Jin Rak dan Enrique berhadapan di atap gedung. Jin Rak mengambil sapu dan berusaha melepas gagangnya…Tapi tak berhasil ;p Maksudnya biar keliatan garang kali ya^^
Ia berkata pada Enrique kalau ia tidak suka menggunakan umurnya yang lebih tua atau senioritasnya pada orang lain. “Jadi mari kita bicara seperti teman,” katanya sambil melempar sapu yang dipegangnya.
Jengjengjeng…Enrique menatap Jin Rak dengan serius. Tiba-tiba ia memejamkan mata karena silau. Dengan gaya cerianya yang khas ia berkata kalau ia sangat penasaran dengan apa yang ingin dibicarakan Jin Rak.
Jin Rak berkata ia bukan tipe orang yang bisa berpura-pura menyukai orang yang tidak ia sukai dan pura-pura tidak suka pada orang yang ia sukai.
“Kalau begitu kakak juga tidak menyukaiku, ya,” kata Enrique dengan nada kecewa, walau wajahnya tetap tersenyum.
“Juga? Kenapa? Apa ada yang tidak menyukaimu juga?”
“Sepertinya akhir-akhir ini aku mengumpulkan anti-fan,” kata Enrique.
“Heh? Kenapa? Sepertinya kau berandalan (nom, lawan dari nim – panggilan yang dianggap tidak hormat dan biasa digunakan dalam umpatan) yang cukup lumayan, tak seperti rumor yang beredar.” Hihi Jin Rak malah menghibur Enrique ;)
Enrique menoleh karena disebut berandal. Jin Rak menjelaskan kalau “berandal” di sini bukan berarti umpatan (karena Jin Rak lebih tua, ungkapan nom dinilai biasa diucapkan pada orang yang lebih muda). Ia pikir Enrique juga tahu hal itu.
“Ooh..Kakak! Kakak juga berandalan yang lumayan,” seru Enrique senang. “Berandalan yang lumayan.” Errr…kalau diucapkan pada yang lebih tua malah jadi kasar >,<
Jin Rak speechless tapi ia tahu Enrique hanya mengikuti ucapannya, tidak benar-benar bermaksud kasar. Ia berkata ia ingin bicara dengan Enrique sebagai pencegahan kalau-kalau ia mulai tidak menyukai Enrique.
“Aku juga benar-benar penasaran. Kenapa? Kenapa? Kenapa? Kenapa kau pikir tidak akan menyukaiku? Kenapa? Kenapa? Kenapa?” tanya Enrique cemas.
Dok Mi hendak kembali masuk ke apartemennya tapi Dong Hoon ingin menyusul ke atap. Dus pemberian Do Hwi sekarang dipegang Dong Hoon. Ia bingung apa yang harus ia lakukan dengan dus itu. Dok Mi menatap Do Hwi. Do Hwi menatap Dok Mi dengan kesal.
Dong Hoon berkata ada karma buruk di antara Jin Rak dan Enrique yang belum diketahui Dok Mi. Do Hwi mengambil kardus dari tangan Dong Hoon dan menyalahkan Dok Mi karena telah menimbulkan masalah antara Enrique dan Jin Rak. Seandainya saja Dok Mi bersikap lebih terus terang pada para pria itu seperti padanya, maka masalah kekanakkan ini tidak akan terjadi.
“Dan juga, kau tidak mau menerima ini? Apa kau tahu apa isinya? Semua kenangan kita ada di sini,” Do Hwi menyorongkan kardus itu pada Dok Mi. Dok Mi diam mematung memegangi kardus itu. Tak tahu apa yang harus dilakukan.
Dua orang pria berpakaian resmi datang ke sana dan mengetuk pintu apartemen Jin Rak. Dong Hoon menghampiri mereka dan bertanya siapa yang mereka cari. Mereka mencari Jin Rak. Dong Hoon bergumam kali ini bukan Oh Jae Won yang dicari. Ia bertanya ada urusan apa mereka kemari.
Salah seorang dari mereka berkata Jin Rak dicurigai melakukan penipuan, penggelapan, dan peniruan. Dong Hoon sangat terkejut. Dok Mi dan Do Hwi juga terkejut mendengarnya.
Enrique dan Jin Rak mengobrol. Entah apa yang mereka bicarakan sebelumnya tapi Jin Rak bertanya siapa yang dimaksud Enrique dengan “berada di sana dan hanya mengawasinya diam-diam.” Ia bertanya siapa yang mengawasi siapa?
“Kau menyukainya,” kata Enrique.
“Aku??” Jin Rak kaget.
“Kau sudah mengaku!” ujar Enrique mengingatkan.
Jin Rak menyangkal, kapan ia mengaku? Ia belum mengaku.
“Benarkah?” tanya Enrique.
“Benar.”
“Aneh, dari yang kulihat jelas-jelas seperti pengakuan,” kata Enrique. A-Apa yang kaulihat, tanya Jin Rak. Enrique berkata dari ekspresi Jin Rak ia yakin Jin Rak sudah mengaku. Dengan bersemangat ia memukuli Jin Rak.
“Apa yang kaumaksud dengan pengakuan? ‘Aku menyukaimu?’ ‘Mari kita berkencan mulai hari ini?’ ‘Mari menjadi kekasih mulai sekarang?’ Itukah yang kaumaksud? Menurutku itu satu bentuk penyerangan. Aku bilang, penyerangan.”
Enrique tertawa. Jika Jin Rak berpikir seperti itu, lalu bagaimana cara menjalin hubungan dengan seseorang? Seseorang harus menyatakan perasaannya duluan.
Jin Rak bersikeras tidak perlu pengakuan. Jika seseorang pelan-pelan menghabiskan waktu bersama, dan mengenal satu sama lain, maka pada satu titik….
“Pada satu titik seseorang akan menyatakan duluan,” potong Enrique, “Aku mencintaimu, Go Dok Mi-sshi.”
Jin Rak shock. Apa…Apa mungkin Enrique sudah mengaku duluan?
“Heh? Untuk apa aku mengaku?” tanya Enrique bingung.
“Kalau begitu…Ada apa denganmu?!” seru Jin Rak lega bercampur kesal. “Mengapa kau mendesak Dok Mi-sshi yang hidup tenang sendirian? Mengapa menarik keluar orang yang begitu polos? Mengapa menerobos masuk ruangannya? Mengapa mengguncangnya seperti itu?” Jin Rak melampiaskan seluruh unek-uneknya.
Enrique berkata ia tidak melakukan apapun pada Dok Mi. Apa yang Jin Rak katakan benar, Dok Mi seperti danau yang tenang dan sunyi. Dan lagi sebulan lagi ia akan kembali ke Spanyol. Sampai saat itu ia hanya….
“Sampai apa? Apa yang akan kaulakukan?” Tanya Jin Rak panik. “Apa kau akan terus membuat gelombang besar sampai saat itu tiba?”
“Gelombang sebesar apapun atau badai sekalipun menerpa ahjumma, ia tidak akan pernah goyah,” sergah Enrique. “Dan juga… setelah selama ini kau masih belum mengenal ahjumma seperti aku. Yang benar saja, kau pasti benar-benar berencana untuk mengenalnya dengan sangaaaaat pelan.”
Jin Rak berkata ia sudah mengawasi Dok Mi selama 3 tahun, bukankah artinya ia lebih mengenal Dok Mi daripada Enrique?
Maka dimulailah perdebatan siapa yang paling mengenal Dok Mi. Enrique bertanya apakah Jin Rak tahu apa impian Dok Mi? Apa Jin Rak tahu Dok Mi memiliki tanaman daun bawang raksasa?
“Dia punya tanaman daun bawang di rumahnya?”
“Apa kau tahu dia suka dokumenter travelling?” tanya Enrique. Mereka tak menyadari kalau Do Hwi ada di atap dan menguping pembicaraan mereka.
Tak mau kalah, Jin Rak bertanya apakah Enrique tahu berapa kali Dok Mi ke kantor pos setiap minggunya? Apa Enrique tahu kalau Dok Mi sangat suka sampah?
“Hah?” LOL^^
“Err, bukan begitu…Itu agak aneh…Apa kau tahu dia bekerja keras merapikan tempat daur ulang setiap malam? Apa kau tahu berapa banyak buku yang dipinjam Dok Mi-sshi setiap kali dari perpustakaan? Apa kau tahu judul buku apa yang dibacanya lebih dari 10 kali? Kau tidak tahu, bukan?!” Bravo Jin Rak^^
Enrique sampai bertepuk tangan mendengarnya. Do Hwi juga tak menyangka perhatian Jin Rak sebesar itu pada Dok Mi.
“Wah, hyung jjang!!” Enrique mengacungkan dua jempolnya. Ia berkata ia mendukung Jin Rak. Do Hwi tak senang mendengarnya.
“Hentikan! Hentikan! Hentikan!” serunya heboh sambil menghampiri mereka. Begitu melihat Jin Rak dan Enrique memandanginya sambil kebingungan, Do Hwi buru-buru kembali jadi wanita anggun.
“Siapa yang kau dukung? Untuk apa? Bukankah kau memiliki hubungan dengan Dok Mi? Aku yakin dia akan sedih jika mendengarnya,” katanya pada Enrique.
“Bukan seperti itu,” kata Enrique kesal.
“Semua juga berkata seperti itu pada awalnya,” olok Do Hwi.
“DIA BILANG BUKAN SEPERTI ITU!!” teriak Jin Rak menggelegar.
Dok Mi membawa kardus Do Hwi masuk ke apartemennya. Sementara itu di lorong Dong Hoon masih bersitegang dengan dua pria yang mencari Jin Rak. Dong Hoon berbohong kalau tidak ada yang bernama Jin Rak di sana dan apartemen itu apartemennya.
Kedua pria itu berkata mereka mengenal siapa Jin Rak dan mereka tahu benar Jin Rak tinggal di sini. Dong Hoon kaget, apa Jin Rak masuk daftar pencarian orang? Ia membayangkan Jin Rak ditangkap.
Kembali pada monster bulu (di soompi Do Hwi disebut fluffy monster). Ia menasihati Enrique dan Jin Rak kalau wanita itu seperti bawang, sebanyak apapun dikupas tak akan ada akhirnya. Maksudnya? Jin Rak dan Enrique memandanginya bingung.
“Pokoknya…ada sisi lain Go Dok Mi yang berbeda dengan yang kalian berdua pikirkan. Dengarkan baik-baik, ini terjadi pada tahun kedua kami di SMA. Waktu itu kami sama-sama mengalami cinta pertama. Kami sama-sama menyukai guru bahasa kami.”
Enrique tertawa. Jika ceritanya seperti itu, keduanya tinggal bertengkar habis-habisan lalu berbaikan, tidak akan berlarut-larut hingga seperti sekarang. Sedangkan Jin Rak berpikir hal itu mungkin benar. Ia bertanya seperti apa guru itu? Jika disamakan dengan selebritis kira-kira mirip dengan siapa?
Do Hwi berkata ia tidak ingat tapi ia lalu mempergunakan kesempatan itu untuk berbohong dengan mengatakan guru mereka sangat keren, sangat mirip dengan Enrique (padahal mirip Jin Rak >,<). Mungkin itu sebabnya Dok Mi menyukai Enrique.
Jin Rak menatap Enrique dengan kesal. Melihat kekesalan Jin Rak, Enrique berkata Do Hwi mengatakan hal yang tak masuk akal. “Apa kau tahu seberapa tak sukanya ahjumma padaku? Dia bahkan tidak menganggapku manusia,” kata Enrique membela diri. “Ia bahkan memintaku tidak mengenalinya.”
“Jika begitu maka kau seharusnya tidak mengenalinya!” ujar Jin Rak. “Mengapa harus masuk ke rumahnya Dok Mi-sshi?! Mengapa menggoyahkan Dok Mi-sshi yang tenang dan sunyi seperti danau….”
“Untuk kerja! Kerja! Kerja! Sudah kubilang untuk kerja! Berapa kali harus kukatakan?! Aku sudah pernah mengatakannya!!” Enrique meledak dan balik berteriak-teriak pada Jin Rak. “Aish yang benar saja mengapa kau seperti ini?!!”
Jin Rak bertanya pada Do Hwi apa masalahnya jika hanya cinta pertama masa SMA. Mengapa Do Hwi harus menganggapnya seakan-akan ada masalah besar dan penting?
“Masalahnya baru akan kukatakan sekarang! Apa kalian pikir kalian siap menghadapinya?” tanya Do Hwi. Kesal karena keduanya sejak tadi membicarakan Dok Mi.
Do Hwi memutarbalikkan kenyataan. Ia berkata ia dan Dok Mi dulu bersahabat. Tapi kedatangan guru bahasa mereka membuat mereka mulai saling menjauh. Guru mereka menyukai Do Hwi karena Do Hwi pintar menulis dan meminjaminya buku. Tapi Dok Mi melewati batas yang seharusnya tidak ia lakukan sebagai siswa. Ia menjadi terobsesi. Ia bertekad menghancurkan guru itu jika tidak bisa memilikinya. (padahal Do Hwi yang bertekad menghancurkan mereka dan melaporkan guru itu pada kepala sekolah. Tapi guru itu bukan 100% persen tidak salah karena ia sepertinya memang menyukai Dok Mi.)
Karena itu guru mereka harus pindah sekolah bahkan sebelum 1 tahun mengajar. Rumor beredar semua itu karena Dok Mi. Dok Mi berhenti bicara dan tidak berbicara dengan siapapun hingga kelulusan.
“Tidak bicara sama sekali? Ia pasti aphasia (semacam gangguan dalam berbahasa, dari tak bisa mengingat kata-kata hingga tak mampu bicara, membaca, menulis),” kata Enrique.
Do Hwi lalu berpura-pura hanya sampai di sana ia bisa bercerita karena ini adalah urusan pribadi Dok Mi.
“Selama ini dia pasti kesepian,” kata Jin Rak simpati.
Dok Mi melihat tumpukan post-it dari Jin Rak dan merenung. Dong Hoon mendapat sebuah sms. Kedua pria tadi langsung curiga. Dong Hoon diam-diam membaca sms-nya. Kedua pria tadi tiba-tiba merebut ponsel Dong Hoon dan membacanya.
“Oppa, di mana pakaian dalamku?” Pffft…..
Dong Hoon mengantungi ponselnya dengan kikuk sekaligus cemas karena kedua pria ini berarti tidak main-main dalam mencari Jin Rak.
Dok Mi keluar dari apartemennya dan menghampiri mereka. Ia bertanya pada mereka apakah Jin Rak tahu mengenai tuntutan hukum ini. Bukankah mereka hanya bisa menangkap penjahat yang telah terbukti melakukan kejahatan?
“Kalian berasal dari bagian apa? Apa kalian memiliki tanda pengenal? Jika kalian tak bisa membuktikan identitas kalian, maka aku bisa menghubungi polisi, bukan?” Dok Mi mengacungkan ponselnya. Dong Hoon beringsut mendekati Dok Mi lalu tanpa sadar bertepuk tangan karena Dok Mi keren.
Jin Rak bertanya kenapa Do Hwi naik ke atas dalam cuaca sedingin ini. Enrique membenarkan, tak ada yang bertanya tapi Do Hwi membeberkan masalah pertemannya dengan Dok Mi. Mereka menatap Do Hwi dengan curiga.
Do Hwi baru ingat mengapa ia ke atas. Ia memberitahu Jin Rak kalau Jin Rak dicari orang karena telah melakukan penipuan dan akan ditangkap. Jadi Jin Rak harus tetap di atas, jangan turun ke bawah.
“Oh Jin Rak?” tanya Enrique bingung. “Siapa itu Oh Jin Rak?” Ia mengenal Jin Rak dengan nama Jae Won.
Do Hwi heran dan akan menjelaskan tapi Jin Rak memberinya isyarat agar diam. Ia lalu memberitahu Enrique kalau Jin Rak adalah kakaknya (hm…ini bohong atau beneran ya?? >,<).
Enrique hendak turun ke bawah karena menurutnya Jin Rak tak ada hubungan dengan masalah “kakaknya ” jadi orang-orang itu tidak boleh mengganggu. Jin Rak menghalangi dan menenangkan Enrique. Ia tidak merasa terganggu jadi tidak perlu repot-repot turun menemui mereka.
Do Hwi berkata kedua orang itu bertampang garang. Ia mendapat telepon dari Dong Hoon kalau orang-orang itu sudah pergi. Jin Rak mengomel seakan-akan hendak menemui mereka tapi mereka sudah keburu pergi. Ia dan Enrique beranjak pergi.
Do Hwi menahan mereka. Ia berkata bukan hanya Dok Mi yang mengalami masa sulit. Ia ingin kembali menjadi sahabat Dok Mi seperti dulu. Enrique bertanya apakah Do Hwi benar-benar hendak meminta maaf pada Dok Mi. Tentu saja, kata Do Hwi, apakah mereka tidak melihat ia sedang berusaha keras untuk itu?
“Ada cara yang bagus,” ujar Enrique dan Jin Rak berbarengan.
Jin Rak telah kembali ke apartemennya. Bukannya memikirkan orang-orang yang datang mencarinya, ia malah memikirkan perkataan Do Hwi mengenai Dok Mi. Dong Hoon tak tahan lagi, ia bertanya apakah Jin Rak orang yang jujur. Walau tidak jujur, Jin Rak bukan penjahat, kan?
Jin Rak berkata kedua orang yang mencarinya itu yang penjahat. Dulu ia pernah melakukan sebuah kesalahan tapi semua sudah diselesaikan. Dong Hoon meminta Jin Rak memberitahu semuanya. Jika sudah selesai mengapa para penjahat itu mencari Jin Rak?
Tidak mau, kata Jin Rak. Dong Hoon mengancam akan mengusir Jin Rak. Ini kan rumahku, kata Jin Rak. Mmmm…bener juga. Dong Hoon frustrasi karena Jin Rak tak mau memberitahunya apapun. Jin Rak akhirnya berjanji akan menyelesaikan masalah ini agar tidak ada lagi orang yang datang mencarinya.
Ia sendiri heran kenapa para pria itu pergi lebih cepat dari dugaannya padahal mereka bukan orang sembarangan. Dong Hoon lalu bercerita mengenai kehebatan Dok Mi. Karena Dok Mi terlalu tenang, sebelumnya ia hampir mengira Dok Mi bisu. Tapi melihatnya berbicara dengan orang-orang tadi, caranya menatap mereka dan bicara dengan tegas, Dong Hoon yakin masa lalu Dok Mi tidak biasa. Seperti Jin Rak.
“Oh, jadi kalian berdua memiliki kesamaan,” ujarnya.
“Dia percaya padaku?” tanya Jin Rak. “Yeeeeeeeesssss!!!”
Enrique kembali merecoki Dok Mi. Ia mengenakan topi pandanya sambil mondar-mandir di sekitar Dok Mi. Dok Mi tidak menghiraukannya dan terus bekerja.
“Ahjumma, kau tidak bisa bekerja, bukan? Kau pasti penasaran dengan apa yang kubicarakan dengan kak Jae Won, iya kan?”
Dok Mi tampaknya masih kesal karena Enrique menerima dus Do Hwi. Dengan dingin ia menyuruh Enrique memanggilnya editor. Pekerjaannya akan segera selesai. Ia menyuruh Enrique mengemas barang-barangnya.
Enrique bertanya apakah Dok Mi ingin segera menyelesaikan pekerjaannya agar bisa mengusirnya. Memangnya Dok Mi punya pena ajaib yang sangat cepat. Ia lalu mengingatkan ada pertemuan dengan penghuni lain jam 3 dan sekarang sudah jam 3.
Tepat saat itu bel apartemen Dok Mi berbunyi. Enrique membuka pintu. Satpam kaget, mengapa Enrique bisa ada di apartemen Dok Mi. Enrique balas bertanya mengapa Satpam datang ke sini. Satpam menunjuk papan iklan kursus memasak Ryu. Menu hari ini: paella.
Para penghuni berkumpul sementara Enrique membantu Ryu bersiap-siap. Enrique berkata ia memiliki teman orang Jepang dan juga bisa berbahasa Jepang. Ryu senang sekali. Haha…dua orang ini cocok^^
Sementara itu Jin Rak terus memandang Dok Mi sambil senyum-senyum. Satpam memberikan kompensasi untuk Dok Mi tapi Dok Mi merasa tak enak karena ia tidak pernah ikut demo. Ia tidak bisa menerimanya.
Jin Rak buru-buru mengembalikan amplop itu pada Dok Mi. Mereka juga tidak berbuat banyak. Satpam membenarkan, Dok Mi boleh menerima uang itu asal ikut kursus memasak.
Enrique memberi isyarat “Ok” melihat Jin Rak tadi. Ia memberi isyarat agar Jin Rak memulai pembicaraan dengan Dok Mi. Heh, orang-orang dalam drama ini kurang pintar memberi isyarat deh. Dok Mi melihat isyarat Enrique pada Jin Rak. Dan ia terlihat tidak senang.
Jin Rak bertanya apakah nanti ia bisa bicara dengan Dok Mi. Dok Mi tidak menjawab.
Dong Hoon bingung, pemilik gedung memberikan kompensasi dengan syarat mereka harus ikut kursus memasak.
“Apa pemiliknya idiot?” tanyanya.
“Sssttt….” Satpam menyuruhnya diam. Ia akan memberitahu mereka sebagai seorang satpam elit. Apa menurut mereka ahjumma dari apartemen 404 tidak mencurigakan?
“Keanggunan yang tidak bisa ia sembunyikan, penampilan kaya dari ujung rambut hingga ujung kaki…”
“Pemilik???” tanya Dong Hoon kaget.
“Bingo!” ujar satpam. “Dia adalah boss yang menyamar.”
Tepat saat itu ahjumma genit dari apartemen 404 muncul. Dong Hoon dan satpam bersikap sangat sopan hingga ahjumma bingung. Ia lalu berkata kalau ia menemukan seorang gadis muda di luar dan menyuruhnya masuk.
Siapa lagi kalau bukan monster bulu >,< tidak banyak kan gadis dalam drama ini ;)
Do Hwi memberi salam dengan kesopanan yang dibuat-buat dan memperkenalkan dirinya. Semua bertepuk tangan….well, tidak semua. Dok Mi terlihat tak nyaman dengan kehadiran Do Hwi.
Do Hwi duduk di sebelahnya dan menyapanya dengan super ramah. Dok Mi tak membalasnya. Suasana hening menggantung di udara.
Enrique memberi isyarat. Do Hwi mengeluarkan dua buah celemek. Satu untuk Dok Mi dan satu untuknya. Ia hendak memakaikan celemek pada Dok Mi. Tanpa berkata-kata Dok Mi mengambilnya dan memakainya sendiri.
“Sebenarnya apa yang terjadi di atap tadi?” bisik Dong Hoon pada Jin Rak.
Rupanya Enrique memberi nasihat pada Do Hwi saat mereka masih di atap. Ia menyuruh Do Hwi berpura-pura dekat dengan Dok Mi dan bersikap hendak meminta maaf. Lalu Jin Rak menyuruh Do Hwi datang ke kursus memasak.
Dan sekarang keduanya bertepuk tangan melihat Dok Mi dan Do Hwi mengenakan celemek yang sama.
Kursus dimulai. Ryu berbicara dengan bahasa Jepang dan meminta Enrique menjadi penerjemahnya. Enrique bengong.
“Tolog terjemahkan,” kata Ryu dalam bahasa Korea. Enrique mengangguk-angguk.
Maka Ryu memulai kursusnya dengan berbahasa Jepang. Mereka akan memasak paella hari ini. Paella artinya wajan dalam bahasa Latin. Ia mengambl sebuah wajan besar dan bercerita kalau makanan paella terbesar yang pernah dibuat bisa memberi makan 10 ribu orang dan masuk rekor dunia. Makanan ini juga dibuat kaum miskin saat musim dingin untuk menghangatkan diri. Jadi memakan paella bersama-sama adalah tanda berbagi kesusahan satu sama lain. Berbagi rasa sayang, cinta, perdamaian, dan pengampunan.
Semua diam kebingungan karena tak mengerti sedikitpun apa yang dikatakan oleh Ryu. Lalu apa terjemahan Enrique?
“Pada dasarnya, ia berkata kalau makanan ini makanan yang enak.” HA.
“Hanya itu?” tanya Jin Rak. Masa beberapa kalimat cuma jadi satu kalimat.
“Iya, dia juga bilang kalau ia hanya bisa memasak masakan ini.” Ia berbicara dengan cepat hingga Ryu tak menangkap apa yang sedang ia katakan.
Jin Rak masih tak percaya. Dong Hoon bahkan berhasil menangkap kata-kata rekor dan memberi makan 10 ribu orang. Enrique beralasan kata-kata dalam bahasa Jepang lebih panjang dari bahasa Korea.
Ryu mulai memasak. Semua memperhatikan, mencatat, dan mencicipi. Do Hwi sesekali terlihat kesal jika Jin Rak memberi perhatian pada Dok Mi. Dok Mi dan Dong Hoon menyadari itu.
Do Hwi meminta Enrique memfoto mereka. Jin Rak dengan malu-malu bergeser mendekati Dok Mi. Enrique menyuruhnya bergeser lebih dekat agar muat dalam satu foto. Do Hwi menggandeng tangan Dok Mi. Enrique melihat Dok Mi berdiam diri sepanjang waktu dengan wajah muram.
Makan bersama^^ Semua memuji masakan Ryu enak. Jin Rak membagi makanannya pada Dong Hoon. Dong Hoon terharu. Dua-duanya sikut-sikutan dengan gembira (haha…jadi inget BTS kemarin^^).
Satpam berusaha menyuapi ahjumma genit. Semua tertawa ketika akhirnya ahjumma menyerah. Dok Mi diam-diam tersenyum melihat mereka semua tertawa gembira. Enrique memergokinya dan tersenyum. Semua mengundang Dok Mi untuk duduk bersama mereka. Dok Mi ikut bergabung.
Dok Mi segera kembali ke apartemennya begitu acara selesai. Ia tidak menghiraukan Do Hwi yang masih berusaha ramah padanya.
Enrique memeluk Jin Rak dan berbisik kalau ia akan mengundang Jin Rak ke apartemen Dok Mi. Do Hwi cemburu. Demikian juga Dong Hoon. Eh, cemburu sama Dok Mi atau sama Enrique?? Sepertinya Dong Hoon ini lebih suka Jin Rak bersama Do Hwi.
Jin Rak tak yakin, bagaimana bisa Enrique mengundang orang ke rumah yang bukan rumahnya. Tapi Enrique tak khawatir. Pokoknya Jin Rak harus datang jika diundang.
Enrique masuk ke apartemen Dok Mi. Dok Mi telah siap meneruskan pekerjaannya. Enrique mengajaknya bicara. Dok Mi tidak mempedulikannya. Bukan Enrique namanya kalau ia berhenti begitu saja. Maka ia pun mulai berceloteh dan celotehannya kali ini membuat Dok Mi sangat marah. Apa itu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar