Di luar Chunhwagwan, Kang Chi
memandang 3 keping koin yang diberikan Lee Soon Shin kepadanya.
Yeo Wool memandang Kang Chi dari
kejauhan. Ia teringat ucapan ayahnya yang meminta tak ragu untuk membunuh Kang
Chi jika Kang Chi terlihat akan melakukan sesuatu yang aneh, karena Kang Chi
dapat membuat komandan Lee Soon Shin dalam bahaya.
Gon menyela dan mengatakan kalau
ia yang akan melakukannya jika Yeo Wool tak mampu. Tapi Yeo Wool mengatakan
kalau ia yang akan melakukannya. Ayahnya berpesan jika Yeo Wool tak boleh
salah, karena tak hanya Lee Soon Shin yang akan mendapat masalah tapi mereka
semua.
Sesaat Yeo Wool termangu teringat
pesan ayahnya. Namun hal itu membuat Yeo Wool kehilangan Kang Chi. Namun ia
bisa menebak kemana Kang Chi pergi.
Gon diberitahu mata-matanya kalau
Yeo Wool kehilangan Kang Chi. Maka ia memutuskan untuk melakukan sesuatu.
Seperti yang diduga, Kang Chi
pergi menuju Penginapan Seratus Tahun. Yeo Wool masih sempat melihat sosok Kang
Chi yang akan memasuki penginapan. Tapi ia juga melihat Gon sudah menarik anak
pana dan mengarahkannya pada Kang Chi.
Maka Yeo Wool pun bergerak cepat.
Ia juga menarik anak panah dan mengarahkannya pada Kang Chi.
Namun itu hanya sedetik karena
detik berikutnya, anak panahnya mengarah kepada Gon dan ia pun melepaskan anak
panah itu,
.. dan tepat mengenai anak panah
Gon yang langsung patah jadi dua. Kereenn..!
Gon kaget melihatnya, dan matanya
bersinar marah saat melihat Yeo Wool yang melakukannya. Ia langsung menghampiri
Yeo Wool dan bertanya apakah Yeo Wool sadar akan resiko yang diambilnya? Dengan
kalem Yeo Wool menjawab ia tahu.
Kesal akan keputusan Yeo Wool, ia
pun beranjak meninggalkan gadis itu. Tapi Yeo Wool menghentikannya dan
mengatakan kalau tak akan terjadi sesuatu. Kang Chi telah berjanji kalau ia tak
akan melakukan apapun,”Kali ini percayalah padaku.Apakah kau tak dapat
mempercayai janjinya?”
Kang Chi masuk ke dalam
penginapan dan segera disambut oleh teman-temannya. Mereka mengerubuti Kang Chi
yang terus berjalan, khawatir karena Kang Chi sekarang mengambil sapu halaman
dari tangan Oh Man dan mematahkan bagian sapu lidinya, sehingga hanya menjadi
tongkat.
Tak bisa menghentikan Kang Chi,
Oh Man pun memanggil ayah angkat Kang Chi, memberitahukannya kalau Kang Chi sudah
datang tapi sekarang pergi ke ruangan Jo Gwan Woong.
Choi Ma Reum kaget dan bergegas
ke halaman depan. Tapi terlambat. Kang Chi sudah masuk ke menghilang dan kemana
lagi kalau bukan ke bekas ruangan Tuan Park yang sekarang di tempati oleh Jo
Gwan Woong.
Jo Gwan Woong sepertinya sudah
menunggu, karena di dalam ruangan itu juga ada kepala penjaga yang mengawalnya.
Kang Chi memberitahukan alasan kedatangannya kemari adalah untuk memberi
jawaban atas pertanyaan tentang bergabung dengan Jo Gwan Woong.
Kang Chi menggenggam erat tongkat
itu dan maju ke depan. Kepala penjaga itu langsung mencabut pedangnya, tapi Jo
Gwan Woong menganggakt tangannya, memberi isyarat menunggu Kang Chi menyerang.
Dengan sekuat tenaga, Kang Chi
menghantamkan tongkat itu ke meja itu hingga meja patah menjadi dua dan
menancap di lantai.
Lantai yang dipijak bergetar dan
ruang rahasia di bawahnya juga ikut bergetar. Debu berjatuhan, namun ruangan
itu masih tetap tak utuh.
Kang Chi menatap Jo Gwan Woong
tajam dan berkata, “Aku akan mengambil kembali penginapan Seratus Tahun,
seperti aku akan mencabut nyawamu.” Kang Chi tersenyum setelah memberikan jawabannya. Dan tanpa
menunggu jawaban, Kang Chi pun pergi meninggalkan ruangan itu.
Ditinggalkan Kang Chi, Jo Gwan
Woong berteriak marah, murka melihat tongkat yang tertancap di meja seakan
mengejeknya. Kepala penjaga itu pun juga kaget merasakan kekuatan Kang Chi.
Kang Chi keluar dan kaget melihat
semua temannya, semua keluarganya telah menunggunya. Ia segera menghampiri ayah
angkatnya dan berjanji,”Aku akan kembali lagi dengan Tae Soo dan Chung Jo.
Sementara itu, tolonglah jaga penginapan ini.”
Ayah angkatnya berjanji dan
diikuti oleh semua yang mengangguk walau dengan menitikkan air mata.
Dam Pyung Joon khawatir akan Choi
Kang Chi. Tapi Lee Soon Shin tetap percaya kalau Kang Chi akan datang padanya,
walau apa yang akan ia lakukan pada sikap Kang Chi selanjutnya.
Sepertinya semuanya tak sesuai
dengan harapan Lee Soon Shin karena ada pesan dari kepolisian yang
memberitahukan tentang Choi Kang Chi yang menyerang Penginapan Seratus Tahun.
Lee Soon Shin mendatangi
penginapan itu namun hanya terdiam saat melihat tongkat yang tertancap di tanah
dan mematahkan meja kayu. Jo Gwan Woong berkata kalau semua ini adalah ulah
Choi Kang Chi. Lee Soon Shin bertanya apakah Choi Kang Chi benar-benar
melakukannya?
Walau sedikit tersinggung karena
Lee Soon Shin mempertanyakan pernyataannya, tapi Jo Gwan Woong tetap
mengiyakan. Tak ada orang lain yang bisa melakukannya dan banyak orang yang
dapat menjadi saksi kalau Choi Kang Chi melakukan hal ini yaitu pengawalnya,
pegawai penginapan dan juga dirinya sendiri.
Lee Soon Shin meminta agar ia
dapat bertemu dengan para pegawai penginapan. Para pegawai pun dikumpulkan dan
komandan itu bertanya, “Apakah ada diantara kalian yang melihat Choi Kang Chi
melakukan kekerasan di sini? Jika kalian melihatnya, aku membutuhkan 3 orang untuk maju ke depan.”
Para pegawai saling berpandangan,
ragu. Jo Gwan Woong pun maju ke depan dan menggertak, “Kalian semua melihat
Choi Kang Chi memaksa masuk dan melakukan kekerasan di sini. Bersaksilah apa
yang kalian telah lihat!”
Ayah angkat Kang Chi menatap Jo
Gwan Woong kemudian menatap kepala pengawal yang menatapnya penuh ancaman. Maka
ia pun maju ke depan dan berkata, “Maafkan saya. Tapi saya tak tahu apa yang
Anda bicarakan.”
Senyum Jo Gwan Woon lenyap
mendengar kata-kata itu, “Apa?”
“Semenjak Anda datang kemari,
saya tak pernah melihat Kang Chi di sini,” jawab Pelayan Choi polos.
Oh Man dan pelayan Chung Jo pun
buru-buru maju ke depan dan menjawab kalau mereka tak pernah melihat Kang Chi.
Dan semua pegawai pun mengekor jawaban pelayan Choi.
Ha.. sepertinya ucapan Nyonya
Yoon benar. Jo Gwan Woong memang mempunyai penginapan ini, tapi ia tak pernah
menjadi pemilik penginapan Seratus Tahun.
Lee Soon Shin tersenyum mendengar
jawaban para pegawai yang sangat setia itu. Ia berkata pada Jo Gwan Woong kalau
Jo Gwan Woong ingin menjatuhkan posisinya, Jo Gwan Woong harus memiliki bukti
yang lebih kuat lagi. Ia pun meminta diri dan beranjak pergi diiringi tatapan
marah dari Jo Gwan Woong.
Tapi tak ada yang dapat dilakukan
oleh Jo Gwan Woong lagi kecuali berjalan ke arah ayah angkat Kang Chi, “Apakah
namamu Choi Ma Reum?” Ayah angkat Choi yang sebenarnya takut pada Jo Gwan
Woong, mundur perlahan-lahan saat mengiyakan.
Tapi Jo Gwan Woong sudah mengambl
keputusan, “Gulung dia dengan tikar dan pukuli dia. Penjarakan dia dan biarkan
ia kelaparan selama 5 hari,” ia pun melirik pada kedua orang di belakangnya,
“Dan beri hukuman yang sama pada kedua orang itu.”
Pelayan Choi berteriak memohon
tapi bukan memohon ampun, “Tuanku, saya benar-benar tak melihat apapun!”
Jo Gwan Woong kembali ke
ruangannya dan kekesalannya bertambah melihat tongkat yang masih menancap itu.
Sekuat tenaga ia mencabut tongkat kayu itu dan membantingnya ke lantai.
Kepala pengawal datang dan
menenangkannya karena mereka masih mempunyai senjata rahasia. Jo Gwan Woong
yang masih kesal, mempertanyakan apakah hipnotis itu pasti bekerja? Kepala
pengawal itu sangat yakin sekali, “Ia pasti akan membunuh Choi Kang Chi.”
Dan yang kita lihat selanjutnya,
adalah Tae Soo yang mendatangi ruang senjata bagaikan robot dan mengambil
sebuah pedang panjang. “Choi Kang Chi,” kata-kata itu kembali terngiang di
telinganya, “bunuh dia.”
Kang Chi menemui Lee Soon Shin
dan meletakkan 3 nyang yang pernah diberikan padanya. Lee Soon Shin bertanya
apa maksud Kang Chi denganmemberikan uang itu. Kang Chi menjawab yakin, “Saya
harus tetap hidup. Saya akan mengucapkan selamat tinggal nanti di lain waktu.”
“Apa yang membuatmu berubah
pikiran?”
“Pertama, saya ingin membuktikan
kalau Tuan Park tak bersalah. Kedua,
saya ingin mengambil kembali penginapan dan mengembalikannya pada Tae Soo dan
Chung Jo,” Kang Chi berhenti sejenak, dan suaranya yang tadi keras berubah
pelan dan ragu, “Dan yang ketiga adalah..”
“Ya.. dan alasan ketiga adalah..”
tanya Lee Soon Shin, mendorong Kang Chi untuk tak ragu meneruskan.
“Jika memungkinkan, saya ingin
menjadi manusia,” jawab Kang Chi perlahan. “Sekarang saya hanya separuh manusia
dan separuh makhluk mistis. Saya tak dapat menyebut diri saya sebagai manusia.”
“Selama hidupku, aku telah
melihat banyak orang yang terlahir seperti manusia tapi bertingkah seperti
binatang,” ujar Lee Soon Shin dengan arif, “Apa yang membuatmu manusia bukanlah
dari mana kau dilahirkan tapi dari apa yang kau percayai di dalam hatimu.”
Tapi Kang Chi merasa tak dapat
kembali ke penginapan atau pada keluarganya, jika masih dalam kondisi yang tak
stabil seperti ini. Lee Soon Shin pun bertanya apakah Kang Chi mengetahui cara
untuk menjadi manusia? Kang Chi mengangguk yakin, “Buku Keluarga Gu.”
Lee Soon Shin heran, seperti baru
sekali ini mendengarnya. Kang Chi pun baru sekali ini mendengarnya. Ia
mendengar nama itu dari Biksu So Jung saat di Taman Cahaya Bulan.
Saat itu Biksu So Jung tak bersemangat
mendengar keinginan Kang Chi. Ia malah asyik membuat gelang baru untuk Kang
Chi. Biksu So Jung menjelaskan kalau ayah Kang Chi juga pernah berusaha
memilikinya dengan berdoa selama 100 hari, tapi tetap gagal juga pada akhirnya.
Kang Chi bersikeras dapat
melakukannya. Tapi Biksu So Jung masih tak yakin karena Ayah Kang Chi yang
sudah 1000 tahun saja gagal, apalagi Kang Chi, “Kau pikir kau dapat
memperolehnya? Tak mungkin.”
Kang Chi langsung menyergah marah,
“Memang ada apa denganku?”
Biksu So Jung dengan kalem
menjawab, “Lihatlah sekarang. Kau itu gampang marah. Kau tak dapat
mengendalikan perasaanmu dan menimbulkan banyak masalah,” Kang Chi mendelik
tersinggung, tapi Biksu So Jung tetap melanjutkan kata-katanya, “Bagaimana
mungkin kau dapat berdoa selama 100 hari dengan sabar? Tak mungkin.. Aku juga
tak ingin kehilangan dirimu. Lupakan saja buku keluarga Gu itu.”
Biksu So Jung berjalan pergi,
tapi Kang Chi buru-buru berlutut dan memegang ujung bajunya, “Apa yang dapat
kulakukan agar Anda mau membantuku untuk memperolehnya?”
Biksu So Jung pun berjongkok di
hadapan Kang Chi dan meminta Kang Chi untuk membangun kekuatan mentalnya
sehingga Kang Chi dapat mempertahankan wujud manusianya tanpa bantuan gelang, “Tapi
untuk ayahmu saja butuh waktu beberapa ratus tahun untuk menguasai hal itu.
Maka seumur hidupku pasti akan terasa sulit,” keluh Biksu So jung setengah
menyindir.
Tapi Kang Chi tak peduli. Ia
yakin akan dapat menguasainya. Biksu So Jung pun juga melarang wanita untuk
mendekati Kang Chi, “Jangan biarkan ia mendapatkan hatimu. Jangan tersentuh
pada apapun bentuk perasaannya. Tapi kau sudah memiliki wanita di dekatmu yang
tak dapat kau hindari. Pasti akan sulit.”
Kang Chi kesal melihat Biksu So
Jung masih ragu. Apa Biksu itu ingin melihat ia mati karena ini? Biksu So Jung
menunjukkan keunggulan Kang Chi yaitu Kang Chi tak perlu khawatir bisa mati,
karena hidup Kang Chi selalu abadi, selama Kang Chi tak mencoba menjadi
manusia. Tapi Kang Chi tak mau hidup abadi, “Kumohon bantu aku menjadi manusia.
Kumohon bantulah aku menemukan Buku Keluarga Gu. Ya?”
Biksu So Jung hanya bisa menghela
nafas panjang, tak sanggup menolak permintaan Kang Chi.
Lee Soon Shin menitipkan Kang Chi
pada Dam Pyung Joon agar bisa melatih Kang Chi. Kang Chi pun segera berlutut
pada Dam Pyung Joon dan memohon agar Dam Pyung Joon membantunya agar memiliki
kesabaran, pengendalian diri dan kekuatan untuk menjadi manusia tanpa bantuan
gelang, “Saya tak akan melupakan kebaikan Tuan. Saya mohon, terimalah saya!”
Dam Pyung Joon masih ragu. Tapi
Lee Soon Shin juga mendukung dengan mengatakan kalau bergabungnya Kang Chi ke
dalam kubu mereka adalah sesuatu hal yang baik.
Yeo Wool melihat hal itu dari
kejauhan. Tapi ia sangat senang dengan perkembangan ini. Gon yang masih kesal,
mengingatkan Yeo Wool kalau keputusannya tadi siang dapat membuat mereka
kehilangan Komandan Lee Soon Shin.
Yeo Wool malah berkata kalau Gon
selalu cenderung meremehkan Komandan mereka, “Apa kau belum sadar? Saat aku
menembak panahmu, bukannya aku percaya pada Choi Kang Chi, tapi aku percaya
pada Komandan. Aku percaya kalau Komandan tak akan membahayakan dirinya sendiri
seperti itu. Jika ia tak percaya pada
janji yang sudah ia buat, ia tak mungkin membiarkan Choi Kang Chi untuk pergi
sendiri. Gunakan hal ini sebagai pelajaran untuk bisa mempercayai orang lain.”
Yeo Wool pun meninggalkan Gon
yang terpana mendengar kata-katanya.
Keesokan harinya, Kang Chi
bertanya pada Lee Soon Shin apa yang akan terjadi jika ia menggunakan 3 keping
uang itu, “Apa yang akan anda lakukan? Bagaimana jika saya benar-benar ingin
membunuh Jo Gwan Woong kemudian bunuh diri?”
Lee Soon Shin pun memberi jawaban
jujur, yaitu ia akan membunuh Kang Chi, “Orang yang tak menghargai jiwanya, tak
akan dapat menghargai apapun yang dimilikinya. Aku tak dapat berharap pada
orang seperti itu.”
Kang Chi sesaat berpikir, dan tertawa
canggung, “Gurauan Anda seperti sungguh-sungguh, ya..”
Lee Soon Shin hanya tertawa kecil
mendengar kebingungan Kang Chi. Yeo Wool muncul dan mengatakan kalau mereka
sudah harus berangkat. Kang Chi pun pamit dan berjanji akan menemui Lee Soon
Shin lagi. Lee Soon Shin meminta Kang Chi untuk datang kapanpun Kang Chi mau.”
Salah satu gisaeng memberikan
bungkusan kepada Chung Jo dan memberitahukan kalau pria yang kemarin datang
menjemputnya yang memberikan bungkusan itu. Pria itu meminta Chung Jo untuk
mengoleskan obat dalam bungkusan itu pada luka pukulan yang diderita Chung Jo.
Chung Jo membuka bungkusan itu,
dan ia terkejut karena yang ada di tangannya adalah guci kecil yang pernah
diberikan Yeo Wool pada Kang Chi.
Di perjalanan, Yeo Wool separuh mengeluh
kalau sekarang ia harus melihat wajah Kang Chi setiap hari. Kang Chi tersenyum
dan bertanya apa Yeo Wool segembira itu? “Jangan khawatir, setelah aku dapat
mencapai tujuanku, aku akan pergi.”
Yeo Wool penasaran, apa tujuan
Kang Chi itu? Kang Chi berkata sok rahasia, “Anak kecil tak perlu tahu,”
senyumnya lebar sambil mengacak-acak rambut Yeo Wool.
Dikatai anak kecil, tentu saja hal
itu membuat Yeo Wool kesal, “Anak kecil?!”
Yeo Wool langsung mengejar Kang
Chi untuk menghajarnya. Di belakang Gon hanya bisa menghela nafas melihat
kelakuan kedua anak kecil iltu.
Yeo Wool mengejar Kang Chi dan
pura-pura mencekik Kang Chi dengan lengannya. Kang Chi pun tak mau kalah dan
membalas Yeo Wool. Mereka berdua berkejaran
dengan gembira, sesaat tak memikirkan masalah yang ada di depan mata.
Dari kejauhan Biksu So Jung
mengawasi mereka dan berkata dalam hati, “Aku berdoa agar takdirmu akan menuju
kepada kebahagiaan dan bukan kesedihan. Begitu juga kau, Yeo Wool-ssi.”
Chung Jo berjalan dengan tegak
menemui Wol Sun. Tangannya membawa nampan berisi botol arak dan minuman. Para
gisaeng mengikuti Chung Jo yang duduk di hadapan Wol Sun dan menuangkan arak
untuk ia minum sendiri.
Dengan ketus Wol Sun bertanya
maksud Chung Jo melakukan hal ini. Tapi Chung Jo tetap meminum mangkuk
keduanya, membuat Wol Sun bertambah kesal, “Kau, jalang!” Chung Jo menaruh
mangkuknya dengan keras dan berkata, “Nama saya Chung Jo. Saya bukan jalang.
Park Chung Jo. Mulai sekarang panggil saya dengan nama itu.. Wol Sun eonni.”
Wol Sun tak tersenyum mendengar
kata-kata itu. Malah Soo Ryun yang tersenyum melihat kejadian itu.
Kang Chi sudah sampai di sekolah beladiri
Dam Pyung Joon, dan ia terkesima kagum melihat seoklah itu. Ia sedikit gugup saat berdiri di hadapan
seluruh anggota sekolah. Dam Pyung Joon memperkenalkan Kang Chi sebagai anggota baru mereka dan
meminta Kang Chi untuk memperkenalkan diri.
Kang Chi semakin gugup. Ia menyapa
dengan sapaan non formal dan tertawa canggung, tapi Yeo Wool menyuruhnya untuk
melakukan dengan serius. Kang Chi pun mencoba dengan lebih sopan, “Saya Choi
Kang Chi, putra Choi Ma Reum dari penginapan Seratus Tahun. Senang bertemu
dengan kalian semua.”
Krik.. krik.. krikk… Sepinya… orang-orang
yang di hadapannya hanya diam saling berpandangan, taka da yang menyambut
kata-kata Kang Chi. Sepertinya mereka tak terkesan, membuat Kang Chi semakin
bingung.
Yeo Wool pun turun tangan. Ia
meraih leher Kang Chi dan mendorongnya agar membungkuk ke hadapan
teman-temannya dan berujar keras, “Ia berkata ‘senang bertemu dengan kalian’.
Jika ada anggota baru memperkenalkan diri, kalian harus menerimanya.”
Serentak mereka membungkuk dan
bersama-sama meminta maaf. Kang Chi bengong melihat kemampuan anak kecil di
sampingnya itu, “Whoaa.. Dam gun, kau pasti punya kuasa lebih disini.”
“Begitulah..,”
sahut Yeo Wool cuek.
Tiba-tiba muncul seseorang
membawa pedang. Tae Soo. Tae Soo berjalan gontai tapi dengan wajah penuh
dendam.
Setelah perkenalan selesai, Dam
Pyung Joon pun membubarkan pasukan. Kang Chi mengungkapkan kekagumannya, tak
menyangka tempat ini lebih besar dari yang diperkirakan. Dan Yeo Wool
mengatakan kalau Kang Chi harus bersyukur karena jika bukan karena Komandan Lee
Soon Shin, Kang Chi tak mungkin akan diterima di tempat ini.
Kang Chi mengangguk-angguk. Ia
melihat kedatangan Tae Soo dan berseru gembira.
Ia berlari menghampiri Tae Soo,
tapi Tae Soo segera menghujamkan pedang ke perut Kang Chi.
Kang Chi berteriak kaget. Yeo
Wool terkejut melihat hal yang tak terduga itu. Begitu pula Dam Pyung Joon dan
Gon.
Kang Chi mencoba bertahan tapi mulutnya
sudah mengeluarkan darah.
Di ruangannya, Jo Gwan Woong
berkata sendiri, “Jika aku tak dapat memilikinya, maka aku akan mencurinya. Jika
aku tak dapat mencurinya, aku akan menghancurkannya. Itulah caraku.”
Kang Chi menatap Tae Soo tak
percaya. Ia mencoba menyentuh pundak Tae Soo. Tapi Tae Soo malah berkata dengan geram, “Matilah kau! Matilah!!”
Ia pun menusukkan pedang itu
semakin dalam ke tubuh Kang Chi.
Tamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar