Kamis, 09 Mei 2013

Sinopsis Flower Boy Next Door Episode 6 (Bagian 2)

shot0674


Jin Rak menemui editor mata panda yang sedang tidur di kursi. Ini sih seperti membangunkan macan tidur^^ Editor itu marah-marah karena Jin Rak lagi-lagi datang tanpa pemberitahuan. Setelah sang editor tenang, Jin Rak membicarakan kata-kata dalam spoiler webtoonnya. Kata-kata itu sangat berbeda dengan visinya mengenai Flower Boy Next Door.
shot0390 shot0406
“Aaa… ada lagi?” tanya editor itu dengan tenang. Terlalu tenang malah.
“Spoilernya terlalu berlebihan. Cerita webtoonnya mengenai wanita yang mengurung diri di rumahnya lalu pelan-pelan membuka diri pada dunia. Tapi caramu mengelilinginya dengan 4 pria, itu sedikit….”
“Ok….ada lagi?”
“Dan juga apa kau tahu bagaimana webtoon kami dijadwalkan? Jika memungkinkan, bisakah dijadwalkan untuk hari Senin, Selasa, atau Rabu?”
shot0413 shot0414
Dan editor itu pun meledak. Semua yang dikeluhkan Jin Rak adalah tugasnya dan ia akan mengurusnya sendiri.
“Ada 100 lebih webtoon yang harus kutangani! Apa kau senang jika aku terus mencampuri gambarmu?!!” Sang editor teriak-teriak sambil melambaikan kaus kaki yang terpasang di tangannya. Jin Rak menggeleng.
“Gambar mata, hidung, dan mulutnya lebih besar! Latarnya jelek! Pria yang tidak bisa mengakui perasaannya adalah pecundang! Apa kau suka jika aku berkata seperti itu??! Aku yang akan mengurusnya!! Aku sudah cukup frustrasi karena kau!!”
shot0421 shot0422
Jin Rak tak tahan lagi. Ia ikut meledak.
“Yang benar saja!! Apa yang kau tahu mengenai perkembangan plot?! Apa kau tahu proses bagaimana sebuah plot dikembangkan?” Jin Rak balik memaki-maki sang editor hingga si editor mengkerut di kursinya. ”Tak peduli seberapa pendeknya cerita, selalu ada pengenalan, peningkatan, klimaks, dan penyelesaian!! Tapi karena kau merusaknya dengan spoiler jelekmu, pengembangan plot dengan pengenalan, peningkatan, klimaks, dan penyelesaian telah dirusak semuanya!! Tanpa pengenalan, peningkatan, klimaks, dan penyelesaian, aku tidak mau melakukannya!! Aku tidak bisa, aku tidak akan melakukannya!!”
“Pengenalan, peningkatan, kli…apa tadi?”
“Pengenalan, peningkatan, klimaks, dan penyelesaian!!”
shot0437 shot0439
“Pria juara, pria sejati, pria sempurna…” gumam sang editor. Dengan ramah ia menyuruh Jin Rak duduk. Jin Rak pun duduk kembali.
“Ada apa? Apa tidak berjalan lancar dengan tetangga?” tanya di editor. Pfffttt…bahkan sang editor tahu kalu webtoon itu adalah kisah Jin Rak sendiri. Jin Rak kaget. Editor itu menepuk-nepuk tangan Jin Rak dengan penuh pengertian.
“Jika kau menghabiskan seluruh musim dingin hanya dengan menatapnya, kau akan mati kedinginan. Pergilah mengaku padanya. Sekarang juga!! Right now!” Hehehe, I like this editor :D
Jin Rak termangu.
 shot0449 shot0458
Hidup Dok Mi yang penuh ketenangan buyar dengan adanya Enrique. Ini orang bener-bener ngga bisa diem^^
Enrique mondar-mandir di depan meja kerja Dok Mi. memperlihatkan kaus bolanya, melihat-lihat barang di apartemen Dok Mi, bermain game dengan ributnya. Menonton TV dengan satu tangan memegang tablet PC, berguling-guling di lantai, membuka tutup kulkas, mengikuti gerakan bela diri dari TV, berceloteh pada Dok Mi. Hahahahaha…asli harus nonton, kocak banget, kaya punya anak balita :DDD
shot0465 shot0473
Dok Mi yang awalnya tetap bekerja dengan tenang akhirnya tak tahan lagi. Braak! Ia menggebrak meja. “Hentikan! Bisakah kau berhenti bergerak kesana kemari?”
Enrique menurut dan duduk sambil cemberut. Astaga….sandal apaan tuh?? Hihihi…sandal landak?
shot0482 shot0488
5 detik kemudian…
“Ahjumma, mau ramen? Kerja lembur artinya makan ramen! Aku ini sangat ahli masak ramen…”
Dok Mi menyerahkan beberapa bab pada Enrique dan menyuruhnya membaca, jangan hanya berkata tidak menyukai hasil editannya. Enrique mengambil berkas-berkas itu sambil tersenyum, padahal diam-diam ia mendelik kesal pada Dok Mi.
shot0492 shot0497
Jin Rak kembali ke apartemen dengan langkah gontai. Tak lama kemudian ia keluar dan berusaha menguping dari pintu apartemen Dok Mi. Tiba-tiba terdengar jeritan “Rameeeeeeeeeennn!!!” Wah Enrique lagi merajuk tuh^^
Jin Rak panik. Ia kembali ke apartemen lalu membuat telepon gelas. Ia menempelkan satu ujungnya ke dinding dan satunya lagi ke telinganya. Berusaha mendengar suara dari apartemen sebelah.
shot0504 shot0511
Dong Hoon pulang. Ia kebingungan karena tidak menemukan Jin Rak, dikiranya Jin Rak kembali bermalam di luar. Lebih kaget lagi saat melihat Jin Rak tidur dengan telinga menempel di tembok.
Dong Hoon menghampirinya, bertanya-tanya mengapa Jin Rak tidur di lantai. Apakah di lantai baru dipasang alat pemanas lantai?
Jin Rak bermimpi Dok Mi tersenyum dan berterima kasih padanya untuk semua gambar di post-it. Jin Rak senyum-senyum sendiri dalam tidurnya.
shot0521 shot0528
Dok Mi mulai menguap karena kelelahan. Ia tiba-tiba menyadari kalau apartemennya terlalu hening. Dilihatnya Enrique tertidur di lantai dengan bantal gajah dan memegang remote TV. Dok Mi mematikan TV lalu menyelimutinya saat melihat Enrique kedinginan.
Malam semakin larut, giliran Enrique menyelimuti Dok Mi yang tertidur di meja dengan selimut yang sama. Ia melihat ke apartemen Tae Joon dengan teropong Dok Mi. Tae Joon duduk merenung sendirian.
shot0539 shot0544
Enrique berkata teropong itu membuatnya bisa melihat dengan jelas. Ia memikirkan Dok Mi yang tiap hari melihat Tae Joon dengan teropong itu dan jatuh cinta. Ia tersenyum dan memperhatikan Dok Mi yang sedang tidur.
“Ahjumma ini adalah orang yang tidak kuketahui keberadaannya sepanjang hidupku. Tapi kenapa aku merasa aku sudah tahu semua mengenai dirinya?”
shot0555 shot0560
Ia melihat ada secarik kapas di rambut Dok Mi. Ia hendak mengambilnya tapi takut Dok Mi terbangun. Enrique mulai meniupi kapas itu. Makin dekat…makin dekat….
Dok Mi terbangun dan terkejut melihat Enrique sangat dekat dengan wajahnya, dengan bibir monyong seakan hendak mencium. Serta merta Dok Mi berteriak.
shot0572 shot0582
Jin Rak terbangun karena teriakan itu. “Ada apa? Ada apa?” serunya panik pada tembok di sebelahnya. Dong Hoon terbangun, kebingungan melihat Jin Rak marah-marah dengan tembok.
“Apa yang sedang kaulakukan? Ada apa denganmu akhir-akhir ini? Kau benar-benar membuatku takut,” Dong Hoon hampir menangis. LOL^^
 shot0593 shot0596
Enrique cepat-cepat menjelaskan kalau ia hendak melepaskan kapas dari rambut Dok Mi. Ia mengambil kapas itu dari rambut Dok Mi dan menunjukkannya sebagai bukti. Ia takut membangunkan Dok Mi yang telah berhari-hari tidak tidur.
“Jadi dengan bibirku…bukan, bukan bibir. Apa yang kubicarakan?” ujar Enrique panik. Dok Mi masih menatapnya dengan shock.
“Ahjumma, bukan….nona editor. Aku mengatakan ini untuk memastikan. Jangan anggap aku sebagai seorang pria,” kata Enrique. Tampaknya Dok Mi bisa menerima penjelasan Enrique.
shot0605 shot0609
Dong Hoon kaget saat Jin Rak memberitahu Enrique ada di apartemen Dok Mi. Dong Hoon langsung menganggap Dok Mi dan Enrique tinggal bersama. Ia pernah membaca kalau Enrique memiliki putera berusia 5 tahun. Katanya anak itu satu pesawat dengan Enrique (masih ingat kan gosip itu muncul karena Enrique menghibur seorang anak di pesawat?). Jin Rak kaget. Ia semakin ingin mengeluarkan Enrique dari apartemen Dok Mi.
Dong Hoon melihat Jin Rak dengan prihatin. “Kak…mereka itu sudah….”
“Mereka…sudah…apa?”
“Pria dan wanita…di dalam kamar tertutup…semalaman….semalaman…semalaman….”
shot0624 shot0627
Jin Rak yang patah hati langsung menelungkup di meja. “Tentu saja mereka mengobrol,” hibur Dong Hoon, “tentang perdamaian dunia.”
Heh, andai ia tahu apa yang terjadi…..
shot0631 shot0632
Enrique hendak memasak dan mengeluarkan banyak bahan makanan dari kulkas. “Kau akan mempunyai banyak makanan sisa dari semua itu. Masak secukupnya saja,” protes Dok Mi.
Enrique mengangguk dan membuka kulkas untuk mengembalikan bahan-bahan makanan itu.
Dok Mi: “Jika kau terus membuka kulkas, biaya listrik akan meningkat dan makanannya akan rusak.”
Enrique mencabut bawang daun dari pot.
Dok Mi: “Hanya gunakan daun-daunnya saja (jangan cabut akar).”
shot0636 shot0639
Enrique makan dengan gembira.
Dok Mi: “Jika kau makan sambil berjalan ke sana kemari, remah-remahnya akan berceceran di lantai.”
Enrique main game sambil menonton TV.
Dok Mi: “Tidak bisakah kau berkonsentrasi hanya pada satu kegiatan dalam satu waktu?”
Enrique langsung cemberut. Hihi…ini sih kaya tinggal sama mama ya^^
shot0646 shot0649
Saat Enrique tertidur, Dok Mi menulis diarinya.
“Wanita itu percaya takdir adalah benang yang diam-diam menghubungkan hatinya dengan yang lain. Mengikuti benang tak terlihat itu, merasakan getarannya yang terlemah sekalipun, adalah hal yang menghubungkan tiap orang untuk saling merasakan dan mengerti satu sama lain. Saat hatinya tiba-tiba tercampur dengan banyak hati yang lain, wanita itu mulai merasa tak tenang. Jadi takdir, kumohon berhentilah menarik hatiku terlalu kuat…”
Dok Mi memandang Enrique yang tertidur di meja.
shot0662 shot0663
Dong Hoon dan Ryu mengikuti sesi pemotretan. Ryu berpose dengan mudah, sementara Dong Hoon terlihat bingung. Trio bulu memotret dan mengarahkan gaya mereka. Hmmm…ternyata trio bulu adalah trio yang pernah mem-bully Do Hwi dan Dok Mi di SMA dulu.
shot0666 shot0669
Dong Hoon mendapat ide untuk menarik perhatian. Ia berpose aneh hingga Ryu kebingungan.
shot0680 shot0684
Do Hwi bertepuk tangan dan memuji mereka bekerja dengan baik padahal ini pertama kalinya. Dong Hoon berkata ini bukan pertama kalinya. Ia memang menjalani hidupnya dengan potensi model.
“Oya, apa Jin Rak-sshi menyukai Dok Mi? Benar kan? Aku pintar mengetahui hal seperti itu,” kata Do Hwi.
Dong Hoon berbisik ia tahu Do Hwi menyukai Jin Rak. “Omo, apa yang kaukatakan!” Do Hwi mendorong Dong Hoon. “Kau benar.”
Ia menyuruh Dong Hoon mendekat lalu berbisik kalau ia jatuh cinta pada pandangan pertama pada Jin Rak. Dong Hoon tak habis pikir mengapa Do Hwi lebih memilih Jin Rak daripada dirinya. Selera Do Hwi benar-benar jelek. Tapi ia memberi tips, jika Do Hwi menginginkan Jin Rak maka sekarang adalah kesempatan yang tepat. Caranya adalah dengan mengetahui keadaan Dok Mi lebih dulu.
shot0696shot0701  
Satpam menurunkan bendera protes bekas demo. Demo telah berakhir. Ahjumma genit kecewa karena tidak bisa bertemu lagi dengan para pemuda cantik. Satpam menghibur, ahjumma masih bisa bertemu Ryu dalam pelajaran memasak. Selain itu, ahjumma juga bisa bertemu dengannya setiap hari. Ahjumma langsung pergi.
Satpam memberikan pengumuman kalau permintaan mereka telah dikabulkan pemilik gedung dan mereka akan mendapat kompensasi. Mereka akan mengadakan pertemuan kembali nanti sore di apartemen Ryu untuk membicarakannya.
Jin Rak dan Dong Hoon bersorak gembira begitu mendengar mereka akan mendapat kompensasi. Dong Hoon bertanya-tanya berapa banyak uang yang akan mereka terima. Jin Rak girang karena itu artinya Dok Mi akan keluar apartemen untuk mengambil uang kompensasi.
shot0715 shot0723
“Berapa?” tanya Dong Hoon.
“402!”
“400 ribu won!!” Dong Hoon berseru kaget. Bwahahaha…ngga nyambung >,<
shot0727 shot0733
Dok Mi menelepon satpam dan berkata ia tidak bisa menerima uang kompensasi itu karena ia tidak pernah ikut demo. Enrique yang mendengarnya langsung berpikir kalau Dok Mi benar-benar unik.
Satpam meminta Dok Mi mengikuti pertemuan di apartemen Ryu untuk membicarakannya. Ia juga memberitahu kalau ada kiriman untuk Dok Mi dan pengirimnya berkeras mengantar paket itu sendiri pada Dok Mi. Dok Mi bingung, ia tidak merasa memesan apapun.
 shot0737 shot0740
Tak lama terdengar bunyi bel. Dok Mi tak bisa melihat wajah si pengirim melalui lubang pintu karena wajah orang itu tertutup kardus. Dari dalam ia berkata kalau ia tidak memesan apapun. Enrique menawarkan diri untuk membukakan pintu.
Dok Mi membuka pintu sedikit. Tiba-tiba kaki orang itu masuk mengganjal pintu. Dok Mi kaget. Kaki di pintu, siapa lagi kalau bukan Do Hwi?
“Go Do…Go Do…Go Do…Do Dok Mi,” panggilnya dengan memelas. “Mari berhenti seperti ini dan kita berteman, ya?”
Ia berusaha mengintip ke dalam apartemen karena Dong Hoon telah memberitahunya kalau saat ini Dok Mi tinggal bersama seorang pria. Artinya game over untuk Jin Rak.
shot0751 shot0753
“Aku benar-benar ingin bicara denganmu. Biarkan aku masuk sebentar dan kita bicara,” Do Hwi berusaha merangsek masuk. Dok Mi keluar dan menutup pintu, meninggalkan Enrique sendirian di dalam apartemen.
Do Hwi bertanya apakah Dok Mi tidak keterlaluan. Seorang teman ingin masuk bertamu tapi Dok Mi tidak membiarkannya? Topengnya terbuka dan dengan marah ia menegur Dok Mi.
“Kau terus menghindariku, kan? Baik, anggap saja kau mengabaikan telepon dan sms-ku. Tapi bagaimana bisa kau mengabaikan teman yang berkunjung? Apa kau tahu betapa malunya aku di depan tetanggamu?”
“Kau benar-benar belum berubah sedikitpun,” kata Dok Mi.
shot0758 shot0765
Do Hwi tak mendengarnya dan menyuruh Dok Mi bicara lebih keras. Dok Mi bertanya apa yang dibawa Do Hwi. Do Hwi salah paham, mengira Dok Mi lebih tertarik pada barang bawaannya daripada perkataannya. “Go Dok Mi, kau benar-benar telah berubah,” gumamnya.
Lalu dengan keras ia berkata ia membawa pakaian dari mal-nya sebagai hadiah untuk Dok Mi. Dok Mi berusaha menekan kemarahannya dengan mengepalkan tangannya kuat-kuat.
“Aku tak membutuhkannya. Bisakah kau membawanya dan pergi?”
Di dalam Enrique mendengarkan. Hmmm…dia mendengar dari pertama? Atau hanya mendengar bagian terakhir ya? Ia mendengar Do Hwi berteriak-teriak karena kecewa Dok Mi tak menerima pemberiannya padahal ia telah menyewa orang untuk mencari Dok Mi. Enrique hendak membuka pintu tapi mengurungkan niatnya.
“Ahjumma ini….kenapa dia memiliki begitu banyak cerita?” tanyanya.
shot0770 shot0776
Dong Hoon nampaknya sudah tahu Do Hwi akan datang. Ia memberitahu Jin Rak ada keributan di luar. Di luar Do Hwi terus berteriak-teriak agar Dok Mi melupakan masa lalu, ia benar-benar ingin bertemu dengan Dok Mi. Sambil menangis ia berkata ingin kembali bersahabat dengan Dok Mi seperti dulu.
Seandainya Dok Mi tidak tahu betapa palsunya Do Hwi, mungkin ia sudah tersentuh. Sekarangpun kemarahannya mulai mereda. Dong Hoon dan Jin Rak keluar dari apartemen mereka. Dong Hoon menghampiri Do Hwi yang menangis di lantai.
shot0779 shot0784
Enrique keluar dari apartemen Dok Mi. Dengan polos ia menyuruh Dok Mi dan Do Hwi berbicara dengan tenang di dalam, ia akan pergi dan memberi mereka waktu untuk bicara.
“Jangan pergi. Tinggallah di sini,” kata Dok Mi tegas.
Dong Hoon menegur Dok Mi yang telah membuat Do Hwi menangis. Jin Rak menegur Dong Hoon, mereka tidak bisa ikut campur masalah ini. Enrique lagi-lagi menawarkan diri untuk pergi.
“Kami tidak perlu membicarakan apapun dan tidak ada yang ingin kudengar darinya,” ujar Dok Mi dingin.
shot0790 shot0793
Dong Hoon membela Do Hwi tapi Jin Rak menghentikannya. Do Hwi buru-buru pergi ke sisi Jin Rak dan meminta maaf. Semua adalah kesalahannya karena datang tanpa pemberitahuan.
Do Hwi berbicara seolah-olah Dok Mi marah karena Do Hwi memergokinya tinggal bersama Enrique. Ia memuji Dok Mi dan Enrique nampak serasi. Enrique berusaha menjelaskan.
“Aku akan pergi, apa kau akan menerimanya?” Do Hwi menyodorkan barang bawaannya. Ia merasa seperti kembali ke jaman sekolah dulu saat ia memilihkan pakaian untuk Dok Mi. Ia meminta Dok Mi mampir ke kantornya dan mereka bisa bertemu.
Jin Rak terus memperhatikan ekspresi Dok Mi. Do Hwi meminta maaf pada Jin Rak karena telah membuat keributan. Dong Hoon buru-buru membelanya. Do Hwi memberi isyarat pada Dong Hoon.
“Jadi kalian berdua tinggal sekamar?” tanya Dong Hoon pada Dok Mi dan Enrique. “Kalian berdua nampak bahagia bersama.”
shot0810 shot0814
Enrique buru-buru menjelaskan kalau mereka hanya tinggal bersama sementara karena ada pekerjaan yang mereka lakukan bersama. Parahnya, ia malah menerima barang-barang dari Do Hwi.
Dok Mi terkejut.
“Apakah kau tidak berpikir ada alasannya kenapa ia tidak mau menerimanya?” ujar Jin Rak. “Jika kau hanya tinggal sementara, kau seharusnya tidak ikut campur.”
shot0815 shot0816
“Temannya berkata ini adalah tanda ketulusannya. Karena ini hadiah bukankah setidaknya ia bisa membuka dan melihat apa isinya? Dan lagi ia tidak bisa terus menghindar, bersembunyi, dan hanya berdiri mengamati selamanya,” kata Enrique.
Jin Rak menghampiri Enrique.
“Kau dan aku perlu berbicara,” katanya dengan serius.
shot0830 shot0831

Tidak ada komentar:

Posting Komentar