Sabtu, 25 Mei 2013

Sinopsis Gu Family Book episode 14 Bagian 2


Guru Dam keluar meninggalkan Yeo Wool dan bertemu dengan Tae Soo yang menyatakan kalau ia sudah memutuskan. Ia mendengar kalau Jo Gwan Woong sudah mengetahui tentang jatidiri Kang Chi dan ia menduga kalau Jo Gwan Woong-lah dalang dibalik pembunuhan orang-orang itu untuk menyulitkan Kang Chi dan Moo Hyung Do. “Sudah saatnya saya kembali ke Penginapan 100  tahun.”


Soo Ryun menemui wanita Jepang untuk meminta maaf atas kelakuan Chung Jo dan tariannya yang tak memuaskan. Wanita Jepang itu malah bertanya sudah berapa lama Soo Ryun menjadi tinggal di Chunhwagwan? Soo Ryun menjawab sopan kalau sekitar 22 – 23 tahun.
Wanita Jepang itu mengejutkan Soo Ryun dengan memberitahu kalau sebenarnya ia sangat menyukai tarian Soo Ryun. Tapi ia mendengar kalau Soo Ryun adalah gisaeng yang tak pernah menerima tamu ataupun undangan pribadi. Jadi ia menggunakan cara ini agar bisa bertemu dengan Soo Ryun, oleh karena itu ia meminta maaf.
Wanita itu juga minta agar ia diundang untuk masuk ke dalam Chunhwagwan. Soo Ryun menolak permintaan itu karena mereka tak mengijinkan wanita untuk masuk ke dalam Chunhwagwan. nDan tempat itu bukanlah tempat yang tepat untuk didatangi dan dinikmati oleh wanita seperti wanita Jepang itu. 
Maka wanita Jepang itu bertanya bagaimana jika ia bersikeras untuk masuk? Menurut Soo Ryun, hanya ada dua cara seorang wanita bisa masuk ke dalam Chunhwagwan, “Menjadi gisaeng atau menjadi pemilik Chunhwagwan.”
Soo Ryun keluar meninggalkan wanita itu,walau rasa heran masih tersisa di benaknya. Sedangkan wanita itu tersenyum dan mengulang ucapan Soo Ryun yang terakhir, “Menjadi gisaeng atau menjadi pemilik Chunhwagwan..”
Jo Gwan Woong masih tak dapat mengenyahkan bayangan wanita Jepang itu dari benaknya. Ia merasa pernah melihat wanita Jepang itu, tapi entah dimana. Pengawal Seo menawarkan diri untuk mencari tahu lebih banyak tentang wanita itu. Jo Gwan Woong mengiyakan tapi mengingatkan Pengawal Seo agar tak gegabah karena ia masih harus kelihatan baik di depan mereka.
Dan walau kita tak melihat wajah wanita itu, kita dapat menebak siapa sebenarnya dia. Saat mandi, pelayan yang membantu wanita itu untuk melepaskan bajunya kaget melihat punggung wanita itu penuh tanda.
Tato gisaeng yang pernah ditorehkan di punggung Seo Hwa. Dan bekas cakar Wol Ryung yang pernah mencengkeram pundaknya. Tak ayal lagi, wanita itu adalah Seo Hwa.
Guru Dam dan Guru Gong Dal memanggil Kang Chi, Tae Soo, Gon dan Yeo Wool untuk memberitahukan tugas-tugas baru mereka.
Tae Soo akan meninggalkan Moo Hyung Do dan akan kembali ke Penginapan 100 hari. Kang Chi tak setuju namun Tae Soo berkata kalau harus ada seseorang yang pergi ke sana dan mencari tahu apa sebenarnya tujuan Jo Gwan Woong. Dan ia adalah orang yang tepat untuk menjadi mata-mata karena Jo Gwan Woong masih belum tahu kalau hipnotis yang diterimanya telah hilang.
Tapi Kang Chi tetap tak setuju dan menawarkan diri untuk menggantikan posisi Tae Soo menyelinap ke dalam penginapan. Guru Dam tak mengijinkan Kang Chi pergi karena tindakan Kang Chi akan selalu terkait dengan Lee Soon Shin.
Guru Dam memberikan tugas Kang Chi untuk menuruti apa yang diperintahkan Guru Gong Dal padanya. Kang Chi beralasan kalau salah satu murid telah tewas dan begitu pula banyak orang mati di hutan. Tak ada yang tahu alasannya.
Tetap saja, Guru Dam tak mengijinkan Kang Chi menyelidiki, karena itu adalah tugas Gon (yang ternyata bernama lengkap Gon Yi). Gon menerima tugas itu.
Dan tugas untuk Yeo Wool? “Setelah Tae Soo kembali dari misinya, kalian berdua akan menikah.”
Whaatt?? Semua terkejut mendengar hal ini. Yeo Wool berkata kalau masalah ini terlalu cepat. Tapi tidak bagi Guru Dam karena ia telah memikirkan hal ini cukup lama, “Kau tak akan dilibatkan lagi ke dalam kegiatan Moo Hyung Do, dan mulai sekarang kau harus belajar bagaimana menjadi seorang wanita dan seorang istri.” Dan keputusannya itu telah final.
Guru Dam meninggalkan keempat orang yang tetap terdiam di tempatnya tapi pikiran yang pasti berkecamuk. Guru Gong Dal mengejar rekannya dan bertanya apakah Guru Gong Dal tak merasa terlalu keras akan hal ini? Guru Dam memutuskan hal ini karena jika tak segera dilakukan, maka mereka tak akan dapat mengendalikan situasi.
Yeo Wool-lah yang meninggalkan tempat pertama kali dan dikejar oleh Gon. Sementara Kang Chi dan Tae Soo masih duduk terdiam  dengan pikirannya masing-masing.
Gon mengejar Yeo Wool dan melihat isi bungkusan yang tadi pagi dibawa oleh gadis itu. Gon mencoba mengajak Yeo Wool bicara, namun Yeo Wool memilih untuk sendiri. Gon pun keluar kamar, namun ia masih bisa mendengar isak tangis yang sejak tadi ditahan oleh Yeo Wool.
Sementara Chung Jo kembali berlatih tambur. Tapi pukulan tamburnya cepat dan bernada marah. Ia marah pada diri sendiri yang melepaskan tangan Kang Chi saat Kang Chi mencoba menjemputnya dari Chunhwagwan. Ia marah pada dirinya sendiri yang melemparkan batu dan mengatai Kang Chi monster. Ia marah pada dirinya sendiri saat melihat Kang Chi jalan berduaan dengan Yeo Wool di festival lampion.
Pukulan tamburnya semakin cepat, hingga akhirnya tongkat terlepas dari tangannya dan mengenai tangannya sendiri. Chung Jo tak hanya marah, tapi ia juga menyesali semua tindakannya, “Dasar Park Chung Jo. Katamu kau sudah tak menginginkan dirinya. Katamu kau tak menginginkannya karena ia adalah monster.”
Chung Jo mendapat tamu, siapa lagi kalau bukan Jo Gwan Woong. Dan perasaan yang ia rasakan di ruang tambur tersembunyi di sana, dan sekarang ia menampilkan wajah gisaengnya untuk menemui Jo Gwan Woong.
Kedatangan Jo Gwan Woong kemari adalah untuk memberi hadiah pada Chung Jo, yaitu Gob Dan, pelayannya yang ada di penginapan boleh dimiliki Chung Jo. Gob Dan sangat gembira dapat melayani nonanya kembali. Jo Gwan Woong pun meminta imbalan dengan ia memberi hadiah pada Chung Jo. Ia ingin Chung Jo menuangkan arak.
Tapi gisaeng Chung Jo bukanlah Chung Jo yang lama. Ia merasa tak perlu berterima kasih atas kembalinya Gob Dan padanya, “Bagaimana mungkin anak itu adalah hadiah? Anak itu memang milikku sebelum Tuan mengambilnya.”
Semua terkejut dengan mulut pedas Chung Jo. Wol Sun pun mengatakan kalau ia sudah mengingatkan Jo Gwan Woong kalau Chung Jo adalah gadis yang sangat kasar dan keras kepala. Tapi Jo Gwan Woong malah bertanya, apa yang harus dihadiahkan agar Chung Jo merasa senang?
“Bagaimana jika Tuan memberikan Penginapan 100 tahun pada saya? Saya rasa dengan pemberian itu, hati saya  akan tenang,” jawab Chung Jo tenang.
Wol Sun menghardik Chung Jo yang kurang  ajar, tapi Chung Jo memotong ucapan seniornya itu, “Mungkin Tuan dapat mulai denganmenyingkirkan wanita yang berdiri di samping Anda. Maka saya pikir saya akan merasa lebih baik.”
Wol Sun mulai merengek dan bertanya sampai kapan Jo Gwan Woong mentoleransi kekasaran Chung Jo? Tapi tanpa berkedip, Jo Gwan Woong malah memenuhi permintaan Chung Jo dan menyuruh Wol Sun keluar sekarang juga, “Apa kau tak dengar? Chung Jo memintamu untuk minggir. Tunggulah di luar.”
Wol Sun terkejut, tapi perintah Jo Gwan Woong tak dapat dibantah. Ia pun meninggalkan ruangan dengan kesal. Para gisaeng saling berpandangan, dan saya tebak sekarang mereka tak akan berani lagi bersikap kasar pada Chung Jo jika tak ingin bernasib sama seperti Wol Sun. Go girl..!
Setelah memenuhi permintaan Chung Jo, Jo Gwan Woong meminta Chung Jo untuk menuangkan anggur ke gelasnya. Chung Jo pun melakukannya. dan Jo Gwan Woong memujinya yang menerima hal ini lebih baik dari yang ia kira.
Chung Jo pun berkata manis, “Bukankah Anda yang mengajariku? Melakukan semuanya sebisa saya. Dan itulah yang saya akan lakukan. Saya akan bertahan dan apapun yang terjadi saya akan membunuh anda dengan menusuk hati Anda.”
Para gisaeng sangat terkejut mendengar ucapan Chung Jo, begitu pula Jo Gwan Woong. Tapi setelah pulih, ia pun tertawa dan mengatakan kalau ia suka dengan sikap Chung  Jo, “Bagus. Itulah tatapan mata yang harus kau miliki. Aku menyetujuinya. Sampai hariitu tiba, aku akan membuatmu tetap berada di sampingku.”
Chung Jo pun tersenyum, tapi matanya tidak.
Kang Chi masih belum move on dari tugas menghitung kedelai. Tapi kali ini ia melakukan tugasnya dengan setengah hati. Hingga ia mendengar suara, “Kenapa wajahmu suntuk sekali?”
Kang Chi terbelalak kaget melihat Guru Gong Dal sudah duduk di sebelahnya dan berkipas-kipas. Haha.. Kang Chi kagetnya telat banget! Kang Chi meminta Guru Gong Dal untuk bersuara saat datang, jika tidak akan Guru Gong Dal akan menakut-nakuti orang.
Guru Gong Dal malah mengira kalau Kang Chi tak dapat fokus karena masalah pernikahan Yeo Wool.  Tentu saja Kang Chi membantahnya. Guru Gong Dal pun bertanya, hitungan kacang Kang Chi sudah sampai berapa?
Kang Chi memandang kacang kedelai yang ada di piring, dan berpikir sejenak sebelum menjawab, “Kupikir sekitar 6000-an.” LOL, Kang Chi ini ngehitung atau ngira-ngira?
“Dan dengan melepas gelang, sudah berapa kacang yang kau hitung?” tanya Guru Gong Dal lagi. Kang Chi mendelik, “Bagaimana mungkin Guru mengatakan hal seperti itu?  Di Moo Hyung Do, aku bersumpah aku tak akan melepaskan gelang ini.”
Guru Gong Dal tersenyum, “Benarkah?” Kang Chi tegas menjawab,“Iya, benar.”
“Berarti memang iya.”
“Memang itulah yang kukatakan.”
“Aku mengerti,” Guru Gong Dal pun cengar-cengir dan beranjak pergi. Tapi ia kemudian duduk lagi dan bertanya, “Eh.. Kang Chi-ya.. apakah mungkin Yeo Wool.. adalah alasan kau bisa tak berubah bahkan tanpa memakai gelang?”
Kang Chi tak menjawab, hanya terbelalak menatap Guru Gong Dal. Tapi bagi Guru Gong Dal jawaban di mata Kang Chi sudah cukup dan ia pun berseru (pura-pura) heran, “Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi, ya?”
Haha.. Sepertinya Guru Gong Dal sudah tahu apa yang dilakukan oleh Kang Chi sebelumnya. Apakah Kang Chi pernah melepaskan gelang itu?
Ternyata Kang Chi pun juga pernah penasaran. Saat Yeo Wool tertidur dan bersandar di bahunya, Kang Chi menutup mata dan perlahan-lahan melepaskan gelangnya. Betapa kaget dan senangnya ia melihat ia masih tetap sama, tak berubah sedikitpun.
Begitu pula saat memasang lampion harapan. Kang Chi memandangi Yeo Wool, Sesaat angin bertiup, membuat Yeo Wool menoleh pada Kang Chi. Kang Chi yang masih berwujud sama, pura-pura tak mengerti. Walau sebenarnya ia tahu, kenapa angin itu bertiup.  Karena ia kembali mencobanya dan kali ini tanpa kontak fisik.


"Jujur, aku juga tak tahu alasannya. Mengapa ini terjadi saat Yeo Wool berada di sisiku," kata Kang Chi dalam hati.
Tiba-tiba ia menyadari keberadaan seseorang. Ia berbalik dan melihat seorang pria berdiri sambil tersenyum padanya. Wol Ryung.
Kang Chi bertanya siapa dia dan bangkit untuk menghadapi pria itu. Tapi tak sengaja ia menjatuhkan piring kacangnya, sehingga pandangannya sejenak teralih. Ketika ia melihat ke arah pria itu lagi, ternyata ia telah lenyap.
Guru Dam membawa Gon, Guru Gong Dal dan Tae Soo untuk menghadap pada Lee Soon Shin. Satu demi satu memperkenalkan diri mereka sebagai anggota Man of Honor dengan Tae Soo berdiri sebagai pengganti ayahnya.
Note : Saya benar-benar tak tahu apa terjemahan Man of Honor. Sebelumnya 4 orang itu disebut Four masters yang saya terjemahkan sebagai Empat Guru. Tapi ternyata mereka bukanlah guru. Jadi saya tetap sebut Man of Honor saja, ya.
Apakah orang keempat adalah Guru Dam? Ternyata tidak, karena orang keempat itu adalah Soo Ryun. Bersama-sama, mereka memberi sumpah setia kepada negara.
Lee Soon Shin berterima kasih namunmengingatkan mereka kalau apa yang akan mereka lakukan ini tidaklah mudah dan mungkin akan terasa sunyi. Tapi Guru Dam mengatakan kalau Lee Soon Shin merasa tidak mudah, maka mereka berlima akan menemani perjalanan Lee Soon Shin.
Dan satu persatu dari Man of Honor itu menyatakan kesediaannya karena akan berarti bagi hidupnya (Guru Gong Dal), dan mereka akan melakukan sekuat tenaga (Soo Ryun),  walau harus mengorbankan nyawa mereka (Tae Soo). Jadi mereka berharap Lee Soon Shin menerima  niat mereka (Gon).
Maka dimulailah tugas itu. Tae Soo menemui Jo Gwan Woong dan memberitahu apa rencana Lee Soon Shin, yaitu untuk membuat kapal. Tae Soo memberitahukan kalau kapal yang akan dibuat bukan kapal  perang biasa, tapi model baru.
Whoaa.. apakah hipnotis Tae Soo sudah benar-benar  hilang? Mengapa Tae Soo membocorkan rahasia penting ini?
Ternyata itu memang niat awal Lee Soon Shin. Menurut Lee Soon Shin, mereka harus memberikan umpan yang cukup besar sehingga Jo Gwan Woong percaya dan Tae Soo dapat mengetahui rencana Jo Gwan Woong sebenarnya.
Maka Tae Soo pun memberikan gambar kapal yang katanya berhasil ia ambil dari Lee Soon Shin. Jo Gwan Woong pun melihat denah itu dengan tertarik. Tapi apakah Jo Gwan Woong percaya?ia
Biksu So Jung sadar dari pingsannya. Ternyata ia sudah lama tergeletak di perpustakaan dan teringat percakapan terakhirnya dengan Wol Ryung. Saat itu ia menjawab pertanyaan Wol Ryung tentang siapa Kang Chi sebearnya dengan jawaban kalau ia adalah anak Seo Hwa.
Sedikit mengherankan saat Wol Ryung sepertinya lupa akan Seo Hwa, sehingga Biksu So Jung harus menjelaskan kalau Seo Hwa adalah manusia yang Wol Ryung nikahi dulu. Wol Ryung malah bertanya apakah Seo Hwa memiliki anak, yang dijawab kalau anak itu adalah anak Wol Ryung juga, “Setelah ia melahirkan anak, ia akhirnya meninggal.”
Dan reaksi Wol Ryung benar-benar aneh. Ia seperti tak peduli dan berkata, “Sayang, padahal aku ingin mematahkan lehernya dengan tanganku sendiri.”
Biksu So Jung juga merasa aneh dengan sikap Wol Ryung, maka Wol Ryung pun memberitahu alasan ia kembali adalah, “Untuk menghancurkan semuanya.”
Dan Wol Ryung pun mencekik leher Biksu So Jung dan melemparkannya ke dinding hingga pingsan.
Whoaa… Apakah Wol Ryung sudah benar-benar menjadi iblis dan melupakan persahabatan mereka? Atau mungkin ini adalah wujud Wol Ryung menghargai persahabatan itu? Sementara ia mencekik orang lain hingga gosong, ia hanya melemparkan Biksu So Jung ke dinding hingga pingsan.. Tak tahulah.. agak susah saya memahami pikiran iblis.
Menyadari hal itu, Biksu So Jung sadar kalau Kang Chi berada dalam bahaya besar.
Yeo Wool mencari Kang Chi, tapi Sung mengatakan kalau Kang Chi tak kelihatan. Satu murid yang kemarin melarang Kang Chi untuk melihat mayat temannya, mengatakan kalau Kang Chi mungkin sedang bersembunyi di hutan lagi. Dan ia juga mengingatkan Yeo Wool agar berhati-hati saat malam hari, karena Kang Chi mungkin akan menyerang Yeo Wool.
Yeo Wool tak suka mendengar kata-kata itu. ia mengingatkan ajaran dari Guru Gong Dal yang melarang  menuduh seseorang tanpa bukti. Tentu saja murid itu kesal karena semua orang memihak Kang Chi. Ia bukanlah manusia.
Tapi Yeo Wool mengatakan kalau Kang Chi datang kemari untuk menjadi manusia, “Sama seperti kalian yang datang kemari untuk menjadi manusia yang lebih baik.  Aku tak memihak pada Kang Chi, karena aku pun akan bersikap sama jika kalian berada di posisi Kang Chi.”
Murid itu hanya menunduk malu. Namun karena itulah ia tak dapat menghentikan Yeo Wool yang pergi. Saat mendengar laporan muridnya ini, Guru Dam  hanya bisa menyuruh menghela nafas dan menyuruh Gon untuk mencari Yeo Wool.
Yeo Wool ternyata mencari Kang Chi di hutan. Dan ia belum menyadari kalau ada yang mengawasinya. O ohh..
Kang Chi ternyata pergi ke rumah biksu So Jung. Dan ia menemukannya di perpustakaan bawah tanah dan masih tergeletak di tanah. Kang Chi segera menghampiri Biksu So Jung.
Tapi Biksu So Jung malah menyuruhnya untuk segera pergi sejauh mungkin karena Wol Ryung mengincarnya. Biksu So Jung menjelaskan kalau Wol Ryung adalah ayahnya., “Pergi dan larilah sejauh mungkin ke tempat dimana ia tak bisa menemukanmu. Cepatlah..”
Yeo Wool akhirnya menyadari kalau ada orang yang mengintainya. Ia segera mencabut pedangnya saat melihat bayangan itu memiliki mata merah. Yeo Wool merasakan kalau bayangan itu mendekat tapi ia tak dapat melihat sosok itu. Menyadari kalau ini adalah bahaya yang tak dapat ia hadapi, ia pun lari.
Secepat mungkin ia  berlari, tapi sosok itu tetap mengikutinya. Dan yang menghentikan Yeo Wool adalah ketika kakinya terkilir dan ia pun terjatuh, membuat ikat rambutnya lepas. Ia pun segera mengambil pedangnya yang terjatuh.
Tapi ia merasakan sosok itu mendatanginya. Ia mendongak dan melihat sosok yang sekarang terlihat jelas itu tersenyum. Yeo Wool terpaku, namun dalam hatinya ia berteriak, “Kang Chi! Tolonglah aku1”
Kang Chi menghentikan larinya dan menoleh ke dalam hutan, “Yeo Wool ah..”
Wol Ryung menghampiri Yeo Wool dan menunduk. Dengan tangannya, ia mengangkat dagu Yeo Wool dan tersenyum melihatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar