Rabu, 15 Mei 2013

Sinopsis Gu Family Book Episode 11 (Bagian 1)

shot0128
Kembali saat Kang Chi menerima hadiah ayamnya dari Guru Gong Dal. Guru Gong Dal bertanya mengapa Kang Chi ingin menjadi manusia. Kang Chi berkata ia ingin kembali pada keluarganya.
“Keluarga? Keluarga yang mana?”
“Tae Soo dan Chung Jo, juga semua penghuni Penginapan Seratus Tahun,” kata Kang Chi riang. “Impianku adalah hidup bersama mereka dengan bahagia seperti sebelumnya.”
“Emm..bagaimana kalau mereka tidak menginginkanmu lagi? Apa yang akan kaulakukan?” tanya Guru Gong Dal. “Seperti kau yang telah berubah, bagaimana jika mereka juga berubah? Bagaimana jika mereka tidak lagi menganggapmu keluarga mereka? Apa yang akan kaulakukan? Apa kau tetap ingin menjadi manusia?”
Kang Chi terdiam mendengar pertanyaan itu.
shot0011 shot0013
Chung Jo shock mendengar percakapan Jo Gwan Woong dan Gisaeng Chun. Ia menjatuhkan cangkir yang dibawanya. Jo Gwan Woong berjalan keluar, tak lupa mengingatkan ia akan datang malam ini saat berjalan melewati Chung Jo. Chung Jo terpekur.
shot0016 shot0019
Tae Soo berlutut di hadapan Kang Chi. Ia memohon agar Kang Chi menyelamatkan Chung Jo. Kang Chi membantu Tae Soo berdiri tapi Tae Soo mencengkeram baju Kang Chi.
“Kumohon! Pergilah ke manapun juga. Sebelum aku melukaimu. Bawalah Chung Jo dan pergi jauh dari sini. Hiduplah bahagia bersama. Sebagai kakaknya, aku merestui kalian.”
Yeo Wool mendengar percakapan mereka dari balik tiang. Heartbreak…..
shot0029 shot0032
Chung Jo masih tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Gisaeng Chun tidak tahu harus berkata apa. Dalam kekalutannya, Chung Jo meraih pecahan mangkuk dan mengancam hendak bunuh diri dengan mengerat pergelangan tangannya. Gisaeng Chun terkejut.
“Apakah tidak cukup aku menjadi objek hinaannya? Sekarang kau ingin aku tidur dengannya?” ujar Chung Jo. “Kau pikir aku bisa mempertahankan kewarasanku seperti itu? Aku lebih baik membunuh diriku sendiri. Daripada hidup dalam rasa malu lebih baik…”
Plak! Gisaeng Chun menampar Chung Jo.
shot0044 shot0047
“Pikirkan! Tidak ada yang peduli jika seorang gisaeng sepertimu mati. Jangan mimpi. Banyak orang di dunia ini yang mati lebih mengenaskan. Banyak orang yang keadaannya lebih menyesakkan daripadamu. Kukatakan lagi padamu. Kau tidak bisa mengubah apapun jika kau mati. Jadi, berhentilah berpikir untuk mati sia-sia. Pikirkan bagaimana kau bisa hidup hingga akhir. Apa kau mengerti?” kata Gisaeng Chun tegas.
Chung Jo menangis putus asa. Sebenarnya Gisaeng Chun tidak sekeras itu. Ia juga galau memikirkan nasib Chung Jo.
shot0057 shot0058
Yeo Wool tidak bisa berkonsentrasi melatih setelah mendengar permintaan Tae Soo pada Kang Chi. Gon dan para murid heran melihatnya.
Yeo Wool menemui Kang Chi yang sedang merenung. Saking seriusnya Kang Chi merenung, ia tidak menyadari Yeo Wool mondar-mandir di hadapannya untuk menarik perhatiannya.
shot0063 shot0071
Yeo Wool duduk di samping Kang Chi. Ia bertanya apa Kang Chi akan pergi. Kang Chi menoleh. Yeo Wool bertanya apakah Kang Chi akan melarikan Chung Jo seperti permintaan Tae Soo.
“Walau aku mengajaknya pergi, ia tidak akan mau. Ia bahkan tidak tahu apa yang terjadi padaku. Aku bahkan tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Walau aku menjelaskan, aku tidak yakin bagaimana tanggapannya.”
shot0076 shot0079
Yeo Wool menenangkan Kang Chi, mungkin saja Chung Jo bisa menerima dengan baik.
“Entah kau setengah siluman atau tidak, dia mungkin tidak peduli dengan penampilan luarmu. Tak peduli bagaimana mata dan wajahmu berubah, di dalam kau tetap Choi Kang Chi. Dia mungkin tidak peduli. Dia mungkin bisa menerimanya. Jika ia menyukaimu…jika perasaannya tulus…hal itu mungkin saja bagi wanita.”
Kang Chi tertawa geli. “Apa yang kau tahu mengenai wanita?”
“Oy, aku juga wanita,” sergah Yeo Wool.
Haha…Kang Chi lupa^^  
Merasa tak enak hati ia berusaha menjelaskan kalau maksud perkataannya tadi adalah Chung Jo dan Yeo Wool tumbuh dalam lingkungan berbeda. Chung Jo dibesarkan dalam lingkungan terlindungi, jadi mungkin saja akan shock.
“Hei, tak peduli di manapun wanita dibesarkan, wanita yang jatuh cinta semuanya sama. Kau tidak tahu apa-apa,” kata Yeo Wool kesal.
“Apa? Cinta? Kau tahu tentang cinta?”
“Tentu saja.”
“Bagaimana kau tahu? Kau pernah jatuh cinta?”
“Kaupikir aku ini apa? Tentu saja….be…lum.”
shot0090shot0102
Kang Chi menertawakannya. Yeo Wool berkata memangnya orang bisa mengerti cinta hanya jika sudah pernah jatuh cinta. Cinta kan bisa dirasakan dan dikira-kira.
“Bagaimana bisa kau tahu hanya dengan mengira-ngira? Kaubelum merasakan tidak bisa tidur karena jantungmu berdebar begitu kencang. Kau belum mengalami seluruh kekhawatiranmu hilang hanya dengan melihat senyumnya. Kau belum pernah merasa hatimu hancur saat melihatnya menghela nafas kecewa. Tanpa pengalaman seperti itu, jangan bicarakan tentang cinta. Kau mengerti?”
“Baiklah, bagus untukmu. Kau pasti bangga memiliki segudang pengalaman,” sindir Yeo Wool.
“Jangan khawatir, aku tidak akan pergi tanpa mengucapkan perpisahan.” Kang Chi berjanji akan memberitahu Yeo Wool lebih dulu dari yang lainnya jika ia memutuskan untuk membawa Chung Jo pergi.
Yeo Wool menatap Kang Chi. Kang Chi mengolok kapan Yeo Wool bisa merasakan jatuh cinta yang sesungguhnya. Ia mengacak-acak rambut Yeo Wool. Yeo Wool memukulnya sambil main-main. Keduanya tertawa-tawa.
shot0118 shot0119
Guru Dam melihat keduanya dari jauh. Ia teringat percakapannya dengan Guru Gong Dal. Guru Gong Dal awalnya tidak mau memberitahu pendapatnya mengenai Kang Chi tapi Guru Dam tahu Guru Gong Dal tidak akan membuat taruhan jika tidak tertarik pada Kang Chi. Guru Gong Dal malah balik bertanya mengapa Guru Dam tidak menyukai Kang Chi. 
Guru Dam menghela nafas. Ia mengaku ia yang membunuh ayah Kang Chi 20 tahun yang lalu. Guru Gong Dal bertanya apa Guru Dam takut Kang Chi akan membalas dendam jika tahu hal itu atau ada kekhawatiran lainnya.
shot0125shot0134
Kekhawatiran Guru Dam tentu saja Yeo Wool, yang saat ini tertawa riang bersama Kang Chi. Gon menemui Guru Dam. Guru Dam berkata ia akan pergi sebentar. Selama ia pergi, ia meminta Gon yang mengurus semuanya.
shot0139 shot0143
Chung Jo kedatangan tamu. Gob Dan, pelayannya di Penginapan Seratus Tahun. Keduanya langsung berpelukan dan bertangis-tangisan. Chung Jo menanyakan kabar Tae Soo dan ibunya.
“Nona belum dengar?” tanya Gob Dan kaget. “Nyonya telah tiada….tapi kudengar Tuan Muda selamat.”
Chung Jo menangis mendengar ibunya telah tiada.
shot0146 shot0157
“Tentu saja Tuan kami yang baru,” kata Gob Dan. Wol Sun melihat bungkusan di lantai dan bertanya apa isinya. Gob Dan mengambil bungkusan itu dan berkata itu kiriman Jo Gwan Woong untuk Chung Jo.
Wol Sun kesal dan menyuruh gisaeng lain membuka bungkusan itu. Isinya penuh perhiasan indah. Semua kaget karena Wol Sun pun belum pernah menerima hadiah sebanyak ini.
shot0165 shot0164
“Dia akan menghabiskan malam dengan orang yang membunuh ayahnya, tentu saja sedikitnya ia harus menerima hadiah itu,” ujar Wol Sun sinis. Chung Jo menatapnya dengan marah.
Gob Dan terkejut. Apa maksud perkataan Wol Sun? Chung Jo hanya diam.
shot0175 shot0176
Gob Dan memberitahu hal itu pada Ok Man dan Choi. Ia ingin tahu di mana Kang Chi. Ok Man dan Choi saling melirik, keduanya tahu di mana Kang Chi tapi tidak mau membocorkannya pada Gob Dan. Ok Man berkata ia sendiri yang akan mencari Kang Chi. Choi meminta Ok Man berhati-hati agar tidak ada yang mengikuti.
Sayangnya ini memang termasuk rencana Jo Gwan Woong. Ia memerintahkan Ninja Seo menempatkan pengawal di sekitar Chunhwagwan. Ia yakin malam ini Kang Chi akan datang ke Chunhwagwan untuk mati.
shot0181 shot0185
Ok Man memberitahu Kang Chi kalau Chung Jo akan menghabiskan malam bersama Jo Gwan Woong. Yeo Wool dan Gon yang juga ada di sana ikut prihatin mendengarnya. Ok Man berkata tidak ada waktu lagi, sebentar lagi matahari akan terbenam.
Kang Chi bergegas pergi tapi Yeo Wool menghalanginya. Ia merasa Jo Gwan Woong menggunakan Chung Jo sebagai umpan. Ok Man jadi kesal, apa itu artinya ia juga umpan? Ia menegaskan ia selalu berada di pihak Kang Chi.
shot0189 shot0194
Yeo Wool berkata mungkin saja Jo Gwan Woong menggunakan kesetiaan Ok Man. Tapi Kang Chi berkata ia tetap harus pergi walau ini memang jebakan. Chung Jo mungkin sedang menunggunya.
“Kalau begitu ayo kita pergi bersama,” ujar Yeo Wool. “Jika memang ini jebakan, diatasi kita berdua akan lebih baik.”
“Tidak boleh,” sahut Kang Chi dan Gon berbarengan.
Yeo Wool bengong melihat keduanya.
Kang Chi berterimakasih atas perhatian Yeo Wool tapi kali ini ia tidak bisa menerima bantuan Yeo Wool. Gon mengingatkan ayah Yeo Wool sedang pergi jadi Yeo Wool harus tinggal.
“Kau dengar? Kau harus tinggal. Aku akan mendapat masalah dari Guru jika kau membantuku. Kau sebaiknya tinggal di sini. Mengerti?”
“Dengarkan perkataan Choi Kang Chi,” kata Gon.
“Sejak kapan kalian berdua akur?” ujar Yeo Wool. LOL^^
 shot0205 shot0206
Yeo Wool berkata Gon bisa tetap mengawasi sekolah walau ia tidak ada. Kang Chi dan Gon langsung protes. Tapi Yeo Wool berkata Kang Chi akan sulit melarikan Chung Jo jika memang benar ini jebakan. Kang Chi membutuhkan bantuan.
“Walau sulit, aku akan mengurusnya.”
“Aku memiliki kemampuan bela diri lebih baik darimu. Aku akan menjadi bantuan, bukan bebanmu. Jadi mari kita pergi tanpa protes apapun lagi.”
“Tapi Nona…”
“Aku akan pergi dengan Kang Chi. Titik!”
Kasian Gon sampe bengong dibentak Yeo Wool. Dua-duanya kalah nih sama Yeo Wool XD
shot0210 shot0869
Ok Man menginterupsi mereka dan bertanya apakah mereka tidak perlu memberitahu Tae Soo. Kang Chi meminta Ok Man tidak memberitahu Tae Soo untuk sekarang. Lebih baik bagi Tae Soo jika tidak tahu.
Mereka tidak tahu Tae Soo ada di depan pintu mendenar percakapan mereka. Ia ingat ancaman Jo Gwan Woong kalau Chung Jo akan menjadi korban jika Tae Soo tidak memberi informasi mengenai sekolah duru Dam dan perak 5000 nyang itu.
shot0214 shot0215
Tae Soo membulatkan tekadnya lalu berjalan pergi. Ia berpapasan dengan Guru Gong Dal.
“Ada apa?” tanya Guru Gong Dal. “Matamu sepertinya gelisah.”
Tae Soo berbalik. Apa Guru Gong Dal tahu apa rencananya? Guur Gong Dal berkata rasa takut dan kemarahan bisa mengacaukan pertimbangan.
“Jangan biarkan itu mempengaruhimu dalam mengambil keputusan, Tae Soo.”
Tae Soo tak menjawab dan berjalan pergi.
shot0225 shot0226
Jo Gwan Woong menaiki tandunya menuju Chunhwagwan. Chung Jo menanti malam tiba dengan cemas. Demikian juga Gisaeng Chun.
Malam tiba, para pelayan Chunhwagwan mulai menyalakan lentera. Tapi Gisaeng Chun memerintahkan mereka memadamkan semua lentera. Hari ini Chunhwagwan tidak menerima tamu, alias tutup. Seluruh Chunhwagwan harus dalam keadaan gelap. Ia juga memerintahkan Jang So menggelar tikar di depan pintu masuk.
shot0230 shot0231
Jo Gwan Woong tiba di depan Chunhwagwan. Ia merasa curiga dengan keadaan Chunhwagwan yang gelap gulita dan sepi. Pintu gerbang dibuka, ia melihat Gisaeng Chun duduk di tikar di halaman.
Jo Gwan Woong masuk. Para gisaeng dan pelayan mengintip tak jauh dari sana. Gisaeng Chun meminta maaf pada Jo Gwan Woong, malam ini Chunhwagwan tidak menerima tamu.
 shot0247 shot0248
Tentu saja Jo Gwan Woong tidak terima. Ia sudah jelas-jelas mengatakan akan bermalam di sini malam ini. Apa Gisaeng Chun menentangnya?
“Dua puluh tahun lalu aku kehilangan nyawa 2 orang yang masih sangat muda karena aku tidak menentang perkataan Tuan. Apa Tuan ingat? Walau kami gisaeng, kami tetap memiliki peraturan dan prinsip. Adalah tanggungjawabku untuk mendidik dan mempertahankan mereka.”
“Jadi apa rencanamu untuk menentangku?”
“Tolong tarik permintaan Tuan. Jika Tuan tidak menarik permintaan Tuan (untuk bermalam dengan Chung Jo), Chunhwagwan tidak akan menyalakan lampu.”
“Jika aku tidak menarik permintaanku, apa yang akan kaulakukan?”
“Bunuh aku. Jika aku tidak bisa melindungi seorang murid di sini, bagaimana aku bisa mengemban tugas sebagai kepala gisaeng. Bunuh saja aku dan dapatkan yang Tuan inginkan. Sebelum itu, aku tidak akan membiarkan Tuan lewat.”
Ehm…berani sih, tapi…..
shot0253 shot0254
“Apa kau benar-benar ingin dipenggal?”
“Sebagai gisaeng negara aku adalah milik negara. Jika Tuan mengambil nyawaku, Tuan mengambil milik negara dan harus mempertanggungjawabkannya.”
Jo Gwan Woong menertawakan Gisaeng Chun. Jika ia membunuh Gisaeng Chun apakah itu artinya ia melakukan kejahatan besar?
“Kalau begitu bunuh aku.”
Ditantang seperti itu, Jo Gwan Woong menghunus pedangnya, siap menebas Gisaeng Chun. Semua melihat dengan khawatir.
shot0262 shot0265
“Sudah cukup!” terdengar sebuah suara.
Semua menoleh ke atap. Kang Chi berdiri dengan tegak di sana. Ia melompat turun lalu tanpa mempedulikan Jo Gwan Woong ia menghampiri Gisaeng Chun dan berjongkok di depannya.
“Terima kasih. Aku tidak akan pernah melupakan kesediaanmu untuk melindungi Chung Jo. Mulai sekarang aku akan mengurus hal ini, jadi mundurlah,” kata Kang Chi lembut.
shot0270shot0275
Barulah ia berdiri menghadapi Jo Gwan Woong dan Ninja Seo.
“Kau lagi…Apa kau tidak berpikir kita terlalu sering bertemu?” ledeknya. “Jika kau terus menginginkan apa yang bukan milikmu, kau hanya membawa masalah bagi dirimu sendiri. Berhati-hatilah.”
“Jika Chung Jo bukan milikku, apa ia milikmu?” ujar Jo Gwan Woong.
“Bagaimana kau bisa memiliki seseorang? Hati seseorang tidak bisa dimiliki seperti itu,” jawab Kang Chi. 
Jo Gwan Woong memberi isyarat pada Ninja Seo. Seluruh anak buah Seo muncul dari berbagai penjuru.
shot0281shot0283
Kang Chi teringat nasihat Yeo Wool agar tidak melawan dalam keadaan bagaimanapun juga. Tujuan mereka adalah menyelamatkan Chung Jo, bukan melawan Jo Gwan Woong. Ia memiliki rencana. Ia menyuruh Kang Chi melarikan diri ke restoran di pusat kota.
Ninja Seo dan anak buahnya menyerang Kang Chi. Kang Chi melakukan perkataan Yeo Wool. Ia berlari keluar. Orang-orang itu lari mengejar.
Jo Gwan Woong melirik Gisaeng Chun dengan tajam lalu pergi dari Chunhwagwan. Fiuh….
shot0288 shot0295
Chung Jo pelan-pelan keluar dari kamarnya untuk melihat apa yang terjadi. Tiba-tiba seseorang membekap mulutnya. Yeo Wool. Yeo Wool meminta Chung Jo jangan takut dan memperkenalkan diri sebagai teman Kang Chi.
shot0298 shot0299
Kang Chi berlari ke restoran tengah kota. Para pengejarnya menyusul tak lama kemudian. Tapi anehnya mereka melihat Kang Chi berlarian di mana-mana. Sebentar di kiri, sebentar di kanan, terus berpindah-pindah. Seakan-akan Kang Chi menggandakan diri berkali-kali lipat. Para pengejarnya kebingungan. Ninja Seo memerintahkan mereka berpencar mengejar Kang Chi.
Gisaeng Chun menyuruh pelayannya menutup semua pintu. Ia berjalan ke kamar Chung Jo dan membukanya. Chung Jo tidak ada. Gisaeng Chun sangat kecewa. Ia memerintahkan agar Chung Jo ditemukan tanpa sepengatahuan gisaeng lainnya.
“Mengapa kau melarikan diri?” keluh Gisaeng Chun.
shot0305 shot0315
Yeo Wool dan Chung Jo berlari melewati hutan. Chung Jo terjatuh karena tidak terbiasa berlari di hutan. Yeo Wool memberinya semangat agar terus berlari karena sebentar lagi Chung Jo bisa menemui Kang Chi. Chung Jo mengangguk. Mereka bergandengan lalu kembali berlari.
Anak buah menangkap Kang Chi yang mereka kejar. Tapi ternyata mereka bukan Kang Chi. Mereka adalah murid-murid sekolah Guru Dam yang berdandan persis Kang Chi. Mereka segera melapor pada Ninja Seo.
shot0322 shot0330
Mereka tidak menemukan Kang Chi yang asli, padahal Kang Chi sedang mengintip mereka dari atap. Ninja Seo memerintahkan salah seorang dari mereka untuk melapor ke kantor polisi dan mengusut siapa yang bertanggung jawab dalam kasus ini. Eh, emang kasus ya? Perasaan tidak ada kejahatan yang terjadi kok >,<
Tapi mereka dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang tidak disangka-sangka. Tae Soo. (sayangnya Kang Chi tidak melihat cukup lama hingga tidak melihat kedatangan Tae Soo)
shot0334 shot0338
Gon mondar-mandir di halaman sekolah menanti Yeo Wool. Guru Gong Dal menghampirinya. Gon berkata ia sedang menanti Yeo Wool. Guru Gong Dal tersenyum mengerti.
“Apa kau cemas? Mengenai Kang Chi dan Yeo Wool? Jika kau begitu cemas, mengapa kau tidak mengungkapkan dirimu lebih banyak?”
“Aku hanya…bayangan Nona Yeo Wool. Aku bisa peduli, tapi bukan aku yang memutuskan,” jawab Gon.
Guru Gong Dal tertawa. Ia bertanya-tanya ke mana Guru Dam pergi.
shot0343 shot0350

Tidak ada komentar:

Posting Komentar