Rabu, 29 Mei 2013
Sinopsis Gu Family Book Episode 15 (Bagian 1)
Yeo Wool kecil berjalan menuju meja tempat pedang disimpan. Ada 4 pedang di sana. Yeo Wool hendak mengambil salah satunya tapi ia tidak kuat mengangkatnya. Seseorang mengambilkan pedang itu untuk Yeo Wool.
“Ayah,” panggil Yeo Wool senang.
Guru Dam berjongkok di depan puterinya dan menyodorkan pedang itu pada Yeo Wool. Yeo Wool memegangnya tapi ia merasa pedang itu terlalu berat.
Guru Dam tertawa kecil dan mengambil kembali pedang itu dari tangan Yeo Wool.
“Pedang adalah kekuatan. Jika kau mengayunkannya dan membunuh orang tak berdosa, beratnya akan sulit ditangani.”
“Apakah Ayah pernah membunuh orang tak berdosa?” tanya Yeo Wool polos.
Guru Dam menatap puterinya.
“Sekali itu saja, aku pernah melakukannya,” jawabnya dalam hati.
Yeo Wool mencari Kang Chi ke dalam hutan. Di balik kegelapan, Wol Ryung telah mengincarnya. Yeo Wool bisa merasakan ada yang sedang mengintainya.
So Jung memberitahu Kang Chi mengenai Wol Ryung.
“Ayahku? Bukankah kaubilang ayahku sudah mati?”
“Dia kembali sebagai iblis seribu tahun. Ia berusaha menghancurkan segala sesuatu yang berkaitan dengan Seo Hwa. Termasuk kau, anak Seo Hwa. Dia akan menghancurkan semua yang ada di sekelilingmu. Cepat, larilah!”
Yeo Wool terjatuh saat berlari. Kakinya terkilir. Ia hendak meraih pedangnya tapi tiba-tiba seseorang muncul di hadapannya. Wol Ryung.
“Kang Chi, tolong aku!” teriaknya dalam hati.
Kang Chi bisa mendengar bahasa kalbu Yeo Wool. Ia berlari ke arah suara itu. Sementara Wol Ryung mendekati Yeo Wool dan berjongkok di depannya. Ia mengangkat dagu Yeo Wool.
Yeo Wool meraih pedangnya tapi Wol Ryung memegangi tangannya. Ia tersenyum bengis.
Kang Chi berteriak memanggil Yeo Wool. Yeo Wool menoleh tapi Wol Ryung menyuruhnya diam dan jangan bergerak.
“Siapa kau?” tanya Yeo Wool.
“Namaku Wol Ryung.” Ia menanyakan nama Yeo Wool.
“Aku Dam Yeo Wool dari Moo Hyung Do.”
“Dam Yeo Wool? Apa kau puteri dari Dam Pyung Joon?” tanya Wol Ryung.
Yeo Wool nampak heran Wol Ryung mengenal ayahnya. Wol Ryung bertanya bagaimana Yeo Wool bisa mengenal Kang Chi.
“Kau mengenal Choi Kang Chi?” tanya Yeo Wool bingung.
“Aku mengenal ayahnya. Ia adalah makhluk gaib yang dibunuh Dam Pyung Joon 20 tahun lalu.”
Yeo Wool terhenyak. “Apa?”
“Kau tidak tahu? Orang yang membunuh ayah Choi Kang Chi adalah Dam Pyung Joon, ayahmu.”
Melihat reaksi Yeo Wool, Wol Ryung sadar Yeo Wool benar-benar tidak tahu hal ini. Ia mendekatkan wajahnya pada Yeo Wool.
“Kalau begitu, Choi Kang Chi juga tidak tahu? Begitukah?”
Yeo Wool marah dan bangkit berdiri sambil menghunus pedangnya ke arah Wol Ryung.
“Kau sebenarnya siapa? Mengapa kau muncul di hadapanku dan mengatakan hal omong kosong semacam itu?”
Wol Ryung tersenyum geli dan bangkit berdiri. Ia berkata Yeo Wool tidak akan bisa menghancurkannya dengan pedang. Yeo Wool nekat menyerang Wol Ryung. Wol Ryung memutarnya dan menangkap tangan Yeo Wool hingga pedang mengarah ke leher Yeo Wool sendiri.
Terdengar suara jeritan burung gagak (atau Yeo Wool ya?). Kang Chi segera berlari ke arah suara itu.
Tangan Yeo Wool terasa lemas. Ia jatuh terduduk dalam keadaan shock. Sendirian. Wol Ryung telah melepasnya.
Kang Chi menemukannya dalam keadaan seperti itu. Ia menghampiri Yeo Wool dan terus memanggil namanya. Akhirnya Yeo Wool menatap Kang Chi.
Kang Chi merengkuh wajah Yeo Wool. Dengan khawatir ia menanyakan keadaan Yeo Wool dan memeriksa keadaannya. Yeo Wool tidak menjawab dan mulai menangis. Kang Chi terkejut.
“Ada apa? Apa yang kaulihat?” tanyanya. “Yeo Wool-ah..”
Yeo Wool memeluk Kang Chi lalu menangis tersedu-sedu. Mendengar tangisan Yeo Wool, Kang Chi ikut menangis. Ia menepuk-nepuk punggung Yeo Wool untuk menenangkannya.
Tae Soo membeberkan rencana pembuatan kapal kura-kura Lee Soon Shin pada Jo Gwan Woong. Jo Gwan Woong tidak percaya begitu saja. Memangnya Lee Soon Shin sanggup membuat kapal seperti itu? Tae Soo berkata kapal itu belum dibuat jadi ia juga tidak tahu Lee Soon Shin sanggup atau tidak membuatnya. Tapi ia yakin kapal ini akan dibuat dengan perak peninggalan ayahnya.
“Bagaimana aku bisa percaya kalau kau tidak bohong? Mungkin saja kau membawa informasi palsu untuk menipuku. Bukan begitu?”
“Saat ini aku berada di tepi jurang. Jurang tempat aku tak bisa berpegangan maupun berpijak. Aku hanya bertahan untuk menyelamatkan adikku yang malang. Aku menggunakan seluruh kekuatanku untuk bertahan,” kata Tae Soo marah. “Jadi jangan desak aku lagi… Jangan mengujiku lagi. Apa kau mengerti?”
Walau begitu Jo Gwan Woong masih ragu. Ninja Seo berkata sepertinya tidak mungkin membuat kapal seperti itu. Jo Gwan Woong bertanya apa menurut Ninja Seo, rencana kapal itu hanya perangkap? Ninja Seo berkata ungkin saja. Hanya ada satu cara untuk membuktikannya, kata Jo Gwan Woong.
Kang Chi membebat kaki Yeo Wool yang terkilir. Ia bertanya apa yang Yeo Wool lihat hingga Yeo Wool bisa jatuh dan terkilir. Yeo Wool berbohong ia tidak melihat apa-apa karena ia mengingat perkataan Wol Ryung bahwa ayahnya yang membunuh ayah Kang Chi.
Kang Chi mengomelinya karena seorang gadis berkeliaran sendirian di hutan pada tengah malam. Yeo Wool berkata ia khawatir mendengar Kang Chi menghilang tanpa mengatakan apapun. Astaga….jadi ia takut Kang Chi meninggalkannya.
“Kau tahu di hutan berbahaya akhir-akhir ini. Sebagai seorang gadis apa kau tidak punya rasa takut?”
“Mengapa kau terus menerus menekankan kalau aku seorang gadis?”
“Kau seorang gadis, kan? Masa aku panggil pria?” ujar Kang Chi.
“Kau melihatku sebagai seorang gadis?” tanya Yeo Wool.
“Memangnya kenapa? Tentu saja aku melihatmu sebagai seorang gadis,” kata Kang Chi. He…dua-duanya langsung malu-malu. Jadi inget waktu mereka kecil lirik-lirikkan ;D
Kang Chi telah selesai membebat kaki Yeo Wool. Ia mengulurkan tangannya untuk membantu Yeo Wool berdiri. Yeo Wool meraih tangan Kang Chi.
Entah karena tenaga Kang Chi yang memang kuat, atau Yeo Wool yang terlalu ringan, Yeo Wool mendarat terlalu dekat dengan Kang Chi. Keduanya terpana.
Kang Chi berusaha melepaskan pandangannya dari bibir Yeo Wool. Sementara Yeo Wool tidak tahu apa yang harus dilakukan.
“Kita harus pergi sekarang. Guru akan khawatir,” kata Kang Chi pelan.
“Benar.”
“Kalau begitu….”
“Kalau begitu….”
Kang Chi dengan berat hati melepaskan Yeo Wool dan berjalan pergi. Yeo Wool masih terdiam mematung.
Kang Chi tiba-tiba berbalik. Ia menghampiri Yeo Wool lalu…mengambilkan sepatu dan pedang Yeo Wool. Ha^^
Tae Soo ditemani Choi dan Ok Man melihat keadaan penginapan. Suasananya begitu sepi dan dingin tidak seperti dulu. Choi berkata Jo Gwan Woong sepertinya tidak tertarik menjalankan penginapan. Ok Man berkata ia tidak tahu mengapa Jo Gwan Woong mengambil alih penginapan ini jika tidak tertarik untuk menjalankannya.
Hmmm…benar juga. Bukankah ia mengambil alih penginapan ini atas keinginan orang Jepang alias Seo Hwa?
Tae Soo bertanya akankan ia bisa mengambil alih penginapan ini kembali? Setelah itu, apakah ia bisa bermimpi mengembalikan hidupnya seperti dulu? Ia memandang penginapan itu dengan sedih.
Tae Soo sama sekali tidak menyadari ada orang yang sedang mengamatinya dari jauh. Seo Hwa dan asistennya. Asistennya berkata Tae Soo adalah putera pemilik terdahulu penginapan ini. Seorang yang pintar dan berbudi. Tertangkap dan sepertinya sekarang bekerja untuk Jo Gwan Woong.
“Jika masih hidup, anak itu akan seusianya,” ujar Seo Hwa.
“Apa Nyonya membicarakan putera Nyonya?”
Seo Hwa diam dengan sedih.
Sementara puteranya yang asli sedang asyik berjalan di hutan. Yeo Wool mengaduh kesakitan. Tapi ia bersikeras ia tidak apa-apa. Kang Chi berjongkok di depannya dan menyuruh Yeo Wool naik.
Yeo Wool kaget. Ia tidak mau. Rasanya memalukan.
“Kalau begitu apa aku harus menggendongmu?” tanya Kang Chi.
Mata Yeo Wool membelalak lebar. “Apa?”
“Pilih salah satu, naik ke punggungku atau aku menggendongmu?”
Yeo Wool berkata kakinya kan tidak patah. Ia hanya terkilir. Ia bisa jalan sendiri.
Tapi Kang Chi langsung beraksi. Syuuutt...Ia menggendong Yeo Wool. Yeaaayyy^^
“Kalau begitu aku menggendongmu saja.”
“Yaa..aku tidak apa-apa. Turunkan aku.”
“Tidak bisa.”
“Perjalanannya jauh ke sekolah. Turunkan aku.”
“Sshh…kubilang tidak.”
“Kau akan keberatan.”
“Ssshh.. Kau bahkan tidak lebih berat dari sekarung beras. Jadi diamlah. Anggap saja tidak ada apa-apa. Dan biarkan aku yang mengurusmu. Gadis seperti apa yang tidak bisa melakukan itu?”
Yeo Wool hendak protes kembali. Ia merasa tidak enak pada Kang Chi karena telah menyusahkannya. Ehem…Kang Chi ngga keliatan susah tuh ;D
“Walau aku harus berjalan seperti ini semalaman, aku bisa melakukannya. Jadi diam saja. Hm?”
Yeo Wool tidak bersuara lagi.
“Itu baru benar. Sekarang kau menurut.”
Kang Chi berjalan sambil menggendong Yeo Wool.
“Kang Chi-ah…”
“Hm?”
“Terima kasih…”
Kang Chi tersenyum. “Hm…”
Yeo Wool mengetatkan pegangannya pada Kang Chi. Kaya pengantin baru hehehe ^_^
Tapi momen indah itu tidak berlangsung lama. Gon dan para murid tiba-tiba muncul. Gon nampak geram. Lebih parah lagi, Guru Dam muncul dan menatap keduanya dengan marah.
Begitu tiba di sekolah, Guru Dam langsung memarahi Yeo Wool.
“Sudah kubilang agar berhati-hati. Apa yang kaulakukan dengannya selarut ini?” cecar Guru Dam.
“Sudah kukatakan aku terkilir.”
“Kau sekarang sudah dijodohkan dengan Tae Soo!”
“Ayah bahkan tidak menanyakan pendapatku. Itu keputusan Ayah sendiri!”
Guru Dam berkata sudah hukumnya seorang gadis menikah dengan pria yang dipilih orangtuanya.
“Apa ini karena ayah Kang Chi?” tanya Yeo Wool. “Kudengar Ayah membunuh ayah Kang Chi. Apakah itu benar? Itukah sebabnya Ayah sangat dingin pada Kang Chi? Itukah sebabnya Ayah begitu menjaga jarak dengannya?”
“Apa Kang Chi juga tahu?”
“Kang Chi tidak tahu apapun.”
Guru Dam bertanya darimana Yeo Wool tahu hal ini. Yeo Wool meminta Guru Dam menjawab pertanyaannya. Mengapa ayahnya membunuh ayah Kang Chi?
Guru Dam menghela nafas panjang dan berkata kejadian itu sudah lama berlalu. Ia tidak menghiraukan protes Yeo Wool dan tidak mau menjelaskan lebih jauh.
Yeo Wool teringat perkataan Wol Ryung di hutan tadi.
“Begitu….melihatmu menghunus pedangmu pada orang tak bersalah, kau sama saja seperti ayahmu.”
“Ayah tidak akan pernah menggunakan pedangnya pada orang tak bersalah.”
“Tapi makhluk gaib itu murni dan tak bersalah.”
Yeo Wool tak percaya tapi Wol Ryung berkata ini kebenarannya. Yeo Wool menggeleng tak percaya.
“Apa yang harus kulakukan, Kang Chi-ah?” gumamnya.
Kang Chi duduk termenung di kamarnya. Mungkin memikirkan Yeo Wool yang sedang dimarahi dan bertanya-tanya kapan gilirannya.
Guru Dam memanggil Gon. Ia memerintahkan agar Yeo Wool dan Kang Chi dipisahkan.
“Apa? Ayah memboikotku?”
“Ya, ia melarang Nona keluar dari kamar Nona.”
“Minggir, aku akan bicara sendiri dengan ayahku. “
Tapi Gon menghalanginya. Mulai sekarang tiap murid bergiliran jaga di depan kamar Yeo Wool. Jika Yeo Wool keluar kamar, maka semua murid termasuk Gon akan dihukum. Ia menasihati agar Yeo Wool menurut.
Yeo Wool menghela nafas pasrah.
“Bagaimana dengan Kang Chi? Di mana Kang Chi sekarang?” tanyanya. Gon lagi-lagi cemberut mendengar nama Kang Chi disebut >,<
Kang Chi muncul di penginapan, di kamar Tae Soo. Anehnya ia berpakaian hitam…dan membawa pedang. Melihat pedang itu, Tae Soo yang tadinya gembira langsung curiga.
“Apa yang kaulakukan di sini ?” tanyanya.
“Aku ingin menegaskan sesuatu. Apakah aku pergi ke markas angkatan laut dan mencuri rencana pembuatan kapal?”
Tae Soo pura-pura tidak mengerti.
“Kapal yang direncanakan untuk dibuat Lee Soon Shin. Apa kau tidak tahu? Apa kau benar-benar mengkhianati kami?” Hm…Kang Chi kan udah tau rencana pembelotan Tae Soo.
“Aku harus melindungi adikku satu-satunya. Chung Jo. Seperti yang kautahu, ia satu-satunya keluargaku yang masih hidup.”
“Begitu….jadi kau benar-benar telah berubah.”
“Jika kau mengenal dirimu dan musuhmu…” Tae Soo mendadak berperibahasa.
“Apa?”
“Kau akan memenangkan setiap pertempuran,” ujar Tae Soo. Ia meraih gagang lilin lalu menyerang Kang Chi.
Kang Chi menghunus pedangnya untuk menahan serangan Tae Soo.
Tiba-tiba Jo Gwan Woong muncul menghentikan mereka. Dan Kang Chi berubah kembali menjadi Ninja Seo. Tae Soo mundur karena terkejut. Jo Gwan Woong dan Ninja Seo sekarang percaya kalau Tae Soo mmeberi informasi yang benar.
Tae Soo pura-pura marah dengan berkata ia melakukan ini semua demi adiknya. Jadi jangan sentuh hati nuraninya yang telah ia singkirkan demi adiknya. Jo Gwan Woong menertawakan hati nurani yang seharusnya membentuk harga diri para bangsawan. Semua itu tidak ada gunanya dan omong kosong belaka.
Ia menasihati agar Tae Soo realistis. Sekarang Tae Soo bahkan lebih terlihat manusiawi setelah membuang seluruh harga dirinya demi keselamatan diri sendiri dan Chung Jo.
Tae Soo menghela nafas lega setelah Jo Gwan Woong pergi. Kedoknya masih aman. Tapi ia semakin menyadari Jo Gwan Woong harus dihadapi dengan sangat berhati-hati.
So Jung sadarkan diri di gubuknya. Kang Chi telah merawatnya semalaman hingga tertidur. Ia bahkan membawakan ramuan obat guru Gong Dal untuk So Jung.
“Aku menyuruhmu melarikan diri. Mengapa kau masih di sini?”
“Bagaimana bisa aku lari membiarkan orang yang sakit? Aku bukan anak yang kejam.”
So Jung berkata sekarang bukan saatnya Kang Chi mengkhawatirkan orang lain. Saat ini Wol Ryung mencari-cari di hutan untuk membunuhnya.
“Bagaimana bisa dia itu ayahku? Walau ia makhluk gaib, ada hukum alam yang pasti. Jika ia hendak membunuhku, mana bisa ia disebut ayahku?”
“Kau bisa saja terbunuh.”
“Kau bilang aku tidak akan bisa mati.”
“Sesama makhluk gaib bisa saling membunuh.”
“Jika ia bisa membunuhku, berarti aku juga bisa membunuhnya. Bukankah begitu, biksu?”
So Jung berkata Kang Chi tidak mungkin bisa menang dari Wol Ryung. Mengapa harus bersikeras menghadapi orang yang tidak bisa dikalahkan?
“Ia menyentuh sesuatu yang tidak boleh ia sentuh. Jadi jangan khawatirkan aku. Pergilah ke tempat yang aman. “
“Kang Chi…”
“Sssh..jangan khawatirkan aku. Aku hanya perlu tahu siapa dia. Seperti peribahasa lama: Jika kau mengenal dirimu dan musuhmu….”
“Kau akan memenangkan semua pertempuran,” sambung So Jung.
“Bukan. Jika kau mengenal dirimu dan musuhmu, kalian bisa menjadi musuh atau menjadi teman. Bukan begitu?”
Di tempat lain Tae Soo tertawa, karena peribahasa itulah yang membuatnya yakin Kang Chi hitam bukanlah Kang Chi.
Kang Chi meninggalkan kediaman So Jung di hutan. Diam-diam Wol Ryung mengawasi dan mengikutinya. Kang Chi bisa merasakan ada yang mengikutinya.
Ia berbalik tapi tidak melihat siapapun. Ia berjalan mendekat. Wol Ryung menggeram. Matanya berubah merah. Kang Chi bisa mendengar geramannya.
Tapi Kang Chi tidak bisa bergerak. Sulur-sulur tanaman merambat membelit kaki hingga ke pundaknya. Melihat itu Wol Ryung terkejut dan pergi. Sepertinya hutan melindungi Kang Chi agar tidak bertempur dengan ayahnya.
Kang Chi kembali ke sekolah berteriak-teriak memanggil Yep Wool. Ia ingin menceritakan hal yang baru saja dialaminya.
Gon muncul. Kang Chi langsung bercerita mengenai sulur tanaman yang merambati kakinya. Awww..ia menganggap Gon sahabatnya hehehe ;D
Tapi Gon menanggapinya dengan cuek. Kang Chi kembali mencari Yeo Wool. Gon memberitahu kalau Yeo Wool dilarang keluar kamar.
Yeo Wool akan memulai pelajarannya menjadi wanita. Bahkan ia sudah terlihat bosan walau belum memulai. Pelajaran pertama: menjahit dan menyulam. (Wah sekretaris ottoke jadi gurunya^^ - Nice Guy)
“Apa? Menjahit?” Seru Yeo Wool horror. Kayanya dia lebih takut sama menjahit daripada sama Wol Ryung >,<
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar