Eun Oh hendak mengejar Arang, tapi langkahnya dihentikan oleh rengekan seorang anak kecil yang meraung-raung memohon bantuan Eun Oh untuk dapat menyelamatkan ayahnya. Sebagai seorang anak yang juga sangat ingin melindungi orang tuanya, Eun Oh harus melakukan sesuatu.
Menyelamatkan ayah dari anak kecil itu, mungkin akan dapat mengurangi rasa bersalahnya. Ia tau dengan betul, bagaimana rasanya menginginkan kasih sayang dari seorang ayah. Eun Oh membalikkan badannya dan menatap anak yang tengah menangis itu.
Ada yang tengah penasaran tentang hubungan antara Arang dan Eun Oh. Joo
Whal, pria yang bekerja di bawah suruhan Shaman tertinggi ini menanyakan
hubungan yang terjalin antara Eun Oh dan Arang. Arang berpikir kelas,
skill berbohongnya di asah kali ini. Ia menjawabnya dengan panjang
lebar, dan terdengar sangat rumit. Dimulai dari ayah Arang yang bertemu
Eun Oh, yang kemudian demi keluarganya ayah Arang meminjang uang dari
Eun Oh. Dipinjamilah Arang dan keluarganya uang dan diberikan sebuah
rumah. Hanya itu hubungan di antara mereka, engga lebih.
Arang bertanya sebenarnya bantuan seperti apa yang sebenarnya Joo Whal
inginkan dari Arang? Eun Oh engga menjawabnya dengan pasti, ia hanya
tersenyum. Hei, wajah dingin itu berubah menjadi hangat karena senyuman,
entah bagaimana caranya, kehadiran Arang selalu membuat Joo Whal
tersenyum.
Eun Oh mengubah haluannya, hendak membantu ayah dari anak kecil
tersebut. Ia mengendarai kudanya dengan cepat, berlomba dengan waktu.
Dan Dol Swi ikut bersama Eun Oh. Bila sesuatu yang buruk terjadi, maka
orang pertama yang akan Eun Oh salahkan adalah Dol Swi. Karena Dol Swi
yang membuatnya peduli pada keadaan. Engga ingin disalahkan, Dol Swi
melempar kesalahan pada Arang, ia mengatakan hal-hal tentang Arang yang
tengah bersama Joo Whal dan hal itu membuat Eun Oh kesal mendengarnya.
Joo Whal menepati janjinya, ia membuatkan hanbok baru untuk Arang.
Wanita penjual baju itu, memperhatikan Arang dan sepertinya ia pernah
melihat Arang sebelumnya. Tanpa menyinggung apapun, wanita itu memuji
kecantikan alami yang dimiliki Arang.
Kenapa Joo Whal membuatkannya baju baru seperti ini, Joo Whal engga menjawab apapun atas pertanyaan tersebut, lagi-lagi ia hanya tersenyum.
Kenapa Joo Whal membuatkannya baju baru seperti ini, Joo Whal engga menjawab apapun atas pertanyaan tersebut, lagi-lagi ia hanya tersenyum.
Wanita penjahit mulai mengukur tubuh Arang untuk kepentingan hanbok
barunya nanti. Sementara Joo Whal menunggu Arang, Arang teringat
bagaimana Eun Oh pernah melakukan hal yang sama. Mengukur ukuran tubuh
Arang, dan perasaan yang ada saat itu kembali dirasakan oleh Arang. Hal
itu membuat Arang bergumam mengenai perasaannya yang membawa dirinya
kembali mengingat Eun Oh. Beberapa waktu lalu hal yang sama terjadi
seperti ini, seorang pria membuatkannya hanbok baru setelah Arang
mengalami banyak permasalahan.
Wanita penjahit itu menyahut, untuk membuat pria pelit seperti itu.
Bagaimana bisa, seorang pria membuatkan pakaian untuk seorang wanita
hanya setelah mereka mengalami keadaan yang sulit. Seorang pria harusnya
memberikan hanbok baru, dengan tanpa diminta oleh sang wanita. Bila
Arang melakukan apa yang wanita penjahit itu suruh, maka hidup Arang
akan sangat makmur. LOL.
Sebelum berani mengeluarkan kata-kata untuk mengomentari Joo Whal,
wanita penjahit itu mengawasi Joo Whal, berharap ia engga mendengar apa
yang dikatakan olehnya. Wanita penjahit merasa penasaran, sebenarnya
niat seperti apa yang tengah Joo Whal miliki. Ini kali pertamanya Joo
Whal melakukan hal ini, membuatkan hanbok khusus untuk seorang wanita.
Kalau seorang pria merasa sangat khawatir terhadap seorang wanita, maka
wanita itu memiliki tempat yang khusus di hati pria tersebut. Terlebih
bila sang pria merasa bersalah, itu artinya pria tersebut sangat
tertarik kepada sang wanita dan pada akhirnya ia akan menyatakan
perasaannya. Aww.. Kata-kata wanita penjahit itu malah membuat Arang
berandai-andai mengenai Eun Oh yang berada di belakangnya untuk mengukur
ukuran tubuhnya. Aww.. Arang terkejut saat mengetahui tanpa sengaja ia
membawa bayang-bayang Eun Oh bersamanya. Love.
Joo Whal menyadari obsesi Arang pada makanan, ia memperhatikan Arang
yang lebih memperhatikan deretan makanan di pasar tradisional itu. Joo
Whal bertanya, apakah Arang menginginkan makanan itu. Tanpa banyak kata,
Arang mengambil makanan yang ingin ia makan, karena semuanya akan
dibayari oleh Joo Whal. LOL.
Buah persik! Arang mengambil buah persik yang paling mahal dan memakannya dengan lahap. Memakan makanan sesukanya di saat itu juga, bisa jadi heaven bagi Arang.
Buah persik! Arang mengambil buah persik yang paling mahal dan memakannya dengan lahap. Memakan makanan sesukanya di saat itu juga, bisa jadi heaven bagi Arang.
Eun Oh sampai di kediaman Officer Choi dan pengawal pribadi Officer Choi
memberikan pengumuman mengenai kedatangan Eun Oh. Melihat kedatangan
Eun Oh, hal itu menyulut amarah Officer Choi. Berani-beraninya Eun Oh
datang ke tempatnya, setelah apa yang ia katakan mengenai status
keluarga Eun Oh. Eun Oh membalasnya, ia datang ke kediaman Officer Choi
tentu saja untuk melaksanakan tugasnya sebagai hakim.
Bukankah ia harus melayani penduduk Miryang yang meminta bantuannya. Eun
Oh menjelaskan bahwa seorang anak kecil datang kepadanya dan mengatakan
bahwa ayahnya berada di bawah hukuman Officer Choi. Bukankah itu sudah
melanggar aturan pemerintahan Miryang yang telah ditetapkan. Semua hal
yang berkaitan dengan peristiwa kriminal yang terjadi di Miryang, maka
Eun Oh lah yang seharusnya ikut campur tangan. Officer Choi engga
memiliki kekuasaan apapun untuk mengambil alih tugas Eun Oh sebagai
hakim.
Engga hanya sampai di situ, Eun Oh menyinggung peraturan pemerintahan
Miryang. Bila Officer Choi tetap melakukan penganiayaan terhadap
penduduk Miryang, maka Officer Choi melanggar peraturan raja. Bukan
hanya Officer Choi yang geram, tapi pelayan pribadi Officer Choi menatap
tajam ke arah Eun Oh.
Akhirnya, usaha Eun Oh engga sia-sia. Engga ingin Eun Oh masuk ke
wilayahnya, Officer Choi dengan paksa membebaskan ayah dari anak kecil
tersebut. Di luar gerbang para penduduk Miryang berkumpul, ini kali
pertama Miryang dihebohkan oleh seorang hakim yang berani menghadap dan
menantang Officer Choi seperti Eun oh.
Eun Oh mengenali pria tersebut, pelayan pribadi Officer Choi menatap
tajam ke arah Eun Oh, dan ia mulai mengolok-olok Eun oh. Eun oh yang
kesal lalu memukulnya. Dol Swi yang melihat hal tersebut bergegas
melindungi tuannya, ada apa ini kenapa pelayan Officer Choi memukul
tuannya seperti itu. Dol Swi geram, tapi Eun Oh yang ingin memperpanjang
masalah sepel ini, menyuruh agar Dol Swi membiarkannya saja.
Eun Oh menantang pelayan pribadi Officer Choi tersebut, karena ia masih
saja mengolok-olok perihal status Eun Oh dalam keluarganya. Eun Oh engga
ingin mengurus masalah sepele dengan pelayan pribadi Officer Choi.
Officer Choi mengatakan pada Eun Oh, bahwa engga akan mudah untuk menjadi hakim di Miryang. Akan ada banyak bahaya yang akan menurunkannya. Eun Oh hanya menatap Officer Choi dengan tatapan menantang.
Setelah Eun Oh pergi, Officer menyuruh pelayan pribadinya untuk menyembunyikan semua persediaan makanan yang ia miliki.
Officer Choi mengatakan pada Eun Oh, bahwa engga akan mudah untuk menjadi hakim di Miryang. Akan ada banyak bahaya yang akan menurunkannya. Eun Oh hanya menatap Officer Choi dengan tatapan menantang.
Setelah Eun Oh pergi, Officer menyuruh pelayan pribadinya untuk menyembunyikan semua persediaan makanan yang ia miliki.
Saat hendak meninggalkan kediaman Officer Choi, Dol Swi memberitahukan
alasan kenapa ayah dari anak kecil tersebut dihukum oleh Officer Choi.
Seraya membantu Eun Oh menaiki kudanya, Dol Swi mengatakan bahwa semua
permasalahan dimulai dari tingginya biaya pajak di Miryang. Officer Choi
menaikan pajak beberapa kali lipat dari yang telah ditentukan dan hal
tersebut amat sangat memberatkan warga.
Para warga berpikir untuk mengatakan permasalahan ini kepada Hakim Kim
Eun Oh, tapi sifat Eun Oh yang engga ramah telah menyebar ke seluruh
Miryang. Untuk itu, para warga mengurungkan niatnya. Bukan hanya itu,
mereka juga takut pada Officer Choi, sehingga mereka engga bisa
melakukan apapun. Mendengar hal tersebut, Eun Oh berpikir keras. Ide
brilliant muncul di otaknya. Ia segera menyuruh Dol Swi untuk
menyebarkan berita rumor mengenai suatu hal ke seluruh penduduk Miryang.
Rumor menyebar dan tiba-tiba saja wilayah pemerintahan dipenuhi oleh
para warga yang mengambil seluruh persediaan bahan makanan yang ada di
tempat tersebut. Ternyata Eun Oh menyuruh Dol Swi untuk menyebarkan
rumor mengenai pembagian bahan makanan gratis di wilayah pemerintahan,
kepada para warga. Pfft..
Dol Swi yang kali ini benar-benar merasa khawatir. Eun oh engga
seharusnya mengganggu Officer Choi, terlebih semua bahan makanan itu
bukankah milik Officer Choi. Eun Oh yang melakukan hal ini, maka akan
membuat Officer Choi murka, pikir Dol Swi. Eun Oh hanya bergumam, bahwa
ucapan Officer Choi itu salah, menjadi hakim itu bukan pekerjaan yang
sulit. Lihat saja kali ini, permasalahan kelaparan di wilayah Miryang
terselesaikan hanya dengan satu tindakan. Mudah bukan, pikir Eun Oh.
Dol Swi yang khawatir, mengatakan pada Eun Oh untuk kembali menjadi
dirinya sendiri. Lakukan hal yang biasa ia lakukan, jangan menentang
apapun, karena Dol Swi sangat takut kehilangan Eun Oh.
Trio ahjusshi terkejut saat melihat para penduduk Miryang membawa
tumpukan bahan makanan yang berasal dari wilayah pemerintahan. Mereka
sama sekali engga mengetahui apa yang tengah terjadi. Dengan
terburu-buru para ahjusshi tersebut berlari masuk ke dalam wilayah
pemerintahan.
Trio Ahjusshi panik melihat persediaan makanan di kediaman hakim hilang
dan engga ada yang tersisa. Dol Swi yang tengah membereskan tempat
tersebut dikejutkan dengan pertanyaan trio Ahjusshi, apa yang terjadi,
mengapa penduduk mengambil makanan milik pemerintahan? Dol Swi
menjawabnya dengan ringan, semua itu atas kehendak dan perintah Eun Oh.
Dol Swi menjelaskan bahwa tuannya-Hakim Kim Eun Oh hanya ingin menjadi
seorang hakim yang adil dan berada di jalan yang benar. Lagi pula bahan
makanan itu bukankah milik pemerintahan yang berarti juga milik para
warga, bukan? Trio Ahjusshi membentak Dol Swi, bahan makanan itu engga
seharusnya dibagikan kepada masyarakat dan Eun Oh dilarang melakukan hal
tersebut.
Dol Swi geram, siapa trio ahjusshi yang berani-beraninya memerintah tuannya seperti itu. Dibentak seperti itu membuat trio Ahjusshi pun kesal, ia memaki Dol Swi dan menyebutnya sebagai "budak dari seorang budak". Kemudian mereka menyadari bahwa Eun Oh tengah berdiri di dekat mereka dan mendengar semua pembicaraan tersebut.
Dol Swi geram, siapa trio ahjusshi yang berani-beraninya memerintah tuannya seperti itu. Dibentak seperti itu membuat trio Ahjusshi pun kesal, ia memaki Dol Swi dan menyebutnya sebagai "budak dari seorang budak". Kemudian mereka menyadari bahwa Eun Oh tengah berdiri di dekat mereka dan mendengar semua pembicaraan tersebut.
Setelah mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh trio Ahjusshi, Eun
Oh teringat perkataan Officer Choi, akan sangat sulit untuk mendapatkan
kepercayaan kembali dari para bawahannya. Untuk menjernihkan pikirannya
Eun Oh kembali ke kamar.
Dol Swi memukul trio ahjusshi sekuat tenaga. "Budak dari seorang budak",
kata-kata itu benar-benar sangat menyakitkan, bukan bagi Dol Swi tapi
Eun Oh. Kata-kata yang engga ingin di dengar oleh Dol Swi, karena
kata-kata itu akan meremukkan hati Eun Oh. Trio ahjusshi dapat memaki
tuannnya dengan kata apapun yang mereka inginkan, tapi jangan
menggunakan kata "budak dari seorang budak".
Flashback.
Saat Dol Swi kecil dipukuli oleh beberapa anak bangsawan yang telah
memaki Eun Oh, ia menerima pukulan itu. Tapi kesabarannya habis saat
mendengar kata "budak dari seorang budak" yang dilontarkan oleh seorang
pria bangsawan. Pria itu juga mengatakan bahwa Eun Oh adalah seorang
bangsawan yang engga mengetahui tempatnya, ia akan selalu dalam bahaya
nanti karena engga mengetahui betapa kejamnya dunia di luar sana.
Dol Swi yang habis kesabarannya lalu bangkit, menggunakan anyaman yang
ia miliki untuk melindungi diri dan ia berkata bahwa Eun Oh akan menjadi
seorang bangsawan yang benar dan semua yang dikatakan oleh pria itu
adalah salah. Jangan pernah memaki Eun Oh dengan sebutan budak.
Dol Swi menggendong Eun Oh kecil untuk pergi dari tempat itu. Sweet.
Dol Swi menggendong Eun Oh kecil untuk pergi dari tempat itu. Sweet.
Dol Swi masuk ke ruangan Eun Oh, ia meminta pada Eun Oh untuk segera
pergi dari sini. Ia engga ingin lagi mendengar makian tersebut. Seraya
mengganti pakaiannya, Eun Oh menasehati Dol Swi untuk mengerjakan
tugasnya, bukankah tugas Dol Swi adalah untuk menjaga Eun Oh dan
ayahnya. Setelah berganti pakaian, Eun Oh mengendarai kudanya, menuju ke
suatu tempat. Menyendiri.
Bang Wool kembali dikejar-kejar oleh trio ahjusshi, untung saja penyelamatnya datang. Dol Swi.
Eun Oh mengendarai kudanya, menyendiri, melalui ilalang dan bukit-bukit
di Miryang. Semua makian yang dilontarkan oleh Officer Choi terngiang di
pikiran Eun Oh. Dan mengenai ibunya yang merupakan seorang budak.
Eun Oh mengingat masa kecilnya, sulit bagi Eun Oh untuk sekedar mendapat pelukan hangat dari sang ibu. Ibu Eun Oh hanya menelantarkannya dan membiarkannya dalam keadaan sedih.
Eun Oh mengingat masa kecilnya, sulit bagi Eun Oh untuk sekedar mendapat pelukan hangat dari sang ibu. Ibu Eun Oh hanya menelantarkannya dan membiarkannya dalam keadaan sedih.
Malam harinya, Arang masih menikmati kebersamaannya bersama Joo Whal.
Membelikan banyak makanan untuk Arang benar-benar membuat Arang senang
bukan kepalang. Setiap kali mereka melihat pedatangan makanan, Arang
selalu menyempatkan diri untuk memakan jajanan jalanan tersebut. Selalu
seperti itu, dan Joo Whal pun engga merasa keberatan untuk membayarkan
semua makanan yang Arang makan.
Di sisi jalan, Arang menikmati makanannya. Dua pengemis berbeda alam
menunggunya berbagi makanan. Seorang Sehantu hantu miskin dan seorang
manusia pengemis. Siapa yang mendapat bagian makanan dari Arang. Tentu
saja sang Hantu.
Dengan penuh kepedulian, Arang membagi makanannya kepada hantu pengemis tersebut. Lalu memberikan sedikit makanan pada seorang manusia pengemis. Joo Whal hanya melihatnya dengan tatapan aneh tanpa terkejut, dan berpura-pura untuk engga mengetahui hal tersebut.
Dengan penuh kepedulian, Arang membagi makanannya kepada hantu pengemis tersebut. Lalu memberikan sedikit makanan pada seorang manusia pengemis. Joo Whal hanya melihatnya dengan tatapan aneh tanpa terkejut, dan berpura-pura untuk engga mengetahui hal tersebut.
Hantu tersebut melambaikan tangan ke arah Arang, dengan tersenyum
senang, Arang membalas lambaian tersebut. Ia pernah berada di posisi
tersebut saat dulu masih menjadi hantu, mengemis, kelaparan dan
kelaparan dan kelaparan dan kelaparan :p
Karena penasaran, Joo Whal bertanya mengenai nafsu makan Arang yang sangat tinggi. Arang hanya menjawab bahwa ini hanya sebuah kebiasaan. Kebiasaan yang engga bisa ia tinggalkan, setiap kali ia menemukan makanan pasti ia akan memakannya.
Entah kenapa Arang selalu merasa lapar sepanjang hari, belum lagi Eun Oh yang jarang sekali memperhatikannya. Kalau Eun Oh engga merasa lapar, pasti akhirnya Arang akan kelaparan juga, Eun Oh sama sekali engga mempedulikan bila orang lain kelaparan.
Tapi tiba-tiba, Arang memikirkan Eun Oh. Bagaimana kalau Eun Oh belum
makan sampai saat ini karena ia merasa tertekan, bagaimana kalau Eun Oh
pingsang. LOL.
Joo Whal mengantarkan Arang pulang. Di sepanjang perjalanan pulang Arang
mengatakan niatnya yang sebenarnya. Ia bukan tipe wanita yang
memanfaatkan orang lain, bukan juga seseorang yang mudah untuk
mengiyakan sebuah permintaan. Tapi untuk hari ini, ia berterimakasih
kepada Joo Whal. Karena berkat Joo Whal ia mendapatkan banyak sekali
kesenangan, banyak makanan yang ia makan dan sebuah hanbok baru.
Tenang saja, Arang engga ingin ada sebuah hutang budi, jadi Arang berjanji untuk mengganti semua yang telah Joo Whal berikan. Ia akan membayarnya secara bertahap, berikut bunganya. Arang memiliki banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan pada Joo Whal, tapi entah kenapa ia belum siap untuk menanyakan hal itu padanya, ungkap Arang pada Joo Whal.
Eun Oh yang kebetulan melewati jalan yang sama dengan Arang dan Joo
Whal, menghentikan kudanya. Ia menatap bergantian ke arah Arang dan Joo
Whal. Joo Whal yang ditatap seperti itu langsung menjawab bahwa ia akan
mengantarkan Arang karena malam sudah larut.
Dengan canggung, tanpa mendengarkan perkataan Joo Whal. Eun Oh
mengulurkan tangannya, untuk membantu Arang naik ke atas kuda. Eun Oh
mengendarai kudanya, dan Arang melambaikan tangan ke arah Joo Whal. Ia
mengucapkan terimakasih, berharap agar Joo Whal sampai di kediamannya
dengan selamat, jangan lupa, malam hari seperti ini selalu ada orang
jahat jadi Joo Whal harus berhati-hati. Arang menasehati Joo Whal,
selagi kuda berjalan menjauh. Mendengar nesehat Arang, Joo Whal hanya
tersenyum kecil. Senyum yang langsung menghilang ketika Arang dan Eun Oh
mulai menjauh.
Eun Oh membawa Arang ke sisi danau, kegalauan membawanya ke sana
(penulisna nu galau tah! Ih meuni gararalau.) Ada banyak hal yang ingin
Eun Oh tanyakan, tapi Eun Oh menjawab bahwa ia mengajak Arang ke pinggir
danau hanya untuk mencari udara segar. Eun Oh akhirnya bertanya,
seberapa jauh Arang menceritakan hidupnya kepada Joo Whal. Arang
menggelengkan kepalanya. Misinya kali ini untuk bertanya pada Joo Whal
gagal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar