Kamis, 09 Mei 2013

Sinopsis Flower Boy Next Door Episode 5 (Bagian 1)

  shot0093
Enrique dan Dok Mi sama-sama shock setelah mengalami accidental kiss. Enrique buru-buru duduk di sudut kamar. Dengan gugup ia berkata kejadian tadi hanyalah sebuah ketidaksengajaan. Tapi Dok Mi diam tak bergerak. Posisinya tidak berubah sama sekali.
shot0005 shot0007
Enrique khawatir. Ia memanggil-manggil Dok Mi sambil melambaikan tangannya di depan mata Dok Mi. Tiba-tiba Dok Mi bangkit. Enrique langsung meringkuk ketakutan. Ia menekankan kalau tadi adalah sebuah kecelakaan, seperti kecelakaan mobil di tengah malam yang gelap. Ia berceloteh tidak bisa melihat apapun dalam kegelapan.
Dok Mi seakan tersadar. Ia berdiri dan keluar begitu saja dari kamar. Apa yang baru saja kulakukan, gumam Enrique.
shot0012 shot0019
Dok Mi memakai sepatunya dan berdiri di halaman. Enrique memperhatikannya dari dalam kamar. Enrique berpikir reaksi Dok Mi berlebihan, ia kan tidak berdosa besar. Ia menyemangati dirinya sendiri untuk tetap semangat dan percaya diri.
Rupanya kejadian tadi memicu kenangan Dok Mi.
shot0020 shot0021
Kilas balik:
“Bagaimanapun juga aku akan putus dengan ciuman pertamaku. Itu akan menjadi akhir kenanganku bersamanya,” kata Do Hwi.
“Tidak mungkin, apa kau tetap akan putus dengannya bahkan walau kau jadi menyukainya setelah ciuman itu?” tanya Dok Mi. Mereka sedang berada di kelas dan duduk sebangku. Jelas waktu itu mereka sahabat baik.
Do Hwi tersenyum. Ia melihat Pak Guru yang sedang mengajar (eh gurunya mirip Jin Rak lho^^). Pak Guru adalah target ciuman pertamanya. Dan ia akan melakukannya pada hari wisuda. Setelah itu ia akan langsung memutuskannya.
shot0027 shot0028
Do Hwi bertanya apakah Dok Mi juga memiliki impian akan ciuman pertama.
“Aku….akan hidup selamanya dengan ciuman pertamaku,” kata Dok Mi. Do Hwi bergidik mendengarnya. Dok Mi menganggap itu romantis. Keduanya cekikikan di balik buku hingga Pak Guru menegur mereka.
shot0036 shot0039
Tiba-tiba Dok Mi membuka pintu kamar. Enrique cepat-cepat berdiri dan menegaskan kalau ia tidak berbuat apapun. Ia mendengar Dok Mi tadi berteriak karena itu tanpa menghiraukan apapun ia berlari untuk memastikan Dok Mi baik-baik saja. Dan ia yakin tidak semua pria bersikap sepertinya dalam situasi seperti itu. Ia tidak merasa malu sedikitpun atas apa yang ia lakukan.
Dok Mi hanya diam memandangnya. Enrique mengangkat kepalanya seakan menantang Dok Mi untuk berdebat dengannya.
“Ayo kita pergi. Kau sudah bisa mengemudi, kan?” kata Dok Mi singkat.
shot0040 shot0044
Dong Hoon berkata wanita yang terlalu tenang seperti Dok Mi sungguh mengganggunya.
“Mengapa kau terganggu? Dia begitu tenang seperti udara. Apa yang Dok Mi-sshi lakukan padamu hingga kau….bagaimana bisa kau merasa terganggu??!” protes Jin Rak, membela Dok Mi.
“Dok Mi-sshi? Namanya saja sudah kesepian (go-dok). Kak, seorang wanita harus terlihat bercahaya.”
“Memangnya wanita itu lampu atau semacamnya hingga harus bercahaya? Apakah wanita yang setiap malam kau temui begitu bercahaya sehingga kau senang menghabiskan waktu bersama mereka?” omel Jin Rak.
Dong Hoon heran mengapa Jin Rak akhir-akhir ini begitu sensitif (PMS kali?? *wink wink*) Dan lagi apa yang Jin Rak ketahui mengenai dirinya dan para gadis itu? Mengapa Jin Rak marah-marah padanya?! Tanpa sadar Dong Hoon berteriak hingga semua orang dalam restoran itu menoleh melihat mereka.
shot0047 shot0052
Ryu buru-buru menghampiri mereka dan meminta mereka jangan bertengkar. “Apa kalian tidak punya uang untuk membayar makanan? Apa kalian bangkrut dan jadi gelandangan?” tanya Ryu.
Jin Rak meminta Ryu membawakan minuman beralkohol untuknya. Mendengar itu serta merta Dong Hoon panik. “Tidak boleh! Tidak boleh! Bagaimana bisa kau berpikir untuk minum? Tidak bisa! Kita harus membawanya keluar dari sini!” serunya. Heh? Ada apa ya kok panik gitu?
Dong Hoon langsung mengangkat Jin Rak dari tempat duduk dan hendak menyeretnya keluar. Ryu membantunya. Jin Rak mengibaskan tangannya. Dong Hoon dan Ryu langsung terjatuh. Tanpa berkata apapun Jin Rak pergi. Dong Hoon segera menyusulnya.
shot0064 shot0066
Dok Mi dan Enrique naik ke mobil tapi Enrique meminta Dok Mi menunggu sebentar. Dok Mi melihat Enrique berlari ke istana pasir. Enrique kembali memadatkan istana pasirnya, seakan berat untuk meninggalkan istana pasir itu karena ia tidak akan melihatnya lagi dan mungkin saja dalam sekejap istana itu terbawa air laut dan hancur.
“Sama seperti kulit dibutuhkan untuk melindungi daging dan darah, kebohongan dibutuhkan untuk melindungi kebenaran. Daripada memperlihatkan luka dengan bersikap jujur, berbohong dengan senyum cerah di wajah terasa lebih aman baginya.” Enrique ternyata sempat membaca tulisan Dok Mi di ponsel ketika Dok Mi pergi keluar.
Enrique menasihati istana pasirnya agar bertahan sekuat mungkin menghadapi gelombang air laut yang sebentar lagi pasang.
shot0068 shot0070
Dong Hoon dan Jin Rak pergi minum di tempat lain. Di sana Jin Rak mengaku kalau ia menyukai Dok Mi. Kali ini Dong Hoon tidak berani membantah. Ia bahkan bertanya perlukah ia memanggil Dok Mi dengan sebutan kakak ipar.
Bukannya senang, Jin Rak malah kembali memarahi Dong Hoon. Ia berkata Dong Hoon selalu berpikir hanya ada eros (nafsu) di antara pria dan wanita.
“Pure, polos, respect, hormat,” Jin Rak mencampuradukkan perkataannya dengan bahasa Inggris. “Soulmate.”
Dong Hoon mengangguk-angguk. Ia tampak ngeri saat melihat Jin Rak kembali meminum sojunya.
“Oh my gosh!!” seru Jin Rak.
shot0081 shot0087
Dong Hoon menghela nafas pasrah. Jika Jin Rak mulai mengumpat dengan bahasa Inggris, itu artinya Jin Rak benar-benar mabuk.
Jin Rak bertanya apakah Dong Hoon tahu pertemuan pertamanya dengan Dok Mi yang begitu bermakna.
Kilas balik:
Jin Rak baru saja tiba di apartemen sebagai pendatang baru. Ia berpakaian bagus dan diantar dengan mobil. Tapi ternyata mobil itu baru saja dijualnya dan ia meminta si pembeli mengantarnya pindahan ke apartemen. Si pembeli mobil marah-marah dan menyuruh Jin Rak mengeluarkan semua barangnya dengan segera. Kenapa tidak pindahan dulu baru menjual mobil?
Heh? Mobil sekecil itu kok muat barangnya banyak banget ya? Jin Rak juga heran, kok barangnya bertambah banyak? Memangnya kardus bisa berkembang biak? Ia tersadar barangnya tercampur dengan barang-barang orang lain yang juga pindah ke apartemen itu.
shot0091 shot0097
Jin Rak mulai membuka dus untuk memeriksa itu dus miliknya atau bukan. Dok Mi menghampirinya dan berkata dus itu miliknya. Begitu melihat Dok Mi, Jin Rak langsung terpesona. Dok Mi menunjuk gambar “smile” di depan dus yang dipegang Jin Rak. Ia telah menandai semua dusnya dengan gambar itu.
shot0102 shot0106
Dong Hoon berkata jika pertemuan mereka adalah takdir, seharusnya Jin Rak segera meminta nomor telepon Dok Mi dan melakukan pedekate. Apa yang dilakukan Jin Rak selama 3 tahun ini? Dong Hoon selalu mengira Jin Rak dan Dok Mi tak mengenal satu sama lain sebelumnya.
“Apa? Meminta nomor telepon dan melakukan pedekate? Beraninya kau menghina Dok Mi-sshiku dengan komentar murahan seperti itu?! Wanita seperti itu harus diperlakukan dengan hormat dan harus dilindungi. Siapa yang akan menggoyahkannya dan mendekatinya dengan cara yang kaukatakan tadi? Kau tidak bisa bersikap begitu?!! You know what I’m saying??” Hihi Jin Rak mabuk lucu ya ngomongnya ;D Mukanya merah lagi kaya beneran lagi mabuk^^
shot0113 shot0115
Enrique menghentikan mobilnya di tepi jalan karena ia sangat mengantuk. Entah benar-benar mengantuk atau tidak, karena berikutnya ia memperlihatkan sebuah video pada Dok Mi.
Dok Mi tertarik karena video itu video mengenai seekor gajah besar. Enrique berkata gajah itu menjadi pemberitaan di Spanyol karena gajah itu bisa berbahasa Korea (Hah? Aku kalah sama gajah??? >,<)
shot0119 shot0121
“Menakjubkan, bukan? Semua ahli bahasa di dunia datang ke Korea agar bisa mempelajari gajah itu.”
“Dan apa yang mereka katakan? Bagaimana bisa gajah berbahasa manusia?” tanya Dok Mi ingin tahu.
Enrique bercerita kalau gajah itu dipisahkan dari keluarganya saat masih sangat kecil lalu dibawa ke Korea. Gajah kecil itu sangat kesepian. Karena merasa kesepian…karena ingin berkomunikasi dengan yang lain…ia mempelajari bahasa pengasuhnya. Seperti keajaiban…”
Cerita Enrique mempengaruhi Dok Mi. Ia nampak sedih. Enrique bertanya mengapa Dok Mi juga tidak belajar. “Belajar berkomunikasi dengan seseorang. Berhentilah mengatakan agara aku tidak mengenalmu setelah tiba di Seoul. Apa kau baik-baik saja mengemudi? Apa kau ingin mendengar musik? Bukankah lebih baik jika kau mengatakan hal seperti itu?” tanya Enrique. “Bahkan gajah mempelajari bahasa kita. Bukankah menurutmu akan lebih mudah?”
shot0125 shot0127
Dok Mi memandang keluar jendela dan mulai menangis. Enrique kaget, ia bertanya apa Dok Mi menangis? Tapi Dok Mi semakin memalingkan wajahnya. Enrique mengira Dok Mi terharu karena gajah itu. Dok Mi membantah kalau ia menangis.
“Begitukah? Jangan khawatir. Cerita ini happy ending. Kudengar gajah itu akhir-akhir ini tidak banyak berbahasa Korea. Ia telah mendapat kekasih dan sekarang hanya menggunakan bahasa gajah,” kata Enrique tertawa. “Sekarang gajah itu tidak kesepian lagi. Kurasa aku telah segar kembali. Ayo kita pergi.”
Dok Mi kembali menangis, tapi ia tidak memperlihatkannya pada Enrique. Mereka melanjutkan perjalanan.
shot0132 shot0134
Jin Rak meneruskan mabuknya di dekat apartemen. Ia membereskan kardus-kardus untuk daur ulang seperti yang biasa dilakukan Dok Mi. Ia berceloteh mengenai kebaikan Dok Mi.
Dong Hoon mendapat ide. Karena Jin Rak sedang mabuk, ia pikir ini adalah saat yang tepat untuk menanyakan mengapa Jin Rak mengganti namanya. Untuk kepentingan pribadi atau bisnis? Apakah Jin Rak pernah melakukan penipuan? Bangkrut atau semacamnya?
Jin Rak terdiam dan nampak berpikir. Ia lalu bangkit berdiri. “Aku sudah bilang jangan pernah menanyakan hal itu meski kau mati penasaran, bukan?” ujarnya. Dong Hoon langsung membantu Jin Rak membereskan sampah (mengira Jin Rak sudah sadar dari mabuknya). Ia mengajak Jin Rak kembali ke apartemen karena sudah selesai.
“Apanya yang sudah beres? Apa kau tidak melihat ini semua?” Jin Rak kembali membereskan sampah lalu tidur di antara kardus. Dong Hoon berusaha membangunkan Jin Rak tapi tak berhasil. Dengan pasrah Dong Hoon menaruh sehelai kardus untuk menyelimuti Jin Rak (apanya yang menyelimuti wong cuma seukuran kertas >,<).
shot0141 shot0150
Bunyi alarm memenuhi apartemen Jin Rak. Rupanya Jin Rak dan Dong Hoon kembali dengan selamat ke apartemen semalam. Jin Rak tak juga bangun. Dong Hoon mengomel membangunkannya. Apa gunanya memasang alarm jika setiap pagi ia yang harus membangunkan Jin Rak?
Jin Rak bangun dengan susah payah. Ia melihat jam di ponselnya, pk. 07.00. Sementara itu mobil Enrique tiba di depan apartemen, bertepatan dengan datangnya tukang susu.
Seseorang memungut kotak susu di depan apartemen Dok Mi lalu menempelkan post-it. Hehe…pelakunya adalah Jin Rak dan ia melakukannya sambil mengantuk. Jin Rak melihat post-it itu dan berubah pikiran. Post-it itu dicabutnya lalu dikantunginya. Ia mengeluarkan post-it baru dan mulai menulis.
shot0153 shot0679
Enrique dan Dok Mi turun dari mobil. Enrique memberitahu Dok Mi kalau istana pasir yang dibuatnya akan hancur karena ombak dan hilang tak berbekas. Pada saat itu cinta pertamanya dan cinta tak berbalas Dok Mi akan lenyap dan mereka kembali segar. Ia telah memantrai istana itu.
“Aku minta maaf dan terima kasih untuk semuanya,” kata Dok Mi. Menandakan ia benar-benar ingin berhenti kenal dengan Enrique.
“Berapa lama kau tinggal di Korea? Bukankah setidaknya kau bisa menanyakan hal itu? Yah, jika tidak ada ketertarikan, tidak akan ada pertanyaan. Seo Young juga seperti itu. Ia tidak tertarik sama sekali padaku yang adalah tetangganya tapi sangat ingin tahu mengenai Kakak (Tae Joon) di Korea.”
Mendengar itu, Dok Mi sedikit merasa tak enak pada Enrique. Enrique berkata ia masih ingin tahu tentang Dok Mi. Mengapa Dok Mi mengintip apartemen Tae Joon? Mengapa Dok Mi menyembunyikan diri dalam apartemen? Apa saja yang Dok Mi kerjakan?
“Tapi bagi Ahjumma, keberadaanku tidaklah ada artinya sama seperti orang yang duduk di depanmu dalam kereta. Hanya orang yang kebetulan lewat. Jadi kita benar-benar orang asing,” sindir Enrique.
shot0165 shot0166
Dok Mi berkata ia berharap Enrique menikmati kunjungannya ke Korea dan pulang dengan selamat. Ia lalu berjalan pergi.
“Benarkah kau berpikir seperti itu? Bahwa untuk menutupi kebenaran diperlukan sebuah kebohongan?” tanya Enrique mengutip tulisan Dok Mi di ponsel. “Bahwa berbohong dengan senyum cerah di wajah adalah lebih baik?”
“Bagaimana bisa kau membaca diari seseorang?” kata Dok Mi marah. “Apakah kau tak berpikir itu melewati batas?” Enrique berkata itu bukan diari dan lagi ia melihat tulisan “bohong” di layar depan ponsel Dok Mi hingga ia tak sadar telah membacanya.
Dok Mi tetap marah. Menurutnya Enrique tetap tidak berhak membacanya.
“Aku tidak akan berbohong aku telah membacanya. Bahkan jika aku terluka dan hal terburuk terjadi padaku, aku percaya kejujuran selalu lebih baik,” kata Enrique.
Mendengar itu Dok Mi semakin kesal. Ia bertanya apa Enrique pernah mengalaminya? Mengalami kebenaran menjadi kebohongan dan kebohongan menjadi menjadi kebenaran? Ia memohon agar Enrique melupakannya dan tulisan yang dibacanya.
Sebelum Dok Mi masuk, Enrique sempat berkata kalau tidak ada yang namanya kebohongan menjadi kebenaran, “Lihatlah ke dalam hatimu dan carilah masalahnya.” Dok Mi tidak menjawab dan berjalan masuk.
shot0171 shot0179
Jin Rak telah selesai menulis post-itnya dan menempelnya di kotak susu. Tulisan itu berbunyi: Walaupun kau jauh, aku mengenalmu. – ini apartemen 401, Oh Jin Rak. Karena masih mengantuk Jin Rak bersandar di tembok.
Saat ia menoleh ia sangat terkejut melihat Dok Mi berdiri di hadapannya. Ia buru-buru bangkit berdiri hendak masuk ke apartemennya. Saat melihat Dok Mi hendak membuka pintu apartemen, ia tersadar akan “pengakuan”nya yang tertempel di kotak susu.
shot0183 shot0187
“Go..Go Dok Mi-sshi…kudengar kau menginap di luar dan mungkin tak kembali. Aku mengetahui hal ini dari Cha…Cha…” Jin Rak berusaha mengingat nama Do Hwi.
“Cha…temanmu itu….mampir ke sini. Wow, tukang susu datang lebih pagi akhir-akhir ini,” Jin Rak memungut kotak susu Dok Mi lalu diam-diam melepas post-itnya dan cepat-cepat menyembunyikannya di belakang punggungnya. Ia menyodorkan kotak susu itu pada Dok Mi.
Dok Mi mengangguk berterima kasih lalu melihat kotak susu itu dengan curiga (karena tidak ada post-itnya). Jin Rak semakin merasa kecil hati dan berjalan kembali ke apartemennya dengan langkah berat, seperti seorang anak yang baru saja ketahuan berbuat salah.
shot0198 shot0206
Tanpa ia sadari, Dok Mi melihat kertas post-it tertempel di bokongnya :D Dok Mi tersadar kalau selama ini Jin Rak yang telah menempel semua post-it itu di kotak susunya.
Dok Mi masuk ke dalam lalu membuka semua post-it yang telah dikumpulkannya. Gambar dalam post-it membentuk gambar bergerak jika dibuka secara cepat. Berkisah tentang seorang pemuda yang jatuh cinta pada pandangan pertama pada seorang gadis lalu pemuda itu memberi seikat bunga pada gadis yang disukainya itu. Hmm..apakah Dok Mi juga menyadari kalau Jin Rak menyukainya?
shot0213 shot0218
Jin Rak melampiaskan rasa malunya pada Dong Hoon. “Kau seharusnya menghentikanku! Mengapa kau tidak bisa melakukan sesuatu dengan benar?!” serunya.
Dong Hoon yang tidak tahu menahu berkata ia sudah berusaha menghentikan Jin Rak semalam dan semalam Jin Rak juga tidak seperti biasanya. Tidak ada alasan untuk khawatir.
“Aku sangat malu. Apa yang harus kulakukan sekarang?” keluh Jin Rak.
“Ada apa lagi? Apa kau mengakui perasaanmu padanya saat aku tidur?” tanya Dong Hoon sambil mengantuk.
Jin Rak kaget, bagaimana Dong Hoon bisa tahu? Apa Dong Hoon melihatnya?
Giliran Dong Hoon yang kaget. “Oh my god! Bukankah kau bilang dia perlu dihormati dan dilindungi?! Kau bilang ia tidak boleh tergoyahkan seperti ini!!” protes Dong Hoon. Heee, sebenarnya dia berpihak pada siapa sih??
shot0223 shot0226
“Apa ini?” tanyanya menyodorkan secarik kertas yang ia temukan di belakang Jin Rak. Jin Rak membacanya. “OH MY GOOOOOODDD!!!!” teriaknya histeris. Bwahahaha…dramatis banget ;D
shot0233 shot0237
Enrique kembali ke apartemen Tae Joon disambut dengan kemarahan Seo Young karena Enrique menginap di luar semalam. Enrique bertanya apa yang dilakukan Seo Young pagi-pagi begini di apartemen kakaknya. Seo Young berkata ia hendak berbicara dengan Enrique.
“Kau sibuk melakukan apa? Apa kau sengaja menghindari Tae Jon oppa? Ia terus mencarimu dan berkata sekarang sulit untuk menemuimu. Bisakah kau berhenti membuatnya khawatir?!! Aku merasa oppa menjaga jarak denganku karena kau!” omel Seo Young. Sigh, katanya teman baik tapi kok bisa-bisanya Seo Young egois gitu ya >,<
shot0241 shot0246
Enrique membuatkan teh untuk menenangkan Seo Young (wah, alat pembuat tehnya keren. Bisa diatur berapa suhunya sama berapa ml-nya. Digital dan otomatis^^ *dasaribu-ibu*). Ia berkata ia tak bermasalah apapun dengan Tae Joon. Ia yakin Tae Joon bersikap begitu karena ingin berhati-hati untuk tidak melukainya. Ia berkata sikap Tae Joon itu membuktikan kalau Tae Joon sangat menyukai Seo Young. Jika Tae Joon tak memiliki perasaan pada Seo Young maka Tae Joon tidak akan perlu bersikap hati-hati untuk menjaga perasaan Enrique.
Mendengar itu lambat laun senyum Seo Young mengembang kembali. Ia berdiri melihat ke jendela dan terkagum-kagum saat melihat betapa dekatnya apartemen seberang (apartemen Dok Mi). Pasti gedung itu lebih dekat dari yang terlihat. Enrique teringat ia juga mengatakan hal yang sama saat pertama kali melihat apartemen Dok Mi dari jendela. Ia tersenyum, “Benda itu lebih dekat dari yang terlihat. Tapi….tidak sedekat yang terlihat.”
shot0258shot0262
Do Hwi pindahan ke apartemen Dok Mi. Trio bulu membawakan barang-barangnya sambil mengomel. Do Hwi turun dari mobilnya dengan sikap sok anggun. Begitu melihat Jin Rak berjalan bersama Dong Hoon dan Ryu, ia langsung mengambil alih barang-barangnya dan pura-pura menjatuhkannya sambil berteriak-teriak ribut.
Ryu yang baik hati buru-buru membantunya. Ia berkata sepatu Do Hwi adalah “no no” untuk pindahan. Masa pindahan pake high heels >,<
shot0266 shot0274
Trio bulu langsung menyapa Ryu dengan genit. Do Hwi memarahi mereka tapi langsung tersenyum begitu Dong Hoon menghampiri. Dong Hoon menyambut kedatangan Do Hwi ke apartemen mereka. Ia ingin membantu tapi karena Jin Rak sakit…..
Mendengar Jin Rak sakit, Do Hwi langsung meninggalkan Dong Hoon dan Ryu menuju Jin Rak.
“Apa kau sakit?” tanyanya khawatir. “Apa kau kena flu? Akhir-akhir ini flu sungguh menakutkan. Tidak bisa, aku harus membuatkan teh jahe sekarang juga.”
Jin Rak memandangnya tanpa ekspresi. Ia tidak flu, ia hanya terkena efek mabuk yang dengan segera bisa disembuhkan dengan nasi dan sup hangat.
“HEEEEI!!!” teriaknya pada Dong Hoon dan Ryu, tanpa mempedulikan Do Hwi yang berdiri di depannya. “Ayo pergi, aku lapar!”
shot0284 shot0285
Jin Rak pergi begitu saja. Do Hwi tiba-tiba mendapat ide. Ia menahan Ryu dan Dong Hoon dan meneliti mereka seperti seorang pencari bakat. Ia bertanya apakah Ryu dan Dong Hoon tertarik menjadi model untuk mall-nya.
“Model??” tanya Ryu dan Dong Hoon berbarengan.
“Wah, aku tahu!!! Aku tahu kau akan mengenali bakatku,” kata Dong Hoon girang. Ia berteriak agar Jin Rak pergi sendiri karena ia akan menjadi model.
Do Hwi menyuruh Dong Hoon dan Ryu pergi bersama Jin Rak. Mereka akan membicarakan masalah ini nanti. Sepertinya Do Hwi menggunakan alasan ini agar bisa lebih sering bertemu Jin Rak.
shot0293 shot0296
Dengan bersemangat, Dong Hoon dan Ryu menyusul Jin Rak. Dong Hoon berkata teman apartemen 402 menawari mereka pekerjaan sebagai model. Ia sudah tahu kalau Do Hwi ini beraroma uang.
Jin Rak tiba-tiba berhenti berjalan. Dong Hoon meminta Jin Rak tidak khawatir. Walau ia nantinya menjadi bintang Hallyu dan menjadi selebritis, ia akan terus menggambar webtoon.
“Dong Hoon, kau keren. Kau jjang!!” puji Ryu. Ia salut dengan kesetiaan Dong Hoon pada Jin Rak.
“Ah benar, mereka berteman. Kau seharusnya bilang padaku kalau mereka berteman!!!” sembur Jin Rak pada Dong Hoon. Ia baru teringat kalau Do Hwi adalah “teman” Dok Mi. Poor Dong Hoon >,<
shot0305 shot0312
Jin Rak berkata mereka harus bersikap baik. Ia lalu berbalik dan berjalan kembali ke tempat Do Hwi. Do Hwi sedang menanyakan cara membuat teh jahe pada teman-temannya.
Teman-temannya malah mengkritik Do Hwi karena akan menggunakan model pria padahal Do Hwi hanya menjual pakaian wanita. Do Hwi memaki-maki mereka dengan kasar.
Anehnya teman-temannya malah memuji-muji Do Hwi dan memberi isyarat ke belakang Do Hwi. Menyadari isyarat mereka, Do Hwi langsung berbalik dengan mengibaskan rambutnya. Deuh, palsu banget ya cewe satu ini ;)
“Omo, Jae Won…maksudku Jin Rak-sshi…”
“Selamat datang ke sini,” kata Jin Rak dengan ramah.
 shot0319 shot0325
Do Hwi berterima kasih. Jika sudah takdir pasti akan selalu bertemu. Trio bulu diam-diam menertawakan Do Hwi.
Jin Rak memberitahu kalau Dok Mi telah kembali pagi ini. Jadi teknisnya Dok Mi tidak menginap semalaman.
“Apa kau ke sini hanya untuk mengatakan hal itu?” tanya Do Hwi.
Bukan, kata Jin Rak. Ia berkata Dok Mi kembali pagi ini dan membutuhkan waktu untuk tidur. Jadi sebaiknya Do Hwi menunggu sore nanti untuk menemui Dok Mi. Setelah mengatakan itu Jin Rak langsung pergi. Ha..sepertinya yang di otak Jin Rak cuma Dok Mi^^
shot0328 shot0330

Tidak ada komentar:

Posting Komentar