Kamis, 09 Mei 2013
Sinopsis Flower Boy Next Door Episode 13 (Bagian 1)
Ya ampun…Enrique memakai kostum panda terus joged-joged di depan jendela, lengkap dengan goyang pinggul hahahaha :D
Ia ingin memergoki Dok Mi mengintip atau membuka jendelanya. Tapi yang ditunggu tidak kelihatan batang hidungnya sekalipun. Enrique melepas topi pandanya dan kesal karena usahanya sia-sia.
Enrique mendapat telepon dari rekannya Manuel di Spanyol. Wah akhirnya bahasa Spanyol Enrique keluar juga^^ Manuel sepertinya meminta Enrique kembali ke Spanyol untuk melanjutkan pekerjaan tapi Enrique berkata ia belum bisa kembali karena ada hal yang lebih penting dari video game. Ia lalu mengucapkan selamat tinggal pada Manuel. Bye bye bye bye…
Dong Hoon mengirim sms pada Do Hwi. Ia bertanya apakah ia bisa meminta gajinya (sebagai model) lebih awal. Do Hwi memperbolehkan, ia bahkan menyuruh Dong Hoon datang untuk makan. Dong Hoon merasa lega. Sementara itu Jin Rak mengirimkan sinopsis dan sketsa episode 7 dan 8 pada Dong Hoon.
Enrique menuju apartemen Dok Mi sambil mengomel karena Dok Mi tidak juga membuka jendela. Ia terkejut melihat tulisan berwarna merah di pintu Dok Mi. Tulisannya: Matis!
Enrique dengan panik terus menekan bel dan berteriak-teriak memanggil Dok Mi.
Dong Hoon melihat sinopsis yang baru saja dikirim Jin Rak. Ia merasa tak sanggup membaca sinopsis itu karena terlalu menyentuh. Ia mendatangi Jin Rak dan mengaku telah meninggalkan catatan di kotak susu Dok Mi agar Dok Mi melihat webtoon mereka.
“Apa kau bilang? Kau ini bisa berpikir atau tidak?!!” kata Jin Rak marah.
Dong Hoon berkata justru ia sudah berpikir. Memangnya Enrique akan meninggalkan kariernya dan tetap tinggal di Korea? Apa Dok Mi akan ikut ke Spanyol? Dok Mi bahkan tak bisa bepergian dengan kepribadian seperti itu. Intinya Jin Rak masih ada harapan dan harus maju terus.
“402 seorang yang baik. Aku yakin ia melihat webtoon itu dan menderita karenanya.”
“Keluarlah,” kata Jin Rak.
“Mengapa kau terus menyuruhku pergi? Saat aku hendak pergi kau yang terus menahanku,” kata Dong Hoon marah.
Ia berjalan keluar dan melihat Enrique seperti orang bingung di depan pintu Dok Mi. Ia melihat tulisan di pintu dan berteriak-teriak memanggil Jin Rak. Enrique berusaha menelepon Dok Mi.
Jin Rak kaget melihat tulisan di pintu. Ia bertanya apakah Enrique sedang menelepon polisi. Ia bertanya apa yang terjadi. Enrique begitu galau tapi ia yakin Dok Mi tak ada di dalam.
Satpam Hong mengantar agen perumahan dan orang yang akan melihat apartemen Dok Mi. Wanita yang akan melihat apartemen Dok Mi langsung berteriak kaget begitu melihat tulisan itu. Ia tidak mau lagi melihat apartemen Dok Mi dan mengambil langkah seribu.
Satpam Hong bertanya apakah Jin Rak, Enriquen dan Dong Hoon sengaja menulis di pintu agar tidak ada yang mau menyewa apartemen Dok Mi. Dong Hoon berkata tidak mungkin Jin Rak dan Enrique melakukan hal itu. Tapi lama kelamaan ia nampak tak yakin.
“Keduanya sedang kehilangan akal, jadi mungkin saja….”
Jin Rak mendelik padanya.
Enrique bertanya apakah ada CCTV di lift atau di lorong. Dengan begitu mereka bisa melihat siapa yang berada di lorong itu dan Dok Mi keluar atau tidak. Satpam akhirnya mengaku CCTV itu cuma terpasang di sana tapi tidak merekam apapun karena sebelumnya selalu aman. Enrique dan Jin Rak hampir putus asa.
Enrique bertanya apakah Satpam punya kunci cadangan apartemen Dok Mi. Ia meminta dibukakan pintu. Satpam Hong ragu-ragu membuka tanpa ijin. Enrique berseru kalau ia akan bertanggungjawab dan meminta Satpam segera membuka pintu. Satpam akhirnya menurut.
Jin Rak bertanya-tanya ke mana Dok Mi bisa pergi. Ke rumah neneknya, jawab Enrique. Tapi ia berubah pikiran, ia akan mencoba menghubungi senior Dok Mi di penerbit.
Ia juga memberitahu Jin Rak kalau Dok Mi memasang gambar tempat-tempat yang ingin dikunjunginya. Jadi mereka bisa mencari ke tempat-tempat itu. Tapi Jin Rak malah semakin sedih. Enrique tahu lebih banyak mengenai Dok Mi.
Ahjumma 404 keluar dari apartemennya. Ia bertanya ada apa-apa ribut-ribut. Satpam Hong buru-buru menyerahkan kuncinya pada Enrique dan menghalau ahjumma ke lift agar tidak melihat tulisan itu. Enrique langsung membuka apartemen Dok Mi dan masuk. (Wah…ia lupa kalau Jin Rak ada di luar bersama Dong Hoon >,< Tapi Dok Mi juga tidak pernah mengijinkan siapapun masuk kecuali Enrique, jadi Jin Rak pun sepertinya tidak akan berani masuk bila bukan Dok Mi yang mengundang)
Enrique berjalan ke meja kerja Dok Mi. Ternyata Dok Mi meninggalkan ponselnya (dan ada 54 missed-calls –dari Enrique >,<). Enrique bertambah cemas. Lalu ia melihat catatan yang ditemukan Dok Mi tadi pagi. Lihat webtoon Flower Boy Next Door.
Enrique melihat webtoon yang sama. Ia menarik nafas panjang.
“Ahjumma, bisakah kau berhenti melarikan diri?”
Jin Rak masih terpaku di depan pintu Dok Mi.
“Apa yang kau lakukan? Cepat masuk ke dalam!” kata Dong Hoon.
“Dong Hoon, aku benar-benar tidak tahu apa-apa. Jika Dok Mi menghilang, aku benar-benar tidak tahu ke mana harus mencarinya (karena ia tidak tahu banyak mengenai Dok Mi, tidak seperti Enrique).”
“Jadi masuklah! Masuklah dan cari tahu!” ujar Dong Hoon. Ia tak tega melihat Jin Rak putus asa termangu di depan pintu.
Do Hwi datang dan bertanya apa yang sedang mereka lakukan. Jin Rak sama sekali tak menoleh. Do Hwi datang karena Dong Hoon tidak datang juga. Jadi ia membawakan uang gajinya dan juga makanan untuk dimakan bersama. Do Hwi sengaja berbicara keras-keras agar Jin Rak mendengar. Tapi Jin Rak terus diam.
Do Hwi akhirnya berbalik dan pergi. Jin Rak memanggil Do Hwi. Do Hwi dengan gembira menghampiri. Jin Rak menunjuk tulisan di pintu Dok Mi.
“Apa itu?” tanya Do Hwi kaget.
“Apa kau benar-benar tidak tahu?” tanya Jin Rak tajam.
“Apa kau bilang…apa maksud perkataanmu tadi? Apa kau bilang aku yang melakukannya?” tanya Do Hwi tak percaya.
“Kak, apa kau sudah gila?” tegur Dong Hoon.
Enrique keluar dari apartemen Dok Mi. Do Hwi meminta Enrique memanggil Dok Mi. Enrique berada saat ini Dok Mi tidak ada di rumah. Sepertinya ia juga mencurigai Do Hwi.
“Oh Jin Rak-sshi, kau menganggapku serendah apa? Aku bersalah karena tidak mengungkapkan apa yang terjadi di masa lalu. Tidak ada yang tahu tentang kami dan aku menyembunyikannya karena dia (Dok Mi) tidak ingin ada yang tahu. Tapi aku tidak serendah itu. Saat Dok Mi berkata aku cukup untuknya dan menghancurkan hidupnya, hatiku jugas sakit.”
“Apa sangat sakit? Kalau begitu kau bisa pikirkan sekali saja betapa sakitnya perasaan temanmu. Kau merasa diperlakukan tidak adil dan marah, bukan? Kalau begitu kau bisa mengerti begitu lamanya temanmu menderita!” kata Enrique.
Do Hwi tak tahan lagi dan berlari pergi. Dong Hoon menyerahkan makanan yang dibawa Do Hwi pada Jin Rak.
“Kak, kau seharusnya tidak seperti itu. Jika cintamu itu penting, demikian juga cinta orang lain (Do Hwi),” tegur Dong Hoon. Ia lalu pergi menyusul Do Hwi.
Do Hwi berlari sambil menangis. Dong Hoon mengejarnya dan bertubrukan dengan seseorang. Bae Bok. Tas bawaannya terjatuh, isinya dua kaleng cat semprot. Dong Hoon melihat tangan Bae Bok belepotan cat merah. Ia langsung curiga.
“Kita pernah bertemu, bukan?” tanya Dong Hoon. Ia ingat pernah bertemu Bae Bok di restoran tempat Ryu bekerja dan juga di seminar Enrique.
“Mengapa tanganmu seperti itu? Kau yang menulis di pintu, kan?”
Bae Bok menunduk. Guilty as charged.
Jin Rak kembali ke apartemennya untuk mengambil cat. Dong Hoon meneleponnya dan menyuruhnya meminta maaf pada Do hwi. Ia sudah tahu siapa pelakunya, fans berat Enrique yang terus menerus mengikuti Enrique. Sasaeng fans. Ia menyuruh Jin Rak segera menemui Do Hwi dan minta maaf.
Sepertinya Jin Rak memberitahu Enrique. Enrique turun menemui Bae Bok. Bae Bok mengaku ia yang melakukannya.
“Mengapa kau begitu bangga? Dibandingkan dengan tulisan mengerikan yang kautulis di pintu, sikapmu lebih buruk!”
“Aku tidak peduli apapun yang kaukatakan. Sola (perusahaan tempat Enrique bekerja) akan membuat animasi tapi kau tidak ada di dalam daftar. Segeralah kembali ke Spanyol, ya?”
“Aku tidak akan kembali.”
“Oppa, kau pernah mengatakannya pada majalah saat kau berusia 17 tahun, bahwa kau ingin membuat gamemu menjadi film animasi. Bahkan memikirkannya sekalipun membuat hatimu berdebar. Tapi mengapa kau menyerah sekarang ini?”
“Apa yang membuatmu berpikir aku menyerah dalam menggapai cita-citaku? Dan lagi aku tidak perlu mencapainya sekarang.”
“Kau sudah hampir mewujudkannya, jadi mengapa kau tidak bisa melakukannya sekarang? Apa orang itu begitu penting?” seru Bae Bok.
Enrique terdiam.
“Aku benci wanita itu.” (And I hate you….)
Bae Bok berlari pergi sambil menangis. Enrique menoleh ka arah perginya Bae Bok. Ia melihat Dok Mi juga menoleh ke arah perginya Bae Bok dengan wajah heran.
Enrique begitu lega melihat Dok Mi. Ia langsung menghampirinya dan memeluknya.
“Kukira kau melarikan diri ke suatu tempat. Kau pasti terkejut, ya kan? Aku tahu siapa pelakunya. Aku minta maaf, ini salahku.”
“Aku tidak setakut itu, hal ini sangat sering terjadi waktu SMA. Aku bahkan tahu cara menghapusnya dengan baik,” kata Dok Mi.
“Wah aku tidak mengira reaksimu akan setenang ini. Aku tidak biasanya berpikir begitu rumit. Pikiranku, hatiku, dan perasaanku juga begitu rumit.”
Dok Mi berkata Enrique tidak perlu merasa rumit seperti itu. Ia mengacungkan barang belanjaanya. Dua kaleng penghapus cat.
“Dengan dua kaleng itu, tulisan akan terhapus? Lalu bagaimana dengan perasaanmu? Apa bisa dihapus? Apakah itu bisa menghapus kebingunganmu setelah membaca webtoon kak Jin Rak?”
Dok Mi bertanya bagaimana bisa Enrique tahu ia melihat webtoon itu. Enrique mengaku satpam membukakan pintu untuknya. Dok Mi tidak bisa menutupinya lagi.
“Aku benar-benar tidak apa-apa.”
“Di pintumu tertulis: Matilah, mengapa kau tidak apa-apa? Bagaimana bisa kau terbiasa dengan hal seperti itu? Mendengarnya membuat hatiku sakit.”
“Aku tidak suka ini. Aku tidak suka kau seperti ini,” kata Dok Mi. “Aku tidak ingin kau menjadi suram atau terluka karena lukaku.”
Dok Mi tidak suka Enrique menjadi kesal dan sedih, tidak seperti Enrique yang ia kenal. Ia tidak mau Enrique berubah karena dirinya. Sepertinya kata-kata Bae Bok cukup mempengaruhi Dok Mi.
Enrique menggandeng Dok Mi. Jika Dok Mi berpikir ia akan bertambah suram dan terluka karena seseorang maka Dok Mi belum mengenalnya dengan baik. Ia berkata sepertinya Dok Mi telah jatuh cinta pada kekuatan Kkae Geum dan tidak bisa berhneti. Ia meminta Dok Mi pergi menunggu di apartemen Tae Joon. Ia tidak ingin Dok Mi melihat tulisan itu lagi.
Enrique mengambil penghapus cat dari tangan Dok Mi dan berjalan pergi. Ia tiba di atas dan melihat Jin Rak sedang menghapus tulisan itu dengan cat kuning.
“Kak, sepertinya kau juga tidak ingin ia melihat tulisan itu,” gumamnya.
Ia menghampiri Jin Rak dengan ceria dan berkomentar kalau pintu Dok Mi akan berwarna sama dengan pintu apartemen Jin Rak. Jin Rak berbalik dan menekan Enrique ke tembok.
“Aku tahu siapa pelakunya, “ kata Jin Rak marah, “Jika kau membiarkan sesuatu seperti ini terjadi lagi pada Dok Mi-sshi…”
Dok Mi datang. Ia lansung menghambur dan melepas tangan Jin Rak dari Enrique.
“Apa yang kau lakukan? Hentikan. Dia sudah terluka!” serunya pada Jin Rak.
“Apa kau tak apa-apa? Apa kau terluka?” tanyanya pada Enrique.
Enrique melihat Jin Rak dengan perasaan tak enak karena ia tahu kata-kata Jin Rak benar. Ia berkata ia tidak apa-apa. Sedangkan Jin Rak merasa terluka karena Dok Mi membela Enrique. Dok Mi jadi tak enak hati.
Do Hwi masih menangis tersedu-sedu. Dong Hoon berusaha menghiburnya dengan mengatakan kalau Jin Rak sedang tak berpikir jernih. Ia yakin sekarang Jin Rak merasa bersalah setelah tahu pelaku sebenarnya.
Trio bulu meminta Do hwi berhenti menangis. Salah seorang dari mereka memberitahu kalau Do Hwi menyukai Jin Rak sejak dulu, sejak namanya masih Oh Jae Won.
Do Hwi memarahi temannya agar tutup mulut. Tapi mereka tidak mau. Mereka bertanya apa Dong Hoon tidak tahu Jin Rak itu seperti apa. Dong Hoon itu tidak perlu membayar untuk Jin Rak. Do Hwi membentak teman-temannya. Dong Hoon masih bingung.
Enrique meneruskan mengecat pintu Dok Mi sambil menyanyi. Tapi ia lupa liriknya^^ Satpam Hong datang. Enrique mengira satpam datang untuk membantunya mengecat dan memuji satpam selalu bekerja keras.
Satpam Hong bertanya apakah Enrique sudah menangkap pelakunya. Enrique berkata ia sudah tahu siapa pelakunya jadi hal seperti ini tidak akan terjadi lagi.
Satpam berkata hal itu melegakan. Ia menyuruh Enrique meneruskan mengecat. Saat Enrique tidak melihat, ia menaruh sebuket bunga di pintu apartemen ahjumma 404.
Enrique menoleh dan melihatnya dengan curiga. Satpam meminta Enrique berhati-hati dalam membawa cat agar tidak berceceran. Lalu buru-buru pergi.
Dok Mi menunggu di apartemen Jin Rak. Ia meminta maaf pada Jin Rak atas kejadian tadi.
“Tidak apa-apa. Aku lupa ia sedang terluka. Si bodoh itu tidak biasanya memperlihatkannya.”
Dok Mi menatap Jin Rak.
“Eh, maksudku bukan kau…,” Jin Rak akhirnya menghela nafas panjang karena terus menerus salah berbicara.
Enrique ternyata penasaran juga dengan apa yang dibicarakan Jin Rak dan Enrique. Ia diam-diam hendak menguping. Tapi ia terpikir kalau Jin Rak juga pasti suka menguping ketika dia berada di apartemen Dok Mi.
“Rasa cemburu itu benar-benar melelahkan,” gumamnya.
Jin Rak meminta Dok Mi tidak usah terlalu mempedulikan webtoonnya. Ceritanya akan berubah banyak pada episode mendatang. Ia berharap Dok Mi tidak menganggap dirinya Rapunzel seperti dalam webtoon buatannya.
“Iya, aku tidak seperti Rapunzel dalam cerita itu. Aku penyihir yang menawan Rapunzel. Aku tidak polos, baik hati dan murni seperti tokoh yang kaubuat. Aku kebalikannya. Suram, kelam, dan tajam. Aku tidak menyukai diriku sendiri juga orang lain. Jadi aku mengurung diri dan tidak terpikir untuk pergi keluar.”
Jin Rak berkata ia mengerti perasaan Dok Mi. Ia terbiasa duduk sendirian di ruangan yang gelap. Ia merasa dirinya tak bisa membawa kebahagiaan saat mendengar orang tuanya bertengkar ketika ia masih kecil. Ia merasa dirinya bukan apa-apa dan semua adalah kesalahannya. Ia sangat sedih.
“Sudah lama aku berusaha mencintai diriku sendiri. Aku masih berusaha,” kata Jin Rak.
Ia lalu tersadar Enrique di luar mungkin sedang bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. Hehe..jangan-jangan dua orang ini juga punya telepati ya ;p
Dok Mi keluar dan melihat Enrique sudah selesai mengecat. Enrique memperlihatkan hasil kerjanya. Enrique memberitahu Dok Mi kalau bukan Jin Rak yang menaruh catatan di kotak susu. Dok Mi berkata ia sudah tahu.
“Iya, kau kan cantik dan pandai, “ kata Enrique. Ia membukakan pintu untuk Dok Mi karena cat pintunya masih basah.
Walau sudah nampak ceria, nampaknya ada sesuatu yang mengganggu pikiran Enrique.
Dok Mi melihat artikel mengenai Enrique di internet. Ia teringat perkataan Bae Bok pada Enrique. Rupanya Dok Mi mendengar percakapan mereka. Ia juga ingat Enriqe merasa pikiran dan perasaannya rumit.
“Jangan pikirkan itu, Go Dok Mi. Berpura-puralah kau tidak tahu. Turutilah apa kata hatimu,” gumam Dok Mi pada dirinya sendiri.
Enrique menghampirinya dan mengadu kalau semua barangnya telah terkirim ke Spanyol (saat ia tidak jadi pergi). “Terutama pakaian dalam,” bisiknya. Ia mengajak Dok Mi pergi berbelanja.
“Ubah aku sesuai style-mu. Para gadis selalu ingin mengubah style pria saat mereka mulai berpacaran,” celotehnya.
Dok Mi malah bertanya dengan serius apa yang dimaksud Enrique dengan pikiran, hati, dan perasaan yang rumit?
“Ah, serangan pertanyaan mendadak. Jadi ini rasanya. Rasanya hebat saat kau mengajukan pertanyaan. Berarti kau ingin tahu lebih banyak mengenai diriku…bla..bla…bla,” Enrique bicara tak tentu arah, jelas ingin menghindari topik yang ditanyakan Dok Mi.
“Jangan mencoba menghindar, jawab aku.”
Enrique terdiam. Ia menghampiri Dok Mi lalu menunjuk ke arah apartemen Tae Joon.
“Aku berdiri di sana dan melihat ke jendelamu. Kubilang aku akan menjadi pelatih gajahmu (masih inget kan tentang gajah yang bisa berbahasa Korea^^). Tapi melatih manusia adalah hal yang tak masuk akal. Rasanya seperti aku akan melakukan segalanya sekehendak hatiku, jadi aku membatalkan apa yang sudah kukatakan.”
Dok Mi tahu Enrique masih menghindari pertanyaannya dan sama sekali belum menjawabnya.
Enrique tiba-tiba berkata kalau Dok Mi harus ikut dengannya ke suatu tempat.
“Ke mana?”
“Ahjumma, kapan terakhir kali kau ke kebun binatang?”
Sementara itu, Dong Hoon sedang sibuk berkemas. Jin Rak bertanya Dong Hoon hendak pergi ke mana.
“Oh Jae Won-sshi, kau putera tunggal CEO perusahaan besar? Aku putera satu-satunya sebuah keluarga miskin yang memiliki banyak anak perempuan,” kata Dong Hoon. Ia nampak terluka dan marah.
Rahasia mulai terkuak….
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar