Minggu, 05 Mei 2013

Sinopsis Gu Family Book Episode 8 – 2

Di luar Chunhwagwan, Kang Chi memandang 3 keping koin yang diberikan Lee Soon Shin kepadanya.
Yeo Wool memandang Kang Chi dari kejauhan. Ia teringat ucapan ayahnya yang meminta tak ragu untuk membunuh Kang Chi jika Kang Chi terlihat akan melakukan sesuatu yang aneh, karena Kang Chi dapat membuat komandan Lee Soon Shin dalam bahaya.


Gon menyela dan mengatakan kalau ia yang akan melakukannya jika Yeo Wool tak mampu. Tapi Yeo Wool mengatakan kalau ia yang akan melakukannya. Ayahnya berpesan jika Yeo Wool tak boleh salah, karena tak hanya Lee Soon Shin yang akan mendapat masalah tapi mereka semua.
Sesaat Yeo Wool termangu teringat pesan ayahnya. Namun hal itu membuat Yeo Wool kehilangan Kang Chi. Namun ia bisa menebak kemana Kang Chi pergi.
Gon diberitahu mata-matanya kalau Yeo Wool kehilangan Kang Chi. Maka ia memutuskan untuk melakukan sesuatu.
Seperti yang diduga, Kang Chi pergi menuju Penginapan Seratus Tahun. Yeo Wool masih sempat melihat sosok Kang Chi yang akan memasuki penginapan. Tapi ia juga melihat Gon sudah menarik anak pana dan mengarahkannya pada Kang Chi.
Maka Yeo Wool pun bergerak cepat. Ia juga menarik anak panah dan mengarahkannya pada Kang Chi.
Namun itu hanya sedetik karena detik berikutnya, anak panahnya mengarah kepada Gon dan ia pun melepaskan anak panah itu,
.. dan tepat mengenai anak panah Gon yang langsung patah jadi dua. Kereenn..!
Gon kaget melihatnya, dan matanya bersinar marah saat melihat Yeo Wool yang melakukannya. Ia langsung menghampiri Yeo Wool dan bertanya apakah Yeo Wool sadar akan resiko yang diambilnya? Dengan kalem Yeo Wool menjawab ia tahu.
Kesal akan keputusan Yeo Wool, ia pun beranjak meninggalkan gadis itu. Tapi Yeo Wool menghentikannya dan mengatakan kalau tak akan terjadi sesuatu. Kang Chi telah berjanji kalau ia tak akan melakukan apapun,”Kali ini percayalah padaku.Apakah kau tak dapat mempercayai janjinya?”
Kang Chi masuk ke dalam penginapan dan segera disambut oleh teman-temannya. Mereka mengerubuti Kang Chi yang terus berjalan, khawatir karena Kang Chi sekarang mengambil sapu halaman dari tangan Oh Man dan mematahkan bagian sapu lidinya, sehingga hanya menjadi tongkat.
Tak bisa menghentikan Kang Chi, Oh Man pun memanggil ayah angkat Kang Chi, memberitahukannya kalau Kang Chi sudah datang tapi sekarang pergi ke ruangan Jo Gwan Woong.
Choi Ma Reum kaget dan bergegas ke halaman depan. Tapi terlambat. Kang Chi sudah masuk ke menghilang dan kemana lagi kalau bukan ke bekas ruangan Tuan Park yang sekarang di tempati oleh Jo Gwan Woong.
Jo Gwan Woong sepertinya sudah menunggu, karena di dalam ruangan itu juga ada kepala penjaga yang mengawalnya. Kang Chi memberitahukan alasan kedatangannya kemari adalah untuk memberi jawaban atas pertanyaan tentang bergabung dengan Jo Gwan Woong.
Kang Chi menggenggam erat tongkat itu dan maju ke depan. Kepala penjaga itu langsung mencabut pedangnya, tapi Jo Gwan Woong menganggakt tangannya, memberi isyarat menunggu Kang Chi menyerang.
Dengan sekuat tenaga, Kang Chi menghantamkan tongkat itu ke meja itu hingga meja patah menjadi dua dan menancap di lantai.
Lantai yang dipijak bergetar dan ruang rahasia di bawahnya juga ikut bergetar. Debu berjatuhan, namun ruangan itu masih tetap tak utuh.
Kang Chi menatap Jo Gwan Woong tajam dan berkata, “Aku akan mengambil kembali penginapan Seratus Tahun, seperti aku akan mencabut nyawamu.” Kang Chi tersenyum  setelah memberikan jawabannya. Dan tanpa menunggu jawaban, Kang Chi pun pergi meninggalkan ruangan itu.
Ditinggalkan Kang Chi, Jo Gwan Woong berteriak marah, murka melihat tongkat yang tertancap di meja seakan mengejeknya. Kepala penjaga itu pun juga kaget merasakan kekuatan Kang Chi.
Kang Chi keluar dan kaget melihat semua temannya, semua keluarganya telah menunggunya. Ia segera menghampiri ayah angkatnya dan berjanji,”Aku akan kembali lagi dengan Tae Soo dan Chung Jo. Sementara itu, tolonglah jaga penginapan ini.”
Ayah angkatnya berjanji dan diikuti oleh semua yang mengangguk walau dengan menitikkan air mata.
Dam Pyung Joon khawatir akan Choi Kang Chi. Tapi Lee Soon Shin tetap percaya kalau Kang Chi akan datang padanya, walau apa yang akan ia lakukan pada sikap Kang Chi selanjutnya. 
Sepertinya semuanya tak sesuai dengan harapan Lee Soon Shin karena ada pesan dari kepolisian yang memberitahukan tentang Choi Kang Chi yang menyerang Penginapan Seratus Tahun.
Lee Soon Shin mendatangi penginapan itu namun hanya terdiam saat melihat tongkat yang tertancap di tanah dan mematahkan meja kayu. Jo Gwan Woong berkata kalau semua ini adalah ulah Choi Kang Chi. Lee Soon Shin bertanya apakah Choi Kang Chi benar-benar melakukannya?
Walau sedikit tersinggung karena Lee Soon Shin mempertanyakan pernyataannya, tapi Jo Gwan Woong tetap mengiyakan. Tak ada orang lain yang bisa melakukannya dan banyak orang yang dapat menjadi saksi kalau Choi Kang Chi melakukan hal ini yaitu pengawalnya, pegawai penginapan dan juga dirinya sendiri.
Lee Soon Shin meminta agar ia dapat bertemu dengan para pegawai penginapan. Para pegawai pun dikumpulkan dan komandan itu bertanya, “Apakah ada diantara kalian yang melihat Choi Kang Chi melakukan kekerasan di sini? Jika kalian melihatnya, aku  membutuhkan 3 orang untuk maju ke depan.”
Para pegawai saling berpandangan, ragu. Jo Gwan Woong pun maju ke depan dan menggertak, “Kalian semua melihat Choi Kang Chi memaksa masuk dan melakukan kekerasan di sini. Bersaksilah apa yang kalian telah lihat!”
Ayah angkat Kang Chi menatap Jo Gwan Woong kemudian menatap kepala pengawal yang menatapnya penuh ancaman. Maka ia pun maju ke depan dan berkata, “Maafkan saya. Tapi saya tak tahu apa yang Anda bicarakan.”
Senyum Jo Gwan Woon lenyap mendengar kata-kata itu, “Apa?”
“Semenjak Anda datang kemari, saya tak pernah melihat Kang Chi di sini,” jawab Pelayan Choi polos.
Oh Man dan pelayan Chung Jo pun buru-buru maju ke depan dan menjawab kalau mereka tak pernah melihat Kang Chi. Dan semua pegawai pun mengekor jawaban pelayan Choi.
Ha.. sepertinya ucapan Nyonya Yoon benar. Jo Gwan Woong memang mempunyai penginapan ini, tapi ia tak pernah menjadi pemilik penginapan Seratus Tahun.
Lee Soon Shin tersenyum mendengar jawaban para pegawai yang sangat setia itu. Ia berkata pada Jo Gwan Woong kalau Jo Gwan Woong ingin menjatuhkan posisinya, Jo Gwan Woong harus memiliki bukti yang lebih kuat lagi. Ia pun meminta diri dan beranjak pergi diiringi tatapan marah dari Jo Gwan Woong.
Tapi tak ada yang dapat dilakukan oleh Jo Gwan Woong lagi kecuali berjalan ke arah ayah angkat Kang Chi, “Apakah namamu Choi Ma Reum?” Ayah angkat Choi yang sebenarnya takut pada Jo Gwan Woong, mundur perlahan-lahan saat mengiyakan.
Tapi Jo Gwan Woong sudah mengambl keputusan, “Gulung dia dengan tikar dan pukuli dia. Penjarakan dia dan biarkan ia kelaparan selama 5 hari,” ia pun melirik pada kedua orang di belakangnya, “Dan beri hukuman yang sama pada kedua orang itu.”
Pelayan Choi berteriak memohon tapi bukan memohon ampun, “Tuanku, saya benar-benar tak melihat apapun!”
Jo Gwan Woong kembali ke ruangannya dan kekesalannya bertambah melihat tongkat yang masih menancap itu. Sekuat tenaga ia mencabut tongkat kayu itu dan membantingnya ke lantai.
Kepala pengawal datang dan menenangkannya karena mereka masih mempunyai senjata rahasia. Jo Gwan Woong yang masih kesal, mempertanyakan apakah hipnotis itu pasti bekerja? Kepala pengawal itu sangat yakin sekali, “Ia pasti akan membunuh Choi Kang Chi.”
Dan yang kita lihat selanjutnya, adalah Tae Soo yang mendatangi ruang senjata bagaikan robot dan mengambil sebuah pedang panjang. “Choi Kang Chi,” kata-kata itu kembali terngiang di telinganya, “bunuh dia.”
Kang Chi menemui Lee Soon Shin dan meletakkan 3 nyang yang pernah diberikan padanya. Lee Soon Shin bertanya apa maksud Kang Chi denganmemberikan uang itu. Kang Chi menjawab yakin, “Saya harus tetap hidup. Saya akan mengucapkan selamat tinggal nanti di lain waktu.”
“Apa yang membuatmu berubah pikiran?”
“Pertama, saya ingin membuktikan kalau Tuan Park tak bersalah.  Kedua, saya ingin mengambil kembali penginapan dan mengembalikannya pada Tae Soo dan Chung Jo,” Kang Chi berhenti sejenak, dan suaranya yang tadi keras berubah pelan dan ragu, “Dan yang ketiga adalah..”
“Ya.. dan alasan ketiga adalah..” tanya Lee Soon Shin, mendorong Kang Chi untuk tak ragu meneruskan.
“Jika memungkinkan, saya ingin menjadi manusia,” jawab Kang Chi perlahan. “Sekarang saya hanya separuh manusia dan separuh makhluk mistis. Saya tak dapat menyebut diri saya sebagai manusia.”
“Selama hidupku, aku telah melihat banyak orang yang terlahir seperti manusia tapi bertingkah seperti binatang,” ujar Lee Soon Shin dengan arif, “Apa yang membuatmu manusia bukanlah dari mana kau dilahirkan tapi dari apa yang kau percayai di dalam hatimu.”
Tapi Kang Chi merasa tak dapat kembali ke penginapan atau pada keluarganya, jika masih dalam kondisi yang tak stabil seperti ini. Lee Soon Shin pun bertanya apakah Kang Chi mengetahui cara untuk menjadi manusia? Kang Chi mengangguk yakin, “Buku Keluarga Gu.”
Lee Soon Shin heran, seperti baru sekali ini mendengarnya. Kang Chi pun baru sekali ini mendengarnya. Ia mendengar nama itu dari Biksu So Jung saat di Taman Cahaya Bulan.
Saat itu Biksu So Jung tak bersemangat mendengar keinginan Kang Chi. Ia malah asyik membuat gelang baru untuk Kang Chi. Biksu So Jung menjelaskan kalau ayah Kang Chi juga pernah berusaha memilikinya dengan berdoa selama 100 hari, tapi tetap gagal juga pada akhirnya.
Kang Chi bersikeras dapat melakukannya. Tapi Biksu So Jung masih tak yakin karena Ayah Kang Chi yang sudah 1000 tahun saja gagal, apalagi Kang Chi, “Kau pikir kau dapat memperolehnya? Tak mungkin.”
Kang Chi langsung menyergah marah, “Memang ada apa denganku?”
Biksu So Jung dengan kalem menjawab, “Lihatlah sekarang. Kau itu gampang marah. Kau tak dapat mengendalikan perasaanmu dan menimbulkan banyak masalah,” Kang Chi mendelik tersinggung, tapi Biksu So Jung tetap melanjutkan kata-katanya, “Bagaimana mungkin kau dapat berdoa selama 100 hari dengan sabar? Tak mungkin.. Aku juga tak ingin kehilangan dirimu. Lupakan saja buku keluarga Gu itu.”
Biksu So Jung berjalan pergi, tapi Kang Chi buru-buru berlutut dan memegang ujung bajunya, “Apa yang dapat kulakukan agar Anda mau membantuku untuk memperolehnya?”
Biksu So Jung pun berjongkok di hadapan Kang Chi dan meminta Kang Chi untuk membangun kekuatan mentalnya sehingga Kang Chi dapat mempertahankan wujud manusianya tanpa bantuan gelang, “Tapi untuk ayahmu saja butuh waktu beberapa ratus tahun untuk menguasai hal itu. Maka seumur hidupku pasti akan terasa sulit,” keluh Biksu So jung setengah menyindir.
Tapi Kang Chi tak peduli. Ia yakin akan dapat menguasainya. Biksu So Jung pun juga melarang wanita untuk mendekati Kang Chi, “Jangan biarkan ia mendapatkan hatimu. Jangan tersentuh pada apapun bentuk perasaannya. Tapi kau sudah memiliki wanita di dekatmu yang tak dapat kau hindari. Pasti akan sulit.”
Kang Chi kesal melihat Biksu So Jung masih ragu. Apa Biksu itu ingin melihat ia mati karena ini? Biksu So Jung menunjukkan keunggulan Kang Chi yaitu Kang Chi tak perlu khawatir bisa mati, karena hidup Kang Chi selalu abadi, selama Kang Chi tak mencoba menjadi manusia. Tapi Kang Chi tak mau hidup abadi, “Kumohon bantu aku menjadi manusia. Kumohon bantulah aku menemukan Buku Keluarga Gu. Ya?”
Biksu So Jung hanya bisa menghela nafas panjang, tak sanggup menolak permintaan Kang Chi.
Lee Soon Shin menitipkan Kang Chi pada Dam Pyung Joon agar bisa melatih Kang Chi. Kang Chi pun segera berlutut pada Dam Pyung Joon dan memohon agar Dam Pyung Joon membantunya agar memiliki kesabaran, pengendalian diri dan kekuatan untuk menjadi manusia tanpa bantuan gelang, “Saya tak akan melupakan kebaikan Tuan. Saya mohon, terimalah saya!”
Dam Pyung Joon masih ragu. Tapi Lee Soon Shin juga mendukung dengan mengatakan kalau bergabungnya Kang Chi ke dalam kubu mereka adalah sesuatu hal yang baik.
Yeo Wool melihat hal itu dari kejauhan. Tapi ia sangat senang dengan perkembangan ini. Gon yang masih kesal, mengingatkan Yeo Wool kalau keputusannya tadi siang dapat membuat mereka kehilangan Komandan Lee Soon Shin.
Yeo Wool malah berkata kalau Gon selalu cenderung meremehkan Komandan mereka, “Apa kau belum sadar? Saat aku menembak panahmu, bukannya aku percaya pada Choi Kang Chi, tapi aku percaya pada Komandan. Aku percaya kalau Komandan tak akan membahayakan dirinya sendiri seperti itu.  Jika ia tak percaya pada janji yang sudah ia buat, ia tak mungkin membiarkan Choi Kang Chi untuk pergi sendiri. Gunakan hal ini sebagai pelajaran untuk bisa mempercayai orang lain.”
Yeo Wool pun meninggalkan Gon yang terpana mendengar kata-katanya.
Keesokan harinya, Kang Chi bertanya pada Lee Soon Shin apa yang akan terjadi jika ia menggunakan 3 keping uang itu, “Apa yang akan anda lakukan? Bagaimana jika saya benar-benar ingin membunuh Jo Gwan Woong kemudian bunuh diri?”
Lee Soon Shin pun memberi jawaban jujur, yaitu ia akan membunuh Kang Chi, “Orang yang tak menghargai jiwanya, tak akan dapat menghargai apapun yang dimilikinya. Aku tak dapat berharap pada orang seperti itu.”
Kang Chi sesaat berpikir, dan tertawa canggung, “Gurauan Anda seperti sungguh-sungguh, ya..”
Lee Soon Shin hanya tertawa kecil mendengar kebingungan Kang Chi. Yeo Wool muncul dan mengatakan kalau mereka sudah harus berangkat. Kang Chi pun pamit dan berjanji akan menemui Lee Soon Shin lagi. Lee Soon Shin meminta Kang Chi untuk datang kapanpun Kang Chi mau.”
Salah satu gisaeng memberikan bungkusan kepada Chung Jo dan memberitahukan kalau pria yang kemarin datang menjemputnya yang memberikan bungkusan itu. Pria itu meminta Chung Jo untuk mengoleskan obat dalam bungkusan itu pada luka pukulan yang diderita Chung Jo.
Chung Jo membuka bungkusan itu, dan ia terkejut karena yang ada di tangannya adalah guci kecil yang pernah diberikan Yeo Wool pada Kang Chi.
Di perjalanan, Yeo Wool separuh mengeluh kalau sekarang ia harus melihat wajah Kang Chi setiap hari. Kang Chi tersenyum dan bertanya apa Yeo Wool segembira itu? “Jangan khawatir, setelah aku dapat mencapai tujuanku, aku akan pergi.”
Yeo Wool penasaran, apa tujuan Kang Chi itu? Kang Chi berkata sok rahasia, “Anak kecil tak perlu tahu,” senyumnya lebar sambil mengacak-acak rambut Yeo Wool.
Dikatai anak kecil, tentu saja hal itu membuat Yeo Wool kesal, “Anak kecil?!”
Yeo Wool langsung mengejar Kang Chi untuk menghajarnya. Di belakang Gon hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan kedua anak kecil iltu.
Yeo Wool mengejar Kang Chi dan pura-pura mencekik Kang Chi dengan lengannya. Kang Chi pun tak mau kalah dan membalas Yeo Wool.  Mereka berdua berkejaran dengan gembira, sesaat tak memikirkan masalah yang ada di depan mata.
Dari kejauhan Biksu So Jung mengawasi mereka dan berkata dalam hati, “Aku berdoa agar takdirmu akan menuju kepada kebahagiaan dan bukan kesedihan. Begitu juga kau, Yeo Wool-ssi.”
Chung Jo berjalan dengan tegak menemui Wol Sun. Tangannya membawa nampan berisi botol arak dan minuman. Para gisaeng mengikuti Chung Jo yang duduk di hadapan Wol Sun dan menuangkan arak untuk ia minum sendiri.
Dengan ketus Wol Sun bertanya maksud Chung Jo melakukan hal ini. Tapi Chung Jo tetap meminum mangkuk keduanya, membuat Wol Sun bertambah kesal, “Kau, jalang!” Chung Jo menaruh mangkuknya dengan keras dan berkata, “Nama saya Chung Jo. Saya bukan jalang. Park Chung Jo. Mulai sekarang panggil saya dengan nama itu.. Wol Sun eonni.”
Wol Sun tak tersenyum mendengar kata-kata itu. Malah Soo Ryun yang tersenyum melihat kejadian itu.
Kang Chi sudah sampai di sekolah beladiri Dam Pyung Joon, dan ia terkesima kagum melihat seoklah itu.  Ia sedikit gugup saat berdiri di hadapan seluruh anggota sekolah. Dam Pyung Joon memperkenalkan  Kang Chi sebagai anggota baru mereka dan meminta Kang Chi untuk memperkenalkan diri.
Kang Chi semakin gugup. Ia menyapa dengan sapaan non formal dan tertawa canggung, tapi Yeo Wool menyuruhnya untuk melakukan dengan serius. Kang Chi pun mencoba dengan lebih sopan, “Saya Choi Kang Chi, putra Choi Ma Reum dari penginapan Seratus Tahun. Senang bertemu dengan kalian semua.”
Krik.. krik.. krikk… Sepinya… orang-orang yang di hadapannya hanya diam saling berpandangan, taka da yang menyambut kata-kata Kang Chi. Sepertinya mereka tak terkesan, membuat Kang Chi semakin bingung.
Yeo Wool pun turun tangan. Ia meraih leher Kang Chi dan mendorongnya agar membungkuk ke hadapan teman-temannya dan berujar keras, “Ia berkata ‘senang bertemu dengan kalian’. Jika ada anggota baru memperkenalkan diri, kalian harus menerimanya.”
Serentak mereka membungkuk dan bersama-sama meminta maaf. Kang Chi bengong melihat kemampuan anak kecil di sampingnya itu, “Whoaa.. Dam gun, kau pasti punya kuasa lebih disini.”
“Begitulah..,” sahut Yeo Wool cuek.
Tiba-tiba muncul seseorang membawa pedang. Tae Soo. Tae Soo berjalan gontai tapi dengan wajah penuh dendam.
Setelah perkenalan selesai, Dam Pyung Joon pun membubarkan pasukan. Kang Chi mengungkapkan kekagumannya, tak menyangka tempat ini lebih besar dari yang diperkirakan. Dan Yeo Wool mengatakan kalau Kang Chi harus bersyukur karena jika bukan karena Komandan Lee Soon Shin, Kang Chi tak mungkin akan diterima di tempat ini.
Kang Chi mengangguk-angguk. Ia melihat kedatangan Tae Soo dan berseru gembira. 
Ia berlari menghampiri Tae Soo, tapi Tae Soo segera menghujamkan pedang ke perut Kang Chi.
Kang Chi berteriak kaget. Yeo Wool terkejut melihat hal yang tak terduga itu. Begitu pula Dam Pyung Joon dan Gon.
Kang Chi mencoba bertahan tapi mulutnya sudah mengeluarkan darah.
Di ruangannya, Jo Gwan Woong berkata sendiri, “Jika aku tak dapat memilikinya, maka aku akan mencurinya. Jika aku tak dapat mencurinya, aku akan menghancurkannya. Itulah caraku.”
Kang Chi menatap Tae Soo tak percaya. Ia mencoba menyentuh pundak Tae Soo. Tapi Tae Soo malah berkata    dengan geram, “Matilah kau! Matilah!!”
Ia pun menusukkan pedang itu semakin dalam ke tubuh Kang Chi.

Tamat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar