Kamis, 09 Mei 2013
Sinopsis Flower Boy Next Door Episode 12 (Bagian 2)
Keesokan paginya, Jin Rak berhadapan dengan Enrique. Enrique memberitahu Jin Rak kalau Dok Mi akan pindah. Aku tahu, kata Jin Rak.
Enrique menuduh Jin Rak terlalu perhatian pada Dok Mi dan Dok Mi terlalu baik untuk menjauhi Jin Rak jadi memilih pindah. Jin Rak balik menuduh Enrique yang tiba-tiba muncul entah darimana dan terus menerus mengganggu Dok Mi.
“Apa kau tahu noda di tembok kantor satpam tempat satpam menggantungkan topinya? Itulah kau. Cuma sebuah jejak,” kata Jin Rak.
“Apa artinya itu?”
“Sudahlah. Apa alasanmu memanggilku ke sini? Bukankah kau bilang tidak bisa percaya padaku?”
“Aku tidak percaya padamu tapi kurasa ahjumma percaya padamu. Dia memberitahuku kau yang membawanya ke rumah sakit kemarin.”
Jin Rak jadi ingat kemarin terluka. Ia berkata Enrique seharusnya pergi saat bilang akan pergi. Mengapa Enrique kembali dan harus terluka?
“Terima kasih, kak. Jika aku sendirian di rumah sakit kemarin, kurasa aku akan benar-benar mengalami saat yang berat.”
“Hal seperti itu tidak akan terjadi lagi. Itu adalah pertama dan terakhir kalinya aku membawa Dok Mi-sshi padamu.”
Enrique berkata ia tetap akan percaya pada Jin Rak untuk terakhir kalinya. Jika ada hal mengenai Jin Rak yang tidak ingin Jin Rak bicarakan, maka ia akan menunggu hingga Jin Rak siap memberitahunya. Sama seperti ia menanti Dok Mi.
“Apa yang kaubicarakan? Aku menunggu Dok Mi-sshi jauh lebih lama dibandingkan dirimu.”
“Ahjumma ingin mencoba keluar sana. Ke dunia. Dia ingin aku membantunya.”
Jin Rak jadi teringat reaksi Dok Mi saat mendengar Enrique terluka. Dok Mi yang nampak tersesat dan kebingungan.
“Kalau begitu bantu saja, siapa yang berkomentar mengenai hal itu? Aku akan terus berada di sisinya seperti saat ini.”
Tapi Enrique mengingatkan satu hal yang terpenting. Jin Rak tidak bisa berada di sisi Dok Mi jika Dok Mi pindah. Jin Rak jadi teringat sesuatu. Nyonya.
Ahjumma 404 membuka pintu. Ia terpesona saat melihat empat flower boys berderet menantinya. Ryu, Enrique, Jin Rak, dan Dong Hoon.
Mereka pergi ke apartemen Ryu. Ryu menyajikan makanan pencuci mulut yang semalam ia buat karena tidak bisa tidur. Dong Hoon bertanya mengapa Ryu tidak bisa tidur. Tapi Ryu hanya tersenyum penuh arti. Apa ini? More mistery??
Satpam Hong datang bergabung bersama mereka. Ia menyuruh Dong Hoon minggir agar bisa duduk di dekat ahjumma 404. Melihat Enrique di sana, ia bertanya mengapa Enrique terus menerus di apartemen ini padahal apartemennya di seberang.
Jin Rak dan Enrique saling berbisik-bisik lalu Jin Rak memberi tanda agar Enrique mulai berbicara.
“Ahjumma…” panggil Enrique sambil tersenyum menebar pesona.
Pluk! Sendok yang dipegang ahjumma terjatuh.
“Nyonya!! Sudah kubilang panggil dia Nyonyaa!!” tegur Jin Rak. “Maafkan aku, ia selalu memanggil ahjumma pada semua wanita cantik. Apa kau tahu Go Dok Mi di apartemen 402? Dia selalu mengikutinya sambil memanggilnya ahjumma, ahjumma. Tapi sebagai sesama penyewa, apakah mereka yang menyewa bulanan bisa pindah sesuka hati mereka? Iya kan? Ada yang namanya kontrak, kan?” Jin Rak meminta dukungan Enrique. Enrique cepat-cepat mengangguk.
Ahjumma mengerti, semua ini mengenai kepindahan Dok Mi. Ia juga merasa sedih.
“Apa yang akan kaulakukan?” tanyanya pada Jin Rak. Jin Rak langsung pasang tampang sedih, diikuti Enrique.
Enrique berkata jika ahjumma 404 tidak ignin melihat Jin Rak sedih, bagaimana dengan menaikkan jaminan pinjaman hingga 100 ribu won. Bukan itu terlalu kecil, naikkan hingga sejuta won! Dengan begitu tidak ada yang mau pindah ke apartemen ini. Ia meminta ahjumma menggunakan pengaruhnya.
Satpam berusaha memberi isyarat agar Enrique berhenti bicara.
“Aku? Bagaimana caranya?” tanya ahjumma kebingungan.
Enrique dan Jin Rak tertawa penuh arti, mengira ahjumma sedang berpura-pura. (Kayanya ngga pura-pura deh, bukan ahjumma pemiliknya. Aku malah menerka apartemen ini milik ayah Jin Rak.)
“Aku sudah dengan dari kak Jin Rak, bahwa kau…..”
“Kau pembuat masalah!” potong Satpam. “Nyonya, aku mecintaimu. Aku sudah lama mencintaimu. Nyonya….”
Satpam menggosokkan wajahnya ke lengan ahjumma. Karena malu, ahjumma bergegas kembali ke apartemennya. Satpam menarik nafas lega.
Jin Rak bertanya apa yang barusan Satpam Hong lakukan. Mengapa harus menyatakan cinta di saat seperti ini?
“Kau tidak tahu apa yang kaubicarakan. Jika Nyonya tahu kalau kita sudah tahu bahwa dia pemilik apartemen ini, kita akan diusir dari sini. Bukankah aku sudah memberitahu kalian? Dia sangat benci identitasnya terungkap.
“Mengapa banyak orang di sini yang tidak ingin identitasnya terungkap,” gerutu Enrique sambil melirik Jin Rak. Ia bertanya apa yang harus mereka lakukan, hari ini ada orang yang akan melihat apartemen Dok Mi.
“Ah, jika dia pria kita bisa bilang gedung ini sudah tua dan rusak. Jika wanita, apakah kita harus bilang kalau salah tetangganya seorang psycho?”
“Aku?” tanya Jin Rak.
Dong Hoon tersenyum senang. Tapi Enrique malah menunjuk Dong Hoon. Semua menoleh melihat Dong Hoon dan mengangguk mengerti. Dong Hoon langsung protes. Satpam meminta mereka tidak perlu khawatir, ahjumma 404 akan mengurus semuanya. Ahjumma 404 adalah malaikat. Satpam buru-buru pergi menyusul ahjumma.
“Kuharap ia tidak dipecat,” ujar Dong Hoon.
Satpam mengetuk-ngetuk pintu apartemen ahjumma 404, tapi ahjumma tidak membukakan pintu.
Enrique, Dong Hoon, dan Jin Rak keluar dari apartemen Ryu. Enrique menawarkan pekerjaan sampingan pada Dong Hoo. Ia akan mengadakan seminar hari ini dan berharap Dong Hoon bisa membuat video rekamannya.
“Ah seminar untuk para pecandu game! Tapi apa itu ada kaitannya dengan serangan terhadapmu baru-baru ini?”
“Memangnya kau ini apa? Penguntitnya? Bagaimana kau bisa tahu begitu banyak tentangnya?” tanya Jin Rak. “Apa kau mengikutinya atau semacamnya?”
Dong Hoon berkata di internet ramai diberitakan kalau tak ada seorangpun yang akan menghadiri seminar itu. Coba dipikir, mana ada orang yang mau mengaku kalau ia kecanduan game. Apalagi meminta mereka membawa orangtua.
“Itu sama saja dengan memberitahu mereka agar jangan datang. Begitu para pecandu itu mulai bermain game, hubungan dengan orangtua mereka berakhir.”
“Jika tidak ada yang datang maka aku akan berbicara sendiri dan meng-upload videonya ke internet. Jadi tidak perlu khawatir. Aku berani bertaruh mereka pasti hadir. Mengapa? Dari sudut pandang penggemar, tidak mudah untuk melihat wajah imut direktur kreatif terkenal sedunia Enrique Geum. Itu akan menjadi kehormatan bagi mereka, bukan begitu?” kata Enrique sambil senyum-senyum penuh percaya diri.
“Apa dia selalu seperti ini? Ayo cepat selesaikan,” kata Jin Rak pada Dong Hoon.
“Sepertinya begitu. Lagipula, bayaranku cukup tinggi. 50 ribu…10 ribu…200 ribu… 350 ribu won! Deal?”
“Deal!”
Dong Hoon dan Jin Rak terkejut. Apalagi Enrique menganggap itu harga murah. Hehe…pasti Dong Hoon nyesel ngga minta lebih banyak.
Enrique mengajak Jin Rak ikut ke seminarnya. Jin Rak meminta Enrique berhenti memikirkan untuk melakukan apapun bersamanya.
“Baiklah. Dong Hoon-sshi, karena ahjumma akan pergi bersama kita, nanti kita bertemu lagi di sini,” kata Enrique.
Mendengar nama Dok Mi disebut, Jin Rak menoleh. Dok Mi-sshi akan pergi? Apa Enrique benar-benar berpikir Dok Mi akan pergi ke tempat seminar yang penuh orang (lho katanya tadi ngga bakalan ada yang datang ;p). Ia yakin Dok Mi tidak akan datang. Enrique menertawakan pendapat Jin Rak. Ia berpikir sebaliknya.
Enrique pergi ke apartemen Dok Mi dan mengajaknya pergi. Dok Mi beralasan ada orang yang akan datang melihat apartemennya dari agen perumahan. Enrique berkata Dok Mi bisa menyerahkan tugas itu pada satpam Hong.
Dok Mi bertanya ke mana mereka akan pergi.
“Ke seminar untuk para pecandu game.”
“Itu….bukankah di sana akan ada banyak orang?” tanya Dok Mi mulai khawatir. Enrique cemberut dan menghentakkan pintu agar terbuka lebar.
“Masalahnya bukan ada banyak orang atau tidak. Setelah memutuskan untuk keluar ke dunia, apa kau hanya akan pergi ke tempat tidak ada orang? Dan juga ini kan saranmu. Apa yang akan kaulakukan jika aku diserang oleh para orangtua yang datang? Kau harus ada di sana bersamaku dan mengawasi semuanya. Ya?” omel Enrique. Dok Mi jadi khawatir juga.
Enrique memasang senyum manisnya dan membujuk Dok Mi ikut.
Jin Rak dan Dong Hoon menunggu di halaman apartemen. Hehe… Jin Rak akhirnya ikut juga^^ Dong Hoon menuduh Jin Rak hendak meminta separuh uang bayarannya.
“Apa aku kelihatannya akan pergi melakukan pekerjaan paruh waktu? Saat aku berdandan seperti ini?” tanya Jin Rak.
Dok Mi dan Enrique menghampiri mereka.
“Dia benar-benar datang,” gumam Jin Rak.
Dok Mi terkejut melihat Jin Rak. Ia membungkuk dengan sopan. Jin Rak balas membungkuk. Dok Mi membungkuk lagi. Ia terlihat merasa tak enak hati pada Jin Rak.
“Lihat, sudah kubilang ia akan datang, bukan?” kata Enrique.
Dong Hoon mengajak mereka bergegas pergi. Keempatnya pun berjalan bersama.
Mereka tiba di tempat seminar. Enrique nampak sedikit gugup. Ternyata yang hadir cukup banyak. Hampir seluruh kursi terisi.
“Wah, apa semua orang ini pecandu?!” seru Dong Hoon cuek.
Enrique sempat terdiam mendengar kata-kata Dong Hoon (tampaknya dia agak trauma juga). Ia lalu menebar senyum dan berjalan ke panggung. Para fans menyambutnya dengan senang sementara para orangtua berwajah serius.
Enrique memulai seminarnya.
“Ada batas yang tipis untuk membedakan kau pecandu atau bukan.
Ada seorang penulis terkenal yang menulis mengenai apa itu kecanduan, namanya Saint-Exupery penulis Little Prince, yang juga merupakan nama aliasku. Ceritanya sang pangeran kecil menemui seorang pecandu alkohol dan menanyakan pertanyaan ini: Paman, Paman, mengapa kau minum begitu banyak? Pecandu itu menjawab: untuk melupakan rasa malu. Malu, itulah kata kuncinya.
Jika setelah 5-10 menit bermain, game itu masih ada di pikiranmu dan kau merasa bersalah. Saat kau berbohong dan mencoba menyembunyikan kenyataan kalau kau sedang bermain game, saat itulah kecanduan sedang mengetuk pintu. Jika kau berbohong dan berkata tidak bermain game, apa kau merasa malu? Apa kau mencoba menyembunyikannya? Jadilah percaya diri. Saat kau percaya diri, kecanduan akan pergi.
Saat kau mulai menjadi pecandu adalah saat kau menyembunyikan berapa lama kau bermain game. Saat orang lain tidur, kau bangun dan menyalakan komputer untuk bermain game. Saat itu terjadi, orang akan mulai membenci diri mereka sendiri dan kepercayaan diri akan jatuh. Mereka mulai menarik diri.
Pada saat itu, jika orangtua mulai mengancam kalian atau menghancurkan komputer dan mulai berteriak. Apa yang akan terjadi? Kalian akan bersembunyi dalam gua kalian sendiri.
Para orangtua, apa kau tahu apa yang disukai anak-anak yang kecanduan game? Apa kalian pernah mencoba bermain game bersama mereka? Apakah kalian pernah berkata dengan hangat pada anak-anak kalian kalau bermain game bukanlah hal memalukan dan tak perlu disembunyikan?”
Jin Rak menoleh dan melihat Dok Mi tersenyum sepanjang seminar. Bae Bok juga menghadiri seminar itu dan tersenyum melihat Enrique. Tampaknya kata-kata Enrique berhasil menyentuh hati orang-orang yang hadir.
Kegiatan berlanjut di luar ruangan. Enrique bermain bola bersama pata peserta. Dong Hoon ikut dalam tim yang berlawanan dengan tim Enrique.
Dong Hoon berhasil menjegal Enrique dan melemparkan bola mengenai punggung Enrique. Ia bersorak senang. Tapi semua peserta terdiam dan melihatnya dengan kesal.
Permainan kembali dimulai. Enrique tiba-tiba mengeluh kesakitan. Dong Hoon jadi khawatir. Ternyata Enrique cuma pura-pura. Seorang dari tim Enrique ganti melempar bola mengenai Dong Hoon. Semua malah bersorak. Hehe…poor Dong Hoon^^
Jin Rak menemani Dok Mi duduk di pinggir lapangan. Jin Rak berkata ia senang melihat Dok Mi keluar seperti ini.
“Datang ke sini dan melihat ini, aku sadar Enrique memiliki tujuan membawaku ke sini. Kurasa ia ingin memperlihatkan bagaimana kau terlihat di dunia ini.”
Dok Mi tak tahu harus berkata apa. Jin Rak bangkit berdiri untuk menutupi kecanggungan mereka. Ia akan bergabung ke lapangan. Ia melepas jaketnya dan menyampirkannya ke punggung Dok Mi. Tapi ada yang mengawasi mereka. Bae Bok.
Enrique menoleh ke arah Dok Mi dan tersenyum. Dok Mi balas tersenyum.
“Kak Go Dok Mi, ini rahasia ya tapi oppa bukan manusia,” tiba-tiba Bae Bok duduk di samping Dok Mi dan mengajaknya bicara (hm…darimana dia tahu nama Dok Mi?). Dok Mi nampak bingung.
“Dia itu peri. Salah satu karakter yang ia ciptakan adalah peri. Ia membuatnya berdasarkan dirinya sendiri,” Bae Bok menjelaskan.
Dok Mi hanya tersenyum sopan. Jelas menganggap itu sebuah gurauan.
“Semua orang yang berdiri di sana awalnya tidak merasa nyaman, bukan? Lihatlah, mereka semua berbeda sekarang. Tapi aku yakin kehidupan peri itu sangat sulit. Karena ia harus memikirkan orang lain lebih dari dirinya sendiri. Tapi karena manusia tidak percaya adanya peri, mereka selalu kesepian dan sedih. Tapi ia juga tidak bisa memperlihatkannya karena ia harus tetap ceria. Karena itu sekeliling peri selalu terang benderang. Ia tidak memiliki bayangan dan kegelapan. Jika bayangan atau kegelapan melekat di sekeliling peri, peri akan menghilang,” kata Bae Bok. Dok Mi tertegun, apa ia yang dimaksud kegelapan di sisi Enrique?
Enrique menghampiri mereka dan mengajak Dok Mi bergabung. Bae Bok menarik Dok Mi dan mengajaknya bermain.
Acara telah selesai. Jin Rak, Dok Mi, Enrique, dan Dong Hoon menanti bis di halte. Jin Rak memandang Dok Mi. Dok Mi melihatnya dan buru-buru mengalihkan pandangannya pada Enrique. Enrique tersenyum. Dok Mi merasa lebih tenang.
Bis datang. Hanya Jin Rak dan Dong Hoon yang naik ke atas bis. Enrique dan Dok Mi tidak ikut naik. Dong Hoon memuji sikap Jin Rak.
“Di saat dia begitu susah payah keluar ke dalam dunia, bagaimana bisa aku menyulitkannya lagi?”
“Aku merasa kesal sekarang. Apa 402 melihat webtoon? Jika dia melihatnya, aku yakin dia akan jatuh cinta padamu,” kata Dong Hoon. Jin Rak hanya diam dengan wajah sedih.
Enrique membawakan setumpuk sepatu untuk dicoba oleh Dok Mi. Dok Mi sampai bengong. Enrique menyuruhnya mencoba satu per satu dan memilih yang Dok Mi suka. Dok Mi mengangguk pasrah.
Enrique sendiri yang membantu Dok Mi memakai sepatu-sepatu itu. Dok Mi merasa agak malu. Apalagi Enrique terus memujinya.
“Ahjumma, kita harus pergi ke semua tempat hingga sepatu ini jebol ya? Ok? Deal?”
Dok Mi mengangguk. Enrique tersenyum senang.
Bae Bok diam-diam melihat mereka. Ia terlihat tidak suka dan mengambil foto keduanya.
Enrique dan Dok Mi berjalan-jalan. Enrique minta dibelikan cokelat karena ia telah membelikan sepatu (oh noooo….baru nyadar ada kepercayaan dalam K-drama kalau memberikan sepatu pada orang yang kita sukai, orang itu akan meninggalkan kita >,<). Ia meminta cokelat berbentuk hati. Hehehe…Dok Mi terpaksa membelikannya.
Saat mereka berjalan, seperti biasa orang-orang mengacuhkan keberadaan Dok Mi dan tak sengaja menyenggol Dok Mi. Enrique melihat orang-orang itu dengan kesal karena telah menyenggol Dok Mi-nya. Tapi melihat Dok Mi yang menunduk, ia tak berkata apa-apa dan pindah agar Dok Mi tidak tersenggol lagi.
Enrique mengajak Dok Mi ke teater 4D. Enrique berkata pada manager teater kalau ia menerima pekerjaan sebagai direktur kreatif teater itu. Manager teater heran karena Enrique tidak pergi.
“Seseorang khawatir jika aku pergi,” bisik Enrique. Dok Mi menoleh ke sana kemari, tak merasa hahaha :D
“Oya popcorn,” bisik Enrique pada manager. Mereka masuk ke dalam teater. Bae Bok melihat dengan sedih.
Saat menonton, Dok Mi terlihat ketakutan dan menyembunyikan wajahnya di pundak Enrique. Enrique tersenyum. Dok Mi tersadar dan buru-buru menegakkan tubuhnya.
Sejak pertemuannya dengan Dok Mi, Do Hwi selalu murung. Jin Rak datang menemuinya. Kali ini Do Hwi tidak bergenit ria seperti biasanya.
“Sebenarnya aku tidak bisa mengerti dirimu,” kata Jin Rak. “Dan aku tidak benar-benar ingin mengerti. Tapi aku yakin pasti sulit bagimu untuk terang-terangan. Aku yakin tidak mudah untuk membicarakan semua itu.”
“Tidak apa-apa. Aku sudah melihat webtoonmu. Flower Boy Next Door. Tapi perasaanmu pada Dok Mi sangat nyata terlihat di sana hingga berat bagiku untuk membacanya.”
“Aku menghargai perasaanmu padaku. Tapi aku ingin kau berhenti merasa seperti itu padaku.”
Do Hwi terpana. Patah hati.
Jin Rak berjalan sendirian menuju apartemen. Di jalan yang sama namun waktu yang berbeda, Dok Mi dan Enrique jalan berdua.
Jurnal Dok Mi:
“Bunga matahari melihat ke arah matahari dan tersenyum setiap hari, lama kelamaan akan menjadi matahari kecil. Di atas cangkang kerang yang bermain di lautan setiap hari, sebuah pola akan terjejak di sana sedikit demi sedikit. Mereka yang saling mengasihi, mulai menunjukkan kemiripan. Dan wanita itu akhirnya mulai mengerti.”
Dok Mi membuka tirai jendelanya. Ia melihat Enrique berdiri memegang sebuah papan dengan tulisan: Selamat malam dan bermimpilah tentang aku. Enrique tersenyum. Lalu tulisan berganti: Belikan aku ayam. Enrique pura-pura menangis. Dok Mi tersenyum geli.
Enrique melambaikan tangannya. Dok Mi balas melambaikan tangan. Enrique memberi isyarat untuk tidur. Dok Mi tersenyum.
Dong Hoon seperti biasa berada di klub di kelilingi para wanita. Tiba-tiba seorang wanita mengenakan rok kuning bling-bling berjalan menghampirinya. Dong Hoon kaget melihatnya. Editor mata panda! Dengan rambut terurai pula^^
Dong Hoon meminta para wanita itu pergi. Ia masih kaget melihat editor. Editor berkata ia datang karena Dong Hoon menyuruhnya menelepon jika ia bermimpi buruk.
Dong Hoon membenarkan, ia pernah berkata demikian. Tapi apa editor tidak tahu arti menelepon?
“Mengapa kau tiba-tiba muncul di sini saat aku menyuruhmu untuk menelepon? Kau menakutiku!”
“Aku rasa aku telah bersikap pengertian dalam hal ini. Tidak baik menelepon seseorang yang bekerja sebagai supir. Coba pikirkan, bagaimana jika aku menelepon dan bicara panjang lebar? Kau akan kehilangan pelangganmu. Tidak bisa menelepon tapi mimpi buruk. Bertanya-tanya apakah kau masih bekerja dan terus memikirkan 5.8 juta. Itulah sebabnya mengapa aku datang ke sini.”
Dong Hoon tak mampu berkata-kata. Editoer bertanya apakah Dong Hoon mau makan sup bersamanya. Dong Hoon nampak keberatan.
Beberapa wanita keluar dari klub dan menghina penampilan editor. Editor siap unjuk gigi. Dong Hoon membelanya.
“Lingkaran di matanya ini yang menjadi daya tarik,” katanya sambil menghalau para wanita itu pergi. Editor tambah terpesona pada Dong Hoon.
Keesokan paginya, Dok Mi seperti biasa mengambil kotak susunya. Di kotak susu itu terdapat post-it: Lihat webtoon Flower Boy Next Door!!
Dok Mi membuka komputernya dan melihat webtoon itu. Ia melihat dirinya digambarkan dalam webtoon. Ada jejak topi satpam, Jin Rak, Enrique, juga peristiwa saat ia pingsan ketika pertama kali bertemu kembali dengan Do Hwi. Ia melihat gambar Jin Rak berdiri di depan pintu apartemennya seakan hendak mengetuk.
“Ketika aku menaruk tanganku di pintu. Aku bisa merasakan ia ada di belakang pintu yang tertutup rapat. Apa ia bahagia di dalam sana? Apakah tanganku akan meninggalkan jejak di pintu tertutup ini suatu hari nanti?”
Dok Mi merenung setelah melihat webtoon itu.
Enrique mendatangi apartemen Dok Mi sambil mengomel. Ia kan sudah menyuruh Dok Mi membuka jendela di pagi hari tapi Dok Mi tidak melakukannya hingga rencananya berantakan.
Ia terhenti di dekat pintu. Ia nampak shock dan mulai menekan bel terus menerus. Ia menggedor-gedor pintu sambil memanggil Dok Mi. Apartemen itu sepertinya kosong.
Dong Hoon keluar karena suara ribut Enrique. Ia nampak kaget melihat pintu Dok Mi. Jin Rak ikut keluar. Ia nampak sama khawatirnya dengan Enrique saat melihat pintu Dok Mi.
Tulisan pada pintu itu: Mati kau! (ditulis besar-besar dengan warna merah darah)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar