Jumat, 26 April 2013

Sinopsis I Miss You Episode 3 Part 1

 

Jung Woo sampai di rumah diantar pleh Detektif Kim. Detektif Kim kagum melihat rumah besar milik keluarga Han. Ia ingin tahu apa pekerjaan ayah Jung Woo. Jung Woo mengatakan kalau ayahnya seorang Presdir. Detektif Kim senang seharusnya Jung Woo mengatakan itu dari awal. Jung Woo mengucapkan terima kasih karena Detektim Kim sudah mengantarnya pulang.

Detektif Kim menepuk Jung Woo. Ia mengatakan kalau pekerjaannya itu seorang detektif jadi ia bisa tahu walau hanya dengan melihat seseorang. Ia berpesan agar Jung Woo tumbuh dewasa seperti Jung Woo yang sekarang karena dengan begitu mimpi yang tak bisa ia capai Jung Woo bisa mencapainya.

Jung Woo tertawa dan bertanya apa impian Detektif Kim. Detektif Kim berkata kalau impiannya adalah menjadi orang dewasa yang layak. Jung Woo tak mengerti. Detektif Kim tertawa dan berkata kalau itu impian yang sulit. Ia juga meminta Jung Woo melindungi Soo Yeon dengan baik. Keduanya pun saling memberi hormat.

Ada mobil yang tiba disana, mobil Han Tae Joon, ayah Jung Woo. Han Tae Joon menatap curiga Detektif Kim, pandangannya beralih ke mobil Detektif Kim. Ia melihat kalau mobil itu ada lampu sirinenya. Jung Woo memberi tahu kalau Detektif Kim itu polisi.

Detektif Kim mengulurkan tangan dan mengatakan kalau ia ayahnya teman Jung Woo. Han Tae Joon masa bodoh, ia tak menjabat uluran tangan Detektif Kim dan hanya bilang oh... ya... dan mengajak Jung Woo masuk.

Detektif Kim bengong, Jung Woo jadi tak enak hati. Detektif Kim menyuruh Jung Woo masuk dan beristirahat. Sekali lagi Jung Woo mengucapkan terima kasih. Detektif Kim berguman kalau Jung Woo itu anak yang baik tapi ayahnya...... ckck

Detektif Kim melihat-lihat sekeliling. Ia melihat disana ada mobil yang terparkir. Ada dua orang di dalam mobil itu. Detektif Kim penasaran ingin tahu, ia pun mendekati mobil itu untuk melihat lebih jelas. Ia melirik melihat nomor plat mobilnya.

Tapi begitu Detektif Kim mendekat orang yang berada di dalam mobil langsung menyalakan mesin dan tancap gas pergi. Detektif Kim jelas kaget dan curiga, ia pun mencatat plat nomor mobilnya. Seoul 3824.

Jung Woo dan ayahnya masih berada di luar rumah. Han Tae Joon mengingatkan putranya bahwa tak baik Jung Woo berteman dengan orang seperti itu (Detektif Kim) Jung Woo bilang itu karena ayahnya tak mengenal Detektif Kim, dia orang yang baik.

Tapi Han Tae Joon tak suka, ia tak peduli Detektif Kim itu polisi atau penjahat karena keduanya tetap berasal dari lingkungan yang sama. Ia meminta putranya jangan bergaul dengan orang yang tak berguna.

Jung Woo berkata kalau ia hanya tak ingin berbohong pada ayahnya, ia ingin bertemu dengan Detektif Kim lagi. Tapi ayahnya mengancam apa ia perlu mengirim Jung Woo kembali ke Amerika lagi. Ia tak membutuhkan anak yang tak mendengarkan perkatannya. Han Tae Joon menyuruh putranya masuk.

Jung Woo diam di tempatnya berdiri. Angin dingin berhembus meniup rambutnya. Ia mendesah menengadahkan wajahnya menatap langit. Ia mengangkat tangannya merasakan apa hari akan hujan.

Soo Yeon duduk sendirian di tangga depan rumah. Tiba-tiba ada suara telepon berdering. Soo Yeon segera menawabnya, telepon itu sebelumnya ia simpan di balik sweaternya.

“Jung Woo?” tanya Soo Yeon dengan suara lirih.

“Mataku berair.” ucap Jung Woo.

Soo Yeon kaget dan bertanya kenapa. Jung Woo berkata kalau ini terjadi karena angin bertiup dan membuat matanya berair. Soo Yeon menarik nafas lega ternyata bukan hal buruk yang terjadi.

Jung Woo tertawa dan bertanya Soo Yeon ada dimana. Soo Yeon menjawab kalau ia berada di tangga depan rumah. Jung Woo heran kenapa berada di luar apa tak kedinginan. Soo Yeon bilang kalau ia sama sekali tak kedinginan.

Soo Yeon bertanya bukankah hari ini melelahkan. Jung Woo menjawab tentu saja ia bahkan tak sempat makan, tapi baginya hari ini benar-benar menyenagkan. Ia menyukai Paman Detektif dan ibu Soo Yeon sangat menyenangkan. Ia minta izin bolehkan lain kali mengunjungi rumah Soo Yeon lagi. Soo Yeon mengangguk membolehkan.

Soo Yeon menulis sesuatu di tembok dan berkata kalau Eun Joo juga menyukai Jung Woo. Tapi Jung Woo malas membicarakan Eun Joo karena gadis itu terus-menerus membahas tentang ciuman. Tiba-tiba Jung Woo terdiam dan teringat ciuman tak terduga yang mendarat di bibirnya ketika di bus.

Jung Woo meminta Soo Yeon menyiapkan hadiah untuknya karena ia menebak kalau besok pasti hujan. Soo Yeon bilang tidak akan hujan karena ia mendengar kalau besok akan turun salju. Jung Woo tak mau itu, ia ingin sebelum salju pertama turun hujan harus turun terlebih dahulu, “Atau kau bisa memberikan hadiahnya padaku.”

Soo Yeon tersenyum ia ingin tahu apa yang akan Jung Woo lakukan pada saat salju pertama turun. Jung Woo berkata, “Aku akan bertemu denganmu, karena aku hanya punya satu teman, Lee Soo Yeon.”

Soo Yeon tersenyum mendengarnya. Jung Woo berkata kalau ia tetap berharap besok turun hujan. Ia menyuruh Soo Yeon masuk ke rumah karena pasti Soo Yeon sekarang kedinginan. Jung Woo mengucapkan selamat malam. Tapi Soo Yeon tak ingin obrolannya malam ini dengan Jung Woo berakhir, “Jung Woo?”

Jung Woo tak jadi menutup telepon dan mendengarkan apa yang akan disampaikan Soo Yeon tapi Soo Yeon diam saja. “Kenapa?” tanya Jung Woo. Soo Yeon tetap diam mendengarkan suara Jung Woo. Jung Woo heran kenapa Soo Yeon tak segera bicara, kenapa. “selamat malam.” Ucap Soo Yeon. Keduanya menutup telepon sambil tersenyum.

Jung Woo merebahkan tubuhnya ke tempat tidur dan tersenyum lebar. Ia sangat bahagia.

Soo Yeon kembali melanjutkan coretannya di tembok, aku merindukanmu. Malam itu angin dingin berhembus menerbangkan dedaunan di sepanjang jalan. Apakah ini pertanda musim dingin segera muncul dan apakah hujan akan segera datang?

Soo Yeon duduk sendiri di kamar membuka buku hariannya. Di sudut tiap halaman ia menggambarnya dengan sepasang kekasih dimana sang pria membawa payung dan yang perempuan berdiri menunggu.

Aha sweet deh nih gambar, bagian akhirnya payung itu menutupi kedua sepasang kekasih dan di atasnya Soo Yeon memberi tanda love.

Jung Woo berfoto bersama adik perempuannya, Ah Reum. Keduanya tampak senang berpose bersama dan bergantian.

Jung Woo menatap langit yang tampak mendung ia menengadahkan tangannya memastikan apakah hujan akan datang hari ini.

Soo Yeon berada di kamar menulis buku hariannya.

Dia datang, dia tak datang... dia datang, dia tak datang... Jung Woo sedang menunggu hujan turun tapi aku menunggu salju pertama turun. Aku tak pernah menunggu apapun dalam hidupku. Aku selalu memikirkan melarikan diri. Tapi sekarang, aku suka menunggu. Dan juga, aku menyukai Jung Woo. Aku benar-benar menyukainya. Jung Woo bagaimana denganmu?

Soo Yeon menoleh ke jendela dan tersenyum senang karena hujan turun.

Jung Woo juga senang bukan main hujan turun. Ia berlari keluar rumah mengenakan jas hujan kuning.

Soo Yeon membuka tiap laci mencari payung kuningnya tapi tak juga ketemu. Ia bertanya pada Eun joo apa melihat payung kuning miliknya. Eun Joo bilang kalau ia melihatnya. Soo Yeon tanya dimana.

Soo Yeon menunggu kedatangan ibunya di luar rumah, Ibu datang setelah berbelanja mengenakan payung dan kesal kenapa sekarang turun hujan. Soo Yeon langsung berlari menghampiri ibunya. Ibu heran apa Soo Yeon sengaja akan menjemputnya, ia meminta Soo Yeon membawakan belanjaan. Tapi Soo Yeon malah menggapai payung dan menyuruh ibunya cepat masuk.

Ibu menunjukan sesuatu pada Soo Yeon, amplop berisi uang. Ibu bilang kalau Detektif Kim memberinya uang. Tapi Soo Yeon tak ingin bicara panjang lebar dengan ibunya. Ia melihat ibunya sudah basah kuyup tapi ibu tak peduli karena hari ini ulang tahunnya ia akan menyiapkan makan malam yang enak dan Detektif Kim bilang dia juga akan pulang lebih awal. Soo Yeon minta maaf pada ibunya dan segera berlari.

Ibu berteriak Soo Yeon mau kemana. Soo Yeon berkata kalau ia akan segera kembali. Ibu kembali berteriak, “Kau akan bertemu dengan Jung Woo kan?” Soo Yeon menjawab ya sambil berlari dan berkata kalau ia akan segera kembali.

Soo Yeon berhenti berlari, ia teringat sesuatu. Ia merogoh saku sweater mengambil jepit jemuran yang sudah menjadi jepit rambutnya. Ia menjepitkan itu ke rambutnya dan tersenyum bahagia. Jung Woo dan Soo Yeon terus berlari bahagia di bawah guyuran hujan.

Jung Woo berhenti berlari karena ia melihat percikan api di lampu yang kemarin ia perbaiki bersama Soo Yeon. Jung Woo melihat lebih dekat, lampu itu beberapa kali memercikan api. Hmm kan udah rusak ditambah kena air hujan jadi konslet deh.

Tiba-tiba ada seseorang yang membekap Jung Woo dengan sapu tangan, Jung Woo meronta. Soo Yeon sampai di sana dan terheran-heran siapa orang yang dibekap itu, akhirnya ia menyadari kalau orang itu Jung Woo yang akan diculik. “Jung Woo!” teriak Soo Yeon.

Si penculik terkejut karena ada seseorang yang melihat. Jung Woo terus meronta tapi lama-kelamaan lemas dan tak sadarkan diri karena sapu tangan itu sudah diberi obat bius.

Soo Yeon berteriak, ”Paman apa yang kau lakukan? siapa kau? kenapa kau melakukan itu?”

Penculik itu memasukan Jung Woo yang sudah tak sadar ke dalam mobil dan menyuruh temannya untuk segera menjalankan mobilnya.

Soo Yeon menjatuhkan payungnya dan berlari mengejar mobil penculik sambil berteriak memanggil Jung Woo.

Penculik 1 kesal karena apa yang ia lakukan sekarang ada saksi matanya, ia menyuruh temannya, si penculik 2 untuk menghentikan mobilnya. Ia bilang kalau Soo Yeon sudah melihat wajahnya.

Mobil berhenti, Soo Yeon terkejut dan ikut berhenti berlari. Soo Yeon menyadari kalau ini juga tak baik untuknya, ia bergerak mundur ketakutan. Tangannya gemetaran. Tapi ia ingin menolong Jung Woo. Ia pun memutuskan untuk mendekati mobil itu.

Soo Yeon melihat Jung Woo yang tak sadarkan diri melalui kaca mobil. Ia berteriak memanggil nama Jung Woo. Ia berusaha sekuat tenaga membuka pintu mobil tapi tak bisa penculik itu menguncinya.

Soo Yeon berputar ke pintu lain dan mencba membukanya tapi tak bisa, penculik 1 menahan geram. Tiba-tiba pintu terbuka, Soo Yeon terkejut dan ia pun ditarik masuk ke dalam mobil.

Payung Soo Yeon tertiup angin kesana kemari dan berhenti di bawah tiang lampu. Perawat Jung Hye Mi menghubungi si penculik dan berpesan agar semuanya jangan sampai gagal dan jangan main-main.

Hye Mi melihat kalau Hyung Joon tengah meminum obat. Ia melirik ke arah kalung yang dikenakan Hyung Joon dan berkata kalau Hyung Joon akan bertemu dengan Ibu Hyung Joon. Jadi ia minta Hyung Joon bersiap-siap.

Perawat Jung memarkirkan mobil di depan rumah sakit. Kamar rawat Hyun Joo dekat dengan jalan jadi Hyun Joo bisa melihat kedatangan mobil Hye Mi. Apalagi Hye Mi memberi tanda dengan menyalan lampu beberapa kali. Hyung Joon melihat keluar melalui kaca mobil, ia berusaha mencari-cari kamar rawat ibunya.

“Ibu...” sebut Hyung Joon melihat seorang wanita berada di tepi jendela tengah menatapnya. Hyung Joon membuka pintu mobil. Ia berjalan dibawah guyuran hujan sambil menyeret kaki kanannya yang masih terluka. Hye Mi mengejar dan menahannya. Hyung Joo meronta ia ingin bertemu ibunya. Hyun Joo menangis melihat putranya.

Hyun Joo sadar kalau apa yang dilakukannya ini untuk menyelamatkan putranya. Dengan berat hati ia memberi kode anggukan pada Hye Mi. Hye Mi mengerti ia pun mengangguk. Hye Mi menarik Hyung Joon agar kembali masuk ke mobil. Hyun Joo menangis karena ia harus berpisah dengan putranya.

Tangis Hyun Joo tiba-tiba terdiam karena ia mendengar ada yang masuk ke kamar rawatnya. Ia pun segara menghapus air matanya dan bersikap wajar. Direktur Nam datang.

Direktur Nam tanya apa putra Hyun Joo datang. Hyun Joo tak menjawabnya ia malah meminta Direktur Nam untuk memanggilkan Han Tae Joon.

Han Tae Joon menerima telepon dari Direktur Nam, ia mengerti dan akan segera kesana. Han Tae Joon tersenyum sinis, ia menebak kalau apa yang ia inginkan akan terpenuhi.

Mobil Detektif Kim berhenti tepat dimana payung Soo Yeon ditemukan oleh Eun Joo. Eun Joo mengatakan ketika ia pulang dari toko buku payung ini ada disini. Jadi untuk berjaga-jaga ia tetap disini. Bukankah ini payung milik Soo Yeon, payung Lee Soo Yeon yang terkenal.

Eun Joo merasa kalau Soo Yeon tak mungkin membuang payung ini apalagi ditengah hujan. Detektif Kim mencaoba berfikir apa yang terjadi, ia bertanya bagaimana dengan ibu Soo Yeon. Eun Joo bilang kalau ia langsung menelepon ayahnya begitu ia melihat payung ini. Eun Joo berkata kalau Soo Yeon akan menemui Jung Woo dan Jung Woo tak menjawab teleponnya.

Detektif Kim berkata kalau ia akan mencoba mencari Soo Yeon. Ia minta Eun Joo jangan khawatir dan lebih baik menunggu di rumah saja. Ia berpesan agar Eun Joo jangan mengatakan apa-apa pada ibu Soo Yeon. Eun Joo bilang tentu saja tahu tentang hal ini karena ia putri seorang detektif ia tak akan memberi tahu Ibu Soo Yeon. Detektif Kim jadi bertanya-tanya kemana perginya kedua anak ini (Soo Yeon dan Jung Woo)

Jung Woo disekap disebuah gudang kosong, tangannya diikat di belakang. Jung Woo tersadar ia mencoba untuk bangun tapi sulit karena tangannya diikat. Terdengar siulan seseorang, penculik itu bersiul (lagunya kayak yang selalu dinyanyiin sama Joon Young n bapak angkatnya di Feast of The Gods-apa ya judulnya)

Jung Woo waspada melihat sekeliling. Ia melihat ada bayangan seseorang, Jung Woo panik dan ketakutan. Ia ingat kalau ia membawa ponsel di saku celananya. Ia pun berusaha mengambil ponselnya dengan tangan terikat lalu menekan panggilan cepat nomor 1 tapi ia tak tahu bagaimana caranya berbicara dengan ponsel yang jauh seperti ini. (siapa ya, apa ayahnya)

Tiba-tiba ada suara seseorang merintih, Jung Woo menoleh ke samping dan melihat kalau tak jauh dari tempatnya berada Soo Yeon tersadar dari pingsannya dalam keadaan terikat pula. “Soo Yeon...” panggil Jung Woo lirih.

Soo Yeon terdiam beberapa saat tak percaya dengan apa yang didengarnya. Jung Woo kembali memanggil Soo Yeon tetap dengan suara lirih. Soo Yeon menoleh ke arah Jung Woo.

Keduanya menitikan air mata, Jung Woo beringsut mendekat kearah Soo Yeon. Soo Yeon pun demikian. (kenapa ga berdiri aja kan kakinya ga diikat, apa kaki keduanya lemas dan ga bisa berdiri)

Jung Woo bertanya kenapa Soo Yeon ada disini, Soo Yeon menangis dan menjawab kalau ia ingin menyelamatkan Jung Woo. Jung Woo ikut menangis karena dirinya Soo Yeon jadi ikut menderita.

Tiba-tiba terdengar suara seseorang mendekat ke arah keduanya. Jung Woo dan Soo Yeon melihat si penculik 2 menyeret kursi menuju meja yang sudah disiapkan bersama barang-barang pelengkap narkoba-nya.

Soo Yeon ketakutan, Jung Woo mendekat ke arah Soo Yeon berusaha melindungi agar gadis ini tak terlihat ketakutan. Si penculik 2 menikmati narkobanya. Soo Yeon dan Jung Woo memejamkan mata berusaha tak melihat apa yang penculik 2 itu lakukan. Keduanya menitikan air mata.

Penculik 2 ini melihat kaki Soo Yeon dan Jung Woo yang bergerak sambil terus bersiul (hmm menurutku penculik ini melihat ke arah kaki Soo Yeon deh)

Jung Woo dan Soo Yeon mencoba melirik apa yang dilakukan si penculik 2. Si penculik sedang santai menikmati narkobanya. Jung Woo menatap Soo Yeon sambil menangis dan mengajak Soo Yeon pulang. Soo Yeon mengangguk menitikan air mata.

Jung Woo melihat sekeliling dan menemukan pecahan botol. Ia mendapatkan ide untuk melepas ikatan di tangan. Ia bergerak ngesot mendekati pecahan botol. Jung Woo mengambil satu pecahan botol.

Han Tae Joon menemui Kang Hyun Joo di rumah sakit. Di kamar itu Hyun Joo tengah menyelesaikan hasta karya dari selang infus. Hyun Joo berkata kalau Han Tae Joon bukanlah orang yang penting. Han Tae Joon mencibir apa Hyun Joo menghubunginya hanya untuk mengatakan itu.

Hyun Joo berkata kalau ia harus keluar dari sini jadi ia minta Han Tae Joon membawakan pakaiannya. Han Tae Joon berkata kalau Hyun Joo juga pada akhirnya sudah menjadi gila setelah tinggal di rumah sakit jiwa ini.

Hyun Joo menatap marah, apalagi yang bisa ia lakukan untuk menghadapi orang gila seperti Han Tae Joon maka ia juga harus menjadi orang gila seperti Han Tae Joon. “Apa anakmu bernama Jung Woo? Han Jung Woo?”

Hyun Joo melempar hasta karya buatannya ke lantai (hmm bentuk apa ya) “Berikan ini padanya kalau kau menemukannya....” Han Tae Joon memandang benda yang dilempar Hyun Joo. Ia terlihat terkejut dan marah, kau...

Hyun Joo berkata kalau kemungkinan Jung Woo belum mati. Han Tae Joon ingat kalau ucapan yang barusan pernah ia ucapkan pada Hyun Joo. Ia pun bergegas keluar.

Han Tae Joon menghubungi istrinya di rumah yang tengah memasker wajah. Ia menanyakan keberadaan Jung Woo. Hwang Mi Ran menjawab kalau Jung Woo ada di kamarnya, Han Tae Joon meminta istrinya memberikan telepon pada Jung Woo, ia ingin bicara dengan putranya.

Mi Ran heran apa terjadi sesuatu. Han Tae Joon tak mau berlama-lama dan membentak istrinya agar cepat memberikan telepon pada Jung Woo.

Kang Hyun Joo sudah berganti pakaian, tiba-tiba Han Tae Joon kembali masuk ke kamar rawatnya. Hyun Joo berkata kalau Han Tae Joon tak perlu mengantarnya pulang karena setelah ia meninggalkan tempat ini dengan aman, Han Tae Joon akan bisa melihat Jung Woo. Tapi dengan cepat anak buah Han Tae Joon memegangi Hyun Joo agar tak kabur.

Hyun Joo meronta, apa yang kau lakukan. Han Tae Joon berkata bahwa ia tak peduli Hyun Joo membunuh Jung Woo atau tidak tapi yang pasti ia akan mendpatkan putra Hyung Joon.

Hyun Joo marah, “Han Tae Joon... apa kau pikir aku tak bisa melakukannya? Kalau aku tak keluar dari sini sekarang, Jung Woo benar-benar akan mati.”

Hyun Joo mengingatkan kalau ia tak hanya sekedar mengancam. Han Tae Joon tak mempan dengan ancaman Hyun Joo, apa Hyun Joo pikir ia takut dengan ancaman seperti ini. Ia menyuruh anak buahnya membawa Hyun Joo dan berpesan jangan pernah membiarkan Hyun Joo melihat sinar matahari lagi.

Hyun Joo menantang, “Baik silakan bunuh aku. Kau akan kehilangan uang dan anakmu. Meskipun aku mati dan masuk ke neraka, aku akan membawa uangmu bersamaku. Jadi hati-hatilah.” Hyun Joo berjanji dengan nyawanya, ia memastikan kalau ia akan membuat Hyung Joon berhasil dengan uang Han Tae Joon. Hyun Joo diseret keluar.

Han Tae Joon bergegas menuju mobil bahkan ia menolak dipayungi oleh anak buahnya padahal hari tengah hujan. Ia terburu-buru masuk ke mobilnya.

Setelah mobil Han Tae Joon pergi, mobil Jung Hye Mi tetap disana. Ia menunduk ketika mobil Han Tae Joon melintas, ia menerima telepon dari si penculik yang mengabarkan bahwa ada anak lain yang mereka bawa selain Jung Woo. Hyung Joon mencoba bangun dan melihat kamar tempat ibunya di rawat. Lampu ruang perawatan tiba-tiba dipadamkan. Hyung Joon terkejut dan menyebut ibunya.

Si penculik menginginkan Hye Mi segera membawa Jung Woo dan Soo Yeon karena kedua anak ini polisi bisa saja menangkap mereka. Hyung Joo mencoba membuka pintu mobil tapi tak bisa pintunya terkunci. Ia meminta Hye Mi membukakan pintu mobil. Hye Mi berkata pada si penculik agar menunggu sebentar, tak peduli apa yang dilakukan polisi ia harap agar si penculik menahan Han Jung Woo.

Hye Mi menjalankan mobilnya, Hyung Joon berteriak meminta dibukakan pintu. Ia terus memanggil ibunya. Hyung Joon mnyuruh Hye Mi menghentikan mobil. Hye Mi memarahinya, “Apa kau ingin mati? Diam! kau tak bisa melihat ibumu lagi. ibumu sudah mati.”

Hyung Joon tak percaya. Hye Mi berkata apa Hyung Joon pikir kalau Han Tae Joon akan membiarkan ibu Hyung Joon tetap hidup. “Dia membunuh ayahmu dan menyakiti kakimu seperti itu, kalau kita tertangkap kita akan mati.”

Hyung Joon berteriak histeris sambil memukul-mukul Hye Mi yang sedang menyetir. Hye Mi berkata kalau sekarang tak ada lagi orang yang rela mati untuk Hyung Joon. Ia berjanji kalau ia pasti akan mendapatkan Jung Woo dan setelah mendapatkanya ia bisa melakukan apapun. Ia akan melakukan apapun yang ia bisa dan meninggalkan tempat ini bersama Hyung Joon.

Han Jung Woo terus berusaha memotong tali yang mengikat tangannya dengan pecahan botol. Telapak tangannya sudah terluka dan berlumuran darah tapi tali itu masih belum bisa putus. Ia malah beberapa kali terluka karena tertusuk pecahan botol. (hmm tali jemuran jadi rada susah)

Soo Yeon khawatir, Jung Woo meminta Soo Yeon menunggu karena ia juga akan segera melepaskan Soo Yeon. Soo Yeon meminta pecahan botol ia juga ingin mencobanya tapi Jung Woo melarang karena ini akan melukai Soo Yeon. Jung Woo beberapa kali tertusuk pecahan botol, Soo Yeon menatapnya khawatir.

“Apa yang kau lakukan?” tiba-tiba penculik 2 bertanya. Keduanya menoleh kaget. Penculik 2 yang berada di bawah pengaruh narkoba mendekat ke arah keduanya.

Jung Woo dan Soo Yeon cemas sekaligus ketakutan. Keduanya saling mendekat dan menggenggam tangan kuat-kuat.

Jung Woo memohon pada penculik 2 agar menghubungi ayahnya. Ia yakin kalau ayahnya akan melakukan apa saja. Jung Woo memohon, “Tolong bebaskan kami, biarkan kami pulang!”

Si penculik 2 menatap Soo Yeon dan secepat kilat menggapai kedua kaki Soo Yeon dengan tangan dan menariknya. Genggaman tangan keduanya pun terlepas, Jung Woo berteriak memanggil nama Soo Yeon. Soo Yeon berteriak meronta, penculik 2 menyuruh Soo Yeon diam, ia akan melepaskan Soo Yeon. Soo Yeon berteriak meronta dan berusaha melawan.

Jung Woo berteriak, hentikan. Jangan lakukan itu... kumohon bebaskan kami. Kumohon bebaskan kami. Jung Woo berteriak ketika melihat penculik 2 ini akan melampiaskan hawa nafsunya pada Soo Yeon.

Penculik 2 kesal karena Jung Woo terus berteriak, ia marah dan menendang perut Jung Woo. Tutup mulutmu. Jung Woo merasakan sakit yang tertamat sangat di perut dan dadanya. Penculik 2 pun memplester mulut Jung Woo agar tak bersuara. Penculik 2 pun kembali menendang perut Jung Woo.

Ketika si penculik 2 berbalik, plok... sebuah kayu mendarat di kepalanya. Soo Yeon yang memukulnya. Hentikan ucap Soo Yeon ketakutan dengan tangan gemetaran memegang kayu. Penampilannya sudah berantakan. Soo Yeon yang ketakutan berjalan mundur sambil mengacungkan kayu pemukul, “Jangan mendekat, pergi. PERGI.”

Jung Woo berusaha mengiris tali yang masih mengikat tangannya.

Soo Yeon menatap penculik dengan wajah ketakutan dan suara yang gemetaran, “Apa kau tahu siapa aku? Ayahku. Ayahku seorang pembunuh.” Soo Yeon menangis berteriak, “Aku anak seorang pembunuh. Apa kau mengerti maksudku?” Soo Yeon terus mundur ketakutan. “Aku juga, aku juga bisa membunuh. Jangan mendekat, aku benar-benar akan membunuhmu.”

Soo Yeon memukulkan tongkat kayunya sampai kayu itu terjatuh. Sepertinya si penculik 2 ini menepis pukulan Soo Yeon dan akibatnya Soo Yeon mendapatkan tamparan yang sangat keras hingga membuatnya tersungkur.

Jung Woo mencoba berteriak agar penculik itu tak melakukan hal buruk pada Soo Yeon tapi apa daya ia tak bisa berteriak atau menolong Soo Yeon karena tangannya masih terikat. Yang ia lakukan adalah secepatnya mengiris tali yang mengikat tangannya untuk menolong gadis tak berdaya ini.

Di depan mata Jung Woo penculik 2 melampiaskan hawa nafsunya pada gadis malang ini. Soo Yeon berteriak meminta dilepaskan. Jung Woo berteriak histeris menangis memohon agar penculik 2 jangan melakukannya pada Soo Yeon. Jung Woo menangis marah karena ia tak bisa berbuat apa-apa untuk menolong Soo Yeon.

Tiba-tiba pintu terbuka, penculik 1 datang dan tepat saat itu tali yang mengikat Jung Woo lepas. Penculik 1 terkejut melihat perbuatan rekannya, ia memarahi dan memukuli temannya.

Jung Woo mencoba berdiri dengan kakinya, tapi kakinya terasa lemas ia seperti tak mampu berdiri.

Jung Woo melihat Soo Yeon yang tergeletak tak berdaya. Ia menangis melihatnya, tubuh Soo Yeon penuh dengan luka. Bibir Soo Yeon tak bisa bergerak, padahal sepertinya ia ingin memanggil Jung Woo, tatapan mata Soo Yeon sungguh mengenaskan.

Jung Woo melihat pintu gudang terbuka dan kedua penculik itu sedang berkelahi. Ada kesempatan untuk kabur, ia beralih menatap Soo Yeon yang tergeletak tak berdaya. Ia mencoba menimbang-nimbang, apa yang harus dilakukannya. Haruskah ia pergi cepat dan mencari bantuan ataukah pergi membawa Soo Yeon. Tapi ia takut kalau tertangkap lagi. Jung Woo menangis dilema, ia pun memutuskan untuk pergi lebih dulu mencari bantuan. Dengan langkah berat ia berusaha untuk keluar dari gudang penyekapan dan berlari jauh.

“Jung Woo....” sebut Soo Yeon lirih melihat Jung Woo meninggalkannya yang sudah tak berdaya. So Yeon menangis melihat Jung Woo meninggalkannya dalam keadaan seperti ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar