Otak Eun Oh terus menerus berpikir mengenai Joo Whal. Sepertinya Joo
Whal memang engga mengenali Arang. Mereka baru saja bertemu, tapi mimik
wajah Joo Whal mengatakan kalau ia engga mengenal sosok Arang, yang
sebenarnya adalah Lee Seo Rim-calon tunangannya. Apa memang Joo Whal
benar-benar engga mengenali wajah Lee Seo Rim. Beberapa waktu lalu saat
Joo Whal menemukan mayat Lee Seo Rim, ia hanya melihat sekilas. Dan
sepertinya Joo Whal dan Lee Seo Rim memang engga benar-benar mengenali
satu sama lain.
Selagi berjalan seraya berpikir seperti itu, Dol Swi datang tergesa-gesa
menghampiri tuannya-Eun Oh. Sesampainya dihadapan Eun Oh, Dol Swi
berkata kesal, yang menginginkan diadakannya upacara pemakaman Lee Seo
Rim adalah Eun Oh, jadi seenggaknya, Eun Oh dapat stay longer di upacara
pemakaman itu. Bukan malah pergi begitu saja, padahal upacara pemakaman
belum selesai. Apa kepergian Eun Oh dari pemakaman tersebut karena
perempuan itu? tanya Dol Swi bertambah kesal. Perempuan itu? Iyah,
perempuan yang beberapa waktu lalu bersama Eun Oh. Perempuan yang sama
sekali Dol Swi engga mengenalinya. Yang Dol Swi maksud adalah Arang. Eun
Oh menepuk-nepuk bahu Dol Swi, bukan seperti itu, jawab Eun Oh.
Dol Swi mencerca pertanyaan dengan wajah polosnya. Kenapa Eun Oh
memiliki seorang wanita yang sama sekali Dol Swi engga ketahui? Kenapa
Eun Oh menjalin hubungan tanpa sepegetahuan Dol Swi? Siapa wanita itu?
Tanya Dol Swi. Eun Oh yang tengah terburu-buru hanya mengangguk dan
memasang wajah engga bersalah.
Engga mungkin Eun Oh mengatakan hal yang sebenarnya pada Dol Swi
mengenai siapa sebenarnya Arang. Apa kau sudah selesai berbicara seperti
itu? tanya Eun Oh pada Dol Swi. Selesaikan perkataannmu di tempat
upacara pemakaman, kemudian setelah itu cepat kembalilah, Eun Oh lalu
berlari cepat setelah mengatakan hal itu.
Di persimpangan jalan yang berbeda, Joo Whal pun sama tengah memikirkan
Arang. Senyum Arang yang Joo Whal lihat untuk terakhir kalinya dan
cincin hitam Joo Whal yang berubah warna menjadi merah, kedua hal yang
bertolak belakang itu membuat Joo Whal terus menerus berpikir. Apa yang
harus ia lakukan?
Dengan terburu-buru, Eun Oh berlarian ke kediaman hakim untuk mengecek
keberadaan Arang. Sesampainya di ruangannya. BAM. Dengan pose termanis,
Arang memasang wajah polosnya. Arang mengubah sikap dan nada suaranya
berubah seperti wanita-wanita bangsawan. Ia melakukan hal itu, berharap
agar Eun Oh mempercayai kebohongannya. Arang mengaku kalau ia menepati
janjinya pada Eun Oh, untuk engga keluar dari ruangan kamar ini.
Tapi, karena Eun Oh sudah melihat dengan mata kepalanya sendiri,
mengenai Arang yang menyamar menjadi pengawal, Eun Oh jelas engga
mempercayai apa yang Arang katakan. Ia bersikukuh, bahwa pengawal yang
menyamar, beberapa waktu lalu adalah Arang. Sebagai buktinya, Eun Oh
mencari-cari pakaian pengawal yang mungkin saja disimpan atau
disembunyikan oleh Arang.
Eun Oh mencari-cari seragam pengawal itu, sebagai bukti bahwa Arang
memang berbohong. Mungkin Arang menyimpannya di bawah bantal yang ia
duduki. Eun Oh memeriksanya, mendorong-dorong Arang agar ia dapat
memeriksa bantal yang tengah Arang duduki. Ah, mungkin Arang
menyembunyikannya di balik... roknya!
Perv- Eun Oh tanpa sengaja membuka rok hanbok Arang dan dalam
keterkejutan.... PLAK!! Sebuah 'tamparan bertenaga dalam' melayang tepat
ke pipi mulus Eun Oh. Arang mengambil gerakan spontan dengan menampar
Eun Oh, tanpa Arang sadari. Tamparan keras dari Arang itu membekas,
merah marun dan berbentuk tangan. LOOOOOL.
Keduanya, sama sekali engga menyadari apa yang baru saja mereka lakukan.
Arang terkejut karena ia tanpa sengaja menampar Eun Oh. Dan Eun Oh pun
menciut, karena ia engga bermaksud membuka rok hanbok Arang. This is
cute! Arang dan Eun Oh saling bertatapan dan meminta maaf satu sama
lain. Dan keduanya terdiam kemudian saling menunduk.
Dinamika emosi Arang dan Eun Oh itu mirip grafik kurva. Bentukannya
meruncing dibagian pertengahan, saat mereka berada pada titik emosi
kemarahan yang engga bisa di reda. Tapi lambat laun emosi keduanya
menurun setelah menyadari kesalahan mereka masing-masing. CUTE
CHARACTERS EVER!!
Setelah menunduk dan diam, untuk menghilangkan rasa canggung dalam
keheningan itu, Eun Oh memulai berbicara, mengenai jepit rambut milik
ibunya yang ada pada Arang. Eun Oh menanyakan, alasan utama Arang
kembali hidup di dunia adalah mencari kebenaran dari kematian dirinya.
Eun Oh akan membantu Arang, tapi terlebih dulu, Arang harus menyerahkan
jepit rambut milik ibunya yang Arang miliki. Jepit rambut? Arang sama
sekali engga mengetahui kalau jepit rambut itu adalah jepit rambut milik
Ibu Eun Oh.
Arang adalah seorang manusia saat ini, dan jepit rambut itu adalah
bagian dari masa lalunya sebagai hantu. Hantu dan manusia, ada perbedaan
besar di sana. Barang-barang yang dipakai saat Arang menjadi hantu,
Arang tinggalkan di kayangan. Bukankah Arang kembali ke bumi setelah
meleburnya krystal jiwa itu, dengan keadaan bertelanjang. Jepit rambut
itu engga ada lagi padanya.
Mendengar jepit rambut milik ibunya hilang, Eun Oh terkejut dan kesal.
Bagaimana bisa satu-satunya petunjuk mengenai ibunya hilang seperti itu.
Eun Oh membentak Arang, dan Arang engga mengerti dengan sikap Eun Oh,
kenapa hanya karena jepit rambut biasa seperti itu, Eun Oh bisa marah
seperti ini?! Sudah Arang katakan, kalau ia saat ini adalah manusia, apa
Eun Oh tuli, engga bisa mendengar apa yang baru saja Arang katakan?
Eun Oh bertambah geram, keduanya bertengkar. Apa Arang mengetahui
bagaimana perasaan seorang manusia? Tentu saja Arang mengetahuinya,
bukankah saat ini ia sudah menjadi manusia. Bentakan Eun Oh membuat
Arang bertambah kesal, keduanya mengatakan hal yang sama sekali engga
bisa mereka kontrol. Eun Oh mengatakan Arang sebagai manusia yang engga
memiliki hati, dikatai seperti itu Arang marah. Arang membawa-bawa Ibu
Eun Oh, dan hal ini menyulut kemarahan terbesar Eun Oh.
Arang mengatakan kalau Eun Oh adalah anak yang sangat menyedihkan. Apa
Eun Oh memaki ibunya seperti ini juga? tanya Arang. Tentu saja ibunya
pergi meninggalkannya, bukan karena ia menghilang, tapi lebih tepatnya
karena ibu Eun Oh engga tahan melihat sikap buruk Eun Oh. Semua ucapan
Arang itu membuat Eun Oh marah.
Eun Oh menyuruh Arang untuk berhenti membicarakan kehidupan Ibu dan
dirinya seperti itu. Mereka saling menatap dengan kemarahan yang engga
bisa terbendung lagi.
Eun Oh benar-benar kesal, dan ia keluar dari ruangan itu. Meninggalkan
Arang yang terkejut terhadap apa yang baru saja ia katakan pada Eun Oh.
Arang menangis dalam keterkejutannya, ia engga seharusnya mengatakan hal
seperti itu pada Eun Oh. Semua hal yang berkaitan mengenai ibu Eun Oh
adalah hal yang sangat sensitive bagi Eun Oh. Seharusnya Arang
mengetahui hal itu.
Eun Oh pergi menenangkan diri. Ia berlari ke arah bukit secepat yang ia
bisa seraya menahan tangis. Berharap, saat ia berlari, tangisnya
terhenti. Tapi, sesampainya di atas bukit, Eun Oh bertambah geram
memikirkan ibunya. Ibunya yang dengan sengaja menelantarkan Eun Oh
begitu saja. Otak Eun Oh memutar kembali kehidupan masa kecilnya.
Flashback :
Eun Oh kecil meraung-raung, ia ingin bersama ibunya. Eun Oh berlari ke
sebuah ruangan kecil, tempat dimana ibunya tengah menyendiri. Tapi
seorang pelayan keluarga dari keluarga Ayah Eun Oh, menghentikan Eun Oh
dan memaksanya untuk kembali ke kediaman ayahnya. Tangis Eun Oh sama
sekali engga membuat Ibunya tersentuh. Ibu Eun Oh tetap diam mematung,
tapi seorang ibu tetap saja seorang ibu. Ibu Eun Oh yang diam mematung
itu, mencoba menahan tangisnya. Ibu Eun Oh membiarkan Eun Oh pergi, dan
membiarkan dirinya tetap berada di ruang sempit itu.
Saat Eun Oh beranjak dewasa pun, ibu Eun Oh tetap engga mempedulikan
dirinya. Dan seperti yang sudah Arang singgung, semua yang Arang katakan
benar. Terakhir kali Eun Oh menemui Ibunya, ia mengatakan hal-hal yang
buruk dan Eun Oh membentak ibunya sendiri. Ia mengatakan bahwa memang
seharusnya ia engga memiliki ibu seperti ini, ungkap Eun Oh saat itu.
Dan perkataan ini membuatnya menyesal sampai saat ini.
Endflashback
Mengingat hal itu, luka di hati Eun Oh semakin perih. Ia melampiaskan
amarahnya dengan memukul-mukul batang pohon. Yang membuat tangannya luka
dan berdarah. Dalam kesendiriannya, Eun Oh menangis.
Arang pun menyendiri. Ia sama sekali engga melelapkan diri malam itu.
Pikirannya mereka ulang apa yang Eun Oh katakan beberapa waktu yang
lalu. Ia juga menyadari kesalahannya, mengatakan hal yang engga
seharusnya ia katakan pada Eun Oh.
Semua orang sepertinya membiarkan larut malam pergi begitu saja tanpa
ada yang terlelap, Joo Whal pun melakukan hal yang sama. Ia membiarkan
dirinya tetap terjaga. Joo Whal membuat sketsa wajah Arang yang tengah
menyamar menjadi pengawal, dan ia terus menerus berpikir mengenai apa
yang selanjutnya ia akan lakukan?
Joo Whal membuka sebuah kotak hitam, berisi kain hitam. Joo Whal harus
melakukannya, membunuh Arang untuk memenuhi permintaan Shaman tertinggi,
kalau sampai Joo Whal engga melakukan hal itu, maka nyawa Joo Whal lah
yang akan menjadi taruhannya.
Pagi itu, Eun Oh yang emosi sudah mereda kembali ke kediaman hakim untuk
menemui Arang. Ia menghela nafas panjang sebelum memasuki ruangan. Saat
membuka pintu ruangan, secara dramatis Arang membalikkan wajahnya ke
arah Eun Oh. Eun Oh terkejut melihat lingkaran panda hitam tepat
dibawah mata Arang.
Lingkaran panda hitam yang membekas di bawah mata Arang itu adalah
akibat Arang yang engga terlelap tidur, ia engga lagi menjadi hantu dan
efek dari engga tidur semalaman adalah lingkaran hitam dibawah mata
seperti itu. Arang bahkan engga bisa melihat dengan jelas, karena
matanya benar-benar terasa sakit karena sampai pagi itu, ia belum juga
terlelap.
Mendengar hal itu, Eun Oh tertawa. Kebiasaan engga tertidur di masa-masa
hantu yang dialami Arang masih juga Arang lakukan sampai saat ini,
padahal saat ini ia sudah menjadi manusia. Eun Oh memasuki ruangan
seraya berkata bahwa ia bukan tipe orang yang mudah untuk meminta maaf
dan ia juga engga akan meminta maaf pada Arang. Arang pun sama, ia engga
akan berada di pihak yang meminta maaf, lagi pula keduanya berada dalam
pihak yang salah. Jadi, bagaimana kalau keduanya melupakan kejadian
yang terjadi kemarin, deal, keduanya menyetujui untuk melupakan hal-hal
yang dapat menyulutkan emosi mereka.
Ada jeda yang cukup lama diantara mereka, suasan bertambah canggung,
tapi Eun Oh segera menyinggung mengenai jepit rambut itu. Eun Oh
menjelaskan bahwa jepit rambut yang beberapa waktu lalu Arang miliki
adalah jepit rambut milik ibunya. Benarkah?
Eun Oh mencoba melakukan negosiasi dengan Arang. Eun Oh akan membantu
Arang, karena Arang adalah satu-satunya clue yang Eun Oh miliki agar Eun
Oh dapat kembali menemukan ibunya. Dengan serius, Eun Oh menceritakan
mengenai jepit rambut Arang yang ternyata merupakan jepit rambut milik
Ibu Eun Oh. Mendengar fakta mengenai hal itu, jelas saja Arang terkejut.
Bagaimana bisa hal itu terjadi? Apa keterkaitan ibu Eun oh dengan
Arang? Arang pun sama sekali enggak mengetahui jawabannya, karena sampai
saat ini ingatannya belum benar-benar pulih, tapi ingatannya malah
bertambah parah. Arang yang melupakan wajah Joo Whal-tunangannya sendiri
akan membuatnya dirinya berada dalam masalah.
Jadi bagaimana jepit rambut milik ibu Eun Oh ada pada Arang? Ada 3 theory yang Eun Oh ungkapkan :
1. Saat masih menjadi hantu, Arang mungkin saja tanpa sengaja memungut atau mengambil jepit rambut milik ibu Eun Oh.
2. Atau Ibu Eun Oh yang yang dengan sengaja memberikannya pada Arang, entah bagaimana caranya.
3. Yang terakhir, Arang mengambil paksa jepit rambut itu.
Entah apapun theory yang disebutkan tadi, yang terpenting adalah baik
itu Eun Oh ataupun Arang, mereka harus menyatukan kekuatan untuk
mengungkap semua misteri yang ada. Eun Oh membantu Arang untuk menemukan
penyebab kematiannya dan sebagai balas jasa, Arang harus membantu Eun
Oh untuk menemukan ibunya. Arang harus berusaha mengingat hal-hal yang
terjadi di masalalu, terutama mengenai memory mengenai jepit milik ibu
Eun Oh.
Bagaimana bisa seperti itu? Ingat bahwa 3 tahun yang lalu, datangnya ibu
Eun Oh ke Miryang bertepatan dengan hilangnya Lee Seo Rim. Yeap, tepat 3
tahun yang lalu, peristiwa itu terjadi bersamaan. Keterkaitan keduanya
diperkuat dengan adanya jepit rambut milik ibu Eun Oh yang menghubungkan
antara kematian Lee Seo Rim dengan Ibu Eun Oh.
Arang mulai menyalah artikan kata "menyatukan kekuatan" yang baru saja
dikatakan Eun Oh. Yang otak Arang tangkap adalah Eun Oh yang akan
langsung pergi meninggalkannya bila ia sudah menemukan ibunya. Eun Oh
engga akan lagi membantu Arang dan membiarkan Arang begitu saja. Inti
kasarnya, bahwa Eun Oh hanya akan memanfaatkan Arang. Arang terus
menerus berpikiran buruk seperti itu dan hal itu membuatnya kesal.
Eun Oh memang seperti itu, ia hanya membantu Arang karena ibunya, ungkap
Eun Oh pada Arang. Jadi Arang jangan pernah mengatakan kalau dirinya
dapat membaca pikiran dan sifat orang lain. Mendengar hal itu, membuat
Arang kesal dan ia langsung pergi keluar dari ruangan meninggalkan Eun
Oh dalam kesendirian.
Di luar ruangan, Arang bergumam, Eun Oh memang pemberani tapi sifat
sombong dan angkuhnya benar-benar sudah keterlaluan. Ungkap Arang keluar
dari ruangan untuk menuju ke ruang kamar milik Lee Seo Rim.
Tanpa sengaja trio ahjusshi melihat Arang dan mereka penasaran dengan
sosok Arang. Kenapa ada wanita di wilayah pemerintahan seperti ini?
Siapa yang mengizinkan Arang masuk? Tanya para trio Ahjusshi. Yang
mengizinkan Arang masuk ke dalam wilayah kediaman hakim tentu saja hakim
Kim-Kim Eun Oh.
Lagi pula, siapa yang memerlukan izin masuk, Arang akan masuk ke wilayah
manapun yang ia mau tanpa izin dari siapapun, ia berhak menginjakkan
kaki dimanapun sesuai dengan kemauannya. Ia menjulurukan kakinya tepat
dihadapan para trio Ahjusshi, langkahnya ditentukan oleh kaki dan
pemikirannya bukan diperintah oleh orang lain.
Eun Oh mengatakan pada Dol Swi bahwa ia akan tetap melanjutkan menjabat
sebagai hakim di Miryang. Keputusan itu diambilnya karena ada hal yang
harus Eun oh selesaikan, hal yang Dol Swi sama sekali engga
mengetahuinya.
Dol Swi yang kesal menyalahkan wanita itu (refer to Arang), apa karena
wanita itu, Eun Oh memutuskan untuk tetap berada di MIryang. Padahal
yang sangat ingin Dol Swi lakukan adalah kembali ke desanya dan hidup
tenang bersama tuannya. Eun Oh hanya menjawab, bahwa Dol Swi hanya harus
menunggu beberapa saat, kalau waktunya sudah tiba, Eun Oh dan Dol Swi
akan pulang ke desanya. Janji Eun Oh pada Dol Swi.
Trio Ahjusshi yang mendengar hal tersebut, mereka terkejut. Kehidupan
damai mereka akan kembali seperti neraka bila Hakim Kim Eun Oh tetap
berada di Miryang. Hidup mereka akan benar-benar sengsara. Ketiganya
bersedih.
Ancaman terbesar bagi trio ahjusshi adalah Officer Choi. Officer Choi
yang tanpa hati dapat menghukum siapapun yang ia mau. Menghukum orang
lain yang engga bersalah dengan tanpa ampun, merupakan salah satu
keahlian Officer Choi. Salah satu Ahjusshi melaporkan mengenai rencana
Eun Oh yang akan menetap di Miryang dan melanjutkan pekerjaannya sebagai
hakim. Officer Choi menyuruh ahjusshi itu untuk menyelidiki niat dari
hakim Kim memerintah pemerintahan di Miryang.
Arang berpikir semalaman, ia memikirkan mengenai tawaran Eun Oh. Tawaran
untuk saling membantu sama lain, atau input yang diterima oleh otak
Arang adalah untuk saling "memanfaatkan" satu sama lain. Toh, keduanya
akan menemukan fakta yang sebenarnya terjadi. Dan lagi pula,
bagaimanapun juga, bagi Arang, Eun Oh adalah satu-satunya petunjuk yang
dimilikinya untuk dapat menemukan siapa yang telah membunuhnya, Arang
menyadari hal itu. Win win negotiation, right Lee Seo Rim? Karena pada
akhirnya, tujuan Arang kembali hidup adalah untuk menemukan rahasia
dibalik kematiannya, hanya itu, dan karena itu ia kembali ke bumi.
Arang menyetujui untuk bekerja sama dengan Eun Oh, ia menemui Eun Oh dan
membuat kesepakatan bahwa mereka akan menyatukan kekuatan dan membuat
semuanya berjalan dengan baik sehingga engga ada pihak yang dirugikan.
Sebuah buah peach, Eun Oh berikan pada Arang sebagai tanda bahwa
kesepakatan akan berjalan dengan baik.
Peach yang ditakuti oleh hantu, Peach yang dapat menjadi salah satu
faktor pembunuh seorang hantu, kini Arang memakannya, dengan lahap. Ini
pertama kalinya, semenjak Arang hidup, merasakan bagaimana manisnya buat
peach.
Dan sebagai tanda terimakasih, karena berkat Eun Oh, Arang dapat memakan
buah terkutuk bagi para hantu itu, Arang bertanya, sejak kapan Eun Oh
menjadi anak yang manja pada ibunya seperti itu. Dari awal bertemu
Arang, Eun Oh selalu saja merengek-rengek tentang ibunya, Eun Oh memang
tipical anak mamih, ujar Arang. Eun Oh yang mendengar hal itu kesal,
tapi memang harus bagaimana lagi, Eun Oh memang seperti itu ;p
Malam itu, tepat dibawah sinar bulan purnama. Joo Whal menemui Shaman
tertinggi yang engga lain adalah ibu Eun Oh (possessed!!? Possibility. )
Sebuah pisau khusus yang telah dimantrai oleh Shaman tertinggi
diletakkan tepat di depan Joo Whal. Sementara Shaman tertinggi
menghilang secara gaib, pintu ruangan itu tertutup dengan sendirinya.
Pisau yang kini ada di hadapan Joo Whal itu merupakan sebuah pertanda
bahwa inilah saatnya bagi Joo Whal untuk melakukan apa yang seharusnya
ia lakukan. Membunuh seorang wanita muda yang memiliki hati yang murni.
Langit malam berpurnama menerangi langkah Joo Whal untuk membunuh Arang.
Dengan menutupi seluruh tubuhnya dengan pakaian hitam, ia menyelinap
masuk ke dalam kediaman hakim. Joo Whal perlahan dan dengan hati-hati
membuka pintu kamar Arang (key?!! Kenapa itu pintu kagak dikunci?!!
kenapa?!). Arang yang tengah tertidur pulas, sama sekali engga terusik
oleh kedatangan Joo Whal.
Dalam gelap Joo Whal menyiapkan pisaunya, pisau itu berada di udara, Joo
Whal siap menghunus Arang tepat di bagian jantungnya. Mata nanar Joo
Whal menyiratkan keengganan, tapi sepertinya nyawanya adalah segalanya.
Bila ia engga membunuh Arang saat ini juga, maka ia yang nantinya akan
dibunuh oleh Shaman tertinggi.
Hampir saja pisau itu terhunus di jantung Arang, tapi Arang yang
mengigau membuat Joo Whal mengurungkan niatnya dalam sesaat. Tapi,
beberapa detik kemudian. Pisau itu, menghunus jantung Arang. Tepat
dibagian jantungnya. Hunusan pedangn itu membuat Arang merintih
kesakitan.
Dan rintihannya itu terdengar samar-samar oleh Eun Oh. Tepat saat pisau
dihunuskan, rintihan itu membuat Eun Oh membalikkan badannya dan menaruh
curiga.
Sebelum kehilangan kesadarannya, Arang melihat Joo Whal dalam jubah
hitam itu, dan Arang sama sekali engga mengenalinya. Sesaat setelah
Arang kehilangan kesadaran, Joo Whal terburu-buru menempelkan kertas
kuning bermantra pada Arang tepat di bagian leher sebelah kanan. Kulit
Arang menerima kertas mantra kuning itu, kertas itu melebur dan tulisan
china yang terdapat di kertas mantera itu tiba-tiba bersinar, bersamaan
dengan lenyapnya kertas kuning.
Merasakan firasat buruk, Eun oh terburu-buru mengecek keberadaan Arang
di dalam kamarnya, dan benar saja, Arang menghilang dan yang hanya Eun
Oh dapat temukan adalah darah bekas tusukan pisau di jantung Arang.
Panik, Eun Oh berlari dengan cepat mencoba mengejar kepergian Arang
dengan mengikuti jejak tetesan darah milik Arang.
Tapi Eun Oh gagal mengejar kepergian Arang karena Joo Whal sudah
membawanya ke tempat terpencil, ke sebuah gubuk tua yang berada di
pedalaman hutan angker yang ditakuti warga. Joo Whal menaruh tubuh Arang
di sebuah meja besar dan ia mengira bahwa Arang sudah mati.
Joo Whal meninggalkan tubuh Arang, untuk menyambut kehadiran saman
tertinggi yang engga lain adalah ibu Eun Oh. Ibu Eun Oh merupakan shaman
tertinggi yang memerlukan jiwa murni dari seorang gadis polos, untuk
memperpanjang hidupnya dan menguatkan kekuatan magic hitamnya, di setiap
bulan purnama, Ibu Eun Oh harus memakan jiwa-jiwa dari tubuh seorang
gadis polos. Dan saat ini, yang dijadikan tumbah oleh Joo Whal adalah
Arang.
Tapi, siapa yang menyangka kalau tubuh Arang menghilang. Joo Whal
mendapat tatapan menyeramkan dari Shaman tertinggi, karena ia telah
kehilangan Arang. Arang menghilang?
Arang engga menghilang, tapi ia melarikan diri? Siapa yang menyangka
bila seseorang yang hidup dari kematian memiliki jantung di sebelah
kanan bukan sebelah kiri. Oleh karena itu, Arang masih bisa bertahan
hidup. Jantungnya masih berdetak dan saat itu juga ia melarikan diri.
Eun Oh berhasil menemukan Arang dan sesegera mungkin membawa Arang kembali ke kediamannya.
Joo Whal mendapat tamparan menyakitkan dari Shaman tertinggi, karena ia gagal memberikan jiwa murni di bulan purnama saat itu.
Pagi harinya, Eun Oh dan Dol Swi pergi menyusuri pegunungan angker yang
ditakuti warga untuk menemukan sesuatu yang dapat menjawab semua
pertanyaan mengenai kejadian semalam yang terjadi pada Arang.
Tapi, apa yang malah Eun Oh temukan? Jepit rambut milik ibunya yang
berada di dalam sebuah gubuk, gubuk tempat dimana Arang akan dijadikan
tumbal semalam.
Bersambung.. Sinopsis Arang and the Magistrate episode 6.
ini link Episode 5 film Arang and The Magistrate
http://www.kimchidramas.net/2012/08/arang-and-magistrate-episode-5.html