“Apa kau gila? Kkae Geum, bagasimu sudah dinaikkan ke dalam pesawat. Mengapa kau tiba-tiba seperti ini?” tanya Seo Young.
Enrique berkata ia tidak mendadak memutuskan seperti ini. Sebenarnya ia sudah berkali-kali mencari alasan untuk tidak pergi. Ia berharap perusahaan game, teater, dan penerbit buku menahannya pergi, tapi hal itu tidak terjadi. Ia bisa pergi kapan saja.
“Kalau begitu pergilah, pergi bersamaku. Begitu pesawat tinggal landas, kau akan melupakan semua yang pernah terjadi di sini. Kau bisa kembali menjalani hidup seperti sebelumnya.”
“Tidak, alasan aku tidak bisa pergi ada di dalam diriku sendiri. Aku terus menipu diriku bahwa semua baik-baik saja, bahwa aku bisa berhenti dan pergi. Tapi kau mengenalku. Begitu aku memulai sebuah game, aku harus melihat bagaimana akhirnya. Aku tidak bisa mengakhirinya di sini.”
“Baiklah, ikuti kata hatimu. Jangan menyerah seperti aku,” Seo Young menyerahkan ponselnya pada Enrique dan pergi meninggalkan Enrique.
Baru kali ini aku merasa Seo Young bersikap sebagai seorang sahabat. Tidak bisa dipungkiri ia mengenal Enrique dan kebiasaannya walau seringnya ia lebih terpusat pada dirinya sendiri. Tapi Seo Young juga yang bisa merasakan kalau di antara Dok Mi dan Enrique ada sesuatu. Mungkin ia juga sudah menyadari kalau Enrique menyukai Dok Mi, karena itu ia meminta Enrique tidak menyerah sepertinya.
Enrique kembali ke kota. Ia ingin memperingatkan Dok Mi mengenai rencana Do Hwi dan berusaha meneleponnya. Tapi Dok Mi tidak menyadari ponselnya bergetar karena sedang membeli bunga.
Enrique lalu teringat cara Jin Rak menyebutkan namanya pertama kali. O Ji-ae Won. Lalu perkataan Do Hwi di atap bahwa ada orang yang mencari Jin Rak karena penipuan. Saat itu ia bertanya siapa oh Jin Rak dan Jin Rak berbohong kalau Oh Jin Rak adalah kakaknya.
Lalu perkataan gadis panda fansnya mengenai webtoon yang dibuat seseorang yang pernah memplagiat karyanya, dan dalam webtoon itu Enrique digambarkan sebagai orang brengsek. Enrique mencari informasi mengenai Jin Rak di internet.
Sementara itu manager mata panda (banyak panda bertebaran di drama ini….selain ahjumma :p) mengajak Dong Hoon bercakap-cakap. Jin Rak melihat mereka dengan tidak sabar. Setidaknya manager tidak marah-marah lagi.
Manager bertanya apakah Dong Hoon mengalami kesulitan untuk tidur. Bagaimana kau tahu, tanya Dong Hoon.
“Aku juga sulit untuk tidur. Aku memutuskan untuk tidak tidur lebih dari 4 jam sampai aku berumur 35 tahun.”
“Hah? Kenapa?”
“Aku tidak memiliki latar belakang pendidikan, latar belakang keluarga, maupun uang. Aku hanya ingin mempergunakan semua waktu yang kumiliki.”
Dong Hoon menatap Manager dengan kagum. Namun kekaguman itu buyar begitu Manager berteriak marah pada Jin Rak karena ponselnya berbunyi.
“Matikan ponselmu ketika kami membicarakan pekerjaan!! Apa kau tidak tahu etika?! Kau seorang pemuda, apa kau sudah mengalami masalah pendengaran?! Suaranya terlalu keras!”
Dong Hoon buru-buru berkata kalau ia akan segera memperbaiki webtoon, untuk mengalihkan si Manager. Jin Rak dengan enggan mengangkat teleponnya.
“Hallo?”
“Kak Jae Won, bukan…maksudku Kak Oh Jin Rak. Ini Enrique. Tak peduli apakah gambar “Zombie Soccer” yang kaugambar berupakan plagiat dari karyaku atau bukan, tak peduli kejahatan apa yang telah kaulakukan, aku tidak mempermasalahkannya. Tapi kak, mengapa kau menutupi siapa dirimu dan menipuku? Aku benci orang yang tidak terhormat. Aku tidak bisa membiarkan orang seperti itu berada di sisi Ahjumma. Jadi menjauhlah darinya. Sebelum kau melakukan itu, aku tidak akan kembali ke Spanyol.”
Mendengar itu Jin Rak langsung bangkit berdiri dan berlari keluar. Sementara itu Dok Mi dalam perjalanan menuju apartemen Do Hwi.
Dong Hoon menyusul Jin Rak keluar. Ia tak mengerti mengapa Jin Rak begitu terburu-buru menghadiri pesta. Pesta itu kan cuma pesta biasa, tidak seperti menonton film misteri yang tidak boleh terlewati awalnya. Jin Rak hendak menghentikan taksi tapi Dong Hoon menganjurkan agar mereka naik bus saja karena biaya taksi lebih mahal.
“Enrique sudah tahu tentang aku. Zombie Soccer. Ia tidak kembali ke Spanyol. Dia sedang dalam perjalanan menemui Dok Mi-sshi saat ini. Tapi…aku akan tiba pertama di sana. Sejak awal aku yang pertama di sana (di sisi Dok Mi)!”
Dong Hoon tidak bisa mengatakan apapun melihat Jin Rak penuh emosi. Jin Rak menghentikan taksi dan pergi meninggalkan Dong Hoon di pinggir jalan.
Dok Mi tiba di apartemen Do Hwi. Ia menjatuhkan bunganya saat melihat mantan gurunya ada di sana. Do Hwi memungut bunga itu.
“Dok Mi, kau ingat Pak Guru Go Jae Won, bukan? Cinta pertama kita semua, guru bahasa kita.”
Dok Mi mulai gemetar.
“Aku ingin melihatmu sekali lagi, Dok Mi,” kata Guru Go (eh, marganya kok sama ya >,<)
Dok Mi berusaha menenangkan perasaannya.
Jin Rak dan Enrique sama-sama turun dari taksi. Keduanya merasakan firasat tidak enak dan mulai berlari.
Dok Mi duduk bersama para bulu dan Guru Go. Do Hwi memberitahu Dok Mi kalau Guru Go sekarang mengajar menulis essay di Daechidong (sebuah daerah dengan banyak sekolah privat). Selain itu Guru Go juga sudah menerbitkan sebuah buku menulis essay dan kumpulan puisi. Dok Mi diam tak bergeming.
Guru Go bertanya apa pekerjaan Dok Mi. Ia bertanya apakah Dok Mi tidak menulis lagi. Dok Mi dulu menulis dengan sangat baik.
“Dok Mi pintar menulis, wah….” Do Hwi tersenyum.
“Waktu itu kau menulis naskah drama bersamaku, benar kan?” tanya Guru Go.
“Kalian semua….biasa saja,” gumam Dok Mi. “Kalian semua….menanyakan bagaimana keadaanku. Kalian semua….sangat kejam.”
Do Hwi melihat Dok Mi dengan sebal. Guru Go nampak bersalah. Dok Mi bangkit berdiri dan berjalan terhuyung-huyung menuju pintu. Pandangannya makin lama makin kabur.
Saat ia hendak jatuh, seseorang menangkapnya. Dok Mi memandang orang itu. “Ahjumma, ahjumma,” panggil Enrique dengan khawatir. Dok Mi menangis melihat Enrique.
“Kau sudah pergi…tapi mengapa kau ada di sini?” tanyanya dalam hati. Lalu ia jatuh pingsan.
Namun sebenarnya bukan Enrique yang menangkap Dok Mi. Melainkan Jin Rak.
Do Hwi memanggil Dok Mi dengan khawatir. Jin Rak menatap Do Hwi dengan penuh amarah.
“Apa yang sudah kalian lakukan padanya!!” bentaknya. Do Hwi tertegun.
Jin Rak menggendong Dok Mi menuju taksi. Para bulu dan Guru Go mengikuti dari belakang. Dong Hoon dan Ryu tiba di tempat itu. Enrique datang dari arah berlawanan dan melihat taksi meninggalkan tempat itu.
Dong Hoon melihat Enrique dengan pandangan tidak suka. Lalu ia dan Ryu pergi menyusul Jin Rak. Enrique menghadapi Do Hwi.
“Ada apa?” tanyanya.
“Kesalahan apa yang kubuat?” teriak Do Hwi. Ini beneran ngga tau atau pura-pura tidak tau sih?
Dok Mi dirawat di klinik. Dokter berkata Dok Mi baik-baik saja dan bisa keluar setelah 1-2 jam beristirahat. Jin Rak berkata pada Dong Hoon dan Ryu kalau ia akan menunggui Dok Mi. Dong Hoon memberitahu Jin Rak kalau Enrique telah kembali. Ia bertanya apa yang harus mereka lakukan jika Enrique mencari Dok Mi? Jin Rak hanya diam.
“Apa yang terjadi?” cecar Enrique, ”Tidak ada yang tidak bisa kutemukan jika aku sudah memutuskan untuk menemukannya. Aku sangat gigih, jadi…! Apa yang terjadi sebelumnya hingga seseorang menutup hidupnya seperti itu? Katakan padaku.”
“Kenapa? Kenapa semua orang menyalahkan aku?” kata Do Hwi mulai menangis. “Perbuatan apa yang begitu salah?”
Enrique mengalihkan pandangannya pada Guru Go.
Dok Mi membuka matanya. Jin Rak menanyakan keadaanya. Dok Mi berkata ia baik-baik saja, ia mengetahui keadaannya (berarti Dok Mi sudah berkali-kali pingsan sebelumnya). Setelah beberapa saat, serangan paniknya akan mereda.
“Saat orang membicarakan orang lain atau bahkan dirinya sendiri, mereka cenderung melebih-lebihkan atau mendramatisir cerita itu. Ketika Cha Do Hwi-sshi menceritakan masa lalu kalian di SMA, aku berpikir ceritanya bukanlah keseluruhan cerita. Kejadian seperti apa yang telah kauhadapi dengan begitu keras, bisakah kau mengatakannya padaku?”
Enrique tiba di klinik. Ia melihat Dok Mi sedang berbicara dengan Enrique dan mereka tidak melihatnya. Dok Mi berkata pada Jin Rak kalau sekarang tidak lagi terasa berat. Mungkin emosinya sudah kebas.
Jin Rak meminta Dok Mi tidak menghindari kejadian itu dan menceritakannya padanya. Ia merasa ia berhak untuk mengetahuinya karena selama ini ia sudah memperhatikan Dok Mi.
“Ketika masih di SMA, dalam satu hari mendadak aku jadi terkenal. Bahkan tanpa mengetahui rumor seperti apa mengenai diriku yang telah beredar, aku hanya bertahan. Mereka berbisik, bergidik, dan mendorongku dengan keras. Aku bahkan tidak tahu caranya untuk melarikan diri. Mengapa orang membenci orang lain? Mengapa mereka membedakan orang lain? Mengapa mereka ingin menginjak orang yang lemah dan menang atas mereka? Pasti ada orang yang tidak seperti itu…tapi, di mana mereka sekarang?” Dok Mi mulai menangis. “Aku berharap akan baik sekali jika setidaknya ada satu orang saja (yang berbeda)… Sejak itu, aku merasa lebih nyaman sendirian.”
Enrique mendengar semua itu dari balik tirai dan ikut menangis. Jin Rak berterima kasih karena Dok Mi telah menceritakan hal itu padanya. Ia berusaha menghibur Dok Mi dengan mengatakan kalau ia juga idiot saat SMA dulu. Tidak pintar dalam pelajaran dan bermasalah dalam menghadapi gadis-gadis.
Ia berkata ia merasa malu menceritakan kehidupan pecundangnya semasa SMA untuk menandingi apa yang baru saja Dok Mi sampaikan. Dok Mi menghapus air matanya dan hendak turun dari tempat tidur.
Tapi ia melihat Enrique berdiri memandangnya. Ia teringat melihat Enrique sebelum ia pingsan. Enrique benar-benar tidak pergi.
“Apakah hanya mengakui kehidupan pecundangmu sudah cukup?” ujar Enrique sinis pada Jin Rak, “Apa ada pengakuan yang lain?”
Jin Rak jadi kesal. Dok Mi bingung mengapa Enrique berkata seperti itu pada Jin Rak. Enrique menghampiri Dok Mi.
“Aku bersalah, Ahjumma. Jika itu memang sangat berat untukmu, aku tidak akan memintamu berbaikan (dengan Do Hwi). Aku mengatakan segala hal dengan mudah tanpa mengetahui apapun. Tapi satu-satunya orang yang berada di sisi Ahjumma, bukanlah Oh Jin Rak.”
Enrique dan Jin Rak saling menatap dengan marah. The war is on >,<
Do Hwi dengan kesal mengambili hiasan-hiasan balon yang tergantung di apartemennya dan berusaha meletuskannya. Trio bulu berusaha menghentikannya. Do Hwi berhenti saat melihat kedatangan Dong Hoon dan Ryu.
Dong Hoon menginterogasi Do Hwi, mengapa Do Hwi suka pada Jin Rak? Pastinya bukan cinta pada pandangan pertama karena Do Hwi terlalu ngotot. Dan lagi apa Do Hwi tidak khawatir melihat ada orang yang mencari Jin Rak (dan menuduhnya melakukan penipuan). Mungkin saja Jin Rak seorang kriminal.
“Dia bukan kriminal. Aku yakin!” kata Do Hwi tegas. Hmm…jadi dia benar-benar tahu siapa Jin Rak sebenarnya.
“Kalau begitu kau pernah menyelidikinya? Tapi aku berada di pihakmu. Aku suka padamu karena kau bukan orang baik.”
Do Hwi melotot mendengar kata-kata Dong Hoon. Dong Hoon menjelaskan dunia ini terlalu kejam untuk didiami dengan kepribadian yang baik. Ia tidak mengenal Dok Mi dengan baik tapi daya tahannya terlalu lemah untuk hidup dalam dunia yang kejam ini.
Jin Rak melihat isi kantungnya. Dengan sedih ia melirik Dok Mi dan Enrique di kasir klinik. Ia ingin membayarkan biaya perawatan Dok Mi tapi tidak punya uang.
Asuransi kesehatan tidak bisa digunakan untuk perawatan di UGD dan Dok Mi juga tidak punya uang. Ia berkata ia akan mengembalikan uang Enrique secepatnya.
“Apa mengembalikan adalah masalahnya? Kau tidak boleh lagi kembali ke sini. Aaah seharusnya aku berada di sana saat itu,” ujar Enrique.
Dok Mi merasa bersyukur dengan adanya Enrique (see? Kau juga membutuhkan orang lain, Ahjumma). Ia teringat Jin Rak dan menoleh melihat Jin Rak yang tampak nelangsa berdiri di pojokan….ehm oke ini berlebihan, tapi Jin Rak memang berdiri jauh-jauh dari mereka ;p
Mereka bertiga berjalan pulang. Enrique dan Jin Rak berjalan di depan sedangkan Dok Mi agak jauh di belakang. Jin Rak bertanya mengapa Enrique kembali.
“Sudah kubilang, aku akan menjauhkanmu dari Dok Mi-sshi. Bagiku kau orang yang berbohong padaku dan menipuku, itulah sebabnya. Karena kau bukan orang terhormat.”
“Jadi sejak kapan?” tanya Jin Rak. Dok Mi mengikuti mereka dengan diam. Entah ia bisa mendengar mereka atau tidak tapi ia berdiri cukup jauh.
“Di airport, saat seseorang memberitahuku mengenai webtoon Flower Boy Next Door dan memberitahuku mengenai Oh Jin Rak yang menggambar Zombie Soccer.”
“Bukan!” Jin Rak menghentikan Enrique. “Aku bertanya sejak kapan kau menyadari perasaanmu (pada Dok Mi). Kenyataan bahwa kau jadi begitu menyukai Dok Mi-sshi hingga tak bisa kembali ke Spanyol. Kapan kau menyadari hal itu?”
Enrique terdiam sejenak.
“Kak, yang benar saja….kira-kira kapan? Ketika aku hendak kembali ke Spanyol dan tiba-tiba berpikir ingin melihatnya sekali lagi? Atau bahkan sebelumnya? Ketika hanya kami berdua pergi ke pantai?” Enrique masih menyangkal perasaannya pada Dok Mi.
Jin Rak berkata Enrique pasti belum pernah mengalami kegagalan dan belum pernah mengalami penolakan.
“Kau begitu spesial dan luar biasa hingga hidup di dunia ini mudah bagimu?”
Enrique berkata ia ingat betul apa yang pernah diucapkan Jin Rak sebelumnya. Bahwa Jin Rak benci bersikap senior hanya karena usianya lebih tua. Tapi apa yang dikatakan Jin Rak saat ini? Hanya karena Enrique lebih muda, Jin Rak menganggap Enrique belum pernah merasakan kegagalan dan penolakan. Hanya karena masih muda, ia mengira Enrique menganggap dirinya sendiri hebat dan spesial.
“Aku pernah gagal dan aku juga pernah ditolak. Tapi, menganggap diriku spesial, apakah itu hal yang buruk? Lebih buruk dari berbohong? Lebih buruk dari ridak terhormat?”
“Ah, pokoknya jangan membuatnya goyah!! Sudah kubilang jangan menggoyahkannya!! Dia bahkan sangat kesulitan untuk berubah sedikit saja. Tapi jika kau hanya akan pergi setelah menggoyahkannya, maka tinggalkan dia sendirian! Walaupun bukan aku, aku juga tidak bisa membiarkan kau orangnya. Dari semua orang, kau tidak bisa menjadi orang itu.”
“Bagiku, kau yang tidak bisa menjadi orang itu!” kata Enrique.
Setelah beradu pandang, keduanya menghela nafas panjang. Mereka menoleh. Dok Mi sudah tak ada. Keduanya melemparkan pandangan saling menyalahkan dan berpisah jalan untuk mencari Dok Mi.
Dok Mi berjalan pulang. Ia teringat Guru Go mengatakan ingin bertemu dengannya padahal dulu Guru Go menuduhnya sebagai siswi obsesif. Ia pergi ke agen perumahan dan meminta dicarikan tempat tinggal baru walau tidak di lingkungan sini. Tak apa-apa jauh asal tidak memerlukan uang jaminan. Agen itu berkata tidak ada tempat yang tidak membutuhkan jaminan di dunia ini.
“Kalau begitu, walau jauh dari sini dan transportasinya buruk, atau tempatnya kecil, bisakah Anda tolong carikan tempat dengan uang jaminan termurah?”
Enrique akhirnya menemukan Dok Mi. Melihat wajah Dok Mi, Enrique bertanya apakah Dok Mi hendak menghindari orang lagi.
“Mengapa kau kembali?” potong Dok Mi.
Enrique gelagapan, berusaha mencari jawaban. Ia tertawa ceria dan beralasan bukunya akan segera diterbitkan dan ia benar-benar lupa. Dok Mi menatap Enrique, tahu itu bukan alasan sebenarnya.
“Apakah aku harus pergi lagi?” tanya Enrique. Dok Mi memalingkan wajahnya, tak tahu harus menjawab apa.
“Aku kembali karena aku mengkhawatirkanmu, ahjumma.”
Dok Mi berkata ia sudah mencoba permainan dadu pemberian Enrique. Ia mencoba membuka pintu dan pergi keluar seperti yang dikatakan dadu itu tapi itu semakin menunjukkan siapa dirinya. Ia tidak suka (keluar).
“Mulai sekarang kau tidak perlu mengkhawatirkan aku karena aku tidak akan pernah melemparkan dadu lagi.”
“Jadi kau akan kembali hidup bersembunyi?”
“Aku tidak berpikir aku sedang bersembunyi,” ujar Dok Mi. Ia berjalan pergi.
Enrique berseru kalau Guru Go baru berusia 28 tahun saat kejadian itu terjadi. Guru Go berpikir ia tidak akan bisa menjadi guru lagi jika keadaan saat itu memburuk. Jadi daripada melindungi seorang siswi bernama Go Dok Mi, ia memutuskan untuk memikirkan dirinya sendiri. Dan ia membenci dirinya sendiri untuk itu hingga ia tidak bisa mengajar beberapa tahun lamanya.
“Ia bilang ia datang karena ingin meminta maaf padamu. Ia memintaku mengatakan padamu kalau ia benar-benar minta maaf.”
“”Maaf, aku juga mengalami masa-masa sulit’. Apa kau pikir kata-kata itu bisa menghiburku? Aku tidak ingin mendengar kata-kata seperti itu, bahwa Pak Guru harus mengundurkan diri karena aku. Lebih baik bagiku untuk bertahan sendiri.”
Enrique berkata ini bukan mengenai siapapun. Sama seperti dalam permainan sepakbola. Jika sebuah tim menang dan para pemainnya diwawancarai, mereka akan mengatakan kalau semua tim telah bekerja dengan baik. Tapi jika tim mereka kalah dan mereka diwawancarai, maka masing-masing akan menyalahkan diri mereka sendiri dan berkata akan bekerja lebih baik lagi. Entah itu cara yang benar atau bukan, tapi begitulah cara orang-orang mengatasi kenangan buruk mereka.
Enrique ingin Dok Mi tidak menyalahkan diri sendiri dan tidak menyembunyikan diri.
“Baiklah, aku mengerti dengan jelas. Kurasa aku bisa melewatinya sekarang. Aku baik-baik saja sekarang. Jadi jangan khawatir. ” kata Dok Mi sambil tersenyum. Tapi itu hanya senyum getir untuk menghentikan pembicaraan dengan Enrique.
Dok Mi berkata ia ingin berjalan sendirian. Ia meninggalkan Enrique.
“Bohong,” gumam Enrique.
Jin Rak menanti Dok Mi pulang, akhirnya ia masuk ke dalam apartemennya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar