Gisaeng Chun dan Chung Jo pergi ke sekolah Guru Dam. Mereka telah mendengar mengenai menghilangnya Yeo Wool. Tae Soo menyambut mereka dan melaporkan keadaan Guru Dam saat ini sangat sedih.
Gisaeng Chun dan Tae Soo pergi menemui Guru Dam yang menyendiri di kamar Yeo Wool. Guru Dam bertanya apakah Gisaeng Chun sudah mendapatkan informasi. Gisaeng Chun berkata Jo Gwan Woong dan orang-orang Goon Bon sudah jelas sedang sibuk mengerjakan sesuatu tapi ia belum mendapatkan petunjuk mengenai Yeo Wool. Ada kemungkinan Yeo Wool tidak dibawa ke penginapan.
Mendengar itu, Guru Dam semakin putus asa. Jika Gisaeng Chun saja kehilangan jejak Yeo Wool, maka tidak tertutup kemungkinan Yeo Wool sudah mati.
Guru Dam menyuruh Tae Soo memanggil Kang Chi yang saat ini berada dalam pengawasan Gon. Kang Chi sudah tidak sabar menunggu. Ia berkata nyawa Yeo Wool saat ini dalam bahaya, tidak ada waktu lagi.
“Aku lebih tahu dari siapapun! Karena itu aku hampir gila lebih dari orang lain! Tapi…saat ini yang paling terluka di antara kita semua adalah Guru Dam. Apa kau mengerti?” ujar Gon. Yang berhak memutuskan adalah Guru Dam.
Baru kali ini melihat wajah Guru Dam begitu putus asa. Ia telah mengumpulkan semua orang. Gisaeng Chun, Guru Gong, Gon, Tae Soo, dan Kang Chi. Kang Chi berkata tidak ada waktu lagi. Ia akan pergi mencari Yeo Wool sekarang juga.
“Walau aku berterima kasih untuk itu, tapi hentikanlah. Aku tidak bisa lagi menerima kelicikan dan kekejaman Jo Gwan Woong. Karena itu, menyerahlah akan Yeo Wool.”
Kang Chi tertegun. Bahkan Gon dan Tae Soo pun tidak percaya Guru Dam hendak mengorbankan puterinya sendiri.
“Saat ini keselamatan Laksamana lebih penting. Jika kita terguncang karena ancaman seperti ini dan menjadi lemah, Jo Gwan Woong akan terus menggunakan ancaman yang sama untuk membuat kita dan Laksamana menderita. Karena itu kita tidak boleh terpancing olehnya. Ini adalah keputusanku,” Guru Dam mengepalkan tangannya kuat-kuat.
“Tapi, Guru…” protes Kang Chi.
“Dan juga kau, Kang Chi. Bukankah ini sudah waktunya bagimu untuk memulai perjalananmu? Temukan Buku Keluarga Gu. Bukankah itu tujuanmu sejak awal?”
“Jangan katakan hal seperti itu pada saat seperti ini. Meninggalkan Yeo Wool begitu saja? Omong kosong!”
“Lakukan saja!”
“Aku tidak mau. Aku tidak bisa menyerah atas Yeo Wool. Yeo Wool adalah puteriku satu-satunya. Walau begitu aku tetap harus memutuskannya. Turuti saja, Kang Chi.”
“Yeo Wool juga satu-satunya bagiku!!”
Semua langsung menoleh melihat Kang Chi.
“Jika aku tidak bisa melindungi satu-satunya orang yang kumiliki, untuk apa aku menjadi manusia? Aku tidak menghadapi semua kesulitan itu hanya untuk menjadi manusia menyedihkan, Guru!”
Tae Soo dan Gon terpaku mendengar ucapan Kang Chi.
“Aku tidak apa-apa jika tidak menjadi manusia atau apapun itu. yang pasti aku tidak akan menyerah atas Yeo Wool. Aku tidak bisa menyerah,” tanpa sadar Kang Chi menangis.
Gon berdiri di sisi Kang Chi. Ia meminta maaf pada Guru Dam. Untuk kali ini, ia setuju dengan Kang Chi. Tae Soo bediri di sebelah Gon dan mengatakan hal yang sama.
“Kami akan pergi dan menemukan Yeo Wool. Tolong berikan ijinmu,” kata Kang Chi.
Guru Dam menatap mereka. Gisaeng Chun berjanji akan mencari informasi lagi mengenai keberadaan Yeo Wool. Guru Dam bertanya mengapa Gisaeng Chun juga menentangnya.
“Mengapa kita melayani negara ini?” tanya Gisaeng Chun. “Pada akhirnya, bukankah untuk melindungi orang-orang yang kita cintai? Orang terpenting bagi Guru Dam adalah Nona Yeo Wool. Karena itu kita harus melindunginya.”
“Terkadang tidak apa-apa kita mengabaikan beban tugas kita demi hal yang lebih baik, Guru Dam,” Guru Gong ikut menasihati.
Guru Dam memandang mereka semua.
“Guru…” panggil Kang Chi dengan tatapan memohon.
Chung Jo mendengar percakapan mereka dari luar. Lalu ia pergi ke kamar Kang Chi. Rompi merah buatannya masih terlipat rapi di meja. Kata-kata Kang Chi tadi masih terpatri dengan jelas.
“Aku tidak bisa menyerah atas Yeo Wool. Yeo Wool juga satu-satunya bagiku!”
“Begitukah? Nona Yeo Wool begitu berarti bagimu, Kang Chi?” gumam Chung Jo sedih. “Bagaimana bisa aku tidak menyadarinya saat aku masih berada di sisimu?”
Chung Jo menangis penuh penyesalan.
Bong Chul diam-diam menyelinap ke sekolah. Sung memergokinya. Bong Chul memperkenalkan namanya. Ia ingin bertemu dengan Kang Chi dongsaengnya.
Chung Jo melihat Bong Chul berbicara dengan Tae Soo, Gon, dan Kang Chi. Bong Chul berkata ia melihat Yeo Wool dipanggul orang-orang berpakaian hitam dan dibawa ke bagian kanan penginapan. Tae Soo menyadari itu adalah bagian tempat gudang-gudang yang disewa pedagang Goon Bon. Jika benar apa yang Bong Chul lihat, mungkin Yeo Wool disekap di salah satu gudang itu. Bong Chul yakin ia melihatnya.
Mereka berempat pergi ke penginapan. Bong Chul menunjukkan ke arah mana para ninja itu membawa Yeo Wool pergi. Tae Soo berkata pedagang Goon Bon menyewa sekitar 6 gudang. Tiga gudang di dekat pintu timur, dan tiga lagi di dekat pintu utara.
Kang Chi menyarankan agar mereka berpencar. Tae Soo langsung pergi bersama Gon. Sementara Kang Chi menarik Bong Chul untuk ikut bersamanya. Sayangnya mereka tidak menyadari seorang ninja telah memantau gerak gerik mereka.
Semua gudang rupanya telah dipasangi dupa untuk mengecoh mereka. Yeo Wool yang telah sadarkan diri mulai menendangi peti.
Yeo Wool mendengar suara ribut. Ia diam karena tidak tahu yang datang kawan atau lawan. Kang Chi membuka peti-peti. Lalu ia melihat peti yang berlubang. Ia membuka tutup peti.
Yeo Wool melihat pintu petinya dibuka. Ia terbelalak kaget.
Kang Chi kecewa saat melihat isi peti itu hanya jerami. Yeo Wool melihat para penyekapnya adalah samurai Jepang dan ninja. Yeo Wool ditarik keluar dari peti.
Gon dan Tae Soo memeriksa sebuah gudang. Mereka menemukan sebuah peti yang terbuka. Mereka terlambat.
Ninja Seo melapor pada Jo Gwan Woong bahwa seperti yang Jo Gwan Woong perkirakan, mereka akan mencari Yeo Wool. Jo Gwan Woong tersenyum.
Keempat sekawan berkumpul di pasar setelah pencarian mereka tidak membuahkan hasil. Bong chul tak mengerti mengapa Yeo Wool tidak ditemukan. Ia benar-benar melihatnya. Ia menyesal ia sedang mabuk saat itu. Jika saja ia tidak minum, ia pasti melihat lebih jelas. Ia minta maaf pada Kang Chi.
Gon berkata para penculik itu benar-benar sudah mempersiapkan segalanya. Mereka bahkan membakar dupa untuk mengelabui indera penciuman Kang Chi. Tae Soo bertanya pada Kang Chi apa yang harus mereka lakukan sekarang.
Kang Chi berkata ia harus menemui Lee Soon Shin sekarang. Tae Soo tidak setuju. Mereka tidak boleh melibatkan Lee Soon Shin dalam hal ini.
“Apa kau percaya padaku?” tanya Kang Chi pada Tae Soo. “Sebagai teman, seberapa besar kau mempercayaiku, Tae Soo?”
Tae Soo menatap Kang Chi.
Kang Chi menemui Lee Soon Shin.
Ninja Seo bertanya apakah Jo Gwan Woong yakin Kang Chi akan membunuh Lee Soon Shin. Jo Gwan Woong sendiri tidak tahu. Jika Kang Chi membunuh Lee Soon Shin, maka akan sempurna. Tapi seandainya tidak, Lee Soon Shin juga akan betindak. Jo Gwan Woong menyodorkan senjatanya pada Ninja Seo.
“Jika kesempatan itu datang, tembak dia (Lee Soon Shin) dengan senjata ini. Mengerti?”
Lee Soon Shin bertanya mengapa Kang Chi datang menemuinya. Kang Chi berkata ia datang untuk melindungi orang-orang yang ia sayangi.
“Apa yang kauinginkan dariku?” tanya Lee Soon Shin.
“Apa Tuan percaya padaku? Sejauh apa Tuan bisa mempercayaiku?” tanya Kang Chi.
Yeo Wool dipindahkan ke tempat lain. Untunglah kali ini salah satu pelayan mata-mata Gisaeng Chun melihatnya dan melaporkannya pada Gisaeng Chun. Gisaeng Chun memerintahkan kepala pelayan untuk memberitahu hal ini pada Guru Dan.
Chung Jo menawarkan diri untuk memberitahu Kang Chi dkk mengenai informasi ini. Ia tahu saat ini Kang Chi dan yang lainnya sedang bersama Bong Chul dan ia tahu di mana Bong Chul biasa berkumpul.
Yeo Wool diikat di sebuah kursi di dalam gudang. Choi dan Ok Man juga diikat di sana. Yeo Wool mendongak dan kaget saat ia melihat sebauh bola besi berduri tergantung di atas kepalanya. Ia melihat bola besi itu terhubung dengan sekarung beras.
Ninja penyekapnya melubangi karung beras itu. Beras tercurah keluar. Ninja itu berkata begitu setengah karung beras itu keluar, bola besi itu akan jatuh menghancurkan kepala Yeo Wool.
Yeo Wool meronta-ronta.
Chung Jo memberitahukan keberadaan Yeo Wool pada Tae Soo, Gon, dan Bong Chul. Yeo Wool pasti dipindahkan saat mereka berempat mencari di gudang. Gon berkata itu artinya para penculik tahu mereka mencari Yeo Wool.
Kang Chi bergabung bersama mereka. Tae Soo bertanya apakah Kang Chi sudah menemui Lee Soon Shin. Kang Chi mengiyakan. Tae Soo berkata kalau begitu mereka juga harus bergerak. Hmmm…sepertinya mereka memiliki rencana ;) Eh Gon sama Chung Jo cocok juga yaaaa^^
Mereka segera bergerak.
“Kang Chi,” panggil Chung Jo. “Pastikan kau menyelamatkan Nona Yeo Wool.”
Kang Chi mengangguk. Tampaknya Chung Jo bisa menerima kalau saat ini Kang Chi bukan lagi miliknya.
Lee Soon Shin pergi menemui Jo Gwan Woong. Sendirian???
Jo Gwan Woong pergi menemuinya dan bertanya ada apa Laksamana mencarinya.
“Kudengar kau menyandera orang tak bersalah untuk mendapatkan aku. Aku minta kau lepaskan mereka sekarang juga.”
“Kau datang ke sini sendirian hanya untuk mengatakan itu?” sindir Jo Gwan Woong.
“Benar.”
Three Musketeers pergi menuju tempat Yeo Wool disekap. Tapi mereka dihadang oleh pengawal Jo Gwa Woong juga para ninja. Mereka bertiga bertempur melawan para ninja itu.
Sementara itu, beras terus mengalir keluar. Bola besi lambat laun turun seiring bertambag ringannya karun beras itu. Yeo Wool meronta-ronta panik. Ok Man dan Choi juga berusaha meronta tapi mereka tidak berdaya menyelamatkan Yeo Wool.
Tiba-tiba Kang Chi merasa angin bertiup. Ia bisa merasakan keberadaan Yeo Wool. Tae Soo menyuruh Kang Chi pergi meyelamatkan Yeo Wool. Ia dan Gon yang akan melawan para ninja ini. Kang Chi setuju. Untunglanh Bong Chul juga datang membantu bersama para anak buahnya.
Kang Chi membuka pintu gudang. Alangkah leganya saat ia melihat Yeo Wool masih hidup. Choi berteriak agar Kang chi bergegas, bola besi akan segera jatuh.
Kang Chi berlari pada Yeo Wool dan berusaha melepas tali yang mengikat Yeo Wool. Untunglah ia sempat menarik Yeo Wool tepat saat bola besi itu jatuh menghantam kursi dan menghancurkannya.
“Kang Chi, apa kau tidak apa-apa?” seru Choi.
Kang Chi menatap Yeo Wool yang saat ini berada dalam dekapannya.
“Yeo Wool….”
Yeo Wool malah mendorong Kang Chi lalu bangkit berdiri.
“Yeo Wool?” Kang Chi kebingungan.
Duaaakk! Yeo Wool menendang wajah Kang Chi. Kang chi terkejut. Yeo Wool mulai memukuli Kang Chi.
“Jahat! Kau jahat!” Yeo Wool mulai menangis. “Jahat! Jahat!”
Kang Chi memegang tangan Yeo Wool.
“Kau jahat!” Yeo Wool menangis terisak-isak.
Kang Chi menarik Yeo Wool dalam pelukannya.
“Maafkan aku,” ujarnya lembut. “Maaf, aku tidak akan melakukannya lagi. Aku tidak akan melakukannya lagi. AKu benar-benar minta maaf, Yeo Wool.”
Yeo Wool memeluk Kang Chi sambil terus menangis.
Dan lagi-lagi dunia hanya milik berdua. Choi dan Ok Man hanya bisa pasrah menunggu mereka dilepaskan XD nasiiib....nasiib....
“Seharusnya aku lebih sering mengatakannya padamu…”
“Seharusnya aku lebih sering memelukmu…bahwa aku sangat menyukaimu,”
Kang Chi menghela nafas sambil memeluk Yeo Wool lebih erat.
“Bahwa aku sangat mencintaimu…” batin Yeo Wool.
Ninja Seo bersembunyi di balik tumpukan jerami dan mulai mengarahkan senjatanya ke arah Lee Soon Shin.
Jo Gwan Woong membantah ia telah menyandera orang. Lee Soon Shin berkata ia ingin menanyakan sesuatu pada Jo Gwan Wong.
“Mengapa kau hidup?” Haha…good question^^
Sebenarnya apa yang coba dilindungi Jo Gwan Woong dengan mengambil begiitu banyak nyawa orang tak bersalah. Apa itu kekuasaan? Kekayaan? Atau hal lain?
“Diriku sendiri,” jawab Joo Gwan Woong. Ia hidup hanya untuk dirinya sendiri. Melakukan apa yang ia mau, mengambil apa yang ia inginkan. Jika ia ingin membunuh, maka ia membunuh. Ia hanya setia pada keinginannya.
“Aku hanya melihat seorang pria yang egois, kesepian, dan kotor yang terobsesi dengan nafsu kotornya. “
Jo Gwan Woong berkata setidaknya ia hidup lebih sederhana dan jujur dibandingkan dengan seorang munafik seperti Lee Soon Shin.
“Itukah sebabnya kau menjual negaramu sendiri?”
“Aku akan menguasai propinsi selatan sebagai gantinya. Itu bukan kesepakatan buruk untukku.”
“Apa ini artinya kau mengaku sebagai pengkhianat negara di hadapanku?”
“Dan lagi kau akan mati, tidak ada masalah mengungkapkannya,” kata Jo Gwan woong.
Lee Soon Shin melangkah maju. Para pengawal Jo Gwan Woong menghunus pedang mereka. Ninja Seo siap membidik dengan senapannya.
“Selama ini cukup menyenangkan. Selamat tinggal, Laksamana,” ujar Jo Gwan Woong. Ia berbalik pergi.
“Ini belum selesai!” seru Kang Chi.
Kang Chi dan kawan-kawannya, termasuk Yeo Wool, berdiri melindungi Lee Soon Shin.
“Apa kau baik-baik saja, Yeo Wool?” tanya Lee Soon Shin.
“Ya, Tuan. Aku minta maaf telah membuat Tuan cemas.”
Tae Soo berkata mulai sekarang mereka akan melindungi Laksamana.
“Apa kau ingat apa yang pernah kukatakan? Aku menancapkan sebatang sapu di lantai dan kukatakan padamu aku akan kembali untuk mengambil kembali Penginapan Seratus Tahun. Dan itu adalah hari ini, Jo Gwan Woong.”
Anehnya, Jo Gwan Woong malah tersenyum. Ninja Seo menyalakan senjata, siap menarik pelatuk.
“Selamat tinggal, Choi Kang Chi,” kata Jo Gwan Woong.
Kang Chi menoleh. Yeo Wool dan yang lainnya juga.
Ninja Seo menembak.
Semua terkejut. Siapa yang tertembak?
“Kang Chi-ah….” batin Yeo Wool.
“Yeo Wool-ah…”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar