“Kau ingin aku pergi dan tinggal
di hutan sendiri menjadi monster sepertimu?” terengah-engah Kang Chi bertanya..
Ia mencengkeram tangan Wol Ryung masih mencoba melepaskannya. Tapi tetap sia-sia.
“Tak
pernah mati, tak pernah sakit, tak pernah tahu kapan hidup abadi ini akan
berakhir, sendiri tanpa dapat menemui orang yang aku cintai? Kau ingin aku
hidup sendirian seperti itu?” Kang Chi meneteskan air mata, “Maaf. Tapi aku tak
bisa. Impianku adalah hidup seperti manusia.”
Mendadak muncul Guru Gong Dal
yang memuji jawaban Kang Chi, “Kau benar-benar adalah muridku.” Guru Gong Dal
pun menebak kalau Wol Ryung adalah pelaku pembunuhan di dalam hutan dan
menyuruhnya untuk segera melepaskan Kang Chi.
Kang Chi panik melihat keberanian
Guru Gong Dal dan meminta gurunya untuk tak mendekati mereka. Tapi terlambat
karena sekarang Wol Ryung melepaskannya dan menyerang Guru Gong Dal. Namun
walau sudah lepas dari cengkeraman Wol Ryung, tubuh Kang Chi masih merasa
lemas.
Guru Gong Dal sempat memberikan
perlawanan. Tapi hanya beberapa jurus saja karena Wol Ryung dengan mudah
melumpuhkannya dan sekarang ia mencekik Guru Gong Dal. Jauh lebih keras dan
mengerikan karena sekarang mata Wol Ryung memerah.
Kang Chi berteriak melihat
gurunya berkelojotan karena cekikan Wol Ryung. Yeo Wool mendengar teriakan itu.
Begitu pula Guru Dam dan Gon. Namun sayang Yeo Wool tak bisa keluar kamar
karena Gonita melarangnya pergi, apapun yang terjadi.
Kang Chi langsung melepas gelangnya. Walau
wujudnya tak menjadi gumiho, tapi matanya menghijau. Wol Ryung melihat
perubahan wujud Kang Chi dan ia pun menyuruh Kang Chi untuk melepaskan
keinginannya menjadi manusia, “Jika tdak aku akan menghancurkan semua yang
berhubungan denganmu.”
Nyawa Guru Gong Dal sudah hampir
di ujung saat Kang Chi menyerang Wol Ryung. Tapi ia hanya meneyrang angin
karena Wol Ryung telah lenyap. Kang Chi mencoba membangunkan gurunya, tapi Guru
Gong Dal sudah hampir tak bernafas karena bekas cengkeraman tangan Wol Ryung sudah
meninggalkan luka di lehernya,
Masih tetap dengan mata
gumihonya, tanpa pikir panjang Kang Chi mengambil batu dan dengan sisi batu
yang tajam, ia mengoyak tangannya sehingga mengucurkan darah. Buru-buru ia tempelkan tangannya pada leher Guru Gong Dal.
Hingga ia merasakan sebuah pedang
mengarah ke arahnya. Oleh Guru Dam yang menyuruhnya menyingkir dari tubuh Guru
Gong Dal.
Ternyata tak hanya Guru Dam, tapi
juga Gon dan sebagian murid Moo Hyung Do telah mengepungnya dengan pedang
terhunus. Kang Chi pun mengangkat tangannya, dan dalam sekejap darahnya berubah
menjadi cahaya kebiruan, menyembuhkan luka itu. Namun tak ada yang menyadari
perbuatan Kang Chi karena Guru Gong Dal masih pingsan.
Beberapa murid langsung membopong
Guru Gong Dal pergi dan Sung memungut gelang Kang Chi yang tergeletak di tanah.
Guru Dam tetap menghunuskan pedang ke arah Kang Chi, tak menggubris tatapan
memohon Kang Chi.
Wol Ryung kembali
ke goa dan menarik lengan bajunya. Cengkeraman tangan Kang Chi ternyata bisa
melukainya. Dan lukanya tetap seperti itu, tak sembuh dengan sendirinya.
Sementara itu, wanita Jepang itu
menebak alasan Tae Soo kemari adalah karena Tae Soo penasaran pada dirinya. Dan
ia senang Tae Soo kemari karena iapun juga penasaran akan diri Tae Soo.
Perlahan ia pun membuka topi cadarnya dan tersenyum memandang Tae Soo.
Ia pun menawarkan teh dan
kesempatan baginya dan Tae Soo untuk saling memberi pertanyaan. Tae Soo pun
bertanya apakah wanita Jepang itu adalah wanita asli Jepang? Wanita Jepang itu
tersenyum dan membenarkan dugaan Tae Soo. Ia pun bertanya apakah Tae Soo
memihak Jo Gwan Woong?
Tae Soo berkata kalau tindakannya
ini hanyalah demi untuk melindungi adiknya. Wanita itu mengangguk maklum. Ketika
Tae Soo bertanya tentang apa hubungan wanita itu dengan Jo Gwan Woong, wanita
itu menjawab kalau hubungannya adalah saling tukar informasi dan uang sesuai
apa yang mereka butuhkan.
Tapi saat Tae Seo bertanya
bagaimana cara penggunaannya, wanita itu menolak menjawab karena sekarang
adalah gilirannya untuk bertanya. Dan ia pun melemparkan pertanyaan terakhir
(yang berarti tak ada kesempatan lagi bagi Tae Soo untuk bertanya),
“Apakah kau ingin merebut penginapan ini kembali? Jika kau mau, aku dapat melakukannya untukmu.”
|
Keesokan paginya, Gon menemui Yeo
Wool. Ia menceritakan kalau semalam Kang Chi telah menyerang Guru Gong Dal dan
Gon menduga kalau hal itu terjadi karena Kang Chi semakin susah untuk
mengendalikan diri. Sekarang Guru Gong Dal masih belum sadarkan diri dan Kang
Chi dijaga ketat.
Yeo Wool kaget mendengarnya dan
bersikeras untuk memeriksanya sendiri. Tapi Gon melarangnya pergi.
Yeo Wool tetap memaksa karena
yakin kalau Kang Chi tak akan tega melakukan ini, sehingga Gon pun berkata
keras,
“Guru Gong Dal sudah terluka parah! Dan saat itu Kang Chi berada disebelah beliau dengan wujud aslinya. Apakah aku perlu menceritakan lebih banyak lagi?” |
Yeo Wool terpaku mendengar cerita
Gon.
Ternyata benar. Kang Chi sekarang
bersimpuh di aula dan dijaga oleh tak hanya satu atau dua murid, tapi 9 murid
yang bersenjata tombak. Salah satu murid (yang dulu pernah diceramahi oleh Yeo
Wool) berkata kalau ia sudah menduga kalau hal ini akan terjadi dan sekarang
korbannya adalah Guru Gong Dal.
Tapi Sung meragukan kalau Kang
Chi adalah pelakunya. Murid itu pun berkata kalau bukti mengarah pada Kang Chi.
Perbuatan itu bukan perbuatan manusia.
Sebagian murid menghadap Guru Dam
dan mengungkapkan kekhawatiran mereka akan jatuhnya korban lagi setelah teman
mereka yang tewas dan Guru Gong Dal.
Mereka dikejutkan oleh kedatangan
Lee Soon Shin yang mendadak datang ke Moo Hyung Do karena dikabari tentang
kejadian semalam.
Rupanya Kang Chi tak tahan
berdiam di aula terus. Tanpa memedulikan kepungan itu, ia berdiri dan melangkah
keluar. Para murid langsung mengejar dan menahannya dengan tombak yang teracung
ke arahnya. Tapi Kang Chi tak peduli. Ia ingin menemui guru mereka. Tombak
semakin teracung mendekati tubuhnya, maka ia pun menggertak mereka dengan menggenggam
tombak itu.
Murid-murid itu pun ketakutan.
Tombak masih teracung, tapi mereka gemetar untuk menghadapi Kang Chi. Kang Chi
tahu tak sulit baginya untuk mengalahkan mereka, tapi terngiang kata-kata yang
pernah diucapkan Yeo Wool, “Kang Chi-ya, Jangan lakukan hal itu. Mereka juga
perlu waktu untuk menerimamu. Kau tahu itu, kan?”
Whoaa.. bahkan ingatan akan ucapan
Yeo Wool pun bisa menjaga emosi Kang Chi, karena ucapan Yeo Wool-lah yang
menghentikan niat Kang Chi untuk berkelahi.
Untung Kang Chi dapat mengingat
ucapan Yeo Wool karena Yeo Wool sendiri sekarang masih tertahan di ruangannya
di hadapan Gonita yang menyuruhnya untuk duduk tegak dan tak menggigiti
kukunya. Yeo Wool hanya bisa menuruti perintah itu dan menatap bunga ungunya
dengan cemas.
Sementara itu Kang Chi merasa
disidang oleh Lee Soon Shin yang bertanya apa yang dilakukan Kang Chi malam
tadi, karena walau Kang Chi mengatakan tak melakukannya tapi semua bukti
mengarah padanya. Jika bukan Kang Chi maka Lee Soon Shin pun bertanya siapa
pelakunya?
Kang Chi langsung teringat ucapan
Wol Ryung yang mengatakan kalau manusia tak akan pernah mempercayai mereka
(gumiho) dan akan mengucilkan mereka. Ia
pun bertanya setengah menuduh, “ Anda juga tak mempercayai saya? Karena saya
bukan manusia, dan saya berbeda dari mereka, jadi Anda mencurigai saya?”
Lee Soon Shin hanya bertanya
siapa pelakunya. Tapi Kang Chi menganggap kalau Lee Soon Shi memang tak
mempercayainya. Lee Soon Shin pun menjawab kalau rasa percaya itu tak
langsung muncul dalam satu hari seperti
jatuh dari langit, “Kepercayaan itu adalah hal yang harus dibangun melalui sebuah
hubungan. Jika orang-orang itu tak mempercayaimu, berarti kau tak membangun
hubungan dengan lebih baik. Jangan salahkan orang lain.”
“Jadi semua ini adalah salah
saya?”
“Kaulah yang bertanggung jawab
atas semua yang terjadi dalam hidupmu,” tandas Lee Soon Shin.
“Tak peduli apa yang telah saya
lakukan, tak seorangpun mau mengakuinya…”
“Jika apa yang kau lakukan hanya untuk
mendapatkan pengakuan orang lain, itu adalah munafik, Kang Chi-ya!” potong Lee
Soon Shin keras membuat Kang Chi tertegun.
Damn.. this old man is so wise..
Kang Chi pun mengatakan kalau
bukan ia pelakunya. Lee Soon Shin menatap Kang Chi, dan berkata kalau kadar
kepercayaan akan seseorang itu sebesar hubungan antar kedua orang itu, “Jika
kau ingin dipercaya, pertama-tama belajarlah untuk bergaul dengan mereka.”
Kembali Kang Chi tertegun, karena
kata-kata Laksamana Lee Soon Shin mirip dengan ucapan Guru Gong Dal, “Kau ingin
tetap bersama Yeo Wool? Pertama-tama bergaullah dengan murid yang lainnya
juga.”
Kang Chi keluar ruangan dan di
hadapannya sudah menunggu seluruh penghungi Moo Hyung Do. Ia pun berjalan
menghampiri Guru Dam dan memintanya untuk memberikan kesempatan satu kali lagi.
Ia masih memiliki waktu 2 hari lagi, “Jika saya tak dapat menjaga sisa lonceng
dalam 2 hari ini, saya akan pergi dari tempat ini secara suka rela. Apakah Guru
mengijinkannya?”
Guru Dam memandang Kang Chi,
ragu. Namun tak lama,Lee Soon Shin keluar dari aula dan berdiri di belakang
Kang Chi.
Gonita menjahit sambil
terkantuk-kantuk. Dan tak lama pun ia pulas dalam duduknya. Yeo Wool pun tak menyia-nyiakan
kesempatan ini karena begitu Gonita membuka mata, tangan-kaki-dan mulutnya
sudah terikat kain.
Tak hanya itu, sekarang Yeo Wool
pun sudah tak berhanbok lagi. Gonita mendelik dan (mencoba) berteriak-teriak
minta untuk dilepaskan. Tapi Yeo Wool hanya tersenyum bersalah dan minta maaf,
“Saya hanya pergi sebentar saja. Anggap saja Guru sekarang sedang
beristirahat.”
Gonita semakin mendelik dan
meraung. LOL, raungannya mirip Kang Chi si gumiho. Yeo Wool kembali minta maaf,
tapi langsung meloncat jendela tanpa mempedulikan teriakan Gonita.
Sepeninggal Yeo Wool, Gonita
mencoba berdiri dan berjalan ke arah pintu. Tapi susah sekali berjalan dengan
kaki tangan terikat. Tak ayal Gonita terjatuh dan akhirnya ia menyerah.
Ia pun mengguling-gulingkan badannya
untuk sampai ke depan pintu. Bwahahaha… Dengan kakinya ia menggedor-gedor
pintu. Tapi pengawal di depan yang mendengarnya mungkin menganggap itu adalah
gedoran nona mudanya, makanya ia cuek saja.
Tak ditanggapi, Gonita kali ini
tak menyerah. Dengan jempol kakinya yang tertutup kain, ia mencungkil pintu sedikit
demi sedikit hingga terbuka lebar, membuat pengawal di depan terbelalak kaget.
Bwahahaha..
Kang Chi yang sedang mendalami
esensi sapu, kaget tapi senang melihat kedatangan Yeo Wool yang langsung
menariknya ke dapur. Yeo Wool mengatakan ia hanya dapat kabur sebentar dan
harus segera kembali. Ia hanya ingin mengetahui apakah Kang Chi baik-baik saja?
“Bagaimana kondisi Guru Gong Dal
sekarang? Kenapa juga kau ada di sana? Semua orang pasti mengiramu yang
mencelakai Guru Gong Dal, bukan? Apakah ayah marah padamu? Marah sekali, ya?”
Kang Chi hanya tersenyum menatap
Yeo Wool yang sibuk mengkhawatirkannya. Bukannya menjawab sejuta pertanyaan Yeo
Wool, ia malah bertanya kondisi pergelangan kaki Yeo Wool yang terkilir. Yeo Wool
sedikit kaget ditanyai seperti itu dan menjawab kalau ia sudah sembuh. Tapi
menurut Kang Chi jika kaki sudah pernah terkilir, akan mudah terkilir lagi, “Jangan
lari-lari dulu dan hati-hati. Oke?”
Kang Chi tertawa dan meminta Yeo
Wool untuk berhenti bergurau. Tapi ada satu hal lagi yang Kang Chi belum tahu, “Kau
ini.. juga semakin kelihatan seperti laki-laki akhir-akhir ini.”
Kang Chi tersenyum dan kali ini
menjawab lebih perlahan dan lebih menggoda, “Jadi.. apa itu membuatmu bahagia?”
“Coba
kita lihat,” jawab Kang Chi yang semakin menunduk mengamati wajah Yeo Wool, “Kedua
matamu menunjukkan kalau kau sekarang hampir mati karena bahagia.”
Yeo Wool
mengedikkan kepalanya. Matanya membulat saat menggoda kalau Kang Chi cocok
untuk jadi penyair. Yeo Wool tak menyadari, tapi Kang Chi terpesona melihat Yeo
Wool. Saat tersadar, ia pun berdehem canggung dan menjauhkan dirinya.
Kang Chi
memberitahukan kondisi guru Gong Dal yang sudah membaik. Saat ditanya tentang
kondisinya sendiri, Kang Chi hanya tersenyum tipis, “Masih ada harapan. Walau
semua senior ingin mengusirku, tapi aku masih punya 5 lonceng yang tersisa.”
Yeo Wol
terkejut mendengar Kang Chi sudah mendapat ujian lonceng, “Sejak kapan?” Dan
matanya semakin membulat (namun kali ini tak menggoda), mendelik kesal pada
Kang Chi yang menjawab sejak kemarin, “Dan kau hanya punya 5 lonceng yang tersisa?”
Dengan
percaya diri Kang Chi menenangkan Yeo Wool kalau ia masih punya 5 lonceng, “Dan jika aku dapat menjaganya selama 2 hari
ini, Guru bilang aku boleh tetap tinggal di sini.”
Ting..!
“Sekarang kau hanya punya sisa 4.”
Bwahahaha… Yeo Wool kaget melihat
Gon yang muncul tiba-tiba. Tapi kekesalan Kang Chi sudah di ubun-ubun, “Aku tak
tahu kalau kau ini benar-benar tak tahu malu.”
“Kau yang begitu karena memanggil
seorang nona untuk menyelinap keluar dan menemuimu,” balas Gon tak mau kalah.
“Kang Chi tak memanggilku keluar,
aku sendiri yang menyelinap kabur,” bela Yeo Wool membuat Kang Chi melipat
tangannya menang dan berkata kalau sebegitu tinggi rasa peduli Yeo Wool kepadanya.
Haha.. sakit kepala kayanya si Gon akhir-akhir ini. Gon meminta Yeo Wool untuk
segera kembali dan ia akan berpura-pura tak melihat Yeo Wool sekarang. Yeo Wool
mencoba menawar waktunya di luar ini sebentaaaarrr… saja.
“Tidak,” seru seseorang yang
membuat Yeo Wool terlompat kaget dan menyebut namanya, “Nyonya Yeo Joo..”
Haa… Gonita-nim ini ternyata
bernama Nyonya Yeo Joo. Enaknya dipanggil Gonita or Nyonya Yeo Joo, ya? Vote-vote-vote..
Nyonya Yeo Joo ini ternyata bisa
buat Yeo Wool mengkeret dan langsung kembali ke ruangannya. Nyonya Yeo
Joo
mengancam akan melaporkan hal ini pada Guru Dam jika hal ini terjadi
lagi. Kali ini Yeo Wool bertanya bermanis pada Nyonya Yeo Joo, mau buat
apa mereka hari ini? Ahh... baju..
Guru Dam khawatir masalah Kang
Chi akan menyulitkan Lee Soon Shin. Apalagi sekarang Jo Gwan Woong menyebarkan
isu tentang Kang Chi ke telinga masyarakat desa yang dapat menyudutkan posisi
Lee Soon Shin. Ia meminta agar Lee Soon Shin memberikan perintah berkaitan
dengan hal ini.
Lee Soon Shin berkata kalau
dengan bantuan Empat Guru sudah cukup dengan Tae Soo menyusup menjadi antek Jo
Gwan Woong, sehingga mereka akan dapat informasi tentang apa rencana Jo Gwan
Woong dan tujuan rombongan Jepang
kemari. Jadi untuk masalah Kang Chi, ia akan menanganiny sendiri. Dan ia akan
bertemu muka dengan Jo Gwan Woong sendiri.
Rencana itu disampaikan kepada
Kepala Polisi yang kemudian menyampaikan pada Jo GwanWoong agar bisa menentukan
tempat pertemuan. Jo Gwan Woong pun jual mahal dan mengatakan kalau ia bersedia
ditemui di penginapannya. Kepala Polisi terbelalak mendengarnya. Lee Soon Shin
adalah seorang laksamana yang tak bisa disuruh-suruh datang tapi Jo Gwan Woong
maunya begitu.
Kepala Polisi pun menyampaikan
tanggapan Jo Gwan Woong, tapi Lee Soon Shin tak mempermasalahkannya dan akan
datang jam 5 sore.
Guru Gong Dal siuman saat Sung sedang
merawatnya. Masih dengan mata terpejam, Guru Gong Dal membisikkan sesuatu ke
telinga Sung.
Di dapur Kang Chi masih memegang
sapu Guru Gong Dal dan tetap belum memahami isi sapu yang dibicarakan oleh Guru
Gong Dal. Muncullah Sung yang langsung diminta Kang Chi untuk merebut sapu itu dari tangannya.
Dan dengan mudah Sung merebut
sapu itu dari tangan Kang Chi. Dua kali.
Ha. Sung pun bertanya apakah Kang Chi
ingin tahu bagaimana ia bisa merebutnya? Kang Chi pun memohon Sung untuk
mengajarkan bagaimana caranya dan Sung pun menjelaskan, “Yang paling penting
adalah isinya.”
LOL. Kang Chi menatap Sung tak
percaya, “Isi lagi? Bukan isinya. Ajarilah aku jurus.”
Sung pun meminta Kang Chi untuk
berpikir jika ada sapu yang bergerak, siapa isi yang ada di belakang sapu
tersebut? Dengan penuh keheranan Kang Chi bertanya, “Memangnya ada siapa?”
“Tentu saja itu kau,” jawab Sung
langsung. Kang Chi semakin heran mendengar penjelasan Sung yang mengatakan
kalau ia adalah isi dari sapu itu karena ialah yang mengendalikan sapu itu, “Aku tak
melihat sapu itu, tapi melihat gerakanmu.”
Kang Chi tertawa, ia mengerti
maksud Sung. Kali ini ia meminta Sung untuk memegangnya dan ia akan merebutnya.
Kali ini ia yakin bisa merebut sapu itu.
Sung pun memegang sapu itu dan
memberi aba-aba, “Mulai!” Kang Chi pun fokus dan mencoba merebut sapu itu.
Ia melongo melihat ia gagal
merebutnya. Ha.
Tapi ia tak menyerah. Ia kembali
berkonsentrasi. Kali ini ia berhasil menangkap sapu itu di udara pada gerakan
kedua. Namun hanya sementara karena pertahanan Kang Chi terbuka dan Sung dengan
mudah memukul perut Kang Chi, sehingga pegangan Kang Chi pada sapu itu
terlepas.
Sung mengarahkan sapu itu hingga hampir
menyentuh lonceng di pinggang Kang Chi dan berkata, “Jika sapu ini adalah pedang Gon, ia pasti
sudah menebas lonceng itu.” Haha.
Kang Chi melongo menatap sapu itu,
kemudian pada lonceng di pinggangnya dan ia berbisik pelan, “Apa
mungkin.. kau adalah satu dari Empat Guru itu?” Bwahahaha…
Tentu saja Sung membantahnya. Kemampuannya
itu tak ada apa-apanya dari Gon yang adalah terbaik di Joseon setelah Guru Dam.
Kang Chi terduduk tak percaya mendengar kata-kata Sung. Sung menyemangatinya
untuk tak menyerah, “Laksamana Lee berusaha keras untuk tetap melindungimu
bahkan sampai membahayakan dirinya sendiri. Jadi kau tak boleh menyerah di sini.”
Kang Chi kaget mendengar hal ini.
Ia pun bertanya pada Gon apakah muncul rumor jelek tentang dirinya dan Jo Gwan
Woong menggunakan rumor itu untuk menyudutkan Lee Soon Shin? Gon membenarkan dan
Kang Chi bertanya mengapa Gon tak memberitahukannya? Jika ia tahu, ia akan
dapat mencegahnya untuk menyebar.
Tapi Gon tak yakin Kang Chi bisa
melakukannya, “Kau saja tak dapat meyakinkan teman-temanmu di sini, bagaimana
mungkin kau bisa meyakinkan orang-orang di des asana? Berhentilah membuat
masalah dan pikirkan saja cara untuk menjaga lonceng-lonceng itu.”
Kang Chi berkata kalau ia memiiki
sebuah rencana untuk mematahkan gossip itu dan
membantu Lee Soon Shi, “Jaidi apakah kau mau membantuku?”
Para murid langsung menyuarakan
ketidaksetujuannya. Mereka tak percaya pada Kang Chi. Kang Chi pun melepaskan
sabuk loncengnya dan berjanji kalau tindakannya nanti akan membayahakan Lee
Soon Shin, ia akan keluar dari Moo Hyung Do, tak peduli bagaimana hasil ujian
loncengnya, “Aku tak akan pernah kembali dan menampakkan wajahku lagi di sini.”
“Termasuk pada Yeo Wool-ssi?”
tanya Gon serius.
“Ya, termasuk dengannya,” jawab
Kang Chi yakin. “Waktu sudah mendekati jam lima. Apakah kau ingin melihat
Laksamana Lee dalam masalah atau maukah kau menolongku? Apa keputusanmu?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar