Eun Oh menolak keras permintaan Joo Whal untuk dapat berbicara dengan Arang. Eun Oh menarik Arang untuk menghindari Joo Whal. Dan Joo Whal pun engga bisa berbuat apa-apa. Ia hanya terdiam dan keluar dari kantor kehakiman Miryang.
Eun Oh menatap Arang, berharap Arang mengerti dengan apa yang baru saja
Eun Oh lakukan. Bila Arang engga bisa menerima perasaan Eun Oh maka
jangan terima atau berbuat baik pada orang lain, terlebih orang lain
itu adalah Joo Whal.
Eun Oh : Semuanya benar-benar berbeda saat ini. Aku tidak akan mengatakan begitu saja bahwa aku akan mengikuti semua kemauanmu. Aku tidak akan melakukan hal itu. Karena aku tahu apa yang kau rasakan dengan apa yang kau utarakan adalah hal yang sangat berbeda. Aku juga tidak akan berpura-pura untuk mengerti, ataupun menerima bahkan mengacuhkan semua hal yang berkaitan denganmu.
Arang : Sebenarnya apa yang kau inginkan? Semuanya tidak serumit itu. Sederhana, aku kembali ke kayangan dan kau tetap berada di bumi.
Eun Oh : Tidak ada hal yang sesederhana itu.
Arang : Tapi bagaimanapun semua itu yang akan terjadi. Kau mengharapkan apa lagi dari semua yang telah ditakdirkan?
Eun Oh : Ini.. Aku menginginkan hal ini. Jika aku ingin memelukmu atau menggenggammu maka aku akan melakukannya. Jika aku ingin melihatmu maka aku akan melakukannya. Jika aku ingin mengatakan sesuatu padamu, maka aku akan mengatakannya. Dan mengenai hal yang akan terjadi nanti, biarlah waktu yang membantuku untuk memikirkan hal itu.
Eun Oh memeluk Arang dengan erat, tapi Arang perlahan melepaskan pelukan Eun Oh. Dan pergi meninggalkan Eun Oh.
Arang tetap akan melakukan apa yang ingin ia lakukan, ia akan pergi ke
kediaman Officer Choi untuk menemui beberapa hantu yang telah berjanji
padanya untuk dapat membantunya. Di tengah perjalanan menuju kediaman
Officer Choi, Arang bergumam mengenai betapa bodohnya Eun Oh, Eun Oh
mengira ia mengetahui segala hal tentang diri Arang, dan pikiran seperti
itu benar-benar bodoh. Eun Oh akan melakukan apapun untuk bisa berada
di sisi Arang, bukankah itu hanya akan menambah luka bagi Eun Oh, pikir
Arang.
Sesampainya di depan kediaman Officer Choi, ia engga menemukan satu
hantu pun yang berkeliaran untuk sekedar berjaga. Kemana para hantu itu,
mengapa mereka engga datang menemui Arang lagi, bukankah mereka belum
benar-benar mengambil jatah makanan yang telah dijanjikan oleh Eun Oh.
Engga bisa bertemu dengan para hantu, Arang malah bertemu dengan Joo
Whal. Joo Whal yang tanpa sengaja keluar dari kediamannya, langsung saja
merasa khawatir melihat Arang berada di depan rumahnya. Ia khawatir
bila Shaman Moo Yeon dapat merasakan kehadiran Arang, dan Shaman akan
melakukan hal-hal yang engga Joo Whal inginkan terjadi pada Arang.
Dengan khawatir Joo Whal bertanya mengapa dan ada apa Arang berada di
depan kediaman rumahnya, Arang hanya sekedar melewati rumah ini saja dan
engga ada maksud lain, ucap Arang yang mencoba mencari alasan.
Pertemuan yang kebetulan ini dimanfaatkan Joo Whal untuk menyatakan
perasaannya yang sebenarnya. Perasaan tulus yang sudah tumbuh, perasaan
yang dikhususkan untuk Arang.
Joo Whal mengajak Arang ke pelataran di sebuah bukit bunga di Miryang.
Dalam alunan angin, Joo Whal menyatakan semerbak rasa suka yang ia
rasakan. Aiiiiiiiiiiiih elok!!
Joo Whal : Dapatkah aku memintamu untuk memberikan hatimu padaku? Mungkinkah hal itu bisa terjadi? Kalau kau dapat melakukan hal itu mungkin aku.. aku.. aku dapat sedikit merasakan bagaimana hidup dengan perasaan yang berbeda.
Ini bukan sesuatu hal yang terburu-buru, aku sudah memikirkan hal ini dan baru saat ini aku benar-benar menyadari apa yang sebenarnya aku inginkan dan perlukan.
Arang : Aku akan berpura-pura untuk tidak mendengar apa yang baru saja kau katakan. Aku pergi.
Joo Whal : Apa semua ini karena pertunanganku dengan putri dari hakim itu? Bukankah kita sudah membicarakan mengenai hal itu. Mereka mengatakan bahwa bunga akan mekar bila seekor kupu-kupu sudah hinggap di kelopaknya.
Namun, aku tidak pernah memberikan sedikitpun tempat untuk putri hakim tersebut. Jika aku tahu bahwa aku akan jatuh padamu, aku tidak akan melakukan pertunangan itu.
Bila Arang menolak perasaan Eun Oh, maka ia pun harus menolak pernyataan Joo Whal.
Bang Wool masih sibuk mengobrak-abrik seluruh koleksi buku leluhurnya.
Mencari-cari buku yang menjelaskan mengenai mantra dan segel yang
terdapat di guci tersebut. Buku yang di dapatnya dari generasi ke 9
leluhurnya itu engga kunjung ditemukan. Di bawah lemari, di bawah kasur,
di sudut ruangan. Bang Wool engga menemukan apapun.
Sampai akhirnya Dol Swi datang. Ia membawakan kimchi dan daging hangat
untuk Bang Wool. Bang Wool yang kesal karena ulah Dol Swi, menolak
pemberian Dol Swi tersebut. Bang Wool marah dengan kelakukan Dol Swi
yang selalu mengatakan hal buruk kepada Arang. Dol Swi menjelaskan bahwa
ia juga merasa bersalah dan menyesal telah melakukan hal itu.
Ia melakukan hal itu hanya agar Eun Oh engga terluka saat nanti ia harus
ditinggalkan oleh Arang. Arang akan kembali ke kayangan dan semua
kenangan yang Arang tinggalkan akan membuat Eun Oh bersedih hati, pikir
Dol Swi. Ia juga berjanji untuk engga melakukan hal itu lagi, ia akan
bersikap lebih baik pada Arang.
Ini epic tragis. Cinta pertama Lee Seo Rim adalah Joo Whal dan
berbanding terbalik, cinta pertama Arang adalah Eun Oh. Kehidupan yang
dilalui Arang saat ini bukan kehidupan milik Lee Seo Rim. Ia bukan lagi
seorang gadis polos anggun yang mencintai Joo Whal dengan sepenuh
hatinya. Ia harus menolak cinta pertama dari cinta pertama bagi dirinya.
Ini sebuah takdir yang selaras. Saat Joo Whal membuka hatinya untuk
Arang, ia harus menutup hati Arang demi dirinya sendiri. Ia engga harus
membuka hatinya hanya demi cinta pertama yang dirasakan oleh Lee Seo
Rim.
Arang : Bukankah ini sebuah takdir yang benar-benar selaras, Lee Seo Rim. Pria yang sangat kau cintai meminta hatiku. Tapi, tidak ada hati yang tersisa dari ku yang dapat aku berikan padanya. Maafkan aku Lee Seo Rim.
Arang pergi menemui Bang Wool. Bang Wool yang sibuk mencari buku ke 9
dari leluhurnya terkejut melihat Arang yang datang sendirian ke
tempatnya. Kemana Eun Oh? Apakah kalian tengah berseteru? Bang Wool
memang bukan seorang shaman tertinggi yang memiliki kekuatan magic yang
dapat mengalahkan segalanya. Tapi Bang Wool mengerti tentang alur
kehidupan, ia memberikan sedikit pengertiannya kepada Arang. Mengenai
hubungannya dengan Eun Oh.
Bukankah Arang merasa sangat sedih saat hari berganti hari dengan
keadaan seperti ini? Apakah Arang menghindari Eun Oh dan menolak
perasaannya hanya karena Arang merasa khawatir bahwa Eun Oh akan hidup
menderita setelah Arang pergi? Selalu seperti itu, saat seseorang pergi
maka harus ada seseorang yang tetap tinggal. Semua orang merasakan dan
mengalami hal ini.
Bang Wool : Apa yang akan dilakukan oleh mereka yang pergi dan mereka yang ditinggalkan? Jika kau benar-benar memikirkan mengenai kebaikan Hakim Eun Oh maka kau harus juga meninggalkan sesuatu yang berharga bagi hakim.
Bukankah hal itu juga sama dengan apa yang akan kau dapatkan? Saat kau kembali ke kayangan, semua kenangan itu akan menjadi kekuatanmu di sana. Kau pasti berpikir bahwa kau tidak dapat menanggung rasa sakit saat kalian harus terpisahkan oleh ruang dan waktu?
Perkataan Bang Wool terus menerus terngiang di kepala Arang. Semua yang Bang Wool katakan benar-benar menohok hatinya. Bang Wool mengatakan pada Arang beberapa waktu yang lalu, "Apa kau juga berpikir bahwa hakim tidak dapat hidup dengan kepahitan kenangan yang kau tinggalkan?
Semuanya berkaitan dengan cinta dan kenangan. Kau dapat hidup bila kau memiliki salah satu dari dua hal tersebut. Hidup bersama kenangan. Jika kau tidak memiliki satu dari hal tersebut, maka kau tidak akan dapat hidup."
Di ruang rahasia miliknya, Shaman Moo Yeon marah melihat sebuah guci
berisi rohnya hilang. Siapa yang mengambilnya, engga ada seorang manusia
pun yang bisa menembus dinding rahasia di dalam gua bawah tanah itu
selain dirinya. Shaman Moo Yeon melampiaskan kemarahannya pada Joo Whal.
Joo Whal benar-benar engga mengetahui siapa yang berani masuk ke tempat
rahasia dan terlarang milik Shaman Moo Yeon. Bahkan dirinya dan Officer
Choi engga memiliki keberanian untuk sekedar menengok atau mengetahui
tempat apa sebenarnya ruangan itu. Begitu pula dengan para pelayan yang
ada di kediaman Officer Choi, mereka engga akan melanggar peraturan yang
telah ditetapkan. Joo Whal kehabisan akal, siapa yang berani memasuki
tempat terlarang tersebut hingga membuat Shaman Moo Yeon marah seperti
ini.
Ia kemudian teringat tentang Arang. Semalam, saat secara kebetulan ia
bertemu dengan Arang di depan rumahnya. Tentu saja itu bukan suatu
kebetulan, keberadaan Arang di tempat itu tentu ada kaitannya dengan
keberadaan Eun Oh. Joo Whal menarik kesimpulan bahwa satu-satunya orang
yang sangat penasaran dengan keadaan yang dialami oleh keluarga Choi
adalah Eun Oh.
Hakim Eun Oh? Bentak Shaman Moo Yeon. Eun Oh berhasil menemukan jimat
yang tersegel di dekat kubangan tulang-belulang di hutan Miryang dan
beberapa waktu lalu ia datang menemui Officer Choi untuk mengkonfirmasi
mengenai jimat yang ia temukan, bahwa ternyata jimat itu sama dengan
jimat yang terdapat di kediaman keluarga Choi.
Shaman Moo Yeon kemudian menemui Officer Choi. Semua ini karena
kesalahan Officer Choi yang bertindak seenaknya terhadap semua
permasalahan yang dimiliki oleh Shaman Moo Yeon. Seharusnya, Officer
Choi menunggu perintah dari Shaman bukan melakukan sesuatu sesuka
hatinya. Officer Choi menerima penyalahan tersebut dan ia mengakui
kesalahannya. Tapi, Officer Choi memiliki kartu merah milik Shaman Moo
Yeon.
Officer Choi mengetahui siapa sebenarnya Arang dan kenapa Shaman Moo
Yeon sangat menginginkannya. Bukankah Shaman ingin menjadi manusia abadi
yang engga akan pernah mati dan tubuh Arang adalah cara untuk
mendapatkan keabadian tersebut. Rahasia milik Shaman ini diketahui oleh
Officer Choi, dan Officer Choi mengatakan bahwa ia akan membantu Shaman
Moo Yeon bila Shaman mengabulkan permintaannya.
Shaman Moo Yeon geram, ia sama sekali engga menyukai sikap Officer Choi
yang berani-beraninya bersikap seperti itu. Dalam kegeramannya, Shaman
Moo Yeon menyuruh para utusannya untuk mencari guci yang hilang. Cari
guci tersebut dan jangan sampai membuat kekacauan, lakukan dengan
diam-diam tanpa meninggalkan jejak apapun.
Di kayangan, Moo Young masih memikirkan mengenai Moo Yeon. Kegagalannya
melenyapkan Moo Yeon dan kekacauan apa yang akan semakin Moo Yeon
lakukan selanjutnya. Kaisar langit mendekat Moo Young dan mengatakan
bahwa semua ini bukan sepenuh kesalahan Moo Young. Kesalahan Moo Young
dapat termaafkan dan kembali berfokuslah pada pengumpulan roh yang
bergentayangan di bumi.
Tapi, apa yang selanjutnya akan terjadi bila Moo Yeon belum juga
tertangkap. Kaisar langit membeberkan prediksinya. Semua akan kacau.
Kombinasi keselarasan antara langit dan bumi akan benar-benar hilang
kendali. Terlebih bila Shaman Moo Yeon berhasil menggunakan tubuh Arang
sebagai pertahanan hidup, maka kekuatan Shaman Moo Yeon akan semakin
engga terkalahkan.
Tubuh Arang yang abadi akan dipergunakannya untuk menghancurkan kestabilan bumi dan mengancam keberadaan langit. Bukan hanya jiwa-jiwa yang engga bersalah saja yang akan dikorbankan, tapi keserakahan Shaman Moo Yeon akan menghancurkan banyak hal.
Tubuh Arang yang abadi akan dipergunakannya untuk menghancurkan kestabilan bumi dan mengancam keberadaan langit. Bukan hanya jiwa-jiwa yang engga bersalah saja yang akan dikorbankan, tapi keserakahan Shaman Moo Yeon akan menghancurkan banyak hal.
Daya kekuatan bumi akan melemah dan dimensi antara roh dan manusia akan
berubah menjadi engga beraturan dan engga terkendali. Untuk itu, mereka
harus bertindak cepat. Apakah Eun Oh benar-benar dapat melakukannya,
melenyapkan Shaman Moo Yeon? Kaisar langit sangat mempercayai manusia,
namun di sisi lain rasa ketidakpercayaannya itu pun di limpahkan kepada
manusia pula.
Seperti Kaisar Langit yang mempercayai Eun Oh sebagai manusia, dan
Shaman Tertinggi yang mempercayai Moo Young karena pertalian darah
mereka.
Malam harinya, tugas yang diberikan oleh Shaman Moo Yeon dilaksanakn
oleh para utusannya. Dengan kekuatan menyelinap dan menghilang dalam
waktu sekejap mereka menggeledah seluruh ruangan yang terdapat di
wilayah kediaman kehakiman yang ditempati oleh Arang dan Eun Oh. Mereka
mencari di segala sudut, di kamar Arang dan di kamar Eun Oh. Tentu saja
mereka engga menemukan apapun, karena mereka sama sekali engga
mengetahui bahwa guci yang tengah mereka cari berada di tempat Shaman
Bang Wool.
Eun Oh dapat merasakan kehadiran para roh utusan Shaman Moo Yeon
tersebut. Ia terbangun saat teringat keselamatan Arang. Setiap kali
seseorang berusaha untuk berbuat buruk pada Arang maka entah bagaimana
Eun Oh dapat merasakan hal tersebut. Lekas setelah ia merasa sangat
khawatir pada Arang, Eun Oh pergi menuju ke kamar Arang.
Ia membuka pintu dan mendapati Arang yang masih tertidur pulas tanpa
terusik oleh decitan suara pintu. Engga ingin terjadi apa-apa pada
Arang, sampai pagi Eun Oh tertidur di depan pintu kamar Arang. Aww
sweet!
Di pagi harinya, Eun Oh yang tertidur dan menyandarkan diri di pintu
kamar Arang, membuat Arang kesulitan untuk membuka pintu. Sampai
akhirnya, tendangan keras Arang pada pintu membuat Eun Oh yang
bersandar di pintu tersebut terjungkal. Eun Oh merintih kesakitan,
punggung preciousnya itu benar-benar terasa akan patah.
Arang heran dengan keberadaan Eun Oh di depan kamarnya, ada apa.
Seharian kemarin Arang bergantian mengacuhkan Eun Oh dan Eun Oh engga
ingin hal itu terjadi lagi pagi ini. Dan juga, ia engga ingin melihat
Arang kabur seenaknya, maka dari itu, Eun Oh sengaja menunggu Arang
sampai pagi di depan kamarnya. Dan lagi, semua hal yang Eun Oh katakan,
Eun Oh engga akan pernah menarik ucapannya, yang akan ia lakukan hanya
menunggu. Yeap, menunggu.
Mereka kemudian membicarakan mengenai para hantu yang mereka pekerjakan,
kemana para hantu itu pergi. Ini sudah lebih dari seminggu dan engga
ada satupun dari mereka yang menampakkan diri. Padahal upah mereka belum
benar-benar mereka ambil, mustahil bila mereka pergi tanpa mengambil
upah yang telah disediakan oleh Eun Oh. Apa mereka lenyap karena
pengaruh dari segel yang terdapat di kediaman Officer Choi?
Engga terlepas dari siapa yang memiliki kekuatan magic seperti itu.
Tentu saja bukan diantara dua manusia bermarga Choi tersebut, entah itu
Officer Choi atau Choi Joo Whal. Mereka bukan dalang dari semua
kekuatan magis ini. Kalaupun Officer Choi memiliki kekuatan sihir hitam,
maka ia akan mengetahui dengan mudah siapa sebenarnya Arang. Tapi
sepertinya Officer Choi engga menaruh curiga terhadap Arang, pikir
mereka yang belum mengetahui bahwa Officer Choi sudah mengetahui
segalanya.
Bukan juga Joo Whal, bila Joo Whal yang berada di balik semua ini, ia
engga akan mengungkapkan rasa sukanya pada Arang. Mendengar hal itu Eun
Oh terkejut. Benarkah Joo Whal mengungkapkan rasa sukanya pada Arang?
Tenang saja, Arang engga menerima perasaan Joo Whal, sama seperti yang
ia lakukan pada Eun Oh, mengabaikan perasaan kedua pria tampan itu.
Siapa lagi anggota keluarga yang tinggal di kediaman Joo Whal. Arang sama sekali engga mengingat mengenai keberadaan Shaman Moo Yeon, yang beberapa malam lalu memperkenalkan dirinya sebagai bibi dari Joo Whal. Arang melupakan hal itu.
Siapa lagi anggota keluarga yang tinggal di kediaman Joo Whal. Arang sama sekali engga mengingat mengenai keberadaan Shaman Moo Yeon, yang beberapa malam lalu memperkenalkan dirinya sebagai bibi dari Joo Whal. Arang melupakan hal itu.
Kemudian, Eun Oh mengadakan introgasi lebih mendalam mengenai
siapa-siapa yang menetap di kediaman Choi. Salah satu trio Ahjusshi
mengatakan bahwa, sebenarnya hanya Officer Choi dan Tuan Muda Joo Whal
yang tinggal di rumah besar itu. Dua orang kaki tangan keluarga Choi
hanya bekerja sampai batas waktu senja, dan setelah itu mereka akan
pulang ke rumah masing-masing. Di malam hari, mereka hanya hidup berdua,
Officer Choi dan Tuan Muda Joo Whal.
Hal besar terjadi di kantor kehakiman Miryang. Para warga pria berkumpul
untuk memenuhi permintaan hakim Eun Oh. Pfft.. Eun Oh menyuruh trio
Ahjushsi menyebarkan pengumuman bahwa Miryang khususnya wilayah
pemerintahan kehakiman Miryang membutuhkan lebih banyak petugas
keamanan, oleh karena itu mereka membuka lowongan pekerjaan bagi seluruh
pria yang berada di Miryang.
Dan di luar dugaan, trio ahjusshi yang kikir hanya menyebarkan satu
pengumuman tapi sepertinya seluruh pria dan kepala keluarga dari
penduduk Miryang datang untuk memenuhi permintaan tersebut. Eun Oh
tersenyum senang melihat betapa antusiasnya warga Miryang dalam
menyambut perubahan di wilayah mereka sendiri.
Eun Oh menyuruh trio ahjusshi untuk menerima semua warga yang telah
melamar sebagai petugas keamanan. Terima semua orang, pekerjakan mereka
tanpa ada pengecualian, suruh Eun Oh. Eun Oh menjanjikan bahwa pada para
kandidat petugas keamanan Miryang, hidup mereka akan terjamin bila
mereka berhasil menjaga keamanan Miryang dengan baik. Karena trio
Ahjusshi yang bakal bertugas untuk mensejahterakan para pekerja petugas
keamanan Miryang tersebut. Sedangkan Dol Swi, Dol Swi ditugaskan sebagai
pelatih kekuatan.
Dan juga, kecantikan Arang menjadi perhatian para kandidat petugas
keamanan Miryang. Mereka memperhatikan Arang yang berjalan cepat.
Melihat hal itu Eun Oh menambahkan peraturan, "Jangan pernah
memperhatikan gadis itu. Saat kalian melihatnya, angga saja ia sebagai
seorang hantu." haha..
Bersambung Sinopsis Arang and the Magistrate episode 14 part 2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar