Yun as Kang Hyun Joo
Jun Kwang Ryul as Kim Sung Ho
Kim Sun Kyung as Jung Hye Mi
Lee Se Young as Han Ah Reum
Production Credits
Director: Lee Jae Dong, Park Jae Bum (박재범)
Screenwriter: Moon Hee Jung
--------------------------
Sinopsos I Miss You Episode 1 Part 1
Musim panas 1997
Lee Soo Yeon (Kim So Hyun) berjalan menunduk ketika ia pulang dari sekolah. Terdengar suara gonggongan anjing yang membuatnya celingukan kesana kemari. Ia tetap tetap menunduk dan rambut panjangnya terurai menutupi wajah cantiknya.
Soo Yeon masuk ke rumahnya tapi sekali lagi ia melirik ke arah suara anjing yang menggonggong. Ia masuk ke rumahnya dan masih dengan wajah yang menunduk. Langkahnya terhenti katika ia mendengar ada yang pecah dari dalam rumahnya.
Soo Yeon perlahan membuka pintu kamar mencari ibunya. Tapi tiba-tiba ada yang membekap mulutnya. Siapa? Ayahnya. Ayah Soo Yeon meminta putrinya diam. Ia bertanya apa di luar ada orang. Soo Yeon menggeleng dalam bekapan ayahnya.
Ayah Soo Yeon membanting Soo Yeon ke lantai. Soo Yeon gemetaran ketakutan, ayahnya kembali menatap menggancam bahwa Soo Yeon akan mati kalau berbohong padanya. Ayah Soo Yeon bertanya sambil mengancam akan menampar, “Dimana ibumu?”
Soo Yeon menangis ketakutan, “Aku minta maaf. Aku salah.” Ayahnya kembali mengancam apa Soo Yeon mau dipukuli dulu sebelum bicara, ayahnya kembali bertanya dimana ibu.
Soo Yeon mundur ketakutan dan menjawab dengan nada suara gemetaran kalau ia tak tahu dimana ibunya. Ayah hilang kesabaran dan kembali mendorong Soo Yeon hingga tersungkur. Ayah mengambil selimut dan menutupi tubuh Soo Yeon.
Terlihat seorang wanita dengan tangan gemetaran mengintip dari luar jendela. Itu ibu Soo Yeon, ia mendengar jeritan putrinya. Apa yang terjadi pada Soo Yeon sampai dia menjerit.
Ternyata Soo Yeon dipukuli dan diinjak oleh ayahnya. Soo Yeon berteriak kesakitan dibalik selimut. Ayah dengan kejam terus menginjak Soo Yeon. Soo Yeon berteriak kesakitan.
“Sakit? Keadaan lebih baik kalau kau tak ada.” Ayah terus menginjak dan menendang Soo Yeon, ia terus bertanya dimana Ibu Soo Yeon berada.
Ibu gemetaran ketakutan mendengar kemarahan suaminya. Ia mengendap-endap pergi dari sana menghindari kemarahan suaminya.
(Ya ampun Bu itu Soo Yeon kasihan ditinggal sendirian dipukuli dan diinjak kayak gitu)
Ayah Soo Yeon sepertinya sudah lelah menyiksa putrinya. Ia minum soju untuk melampiaskan kemarahannya. Soo Yeon masih terdiam dibalik selimut.
Tiba-tiba ada seorang pria datang, dia seorang polisi. Detektif Kim Seung Ho. “Lee Tae Soo!” panggil Detektif Kim pada ayah Soo Yeon. Lee Tae Soo (ayah Soo Yeon) terkejut melihat kedatangan si polisi. Ia melempar botol soju ke arah Detektif Kim dan tepat mengenai kepala Detektif Kim. Kepala Detektif Kim langsung mengeluarkan darah, ia marah dan menendang ayah Soo Yeon yang akan kabur.
Ayah Soo Yeon melawan ia mengambil kunci inggris sebagai senjata tapi Detektif Kim tak mudah dilumpuhkan. Sebaliknya, ayah Soo Yeon lah yang dengan mudah dilumpuhkan oleh Detektif Kim. “Lee Tae Soo kau ditahan atas kasus pembunuhan.” Ucap Detektif Kim memborgol tangan ayah Soo Yeon. Beberapa polisi masuk membawa ayah Soo Yeon. Ayah Soo Yeon meronta dan bilang kalau ia tak membunuhnya.
Detektif Kim merasakan sakit di kepalanya. Ia melihat sekeliling dan terkejut melihat gundukan yang ada di bawah selimut, ia pun membukanya. Detektif Kim mencoba membangunkan Soo Yeon yang setengah tak sadarkan diri. Soo Yeon bergumam, aku salah aku salah dengan suara gemetaran dan ketakutan.
Di luar rumah sudah ramai orang berkumpul yang menginginkan ayah Soo Yeon segera ditangkap. Pihak keluarga korban marah terhadap ayah Soo Yeon tapi polisi mengamankan pelaku dari amukan massa.
Ibu Soo Yeon mengendap-endap akan masuk ke rumahnya. Di depan rumahnya ia berpapasan dengan Detektif Kim yang menggendong Soo Yeon. Ibu Soo Yeon berkata bukankah ia sudah bilang untuk menangkap suaminya diam-diam, bagaimana ia bisa tinggal di daerah ini sekarang.
Detektif Kim berkata kalau Soo Yeon terluka. Ibu Soo Yeon bilang kalau luka yang didapat putrinya itu tak akan membunuhnya. Ia pun segera masuk ke rumah. Detektif Kim memanggil ibu Soo Yeon. Ibu berkata kalau Detektif Kim khawatir dengan putrinya lebih baik bawa saja dan besarkan dia. Detektif Kim menghela nafas panjang.
Dan kita akan diperlihatkan dengan adegan seperti yang ada di teaser. Ada karakter dewasa dimana Hyung Joon (Yoo Seung Hoo) duduk menangis berpegangan pada tongkat di depan tubuh seseorang yang tergeletak berlumuran darah.
Di tempat lain Han Jung Woo (Park Yoo Chun) berlari menyelamatkan Lee Soo Yeon (Yoon Eun Hye) dari kejaran polisi. Jung Woo menodongkan pistol ke arah polisi. Ia menggapai tangan Soo Yeon dan menariknya untuk lari secepatnya.
Terdengar suara tembakan, Han Jung Woo tergeletak di tanah dengan mata meneteskan air mata.
Kemudian terlihat dua orang anak berjalan bergandengan tangan, tapi salah satu diantaranya tiba-tiba menghilang.
Musim gugur 1998 di Amerika
Han Jung Woo (Yeo Jin Go) bermain rugby (Football-nya Amerika nih) ia berlari membawa bola menghindari hadangan lawan. Tapi salah seorang lawan menjatuhkannya. Jung Woo meringis kesakitan.
Seseorang datang memanggil Jung Woo memberi tahu kalau ayah Jung Woo datang. Jung Woo langsung melepas penutup kepalanya. Ia tersenyum senang mendengar kedatangan ayahnya.
Jung Woo kembali ke asramanya (hmm sepertinya asramanya deh) tapi apa benar ayahnya yang datang ternyata bukan. Senyum ceria Jung Woo menghilang ketika ia tahu siapa yang datang, sepertinya ini asisten ayahnya.
Asisten ayahnya berkata kalau Jung Woo sekarang terlihat seperti seorang pria. Jung Woo bertanya dimana ayahnya. Asisten menjawab kalau ayah Jung Woo sibuk dengan pekerjannya.
Asisten ayah memberikan formulir Ivy Leageu Camp tour. Ia menyuruh Jung Woo untuk melihat-lihat daftar nama universitas. Ia ingin Jung Woo memutuskan universitas mana yang Jung Woo inginkan. Jung Woo bilang kalau ia bukan anak jenius. Ia belum bisa masuk universitas karena usianya masih 15 tahun.
Asisten berkata kalau Nyonya yang meminta dirinya melakukan itu. Ia berharap Jung Woo bisa mencari beberapa teman saat masuk universitas nanti. Jung Woo heran dan bertanya apa ayahnya masih hidup. Ia menyuruh asisten ayahnya menyampaikan pada Nyonya bahwa ia akan menikmati tour ini.
Di sebuah bandara terlihat beberapa mobil datang. Asisten ayah Jung Woo telah kembali ke Korea. Mobil itu berhenti. Asisten ayah Jung Woo memberi hormat pada seorang wanita yang berada di dalam mobil. Wanita ini istri Han Tae Joon yang bernama Hwang Mi Ran. Han Tae Joon adalah ayah Jung Woo.
Asisten berkata kalau wartawan juga akan datang kenapa Nyonya tidak menunggu di rumah saja. Hwang Mi Ran berkata kalau sudah enam bulan berlalu dari terakhir kali ia melihat suaminya. Ia mengajak semuanya berangkat sebelum mereka terlambat.
Ada seseorang membawa boneka beruang besar mendekati mobil itu, Han Jung Woo. Ia bertanya ia akan naik mobil yang mana. Si asisten terkejut melihat Jung Woo ada di sebelahnya. Bahkan Hwang Mi Ran pun terkejut melihat putranya. Hwang Mi Ran tanya apa yang Jung Woo lakukan. Jung Woo ikut masuk ke mobil Hwang Mi Ran sambil membawa boneka beruangnya.
Hwang Mi Ran berkata kalau ada hal-hal tertentu yang tak ingin dikatakan orang tua kepada anaknya. “Kau harusnya tahu ada alasan tertentu kenapa Ibu tak meneleponmu. Anak cerdas sepertimu bagaimana bisa kau tak menyadari hal seperti ini?”
Jung Woo melihat-lihat keluar, tiba-tiba tatapannya tertuju pada satu arah. Ia melihat seorang berdiri sendirian menunggu seseorang dengan wajah tertunduk dan rambut yang menutupi wajahnya. Ya itu Lee Soo Yeon. Jung Woo menatap penasaran. Dimanakah itu, ternyata itu di depan penjara. Banyak wartawan yang sudah menunggu disana.
Asisten ayah Jung Woo menyuruh Hwang Mi Ran tetap berada di mobil saja. Tapi Mi Ran bertanya apa ia sudah berbuat dosa untuk apa ia berdiam diri di dalam mobil katanya sambil memakai kacamata hitamnya. Tapi sebelum itu ia mengajak Jung Woo keluar juga. Ia yakin kalau ayah Jung Woo akan senang melihat Jung Woo. Tapi asisten ayahnya menyuruh Jung Woo tetap di dalam mobil.
Seperti para kebanyakan istri para pejabat yang menjenguk suaminya di penjara, Hwang Mi Ran menutupi wajahnya agar tak terekspos wartawan. Beberapa kamera mengarah padanya dan berbagai pertanyaan keluar dari mulut para wartawan.
Jung Woo menatap heran. Ia bosan berada di dalam mobil, ia melihat sekeliling dan kembali pandangannya tertuju pada seorang gadis yang berdiri terdiam.
Jung Woo membuka kaca mobilnya penasaran ingin tahu siapa gadis yang selalu menunduk dan wajahnya tertutup oleh rambut panjangnya. Rambut Lee Soo Yeon bergerak ditiup angin. Jung Woo penasaran ingin melihat dengan jelas wajah Soo Yeon.
Han Tae Joon pun keluar dengan kursi roda dalam keadaan lemas. Wartawan memberondong dengan berbagai pertanyaaan.
Jung Woo melihat ayahnya dalam kondisi yang tak baik, ia pun berlari keluar menghampiri ayahnya yang akan masuk ke mobil ambulans. Jung Woo ikut masuk ke mobil ambulans. Mobil ambulans pun meninggalkan kantor polisi melewati Soo Yeon yang masih berdiri diam disana.
Kenapa Soo Yeon berdiri di luar penjara, siapakah yang ia tunggu.
Tiba-tiba ada suara yang berkata kalau semuanya sudah berakhir dan mengajak Soo Yeon pergi. Siapa itu? Ibu Soo Yeon.
Soo Yeon melihat dari kejauhan ada tahanan meninggal yang masuk ke mobil ambulans, ya ayah Soo Yeon meninggal, dia sudah dieksekusi.
Di dalam mobil ambulans, Han Tae Joon bangun. Ternyata dia tak sakit sama sekali, sehat walafiat. Ia bertanya kenapa Jung Woo ada disini, bagaimana dengan sekolah. Jung Woo berkata kalau ia sudah lama tak bertemu dnegan ayahnya, ia minta maaf karena bolos sekolah.
Hwang Mi Ran menggenggam tangan Jung Woo dan berkata kalau ia yang salah jadi ia harap suamianya tak memarahi Jung Woo. Han Tae Joon meminta istrinya jangan memperlakukan Jung Woo seperti anak kecil karena Jung Woo sudah berusia 15 tahun, dia sudah dewasa.
Hwang Mi Ran berkata itulah maksudnya ia ingin Jung Woo tahu apa yang terjadi di rumah sekarang. “Dia adalah putra tunggal kita.” kata Mi Ran. Han Tae Joon menyuruh asistennya untuk mengembalikan Jung Woo ke Amerika. Ia juga meminta mobilnya dihentikan, istrinya bertanya mau kemana.
Hae Tae Joon ke rumah ayahnya (Kakek Jung Woo)
-haha ini rumahnya Presdir Jang Do Hyun 15 tahun yang lalu, ya ampun kok MBC pake set rumah yang sama ya untuk drama berbeda-
Di rumah itu terdengar suara anjing mengonggong. Terdengar juga suara teriakan seorang wanita yang tak setuju suaminya dibawa ke rumah sakit. Wanita itu adalah Kang Hyun Joo, istri Kakek Han ayahnya Han Tae Joon.
Si Asisten menahan tubuh Hyun Joo. Hyun Joo berkata kalau suaminya dibawa sekarang dia pasti akan mati. Seorang perawat yang bernama Jung Hye Mi datang menenangkan Hyun Joo. Asisten berterima kasih pada perawat Jung Hye Mi, ia memberikan sebuah amplop yang berarti kalau kerja Hye Mi hanya sampai disini saja. Asisten meminta perawat Jung agar istirahat untuk sementara waktu. Perawat Jung Hye Mi pun segera pergi setelah menerima amplop.
Kang Hyun Joo melihat disana ada Han Tae Joon. Ia mengancam bahwa ia akan memanggil polisi, kalau tejadi sesuatu pada suaminya Han Tae Joon akan manjadi seorang pembunuh.
Han Tae Joon bertanya apa kali ini Hyun Joo akan menyingkirkannya sebagai pembunuh. Hyun Joo tanya apa yang Han Tae Joon bicarakan. Han Tae Joon balik bertanya apa Hyun Joo tahu bagaimana perasaannya sekarang, “Aku merasa digigit oleh anjing terlatih. Anjing seharusnya hanya memakan apa yang diberikan padanya. Bukan menggigit pemiliknya.” Terlihat dia ekor anjing di luar dibawa ke suatu tempat.
Han Tae Joon bertanya dimana uang yang Hyun Joo curi setelah menyingkirkannya. Hyun Joo berkata kalau ini tentang uang lebih baik tanyakan sendiri pada Ayah Tae Joon alias suami Hyun Joo. Ia minta Tae Joon berhenti memperlakukannya seperti anjing. “Aku adalah orang yang melahirkan anak dari ayahmu.”
(hmm itu berarti Hyun Joo ini ibu tirinya Han Tae Joon ya)
“Itu sebabnya demi anakmu kau sebaiknya tak membuatku marah.” Tae joon terlihat mengancam Hyun Joo. Hyun Joo terkejut, Han Tae Joon menyuruh Hyun Joo segera pergi karena ia yakin anak Hyun Joo belum mati.
“Joon...” sebut Hyun Joo mengkhawatirkan anaknya. Ia langsung berlari keluar menemui anaknya.
“Joon...” teriak Hyun Joo mencemaskan anaknya. Ia berlari ke rumah kecil yang ada di sana (rumah yang ditempati Park Gi Chul dan Chang Hee)
Apa yang Hyun Joo lihat ketika ia membuka pintu, dua ekor anjing yang siap menerkam. Hyun Joo ketakutan.
Hyun Joo berlari menjauhi tapi anjing-anjing itu malah mengejarnya. Hyun Joo jatuh tersungkur dan terdengarlah suara tembakan. Siapakah yang tertembak.
Ternyata Han Tae Joon menembak salah satu anjing yang terus menggonggong. Ia pun bertanya menurut Hyun Joo kira-kira siapakah selanjutnya yang akan menjadi mangsa senapannya. Ia membantak bertanya dimana uangnya. Hyun Joo tak takut ia bertanya apa yang Tae Joon lakukan terhadap Hyung Joon. Ia akan melawan tapi anak buah Han Tae Joon menahan dan membawanya pergi.
Asisten masuk ke rumah itu tapi tak berapa lama kemudian ia keluar memberi tahu kalau anak itu (Hyung Joon) tak ada di rumah. Han Tae Joon melihat kaca jendela di rumah itu pecah dan ada noda darahnya. Sepertinya Hyung Joon kabur. Han Tae Joon memerintahkan asistennya untuk menemukan Hyung Joon.
Seorang anak berjalan tertatih menyeret kakinya yang terluka, apa ini Hyung Joon yang dimaksud. Ia berjalan sekuat tenaga menahan kakinya yang sakit.
Ia berhenti sejenak dan menatap kalung yang dikenakannya. Ada tulisan dibalik kalung itu. “Ibu...” sebutnya. Kemudian ia mendengar suara anjing mengonggong ia pun segera berjalan cepat.
Tapi tiba-tiba ada yang membekap mulut Hyung Joon, siapakah itu.
Soo Yeon berada di tepi sungai bersama ibunya yang tengah menabur abu ayahnya. Apa Soo Yeon ikut menaburkan abu ayahnya, tidak. Ia duduk di tepi sungai sambil memainkan gelombang air dan bergumam, “datang.. tidak datang,”
Ibu selesai menabur abu suaminya dan berkata kalau Soo Yeon sudah banyak menderita selama berusaha melarikan diri jadi sekarang Soo Yeon istirahat saja. Ibu menyuruh Soo Yeon mengucapkan sesuatu untuk mendiang ayah, “Kau harus mendoakannya agar jiwanya tenang.”
Tapi Soo Yeon diam saja ia malah melempar batu ke sungai. Ibu kembali menyuruh Soo Yeon untuk mengucapkan sesuatu agar ayah Soo Yeon bisa pergi dengan tenang.
“Sekarang, ayah tak akan pernah kembali lagi kan Bu?” Tanya Soo Yeon. Soo Yeon menatap ibunya dengan tatapan sedih, “Sekarang sudah benar-benar berakhir kan?”
(berakhir penderitaan Soo Yeon. Jadi karena ayahnya sudah tak ada maka tak akan ada yang menyiksanya di rumah)
Ibu melempar tempat abu, “Lihat. Apa kau tak mengerti hanya dengan melihat ini?” Ibu menatap jauh ke depan dan berteriak, “Kau pantas mendapatkannya. Betapa mengerikannya untuk anakmu sendiri sampai dia mengatakan sesuatu seperti itu? aku tak akan tidur karena aku takut melihatmu dalam mimpiku. Aku takut bertemu denganmu di akhirat setelah aku mati nanti. Jadi aku tak akan mati dan akan hidup disini seribu tahun lagi.” ibu menangis meraung-raung. Kata-kata itu ia tujukan untuk suaminya.
Detektif Kim datang melihat dari kejuhan. Ia merasa kasihan dengan keluarga ini ataukah ada sesuatu yang ia ketahui dan ingin mengungkapkannya.
Soo Yeon dan ibunya berada di rumah makan. Ibu Soo Yeon minum-minum dan mabuk. Ibu bilang kalau mereka merayakan ulang tahun yang kedua karena ayah Soo Yeon yang mengerikan itu sudah tak ada lagi. Mereka berdua bisa memulai hidup baru. Ia menyuruh putrinya mengangkat gelas agar minum bersamanya.
Soo Yeon melihat sekeliling. Terdengar kasak-kusuk orang yang makan disana. Mereka membicarakan ayah Soo Yeon, “Kudengar Lee Tae Soo dieksekusi kemarin. Aku senang dia sudah mati, itu putrinya kan? Bagaimana bisa dia membunuh anak orang sementara dia sendiri punya anak?”
Ibu menyuruh Soo Yeon makan dan cepat besar agar bisa mencarikan uang untuknya. Ia menyuruh putrinya tak perlu pindah sekolah untuk menghindari ayah yang sudah tak ada jadi Soo Yeon harus bekerja keras dan rajin belajar.
Soo Yeon diam. Ibu malah memukulkan sendok ke kepala Soo Yeon. Ibu membentak menyuruh Soo Yeon mengatakan sesuatu jangan hanya bergumam saja. “Setelah semua yang telah kulakukan untuk membesarkanmu dan tidak menelantarkanmu. Hei kalau bukan karena kau, aku akan menyembunyikan diri dan hidup tanpa perlu dipukuli sepanjang waktu.”
Ibu Soo Yeon menuangkan soju lagi tapi Soo Yeon berusaha mencegahnya. Ia menyuruh ibunya berhenti minum. Ibu berteriak Soo Yeon jangan mengganggunya. Semua pengunjung rumah makan itu tak nyaman dengan teriakan ibu Soo Yeon.
Terdengar kembali kasak-kusuk pengunjung disana, “Aku tak percaya, dia disini minum seperti itu.”
Ibu berdiri menatap marah pengunjung yang menggunjingkan dirinya, “Apa yang kalian lihat? Apa kalian pikir kalau ini adalah pertunjukan? Apa kalian tak membaca koran? Pembunuh terkenal itu sekarang sudah mati.”
Soo Yeon meminta ibunya tenang tapi ibu Soo Yeon malah mendudukkan putrinya dengan kasar. Ibu kembali membentak Soo Yeon agar berhenti bersikap seperti itu, “Apa kau yang membunuhnya? Apa aku yang membunuhnya?” Ibu Soo Yeon kembali meminum sojunya. Soo Yeon menatapnya sedih.
Han Jung Woo tak bisa tidur. Sudah jam setengah tiga dini hari. Ia pun memutuskan keluar untuk mencari udara segar.
Jung Woo berjalan-jalan sambil menggumamkan perkalian, 4 x 9 = 36, 4 x 8 = 32, 4 x 7 = 28, 4 x 6 =
Belum sempat Jung Woo melanjutkan gumaman perkaliannya tiba-tiba ia mendengar dernyit suara yang membuatnya keget. Ia terdiam dan terdengarlah dernyit suara itu lagi
Jung Woo melihat sekeliling penasaran bunyi apa itu. Ia pun bersiaga dengan kepalan tangannya siapa tahu ada penjahat yang lewat. Ia berusaha mencari tahu sambil tetap menggumamkan perkalian.
Jung Woo pun menemukan sumber suara itu berasal dari mana, taman bermain. Jung Woo melihat ada seorang gadis yang duduk di ayunan. Ternyata dernyit suara itu berasal dari ayunan. Jung Woo terkejut melihat gadis itu yang tak lain adalah gadis yang ia lihat di depan kantor polisi, ya itu Lee Soo Yeon.
Jung Woo pun menghampiri Soo Yeon, ia duduk di ayunan tepat di sebelah Soo Yeon. Soo Yeon jelas terkejut ada orang yang mendekatinya.
“Jadi seperti itu wajahmu.” sahut Jung Woo melihat wajah cantik Soo Yeon. Soo Yeon langsung berdiri akan pergi tapi Jung Woo meminta Soo Yeon jangan pergi karena ia tak bermaksud mengganggu.
Jung Woo bertanya apa Soo Yeon tinggal disekitar sini. Ia memberi tahu kalau ia juga tinggal di sekitar sini. Soo Yeon diam saja atau lebih tepatnya menatap Jung Woo dengan tatapan heran, kenapa ada orang yang mengajak bicara dirinya. Jung Woo membaca papan nama Soo Yeon. Ia pun memperkenalkan namanya Han Jung Woo berusia 15 tahun. Soo Yeon masih terdiam heran.
Jung Woo jadi bingung kenapa Soo Yeon diam saja padahal dari tadi ia terus ngoceh. Ia berdiri menghampiri Soo Yeon, “Apa mungkin, kau bisu?” tebak Jung Woo. Soo Yeon menggeleng. Jung Woo terus bertanya kalau begitu kenapa diam saja.
Soo Yeon menunduk dan bertanya apa Jung Woo tahu siapa dirinya. Jung Woo menatap tak mengerti. Soo Yeon berkata bukankah Jung Woo bilang kalau Jung Woo tinggal disekitar sini. Jung Woo masih tak mengerti haruskah ia tahu siapa Soo Yeon. “Apa kau terkenal? Apa kau muncul di TV? Apa kau seorang artis?”
Soo Yeon diam saja. Jung Woo makin penasaran. Tapi disaat bersamaan keduanya dikejutkan dengan lewatnya pasangan suami istri. Dimana sang istri marah-marah pada suaminya karena mabuk.
Jung Woo tertawa melihat pemandangan ini, ia pun menoleh pada Soo Yeon tapi gadis ini sudah tak berada disampingnya lagi. Kemana Soo Yeon. Jung Woo celingukan.
Soo Yeon memutuskan untuk pulang, ia masih tak mengerti kenapa ada orang yang mengajak bicara dengannya.
Terdengar suara Jung Woo memanggilnya, “Hei seragam merah!”
Soo Yeon berhenti sejenak.
“Gadis populer!” terdengar teriakan Jung Woo lagi.
Soo Yeon mengabaikannya dan kembali berjalan.
“Lee Soo Yeon!” panggil Jung Woo.
Langkah Soo Yeon terhenti Jung Woo memanggil namanya. Ia jelas terkejut mendengar namnya dipanggil oleh orang lain.
“Lee Soo Yeon!” Jung Woo memanggil lagi.
Soo Yeon berbalik kembali ke taman bermain. Tapi ia tak melihat Jung Woo. Ia celingukan. Ia tertunduk kecewa tapi tiba-tiba terdengar suara Jung Woo yang berdiri diatas perosotan bertanya ada apa, “Aku tak tahan tidak mengetahui sesuatu. Siapa sebenarnya kau?”
Soo Yeon kembali diam. Jung Woo makin penasaran ia turun dari perosotan dan menghampriri Soo Yeon, “Kalau begitu haruskah aku menebaknya?”
Soo Yeon mundur satu langkah ketika Jung Woo mendekat ke arahnya. Tiba-tiba hujan turun, Jung Woo langsung mencari tempat untuk berteduh. Tapi Soo Yeon diam saja membiarkan dirinya basah terkena hujan.
Jung Woo berlindung di bawah perosotan. Ia melambaikan tangan pada Soo Yeon, “Kemarilah!” kata Jung Woo mengajak Soo Yeon berteduh. Tapi Soo Yeon diam saja.
“Tunggu sebentar!” Soo Yeon pergi pulang. Sampai di rumah Soo Yeon langsung melepas sepatunya begitu saja, ibunya sudah tertidur karena mabuk.
Soo Yeon mencari-cari sesuatu, sambil mencari ia memberi tahu ibunya kalau ia bertemu dengan anak aneh, “Katanya dia tinggal di sekitar sini tapi dia tak tahu siapa aku. Dia terus bicara padaku. Lee Soo Yeon. Dia terus memanggil namaku. Bukan nomor 27 tapi Lee Soo Yeon. Dia memanggilku dengan menyebut namaku. Dia bilang namanya Han Jung Woo. Han Jung Woo.” Soo Yeon tersenyum mengeja nama Jung Woo.
Ibu menggeliat dan tanpa sengaja menendang kaki Soo Yeon hingga gadis ini terjatuh, tapi ia beruntung karena apa yang ia cari akhirnya ketemu. Sebuah payung kuning. Ia pun segera mengambilnya.
Jung Woo terjebak hujan deras ia tak bisa kemana-mana, ia hanya bisa berdiam diri menunggu hujan reda dengan berteduh di bawah perosotan. Tiba-tiba Soo Yeon datang membawakan payung.
Soo Yeon menyerahkan payung itu pada Jung Woo. tapi Soo Yeon sendiri basah kuyup karena hujan. Ia meminta Jung Woo memakai payung ini saat Jung Woo pulang, “Pakai ini agar kau tidak kebasahan.”
Jung Woo heran bagaimana mungkin Soo Yeon menyerahkan payung milik Soo Yeon padanya padahal Soo Yeon sendiri kehujanan dan basah kuyup. Soo Yeon bilang tak apa-apa karena ia terlanjur kebasahan, ia juga tak takut pada hujan.
Jung Woo pun menerima payung itu dan berterima kasih. Ia berjanji akan mengembalikannya besok. Soo Yeon bertanya apa Jung Woo akan kembali lagi ke tempat ini besok. Jung Woo bilang kalau ia harus mengembalikan payung ini jadi ia akan datang lagi. Jung Woo tersenyum, Soo Yeon berusaha membalas senyum Jung Woo tapi ia sepertinya sangat sulit untuk tersenyum.
Jung Woo pun pulang dengan perlindungan dari payung Soo Yeon. Tapi apa yang terjadi ternyata angin bertiup dan menyebabkan besi kait pada payung itu lepas. Jung Woo berusaha menahannya tapi sayang angin bertiup lumayan kencang, ia pun basah kuyup kehujanan.
Jung Woo menengadahkan wajahnya dan menikmati hujan. Ia bergumam ternyata basah kuyup begini tak terlalu buruk. Jung Woo pun membiarkan dirinya basah kuyup karena hujan.
Keesokan harinya Soo Yeon dengan semangat akan ke taman bermain tempat janjiannya bersama Jung Woo. Ia pamit pada ibunya, ibu memanggilnya menatap heran. Soo Yeon tanya ada apa. Ibu makin heran dengan sikap Soo Yeon, ia ingin apa Soo Yeon minum-minum, “Kenapa kau begitu semangat pagi-pagi begini. Kau mau kemana?”
Soo Yeon mengatakan kalau ia akan bertemu dengan teman. Ibu Soo Yeon bilang bukankah Soo Yeon tak punya teman. Soo Yeon bilang kalau ini seseorang yang ia kenal. Soo Yeon pun pamit. Ibu berteriak menyuruh Soo Yeon cepat pulang. Soo Yeon lari-lari semangat.
Ketika ia berlari tiba-tiba ada yang melempar kaca dari dalam rumah hingga membuat kaca jendela itu pecah. Soo Yeon berhenti dan berbalik. Ia melihat serpihan kaca dan mangkuk yang jatuh.
Soo Yeon mengambil mangkuk itu dan menoleh ke arah jendela. Ternyata di dalam rumah itu ada seorang anak yang tengah dikurung. Anak itu mencoba melarikan diri tapi tak bisa karena jendela itu tak bisa dibuka. Soo Yeon mendekat dan menyapanya. Anak itu ketakutan dan manjauh dari jendela berlindung di balik selimut.
“Apa kau terluka?” tanya Soo Yeon. “Apa kau sendirian didalam? Apa tak ada orang dirumah?” anak itu menyembunyikan dirinya dibalik selimut. Soo Yeon melihat pintu rumah itu digembok.
Han Tae Joon mendapat laporan dari asistennya kalau Hyung Joon belum ditemukan. Ia kesulitan karena semalam hujan dan tak bisa menemukan jejak anak itu. Ia berjanji akan mencari anak itu lagi.
(Hmm apa anak yang dikurung tadi itu Hyung Joon?)
Asisten bertanya apa yang harus ia lakukan terhadap wanita itu (Hyun Joo) karena Hyun Joo terus menanyakan anaknya. Han Tae Joon menyuruh asistennya mengatakan pada Hyun Joon bahwa kita akan mengembalikan anaknya kalau dia memberi tahu dimana uang itu. Jadi ia meminta pada asistennya agar menemukan anak itu hidup atau mati. aistennya mengerti ia akan melakukannya.
Si Asisten mendapatkan telepon dari Dokter Kim. Ia tampak terkejut mendengar beritanya.
Hwang Mi Ran menerima telepon dari seseorang. Jung Woo turun dari tangga bersama adik kecilnya, Han Ah Reum sambil membawa boneka beruang. Ah Reum merengek ingin ikut kemana Jung Woo pergi tapi Jung Woo bilang kalau ia akan segera kembali jadi ia minta adiknya tetap di rumah dan bermain saja dengan boneka beruang. Tapi Ah Reum menolak ia tetap ingin ikut dengan kakaknya. Jung Woo meminta adiknya mengerti hanya untuk kali ini saja.
Hwang Mi Ran menutup teleponnya dan berkata pada Jung Woo kalau ia menduga kedatangan Jung Woo ini untuk melihat ayah Jung Woo, “Kau mau kemana?” tanya Mi Ran.
Jung Woo menunjukan payung kuning dan berkata kalau ia harus mengembalikan payung ini pada seseorang. “Ayah belum pulang kan?”
Hwang Mi Ran membenarkan, “Ayahmu belum pulang. Tapi kakekmu, dia baru saja meninggal!”
“Apa?” Jung Woo terkejut mendengar kabar kematian kakeknya.
Bersambung di part 2
Komentar :
Episode 1 masih dipenuhi teka teki. Jadi Hyung Joon itu adik tiri bapaknya Jung Woo donk ya. Kaki Hyung Joon kan tadi terluka tuh, apa itu yang menyebabkan Hyung Joon dewasa selalu mengenakan tongkat seperti di foto2 yang beredar Yoo Seung Ho pantas aja aku heran kok Yoo Seung Ho fotonya gunain tongkat ternyata ceritanya kaki Hyung Joon luka yahh.
Kasian banget liat Lee Soo Yeon, ga tega lihat dia disiksa gituhh sama ayahnya trus apa benar ayahnya seorang pembunuh . bagaimana ia bisa bertahan menghadapi kerasnya kehidupan dengan cap dari masyarakat kalau dia putri dari seorang kriminal dan dia jauhi oleh teman-temannya
Yang membuat penasaran ada cuplikan Yoochun dikejar-kejar polisi dan mengacungkan pistolnya untuk melindungi Yoo Eun Hye dan terdengar suara tembakan dan yoochun jatuh tergeletak dilantai sambil ngeluarin air mata kenapa tuhh apa yoochun kena tembak??? duhh penasaran karena ceritanya beralih ke tahun 1998,, 1 tahun setelah ayah Soo Yeon ditangkap polisi...
Title: 보고싶다 / Bogoshipda
Also known as: Missing You
Genre: Melodrama, romance
Episodes: 20
Broadcast network: MBC
Broadcast period: 2012-Nov-07 to TBA
Air time: Wednesday & Thursday 21:55
Cast
Park Yoochun as Han Jung Woo
Yeo Jin Goo as young Jung Woo (15 years old)
Yoon Eun Hye as Lee Soo Yeon
Kim So Hyun as young Soo Yeon (15 years old)
Yoo Seung Ho as Kang Hyung Joon
Jang Mi In Ae as Kim Eun Joo
Yoo Yeon Mi as young Eun Joo
Han Jin Hee as Han Tae Joon
Song Ok Sook as Kim Myung Hee
Do Ji Won as Hwang Mi Ran
Cha Hwa Yun as Kang Hyun Joo
Jun Kwang Ryul as Kim Sung Ho
Kim Sun Kyung as Jung Hye Mi
Lee Se Young as Han Ah Reum
Production Credits
Director: Lee Jae Dong, Park Jae Bum (박재범)
Screenwriter: Moon Hee Jung
--------------------------
Sinopsos I Miss You Episode 1 Part 1
Musim panas 1997
Lee Soo Yeon (Kim So Hyun) berjalan menunduk ketika ia pulang dari sekolah. Terdengar suara gonggongan anjing yang membuatnya celingukan kesana kemari. Ia tetap tetap menunduk dan rambut panjangnya terurai menutupi wajah cantiknya.
Soo Yeon masuk ke rumahnya tapi sekali lagi ia melirik ke arah suara anjing yang menggonggong. Ia masuk ke rumahnya dan masih dengan wajah yang menunduk. Langkahnya terhenti katika ia mendengar ada yang pecah dari dalam rumahnya.
Soo Yeon perlahan membuka pintu kamar mencari ibunya. Tapi tiba-tiba ada yang membekap mulutnya. Siapa? Ayahnya. Ayah Soo Yeon meminta putrinya diam. Ia bertanya apa di luar ada orang. Soo Yeon menggeleng dalam bekapan ayahnya.
Ayah Soo Yeon membanting Soo Yeon ke lantai. Soo Yeon gemetaran ketakutan, ayahnya kembali menatap menggancam bahwa Soo Yeon akan mati kalau berbohong padanya. Ayah Soo Yeon bertanya sambil mengancam akan menampar, “Dimana ibumu?”
Soo Yeon menangis ketakutan, “Aku minta maaf. Aku salah.” Ayahnya kembali mengancam apa Soo Yeon mau dipukuli dulu sebelum bicara, ayahnya kembali bertanya dimana ibu.
Soo Yeon mundur ketakutan dan menjawab dengan nada suara gemetaran kalau ia tak tahu dimana ibunya. Ayah hilang kesabaran dan kembali mendorong Soo Yeon hingga tersungkur. Ayah mengambil selimut dan menutupi tubuh Soo Yeon.
Terlihat seorang wanita dengan tangan gemetaran mengintip dari luar jendela. Itu ibu Soo Yeon, ia mendengar jeritan putrinya. Apa yang terjadi pada Soo Yeon sampai dia menjerit.
Ternyata Soo Yeon dipukuli dan diinjak oleh ayahnya. Soo Yeon berteriak kesakitan dibalik selimut. Ayah dengan kejam terus menginjak Soo Yeon. Soo Yeon berteriak kesakitan.
“Sakit? Keadaan lebih baik kalau kau tak ada.” Ayah terus menginjak dan menendang Soo Yeon, ia terus bertanya dimana Ibu Soo Yeon berada.
Ibu gemetaran ketakutan mendengar kemarahan suaminya. Ia mengendap-endap pergi dari sana menghindari kemarahan suaminya.
(Ya ampun Bu itu Soo Yeon kasihan ditinggal sendirian dipukuli dan diinjak kayak gitu)
Ayah Soo Yeon sepertinya sudah lelah menyiksa putrinya. Ia minum soju untuk melampiaskan kemarahannya. Soo Yeon masih terdiam dibalik selimut.
Tiba-tiba ada seorang pria datang, dia seorang polisi. Detektif Kim Seung Ho. “Lee Tae Soo!” panggil Detektif Kim pada ayah Soo Yeon. Lee Tae Soo (ayah Soo Yeon) terkejut melihat kedatangan si polisi. Ia melempar botol soju ke arah Detektif Kim dan tepat mengenai kepala Detektif Kim. Kepala Detektif Kim langsung mengeluarkan darah, ia marah dan menendang ayah Soo Yeon yang akan kabur.
Ayah Soo Yeon melawan ia mengambil kunci inggris sebagai senjata tapi Detektif Kim tak mudah dilumpuhkan. Sebaliknya, ayah Soo Yeon lah yang dengan mudah dilumpuhkan oleh Detektif Kim. “Lee Tae Soo kau ditahan atas kasus pembunuhan.” Ucap Detektif Kim memborgol tangan ayah Soo Yeon. Beberapa polisi masuk membawa ayah Soo Yeon. Ayah Soo Yeon meronta dan bilang kalau ia tak membunuhnya.
Detektif Kim merasakan sakit di kepalanya. Ia melihat sekeliling dan terkejut melihat gundukan yang ada di bawah selimut, ia pun membukanya. Detektif Kim mencoba membangunkan Soo Yeon yang setengah tak sadarkan diri. Soo Yeon bergumam, aku salah aku salah dengan suara gemetaran dan ketakutan.
Di luar rumah sudah ramai orang berkumpul yang menginginkan ayah Soo Yeon segera ditangkap. Pihak keluarga korban marah terhadap ayah Soo Yeon tapi polisi mengamankan pelaku dari amukan massa.
Ibu Soo Yeon mengendap-endap akan masuk ke rumahnya. Di depan rumahnya ia berpapasan dengan Detektif Kim yang menggendong Soo Yeon. Ibu Soo Yeon berkata bukankah ia sudah bilang untuk menangkap suaminya diam-diam, bagaimana ia bisa tinggal di daerah ini sekarang.
Detektif Kim berkata kalau Soo Yeon terluka. Ibu Soo Yeon bilang kalau luka yang didapat putrinya itu tak akan membunuhnya. Ia pun segera masuk ke rumah. Detektif Kim memanggil ibu Soo Yeon. Ibu berkata kalau Detektif Kim khawatir dengan putrinya lebih baik bawa saja dan besarkan dia. Detektif Kim menghela nafas panjang.
Dan kita akan diperlihatkan dengan adegan seperti yang ada di teaser. Ada karakter dewasa dimana Hyung Joon (Yoo Seung Hoo) duduk menangis berpegangan pada tongkat di depan tubuh seseorang yang tergeletak berlumuran darah.
Di tempat lain Han Jung Woo (Park Yoo Chun) berlari menyelamatkan Lee Soo Yeon (Yoon Eun Hye) dari kejaran polisi. Jung Woo menodongkan pistol ke arah polisi. Ia menggapai tangan Soo Yeon dan menariknya untuk lari secepatnya.
Terdengar suara tembakan, Han Jung Woo tergeletak di tanah dengan mata meneteskan air mata.
Kemudian terlihat dua orang anak berjalan bergandengan tangan, tapi salah satu diantaranya tiba-tiba menghilang.
Musim gugur 1998 di Amerika
Han Jung Woo (Yeo Jin Go) bermain rugby (Football-nya Amerika nih) ia berlari membawa bola menghindari hadangan lawan. Tapi salah seorang lawan menjatuhkannya. Jung Woo meringis kesakitan.
Seseorang datang memanggil Jung Woo memberi tahu kalau ayah Jung Woo datang. Jung Woo langsung melepas penutup kepalanya. Ia tersenyum senang mendengar kedatangan ayahnya.
Jung Woo kembali ke asramanya (hmm sepertinya asramanya deh) tapi apa benar ayahnya yang datang ternyata bukan. Senyum ceria Jung Woo menghilang ketika ia tahu siapa yang datang, sepertinya ini asisten ayahnya.
Asisten ayahnya berkata kalau Jung Woo sekarang terlihat seperti seorang pria. Jung Woo bertanya dimana ayahnya. Asisten menjawab kalau ayah Jung Woo sibuk dengan pekerjannya.
Asisten ayah memberikan formulir Ivy Leageu Camp tour. Ia menyuruh Jung Woo untuk melihat-lihat daftar nama universitas. Ia ingin Jung Woo memutuskan universitas mana yang Jung Woo inginkan. Jung Woo bilang kalau ia bukan anak jenius. Ia belum bisa masuk universitas karena usianya masih 15 tahun.
Asisten berkata kalau Nyonya yang meminta dirinya melakukan itu. Ia berharap Jung Woo bisa mencari beberapa teman saat masuk universitas nanti. Jung Woo heran dan bertanya apa ayahnya masih hidup. Ia menyuruh asisten ayahnya menyampaikan pada Nyonya bahwa ia akan menikmati tour ini.
Di sebuah bandara terlihat beberapa mobil datang. Asisten ayah Jung Woo telah kembali ke Korea. Mobil itu berhenti. Asisten ayah Jung Woo memberi hormat pada seorang wanita yang berada di dalam mobil. Wanita ini istri Han Tae Joon yang bernama Hwang Mi Ran. Han Tae Joon adalah ayah Jung Woo.
Asisten berkata kalau wartawan juga akan datang kenapa Nyonya tidak menunggu di rumah saja. Hwang Mi Ran berkata kalau sudah enam bulan berlalu dari terakhir kali ia melihat suaminya. Ia mengajak semuanya berangkat sebelum mereka terlambat.
Ada seseorang membawa boneka beruang besar mendekati mobil itu, Han Jung Woo. Ia bertanya ia akan naik mobil yang mana. Si asisten terkejut melihat Jung Woo ada di sebelahnya. Bahkan Hwang Mi Ran pun terkejut melihat putranya. Hwang Mi Ran tanya apa yang Jung Woo lakukan. Jung Woo ikut masuk ke mobil Hwang Mi Ran sambil membawa boneka beruangnya.
Hwang Mi Ran berkata kalau ada hal-hal tertentu yang tak ingin dikatakan orang tua kepada anaknya. “Kau harusnya tahu ada alasan tertentu kenapa Ibu tak meneleponmu. Anak cerdas sepertimu bagaimana bisa kau tak menyadari hal seperti ini?”
Jung Woo melihat-lihat keluar, tiba-tiba tatapannya tertuju pada satu arah. Ia melihat seorang berdiri sendirian menunggu seseorang dengan wajah tertunduk dan rambut yang menutupi wajahnya. Ya itu Lee Soo Yeon. Jung Woo menatap penasaran. Dimanakah itu, ternyata itu di depan penjara. Banyak wartawan yang sudah menunggu disana.
Asisten ayah Jung Woo menyuruh Hwang Mi Ran tetap berada di mobil saja. Tapi Mi Ran bertanya apa ia sudah berbuat dosa untuk apa ia berdiam diri di dalam mobil katanya sambil memakai kacamata hitamnya. Tapi sebelum itu ia mengajak Jung Woo keluar juga. Ia yakin kalau ayah Jung Woo akan senang melihat Jung Woo. Tapi asisten ayahnya menyuruh Jung Woo tetap di dalam mobil.
Seperti para kebanyakan istri para pejabat yang menjenguk suaminya di penjara, Hwang Mi Ran menutupi wajahnya agar tak terekspos wartawan. Beberapa kamera mengarah padanya dan berbagai pertanyaan keluar dari mulut para wartawan.
Jung Woo menatap heran. Ia bosan berada di dalam mobil, ia melihat sekeliling dan kembali pandangannya tertuju pada seorang gadis yang berdiri terdiam.
Jung Woo membuka kaca mobilnya penasaran ingin tahu siapa gadis yang selalu menunduk dan wajahnya tertutup oleh rambut panjangnya. Rambut Lee Soo Yeon bergerak ditiup angin. Jung Woo penasaran ingin melihat dengan jelas wajah Soo Yeon.
Han Tae Joon pun keluar dengan kursi roda dalam keadaan lemas. Wartawan memberondong dengan berbagai pertanyaaan.
Jung Woo melihat ayahnya dalam kondisi yang tak baik, ia pun berlari keluar menghampiri ayahnya yang akan masuk ke mobil ambulans. Jung Woo ikut masuk ke mobil ambulans. Mobil ambulans pun meninggalkan kantor polisi melewati Soo Yeon yang masih berdiri diam disana.
Kenapa Soo Yeon berdiri di luar penjara, siapakah yang ia tunggu.
Tiba-tiba ada suara yang berkata kalau semuanya sudah berakhir dan mengajak Soo Yeon pergi. Siapa itu? Ibu Soo Yeon.
Soo Yeon melihat dari kejauhan ada tahanan meninggal yang masuk ke mobil ambulans, ya ayah Soo Yeon meninggal, dia sudah dieksekusi.
Di dalam mobil ambulans, Han Tae Joon bangun. Ternyata dia tak sakit sama sekali, sehat walafiat. Ia bertanya kenapa Jung Woo ada disini, bagaimana dengan sekolah. Jung Woo berkata kalau ia sudah lama tak bertemu dnegan ayahnya, ia minta maaf karena bolos sekolah.
Hwang Mi Ran menggenggam tangan Jung Woo dan berkata kalau ia yang salah jadi ia harap suamianya tak memarahi Jung Woo. Han Tae Joon meminta istrinya jangan memperlakukan Jung Woo seperti anak kecil karena Jung Woo sudah berusia 15 tahun, dia sudah dewasa.
Hwang Mi Ran berkata itulah maksudnya ia ingin Jung Woo tahu apa yang terjadi di rumah sekarang. “Dia adalah putra tunggal kita.” kata Mi Ran. Han Tae Joon menyuruh asistennya untuk mengembalikan Jung Woo ke Amerika. Ia juga meminta mobilnya dihentikan, istrinya bertanya mau kemana.
Hae Tae Joon ke rumah ayahnya (Kakek Jung Woo)
-haha ini rumahnya Presdir Jang Do Hyun 15 tahun yang lalu, ya ampun kok MBC pake set rumah yang sama ya untuk drama berbeda-
Di rumah itu terdengar suara anjing mengonggong. Terdengar juga suara teriakan seorang wanita yang tak setuju suaminya dibawa ke rumah sakit. Wanita itu adalah Kang Hyun Joo, istri Kakek Han ayahnya Han Tae Joon.
Si Asisten menahan tubuh Hyun Joo. Hyun Joo berkata kalau suaminya dibawa sekarang dia pasti akan mati. Seorang perawat yang bernama Jung Hye Mi datang menenangkan Hyun Joo. Asisten berterima kasih pada perawat Jung Hye Mi, ia memberikan sebuah amplop yang berarti kalau kerja Hye Mi hanya sampai disini saja. Asisten meminta perawat Jung agar istirahat untuk sementara waktu. Perawat Jung Hye Mi pun segera pergi setelah menerima amplop.
Kang Hyun Joo melihat disana ada Han Tae Joon. Ia mengancam bahwa ia akan memanggil polisi, kalau tejadi sesuatu pada suaminya Han Tae Joon akan manjadi seorang pembunuh.
Han Tae Joon bertanya apa kali ini Hyun Joo akan menyingkirkannya sebagai pembunuh. Hyun Joo tanya apa yang Han Tae Joon bicarakan. Han Tae Joon balik bertanya apa Hyun Joo tahu bagaimana perasaannya sekarang, “Aku merasa digigit oleh anjing terlatih. Anjing seharusnya hanya memakan apa yang diberikan padanya. Bukan menggigit pemiliknya.” Terlihat dia ekor anjing di luar dibawa ke suatu tempat.
Han Tae Joon bertanya dimana uang yang Hyun Joo curi setelah menyingkirkannya. Hyun Joo berkata kalau ini tentang uang lebih baik tanyakan sendiri pada Ayah Tae Joon alias suami Hyun Joo. Ia minta Tae Joon berhenti memperlakukannya seperti anjing. “Aku adalah orang yang melahirkan anak dari ayahmu.”
(hmm itu berarti Hyun Joo ini ibu tirinya Han Tae Joon ya)
“Itu sebabnya demi anakmu kau sebaiknya tak membuatku marah.” Tae joon terlihat mengancam Hyun Joo. Hyun Joo terkejut, Han Tae Joon menyuruh Hyun Joo segera pergi karena ia yakin anak Hyun Joo belum mati.
“Joon...” sebut Hyun Joo mengkhawatirkan anaknya. Ia langsung berlari keluar menemui anaknya.
“Joon...” teriak Hyun Joo mencemaskan anaknya. Ia berlari ke rumah kecil yang ada di sana (rumah yang ditempati Park Gi Chul dan Chang Hee)
Apa yang Hyun Joo lihat ketika ia membuka pintu, dua ekor anjing yang siap menerkam. Hyun Joo ketakutan.
Hyun Joo berlari menjauhi tapi anjing-anjing itu malah mengejarnya. Hyun Joo jatuh tersungkur dan terdengarlah suara tembakan. Siapakah yang tertembak.
Ternyata Han Tae Joon menembak salah satu anjing yang terus menggonggong. Ia pun bertanya menurut Hyun Joo kira-kira siapakah selanjutnya yang akan menjadi mangsa senapannya. Ia membantak bertanya dimana uangnya. Hyun Joo tak takut ia bertanya apa yang Tae Joon lakukan terhadap Hyung Joon. Ia akan melawan tapi anak buah Han Tae Joon menahan dan membawanya pergi.
Asisten masuk ke rumah itu tapi tak berapa lama kemudian ia keluar memberi tahu kalau anak itu (Hyung Joon) tak ada di rumah. Han Tae Joon melihat kaca jendela di rumah itu pecah dan ada noda darahnya. Sepertinya Hyung Joon kabur. Han Tae Joon memerintahkan asistennya untuk menemukan Hyung Joon.
Seorang anak berjalan tertatih menyeret kakinya yang terluka, apa ini Hyung Joon yang dimaksud. Ia berjalan sekuat tenaga menahan kakinya yang sakit.
Ia berhenti sejenak dan menatap kalung yang dikenakannya. Ada tulisan dibalik kalung itu. “Ibu...” sebutnya. Kemudian ia mendengar suara anjing mengonggong ia pun segera berjalan cepat.
Tapi tiba-tiba ada yang membekap mulut Hyung Joon, siapakah itu.
Soo Yeon berada di tepi sungai bersama ibunya yang tengah menabur abu ayahnya. Apa Soo Yeon ikut menaburkan abu ayahnya, tidak. Ia duduk di tepi sungai sambil memainkan gelombang air dan bergumam, “datang.. tidak datang,”
Ibu selesai menabur abu suaminya dan berkata kalau Soo Yeon sudah banyak menderita selama berusaha melarikan diri jadi sekarang Soo Yeon istirahat saja. Ibu menyuruh Soo Yeon mengucapkan sesuatu untuk mendiang ayah, “Kau harus mendoakannya agar jiwanya tenang.”
Tapi Soo Yeon diam saja ia malah melempar batu ke sungai. Ibu kembali menyuruh Soo Yeon untuk mengucapkan sesuatu agar ayah Soo Yeon bisa pergi dengan tenang.
“Sekarang, ayah tak akan pernah kembali lagi kan Bu?” Tanya Soo Yeon. Soo Yeon menatap ibunya dengan tatapan sedih, “Sekarang sudah benar-benar berakhir kan?”
(berakhir penderitaan Soo Yeon. Jadi karena ayahnya sudah tak ada maka tak akan ada yang menyiksanya di rumah)
Ibu melempar tempat abu, “Lihat. Apa kau tak mengerti hanya dengan melihat ini?” Ibu menatap jauh ke depan dan berteriak, “Kau pantas mendapatkannya. Betapa mengerikannya untuk anakmu sendiri sampai dia mengatakan sesuatu seperti itu? aku tak akan tidur karena aku takut melihatmu dalam mimpiku. Aku takut bertemu denganmu di akhirat setelah aku mati nanti. Jadi aku tak akan mati dan akan hidup disini seribu tahun lagi.” ibu menangis meraung-raung. Kata-kata itu ia tujukan untuk suaminya.
Detektif Kim datang melihat dari kejuhan. Ia merasa kasihan dengan keluarga ini ataukah ada sesuatu yang ia ketahui dan ingin mengungkapkannya.
Soo Yeon dan ibunya berada di rumah makan. Ibu Soo Yeon minum-minum dan mabuk. Ibu bilang kalau mereka merayakan ulang tahun yang kedua karena ayah Soo Yeon yang mengerikan itu sudah tak ada lagi. Mereka berdua bisa memulai hidup baru. Ia menyuruh putrinya mengangkat gelas agar minum bersamanya.
Soo Yeon melihat sekeliling. Terdengar kasak-kusuk orang yang makan disana. Mereka membicarakan ayah Soo Yeon, “Kudengar Lee Tae Soo dieksekusi kemarin. Aku senang dia sudah mati, itu putrinya kan? Bagaimana bisa dia membunuh anak orang sementara dia sendiri punya anak?”
Ibu menyuruh Soo Yeon makan dan cepat besar agar bisa mencarikan uang untuknya. Ia menyuruh putrinya tak perlu pindah sekolah untuk menghindari ayah yang sudah tak ada jadi Soo Yeon harus bekerja keras dan rajin belajar.
Soo Yeon diam. Ibu malah memukulkan sendok ke kepala Soo Yeon. Ibu membentak menyuruh Soo Yeon mengatakan sesuatu jangan hanya bergumam saja. “Setelah semua yang telah kulakukan untuk membesarkanmu dan tidak menelantarkanmu. Hei kalau bukan karena kau, aku akan menyembunyikan diri dan hidup tanpa perlu dipukuli sepanjang waktu.”
Ibu Soo Yeon menuangkan soju lagi tapi Soo Yeon berusaha mencegahnya. Ia menyuruh ibunya berhenti minum. Ibu berteriak Soo Yeon jangan mengganggunya. Semua pengunjung rumah makan itu tak nyaman dengan teriakan ibu Soo Yeon.
Terdengar kembali kasak-kusuk pengunjung disana, “Aku tak percaya, dia disini minum seperti itu.”
Ibu berdiri menatap marah pengunjung yang menggunjingkan dirinya, “Apa yang kalian lihat? Apa kalian pikir kalau ini adalah pertunjukan? Apa kalian tak membaca koran? Pembunuh terkenal itu sekarang sudah mati.”
Soo Yeon meminta ibunya tenang tapi ibu Soo Yeon malah mendudukkan putrinya dengan kasar. Ibu kembali membentak Soo Yeon agar berhenti bersikap seperti itu, “Apa kau yang membunuhnya? Apa aku yang membunuhnya?” Ibu Soo Yeon kembali meminum sojunya. Soo Yeon menatapnya sedih.
Han Jung Woo tak bisa tidur. Sudah jam setengah tiga dini hari. Ia pun memutuskan keluar untuk mencari udara segar.
Jung Woo berjalan-jalan sambil menggumamkan perkalian, 4 x 9 = 36, 4 x 8 = 32, 4 x 7 = 28, 4 x 6 =
Belum sempat Jung Woo melanjutkan gumaman perkaliannya tiba-tiba ia mendengar dernyit suara yang membuatnya keget. Ia terdiam dan terdengarlah dernyit suara itu lagi
Jung Woo melihat sekeliling penasaran bunyi apa itu. Ia pun bersiaga dengan kepalan tangannya siapa tahu ada penjahat yang lewat. Ia berusaha mencari tahu sambil tetap menggumamkan perkalian.
Jung Woo pun menemukan sumber suara itu berasal dari mana, taman bermain. Jung Woo melihat ada seorang gadis yang duduk di ayunan. Ternyata dernyit suara itu berasal dari ayunan. Jung Woo terkejut melihat gadis itu yang tak lain adalah gadis yang ia lihat di depan kantor polisi, ya itu Lee Soo Yeon.
Jung Woo pun menghampiri Soo Yeon, ia duduk di ayunan tepat di sebelah Soo Yeon. Soo Yeon jelas terkejut ada orang yang mendekatinya.
“Jadi seperti itu wajahmu.” sahut Jung Woo melihat wajah cantik Soo Yeon. Soo Yeon langsung berdiri akan pergi tapi Jung Woo meminta Soo Yeon jangan pergi karena ia tak bermaksud mengganggu.
Jung Woo bertanya apa Soo Yeon tinggal disekitar sini. Ia memberi tahu kalau ia juga tinggal di sekitar sini. Soo Yeon diam saja atau lebih tepatnya menatap Jung Woo dengan tatapan heran, kenapa ada orang yang mengajak bicara dirinya. Jung Woo membaca papan nama Soo Yeon. Ia pun memperkenalkan namanya Han Jung Woo berusia 15 tahun. Soo Yeon masih terdiam heran.
Jung Woo jadi bingung kenapa Soo Yeon diam saja padahal dari tadi ia terus ngoceh. Ia berdiri menghampiri Soo Yeon, “Apa mungkin, kau bisu?” tebak Jung Woo. Soo Yeon menggeleng. Jung Woo terus bertanya kalau begitu kenapa diam saja.
Soo Yeon menunduk dan bertanya apa Jung Woo tahu siapa dirinya. Jung Woo menatap tak mengerti. Soo Yeon berkata bukankah Jung Woo bilang kalau Jung Woo tinggal disekitar sini. Jung Woo masih tak mengerti haruskah ia tahu siapa Soo Yeon. “Apa kau terkenal? Apa kau muncul di TV? Apa kau seorang artis?”
Soo Yeon diam saja. Jung Woo makin penasaran. Tapi disaat bersamaan keduanya dikejutkan dengan lewatnya pasangan suami istri. Dimana sang istri marah-marah pada suaminya karena mabuk.
Jung Woo tertawa melihat pemandangan ini, ia pun menoleh pada Soo Yeon tapi gadis ini sudah tak berada disampingnya lagi. Kemana Soo Yeon. Jung Woo celingukan.
Soo Yeon memutuskan untuk pulang, ia masih tak mengerti kenapa ada orang yang mengajak bicara dengannya.
Terdengar suara Jung Woo memanggilnya, “Hei seragam merah!”
Soo Yeon berhenti sejenak.
“Gadis populer!” terdengar teriakan Jung Woo lagi.
Soo Yeon mengabaikannya dan kembali berjalan.
“Lee Soo Yeon!” panggil Jung Woo.
Langkah Soo Yeon terhenti Jung Woo memanggil namanya. Ia jelas terkejut mendengar namnya dipanggil oleh orang lain.
“Lee Soo Yeon!” Jung Woo memanggil lagi.
Soo Yeon berbalik kembali ke taman bermain. Tapi ia tak melihat Jung Woo. Ia celingukan. Ia tertunduk kecewa tapi tiba-tiba terdengar suara Jung Woo yang berdiri diatas perosotan bertanya ada apa, “Aku tak tahan tidak mengetahui sesuatu. Siapa sebenarnya kau?”
Soo Yeon kembali diam. Jung Woo makin penasaran ia turun dari perosotan dan menghampriri Soo Yeon, “Kalau begitu haruskah aku menebaknya?”
Soo Yeon mundur satu langkah ketika Jung Woo mendekat ke arahnya. Tiba-tiba hujan turun, Jung Woo langsung mencari tempat untuk berteduh. Tapi Soo Yeon diam saja membiarkan dirinya basah terkena hujan.
Jung Woo berlindung di bawah perosotan. Ia melambaikan tangan pada Soo Yeon, “Kemarilah!” kata Jung Woo mengajak Soo Yeon berteduh. Tapi Soo Yeon diam saja.
“Tunggu sebentar!” Soo Yeon pergi pulang. Sampai di rumah Soo Yeon langsung melepas sepatunya begitu saja, ibunya sudah tertidur karena mabuk.
Soo Yeon mencari-cari sesuatu, sambil mencari ia memberi tahu ibunya kalau ia bertemu dengan anak aneh, “Katanya dia tinggal di sekitar sini tapi dia tak tahu siapa aku. Dia terus bicara padaku. Lee Soo Yeon. Dia terus memanggil namaku. Bukan nomor 27 tapi Lee Soo Yeon. Dia memanggilku dengan menyebut namaku. Dia bilang namanya Han Jung Woo. Han Jung Woo.” Soo Yeon tersenyum mengeja nama Jung Woo.
Ibu menggeliat dan tanpa sengaja menendang kaki Soo Yeon hingga gadis ini terjatuh, tapi ia beruntung karena apa yang ia cari akhirnya ketemu. Sebuah payung kuning. Ia pun segera mengambilnya.
Jung Woo terjebak hujan deras ia tak bisa kemana-mana, ia hanya bisa berdiam diri menunggu hujan reda dengan berteduh di bawah perosotan. Tiba-tiba Soo Yeon datang membawakan payung.
Soo Yeon menyerahkan payung itu pada Jung Woo. tapi Soo Yeon sendiri basah kuyup karena hujan. Ia meminta Jung Woo memakai payung ini saat Jung Woo pulang, “Pakai ini agar kau tidak kebasahan.”
Jung Woo heran bagaimana mungkin Soo Yeon menyerahkan payung milik Soo Yeon padanya padahal Soo Yeon sendiri kehujanan dan basah kuyup. Soo Yeon bilang tak apa-apa karena ia terlanjur kebasahan, ia juga tak takut pada hujan.
Jung Woo pun menerima payung itu dan berterima kasih. Ia berjanji akan mengembalikannya besok. Soo Yeon bertanya apa Jung Woo akan kembali lagi ke tempat ini besok. Jung Woo bilang kalau ia harus mengembalikan payung ini jadi ia akan datang lagi. Jung Woo tersenyum, Soo Yeon berusaha membalas senyum Jung Woo tapi ia sepertinya sangat sulit untuk tersenyum.
Jung Woo pun pulang dengan perlindungan dari payung Soo Yeon. Tapi apa yang terjadi ternyata angin bertiup dan menyebabkan besi kait pada payung itu lepas. Jung Woo berusaha menahannya tapi sayang angin bertiup lumayan kencang, ia pun basah kuyup kehujanan.
Jung Woo menengadahkan wajahnya dan menikmati hujan. Ia bergumam ternyata basah kuyup begini tak terlalu buruk. Jung Woo pun membiarkan dirinya basah kuyup karena hujan.
Keesokan harinya Soo Yeon dengan semangat akan ke taman bermain tempat janjiannya bersama Jung Woo. Ia pamit pada ibunya, ibu memanggilnya menatap heran. Soo Yeon tanya ada apa. Ibu makin heran dengan sikap Soo Yeon, ia ingin apa Soo Yeon minum-minum, “Kenapa kau begitu semangat pagi-pagi begini. Kau mau kemana?”
Soo Yeon mengatakan kalau ia akan bertemu dengan teman. Ibu Soo Yeon bilang bukankah Soo Yeon tak punya teman. Soo Yeon bilang kalau ini seseorang yang ia kenal. Soo Yeon pun pamit. Ibu berteriak menyuruh Soo Yeon cepat pulang. Soo Yeon lari-lari semangat.
Ketika ia berlari tiba-tiba ada yang melempar kaca dari dalam rumah hingga membuat kaca jendela itu pecah. Soo Yeon berhenti dan berbalik. Ia melihat serpihan kaca dan mangkuk yang jatuh.
Soo Yeon mengambil mangkuk itu dan menoleh ke arah jendela. Ternyata di dalam rumah itu ada seorang anak yang tengah dikurung. Anak itu mencoba melarikan diri tapi tak bisa karena jendela itu tak bisa dibuka. Soo Yeon mendekat dan menyapanya. Anak itu ketakutan dan manjauh dari jendela berlindung di balik selimut.
“Apa kau terluka?” tanya Soo Yeon. “Apa kau sendirian didalam? Apa tak ada orang dirumah?” anak itu menyembunyikan dirinya dibalik selimut. Soo Yeon melihat pintu rumah itu digembok.
Han Tae Joon mendapat laporan dari asistennya kalau Hyung Joon belum ditemukan. Ia kesulitan karena semalam hujan dan tak bisa menemukan jejak anak itu. Ia berjanji akan mencari anak itu lagi.
(Hmm apa anak yang dikurung tadi itu Hyung Joon?)
Asisten bertanya apa yang harus ia lakukan terhadap wanita itu (Hyun Joo) karena Hyun Joo terus menanyakan anaknya. Han Tae Joon menyuruh asistennya mengatakan pada Hyun Joon bahwa kita akan mengembalikan anaknya kalau dia memberi tahu dimana uang itu. Jadi ia meminta pada asistennya agar menemukan anak itu hidup atau mati. aistennya mengerti ia akan melakukannya.
Si Asisten mendapatkan telepon dari Dokter Kim. Ia tampak terkejut mendengar beritanya.
Hwang Mi Ran menerima telepon dari seseorang. Jung Woo turun dari tangga bersama adik kecilnya, Han Ah Reum sambil membawa boneka beruang. Ah Reum merengek ingin ikut kemana Jung Woo pergi tapi Jung Woo bilang kalau ia akan segera kembali jadi ia minta adiknya tetap di rumah dan bermain saja dengan boneka beruang. Tapi Ah Reum menolak ia tetap ingin ikut dengan kakaknya. Jung Woo meminta adiknya mengerti hanya untuk kali ini saja.
Hwang Mi Ran menutup teleponnya dan berkata pada Jung Woo kalau ia menduga kedatangan Jung Woo ini untuk melihat ayah Jung Woo, “Kau mau kemana?” tanya Mi Ran.
Jung Woo menunjukan payung kuning dan berkata kalau ia harus mengembalikan payung ini pada seseorang. “Ayah belum pulang kan?”
Hwang Mi Ran membenarkan, “Ayahmu belum pulang. Tapi kakekmu, dia baru saja meninggal!”
“Apa?” Jung Woo terkejut mendengar kabar kematian kakeknya.
Bersambung di part 2
Komentar :
Episode 1 masih dipenuhi teka teki. Jadi Hyung Joon itu adik tiri bapaknya Jung Woo donk ya. Kaki Hyung Joon kan tadi terluka tuh, apa itu yang menyebabkan Hyung Joon dewasa selalu mengenakan tongkat seperti di foto2 yang beredar Yoo Seung Ho pantas aja aku heran kok Yoo Seung Ho fotonya gunain tongkat ternyata ceritanya kaki Hyung Joon luka yahh.
Kasian banget liat Lee Soo Yeon, ga tega lihat dia disiksa gituhh sama ayahnya trus apa benar ayahnya seorang pembunuh . bagaimana ia bisa bertahan menghadapi kerasnya kehidupan dengan cap dari masyarakat kalau dia putri dari seorang kriminal dan dia jauhi oleh teman-temannya
Yang membuat penasaran ada cuplikan Yoochun dikejar-kejar polisi dan mengacungkan pistolnya untuk melindungi Yoo Eun Hye dan terdengar suara tembakan dan yoochun jatuh tergeletak dilantai sambil ngeluarin air mata kenapa tuhh apa yoochun kena tembak??? duhh penasaran karena ceritanya beralih ke tahun 1998,, 1 tahun setelah ayah Soo Yeon ditangkap polisi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar