Jumat, 26 April 2013

Sinopsis I Miss You Episode 4 Part 1



Keadaan Jung Woo benar-benar terpuruk karena rasa bersalahnya pada Soo Yeon. Bukan hanya luka di tubuh yang ia terima tapi luka dibatinnya jauh lebih besar. Jung Woo terdiam dengan tatapan kosong dan wajah yang pucat, arghh sudah seperti mayat hidup.

Ah Reum mencemaskan keadaan kakaknya. Ia setia menunggui kakaknya. Ah Reum melihat kakaknya menangis, “Kakak
apa kau menangis? Kakak, kenapa kau menangis?” Tanpa terasa air mata Jung Woo menetes, melihat keadaan kakaknya seperti itu Ah Reum ikut sedih dan menangis.

Dokter keluarga yang bernama Dokter Kim menyarankan agar membawa Jung Woo ke psikiater. Dokter Kim merasa kalau keadaan Jung Woo dibiarkan seperti itu kondisinya akan semakin memburuk. Obat penenang yang ia berikan hanya bersifat sementara ditambah lagi Jung Woo masih muda tubuhnya tak akan tahan. Tapi setelah dirawat di rumah sakit kita bisa menunggu perkembangannya.

Tapi Hwang Mi Ran tak setuju, bagaimana kalau muncul rumor di media. Ia meminta pendapat suaminya. Han Tae Joon tampak berfikir, ia meminta Dokter Kim pergi dan akan menghubungi dokter Kim lagi nanti. Sebelum pergi dokter Kim menyampaikan kalau tulang rusuk Jung Woo ada yang retak jadi ia minta Jung Woo segera dibawa ke rumah sakit. Kalau Jung Woo kejang-kejang dia pasti akan merasa kesakitan.

Han Tae Joon terus berfikir apa yang harus ia lakukan untuk kesehatan putranya tapi tanpa perlu pengobatan ke rumah sakit yang memicu timbulnya berita di media. Istrinya tanya apa yang harus mereka lakukan, apa sebaiknya ia membawa Jung Woo ke Amerika. Karena menurutnya mungkin lebih baik menghindari media sampai masalah ini selesai karena ini untuk kebaikan Jung Woo.

Han Tae Joon belum menemukan keputusan terbaiknya, ia menghubungi anak buahnya untuk menyiapkan mobil. Hwang Mi Ran tanya apa yang akan suaminya lakukan terhadap masalah Jung Woo. Apa suaminya akan melakukan saran dari dokter Kim. Han Tae Joon belum bisa berfikir, ia menyerahkan semua keputusan pada istrinya. Mulai sekarang ia meminta istrinya yang mengurus masalah Jung Woo. Hwang Mi Ran tentu saja senang mendapatkan kepercayaan dari suaminya.

Ah Reum masih menemani kakaknya, “Kakak, Kak Jung Woo apa kau mau aku menyanyi untukmu?” Ah Reum berusaha menghibur kakaknya. “Kalau aku menyanyi untukmu, kakak jangan menangis lagi, ya!”

Ah Reum berdiri dan langsung menyanyi untuk menghubur kakaknya. Tapi Jung Woo diam saja dengan air mata yang terus menetes.

Tiba-tiba terdengan suara panggilan seseorang memanggil nama Jung Woo. Ah Reum berhenti menyanyi.

“Jung Woo ini aku ibu Soo Yeon!”

Jung Woo terkejut dan membalikan badannya. Ah Reum bertanya siapa Soo Yeon.

“Jung Woo tolong buka pintunya ini aku ibu Soo Yeon!” kembali terdengar suara ibu Soo Yeon memanggil.

Jung woo ketakutan, ia menarik selumut dan menyembunyikan dirinya di balik selimut dengan tubuh gemetaran dan bergumam, “Aku salah. Aku yang salah. Maafkan aku.” Ah Reum cemas melihat kakaknya tiba-tiba seperti ini.

Di luar pagar rumah keluarga Han, ibu Soo Yeon memanggil Jung Woo berkali-kali. Ternyata ibu Soo Yeon tak sendirian. Ia datang bersama Eun Joo yang bersembunyi.

Eun Joo menyuruh ibu Soo Yeon untuk memanggil Jung Woo lebih keras lagi. Ibu Soo Yeon bilang kalau ini akan sia-sia karena Soo Yeon sepertinya tak ada disini. Eun Joo bilang bukankah ibu Soo Yeon yang mengatakan kalau Soo Yeon pergi menemui Jung Woo. Eun Joo berkata kalau ia akan membawa Jung Woo keluar.

Pintu pagar terbuka Eun Joo kembali bersembunyi. Penjaga yang keluar mempertanyakan keperluan ibu Soo Yeon datang kesini. Ibu Soo Yeon bertanya apa Jung Woo ada di dalam karena ia ingin bertemu dengan Jung Woo. Tapi penjaga tak mengizinkan ibu masuk dan menyuruh pergi.

Ibu menarik kedua tangan penjaga ini dan berpura-pura sakit dan disaat bersamaan Eun Joo langsung menyelinap masuk sambil membawa buku harian milik Soo Yeon. Hwang Mi Ran mendengar keributan di luar ia bertanya pada bibi pembantu. Bibi pembantu memberi tahu kalau ada seseorang yang datang.

Tiba-tiba Eun Joo membuka pintu nyelonong masuk sambil celingukan memanggil Jung Woo. Mi Ran jelas terkejut melihat ada anak gadis yang masuk rumah orang nyelonong aja. Eun Joo memberi hormat sebentar pada Mi Ran tapi setelah itu ia langsung kesana kemari mencari Jung Woo.

Eun Joo membuka pintu tiap ruangan. Mi Ran bingung melihatnya kenapa anak ini tak tahu sopan santun masuk ke rumah orang. Ia menyuruh bibi pembantu membereskan gadis ini.

Ah Reum memberi tahu ibunya kalau kakaknya bertingkah aneh. Mendengar itu Eun Joo langsung tahu kalau kamar Jung Woo ada di lantai 2. Ia pun segera bergegas naik ke kamar Jung Woo.

Eun Joo ke kamar Jung Woo dan mengunci pintunya. Ia celingukan mencari dan memanggil Jung Woo. Pintu kamar Jung Woo digedor dari luar.

Eun Joo menoleh ke salah satu sudut kamar, ia menemukan Jung Woo duduk menyembunyikan wajahnya, Eun Joo menghampirinya. “Han Jung Woo kenapa kau bersembunyi? Apa kau sedang menyembunyikan sesuatu? Kau tak menjawab teleponmu?”

Eun Joo duduk di depan Jung Woo meminta Jung Woo jangan berpura-pura sakit seperti ini. Ia mengatakan kalau keluarganya butuh bantuan Jung Woo. Dengan tubuh gemetaran Jung Woo mengangkat wajahnya menatap Eun Joo.

Eun Joo terkejut melihat wajah Jung Woo penuh luka dan terlihat pucat, “Han Jung Woo ada apa denganmu? Kenapa kau terluka parah seperti ini?” Terdengar suara dari luar pintu digedor dan teriakan menyuruh Eun Joo keluar dari kamar Jung Woo.

Eun Joo ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Jung Woo kembali menyembunyikan wajahnya tak menjawab satu pun pertanyaan Eun Joo. Eun Joo kembali bertanya dimana Soo Yeon, apa yang sebenranya tarjadi. Terdengar dari luar kalau mereka menggunakan kunci duplikat untuk membuka pintu kamar Jung Woo.

Eun Joo berkata bukankah Jung Woo berjanji untuk tak mengabaikan Soo Yeon lagi, “Kau bilang kalau kau memilikinya itu saja sudah cukup.”

Eun Joo menunjukan buku harian Soo Yeon, “Lihat, semuanya tertulis disini. Lihat. Kubilang lihat!” Jung Woo melihat dengan sebelah matanya. Eun Joo mengatakan kalau Soo Yeon sangat menyukai Jung Woo.

Pintu kamar terbuka, Eun Joo panik dan berkata kalau keluarganya harus menemukan Soo Yeon karena ia harus memberi tahu Soo Yeon sesuatu. Hwang Mi Ran dan bibi pembantu menyeret Eun Joo keluar dari kamar Jung Woo. Eun Joo meronta dan terus bertanya pada Jung Woo dimana Soo Yeon.

Jung Woo tetap duduk tak bergerak menyembunyikan wajahnya. Buku harian Soo Yeon tergeletak di depannya.

Di bawah guyuran hujan deras Detektif Kim dan juniornya mencari petunjuk menghilangnya Soo Yeon. Juniornya mengatakan kalau seseorang melaporkan menemukan sebuah mobil dan ketika ia memeriksa nomor plat-nya ternyata ini mobil yang mereka cari.

Mobil itu tertutup dedaunan dan basah terkena hujan. Detektif Kim melihat plat nomornya ternyata itu mobil yang sama dengan mobil yang ia temui di depan rumah Jung Woo. Juniornya tanya apa sebaiknya ia memeriksanya lebih dulu. Detektif Kim bilang tak usah biar ia saja.

Detektif Kim mengelilingi mobil yang kaca spion bagian kirinya diikat dengan tali. Ia membuka pintu belakang mobil berharap menemukan sesuatu yang bisa ia jadikan petunjuk. Ia menyuruh juniornya untuk mencari sidik jari yang ada di dalam mobil dan geledah semuanya jangan sampai terlewatkan satu sidik jari atau bahkan sehelai rambut sekalipun. Juniornya mengerti.

Penculik 1 menjadi bulan-bulanan anak buah Han Tae Joon. Ia disiram dan dipukuli. Dengan wajah yang sudah bonyok ia meminta maaf. Han Tae Joon jelas tak bisa memaafkan orang yang sudah menculik putranya, dan bukk penculik 1 kembali mendapatkan pukulan dari anak buah Han Tae Joon.

Han Tae Joon bertanya dimana orang yang menyuruh menculik putranya. Penculik 1 tak menjawab ia hanya memohon Han Tae Joon mengampuninya. Han Tae Joon membentak kembali bertanya dimana dia. Dengan suara terbata-bata penculik 1 mengatakan kalau ia tak tahu apa-apa lebih baik Han Tae Joon tanyakan sendiri pada Chang Taek (si penculik 2) ia hanya melaksanakan perintah Chang Taek lah yang tahu. Penculik 1 ketakutan.

Anak buah Han Tae Joon akan memukul kaki si penculik tapi Han Tae Joon melarang memukul bagian kaki, karena kaki itu bisa membawanya pada orang yang menyuruh. Ia memperingatkan anak buahnya agar semua orang yang terlibat dalam masalah ini siapapun orang itu bawa dia ke hadapannya.

Tangan Jung Woo gemetaran berusaha menggapai buku harian Soo Yeon yang tergeletak di depannya. Perlahan ia menarik buku itu mendekat padanya.

Jung Woo membuka tiap lembar buku harian Soo Yeon yang semuanya berisi curahan hati Soo Yeon tentang Jung Woo. Ah gambar dua orang yang berada di ayunan ini sweet banget.

Jung Woo membuka lembaran pertama.

Aku suka, aku tak suka. Aku suka, aku tak suka. Aku suka. Kalau tetesan hujan turun dan menciptakan lima gelombang, itu berarti aku menyukaimu. Aku merasa malu, tapi aku akan memberitahumu ketika hujan. Itulah hadiah kecilku untukmu.

Soo Yeon dengan seragam sekolah jongkok sambil menggambar lingkaran di tanah. Tiba-tiba sebuah tas dijatuhkan mengagetkannya. Jung Woo loncat dan jongkok di sebelah Soo Yeon. Jung Woo mengeluh kalau ia kelelahan. Ia heran kenapa Soo Yeon tak menolong teman Soo Yeon yang sedang membersihkan kelas. Soo Yeon tersenyum menatap Jung Woo. Jung Woo bertanya apa Soo Yeon tahu berapa banyak yang ia bersihkan.

Keduanya duduk dengan posisi punggung saling menyandar membelakangi. Jung Woo tampak serius menulis tapi seperti kebiasannya pulpen selalu berada di mulutnya. Sementara Soo Yeon menulis di buku hariannya.

Dia menggigit pulpennya, dengan pulpen itu dia menulis.

Dia melihat langit. Dia menggembungkan pipinya.

Dia menguap. Dia menutup matanya.
Soo Yeon meniupkan minuman panas dan memberikannya pada Jung Woo. Jung Woo meminumnya pelan-pelan sambil memejamkan mata.

Dia tak bisa minum sesuatu yang panas.

Dia membaca mundur perkalian.
Jung Woo : 5x9=45
Soo Yeon : 5x8=40
Jung Woo : 5x7=35
Soo Yeon : 5x6=30
Jung Woo : 5x5=25
Soo Yeon : 5x4=20
Jung Woo : 5x3=15
Soo Yeon : 5x2=10

Jung Woo menyandarkan kepalanya ke kepala Soo Yeon dengan mata terpejam. Soo Yeon tersenyum.
Dia tertidur,

Jung Woo menangis membaca tiap lembar buku harian Soo Yeon.

“Han Jung Woo...!” panggil Soo Yeon. Jung Woo menoleh dan tersenyum.

Saat aku memanggilnya dia selalu menoleh dari kiri.

“Aku tak mengerti ini.” kata Soo Yeon yang duduk di ayunan dan tak paham dengan pelajaran yang tengah ia pelajari.

Jung Woo menghampirinya dan memutar ayunan Soo Yeon. Jung Woo melepas dan Soo Yeon berputar-putar di ayunan. Ia tersenyum menatap langit.

Bumi berputar, aku pasti sudah gila. Meskipun kau tepat di sampingku tapi aku memikirkanmu.

Aku berharap kalau hari ini hujan. Aku terus memikirkanmu.
Angin berhembus, aku memikirkanmu.
Karena angin membuat mataku berair, aku memikirkanmu.
Saat aku kelelahan berlari, aku memikirkanmu.
Saat lampu berkedip, aku memikirkanmu.
Dari lampu ke rumahku dibuhkan 280 langkah, aku memikirkanmu.

Soo Yeon dan Jung Woo terengah-engah karena keduanya lari bersama. Suahhhh.... Jung Woo menggerakan tangannya.

Aku memikirkanmu. Orang yang menghapus kenangan burukku.

Jung Woo pamit pulang setelah mengantar Soo Yeon pulang. Jung Woo tersenyum melambaikan tangan pada Soo Yeon.

Soo Yeon : “Jung Woo, Han Jung Woo. apa yang akan kau lakukan saat salju pertama turun?
Jung Woo : “Aku akan menemuimu. Aku hanya mempunyai satu teman, Lee Soo Yeon.”

Jung Woo menutup buku harian Soo Yeon. Tangisannya semakin membuat hatinya pedih. Ia teringat ketika ia meninggalkan Soo Yeon yang sudah tak berdaya sendirian. Dan ketika itu salju pertama turun. Jung woo memeluk erat buku harian Soo Yeon bersama isak tangis yang menyesakan.

Eun Joo berdiri di depan rumah sambil membawa tumpukan buku dan barang milik Soo Yeon yang sudah dibungkus plastik. Ayahnya datang dan bertanya apa Eun Joo sudah membawa semua yang ia katakan. Eun Joo bilang sudah, karena Soo Yeon hanya punya satu teman jadi diantara barang-barang yang ia bawa pasti ada sidik Jarinya Jung Woo.

Detektif Kim memuji kemampuan putrinya dan berkata kalau putrinya ini pantas mendapatkan kartu identitas kehormatan detektif. Tapi Eun Joo berkata kalau ia meminta ayahnya bekerja untuk mendapatkan kehormatan ayahnya lagi. (karena ayahnya sudah membuat kesalahan menangkap dan memenjarakan ayah Soo Yeon hingga di eksekusi)

Ada yang menelepon Detektif Kim. Detektif Kim bertanya apa sudah mendapatkan hasil pemeriksaannya. Petugas bilang sudah, “Darah yang ada di sepatu itu benar darah Soo Yeon tapi kupikir telah terjadi kekerasan lain.”

“Apa? Detektif Kim terkejut. “Apa kau bilang.”

Petugas mengatakan kalau ia sedang memeriksa sidik jari para mantan narapidana pelecehan seksual. Detektif Kim langsung terduduk lemas.

Eun Joo khawatir, ayah kenapa? Detektif Kim diam saja matanya berkaca-kaca. Eun Joo makin khawatir. Detektif Kim menggenggam tangan putrinya, ia kesal campur sedih kenapa harus sekacau ini.

Detektif Kim langsung berdiri menahan marah, ia minta Eun Joo menatap matanya. “Mulai sekarang ayah melakukan ini bukan untuk Soo-Yeon, aku melakukan ini demi dirimu. Ayah akan melakukannya sebagai seorang ayah, bukan detektif. Jadi ayah akan melakukan apapun yang ayah bisa. Ayah akan menangkap mereka. Setelah menangkap mereka, ayah tak akan melepaskan mereka. Bisakah ayah melakukan itu? ayah sangat marah, bisakah ayah bertindak gila?"

Eun Joo yang tak tahu apa yang terjadi mengerti situasi ayahnya. “Kalau begitu lakukan. tentu saja ayah harus begitu karena kau seorang ayah. Kalau tidak aku akan benar benar marah.”

Mata Eun Joo berkaca kaca, ayah, kau harus menemukannya. bawa pulang Soo Yeon bagaimanapun juga. Detektif Kim menangis mengangguk ia berjanji akan membawa pulang Soo Yeon.

Terlihat dua mobil polisi keluar. Terdengar suara, kalau Detektif Kim mendapatkan surat perintah penangkapan, dia sudah mengancam hakim untuk ini.

Atasan Detektif Kim marah, “Mengancam hakim? Hentikan sekarang!” Detektif Kim berkata kalau Soo Yeon sudah seperti putrinya sendiri kalau hal itu bisa membuatnya menemukan Soo Yeon ia bukan hanya akan mengancam hakim tapi ia juga akan mengancam Tuhan.

Detektif Kim kesal karena dunia ini begitu kotor. Ia mengira kalau ia akan hidup bahagia dengan Soo Yeon karena dengan begitu ia bisa menutupi dosanya dimasa lalu. Karena ia juga perlu hidup, untuk hidup ia mencoba melakukan itu secara pengecut tapi mereka sudah merusak semuanya. Ia akan menangkap semua bajingan itu. orang yang menculik Soo Yeon. Orang yang menyakiti Soo Yeon. Aku akan menangkap semuanya. tunggu dan lihat apa yang akan kulakukan setelah menangkap mereka.

Atasan Detektif Kim memelankan suaranya, “Dengar Sung Ho, apa kau ingin berakhir seperti ini? Hanya karena satu anak apa kau akan merusak hidupmu? Pulanglah. Ayo bicara ikuti saja prosedurnya. Apa kau ingin mengakhiri kehidupan detektif yang kau kejar selama 17 tahun?”

Detektif Kim meninggikan suaranya, “Ya benar. Aku akan mengakhirinya. Begitu aku menangani kasus ini, aku bukan lagi seorang detektif. Apa kau masih akan bertindak sesuai prosedur saat putrimu hilang? Silakan coba saja halangi aku. Aku menantangmu untuk menghalangiku. Siapapun yang menghalangi jalanku akan kuhentikan.”

Direktur Nam mendapat telepon, ia terkejut. Sepertinya ia mendapatkan kabar kalau Detektif Kim akan datang membawa surat perintah penangkapan. Han Tae Joon merebut telepon, ia marah. “Apa yang kau lakukan? kau bahkan tak bisa mengurus masalah kecil seperti ini?”

(hmm apa ada kong kali kong antara Han Tae Joon sama kepolisian)

Hwang Mi Ran tergesa-gesa masuk ke ruang kerja suaminya dan terdengarlah suara sirine mobil polisi.

Detektif Kim masuk ke rumah Han Tae Joon bersama juniornya. Anak buah Han Tae Joon berusaha menghalangi menyuruh keluar tapi Detektif Kim tetap memaksa masuk.

Han Tae Joon dan Direktur Nam keluar dari ruang kerja menemui Detektif Kim. “Apa yang kau inginkan?” tanya Direktur Nam.

Detektif Kim : “Atas penculikan anak dibawah umur dan pelecehan seksual dan untuk semua hak hukum korban aku akan menangakap tersangka.”

Mi Ran mengatakan kalau yang dimaksud Detektif Kim itu usianya masih 15 tahun, ia bertanya apa detektif Kim membawa surat perintahnya. Detektif pun pun menunjukan surat perintah yang ia bawa. Ia mengatakan kalau di dalam mobil yang digunakan untuk menculik ditemukan sidik jari Jung Woo dan untuk saat ini Jung Woo lah tersangka utamanya.

“Apa namamu kim Sung Ho? Tanya Han Tae Joon. “Panggil aku detektif Kim. Aku masih seorang detektif, mengerti?”

Tiba-tiba Jung Woo keluar dari kamar bertanya kenapa Detektif Kim datang terlambat. Han Tae Joon menyuruh putranya kembali ke kamar tapi Jung Woo mengabaikan perintah ayahnya, ia menuruni tangga menghampiri detektif Kim dengan wajah penuh kesediahan. Detektif Kim tak menyangka kalau keadaan Jung Woo juga tak baik. Jung Woo berjalan tertatih menuruni tangga.

Jung Woo mengangkat tangannya menyerahkan diri bersedia di borgol. “Tangkap aku!” kata Jung Woo penuh rasa bersalah.

Detektif Kim sedih melihat keadaan Jung Woo, “Maafkan aku Jung Woo. Aku sedikit gila sekarang.” Jung Woo kembali menitikan air matanya. Detektif Kim memasangkan borgol di kedua tangan Jung Woo. Han Tae Joon menahan marah atas tindakan berani detektif Kim menangkap putranya.

Jung Woo dimasukan ke mobil polisi. Detektif Kim berpesan pada juniornya agar jangan mengikutinya. Juniornya heran apa detektif Kim tak akan pergi ke kantor. Detektif Kim tak menjawabnya.

Ketika Detektif Kim akan masuk ke mobilnya Han Tae Joon datang dan mengatakan kalau ia juga ingin ikut ke kantor polisi bersama putranya. “Kalau seorang anak berusia 15 tahun melakukan kesalahan maka kesalahan orang yang mengajarinya itu juga lebih besar. Kalau kau yakin Jung Woo melakukan kejahatan aku juga harus dihukum.”

Detektif Kim membolehkan, “Kalau begitu kenapa kau tak mengikutiku saja?” Detektif Kim masuk ke mobilnya.

Mobil polisi meninggalkan kediaman keluarga Han. di dalam mobil, Detektif Kim berkata pada Jung Woo kalau ia tak punya pilihan lain untuk membawa Jung Woo keluar. Ia minta Jung Woo bertahan karena ia akan membantu Jung Woo. Detektif Kim melihat Jung Woo yang duduk di kursi belakang menatap dengan tatapan kosong.

Direktur Nam bertanya pada Presdir-nya apa perlu ia mengikuti mereka. Han Tae Joon melarang, “Biarkan saja karena dia (Detektif Kim) ingin menemukan anak perempuan itu, jadi biarkan saja.”

Di tempat sauna, seorang pria menutupi wajahnya dnegan handuk. Seseorang datang menarik baju pria itu dan ternyat pria itu penculik 2 si Chang Taek, penculik yang menodai Soo Yeon. Siapa seseorang yang menariknya, Si penculik 1. Penculik 1 bertanya kenapa temannya ini tak menjawab panggilan teleponnya. Penculik 2 heran bagaimana temannya ini bisa bebas dan kenapa bisa luka-luka seperti ini. Tiba-tiba ada yang mendorong si penculik 1.

Penculik 2 ketakutan, siapa kalian. Ternyata itu anak buahnya Han Tae Joon yang datang bersama Direktur Nam. Penculik 2 mencoba melawan akan kabur, tapi percuma saja. Ia dengan mudah dilumpuhkan.

Direktur Nam melemparkan sesuatu ke samping penculik 2. Penculik 2 menoleh dan terkejut itu sweater yang dikenakan Soo Yeon malam itu.

Detektif Kim bicara berdua dengan Jung Woo di tepi sungai. Jung Woo mengaku kalau malam itu ia melarikan diri sendirian. Jung Woo menceritakannya sambil menitikan air mata. Ia mengatakan kalau Soo Yeon datang untuk menyelamatkannya tapi ia malah meninggalkan Soo Yeon dan melarikan diri.

Detektif Kim bertanya apa Jung Woo ingin mengatakan sesuatu pada Soo Yeon. Jung Woo mengangguk. Detektif Kim berkata kalau ia juga ingin mengatakan sesuaatu pada Soo Yeon.

“Soo Yeon, dia bukan putri seorang pembunuh,” ucap Detektif Kim. Detektif Kim mengaku kalau ia sudah menangkap orang yang salah.

Jung Woo jelas kaget, Paman?

Detektif Kim : “Ayah Soo Yeon. Sebelum Lee Tae Soo dieksekusi aku menemukan penjahat yang sebenarnya. Tapi aku tak mengungkapkannya. Aku tak punya keberanian untuk mengungkapkannya dan melepas lencana detektifku. Aku membuat Soo Yeon menjadi putri seorang pembunuh.”

Teringat dalam benak Jung Woo, Soo Yeon memohon-mohon pada keluarga korban. Bahkan ketika ia mengajak Soo Yeon berteman, ia menyebut Soo Yeon sebagai putri seorang pembunuh.

Detektif Kim menangis sedih dan meminta maaf pada Jung Woo. Jung Woo bilang kalau detektif Kim jangan meminta maaf padanya, ia minta detektif Kim menemukan Soo Yeon dan memberi tahu hal ini pada Soo Yeon. Detektif Kim berjanji ia akan berusaha menemukan Soo Yeon. Jung Woo bersedia memberikan informasi, tanyakan apa saja padanya ia akan memberi tahu semuanya.

Eun Joo pulang dari sekolah, sebelum masuk ke rumah tiba-tiba pandangannya tertuju pada satu arah, ia menatap sedih baju Soo Yeon. Ia membetulkan jepit jemuran yang terlepas. Sangat jelas terlihat kalau Eun Joo merindukan Soo Yeon.

Ibu menangis memeluk baju sekolah Soo Yeon. Ia jelas merindukan putrinya yang tak diketahui keberadaannya.

Jung Woo menjelaskan kronologi kejadiannya pada Detektif Kim, katika itu ia mengajak Soo Yeon untuk pulang dengannya. Tapi bajingan itu.... Tangan Jung Woo mengepal menahan marah. Ia tak sanggup melanjutkan kata- katanya.

Detektif Kim tahu apa yang terjadi diantara mereka berdua ketika itu, “Jangan katakan sesuatu yang sulit untuk dikatakan. Katakan saja tentang pelakunya.”

Jung Woo memejamkan mata berusaha mengingat-ingat, Dia tak punya jari manis (jari manis nya terpotong gitu) Jung Woo menebak kalau itu tangan kanan si penculik 2. Dahinya berdarah, dia mengatakan ul-eum (es) Jung Woo membenarkan, orang yang satu lagi mengatakan itu. Detektif Kim berkata kalau itu philopon (sejenis narkoba)

Detektif Kim menunjukan gambar seseorang berada di dalam mobil. Ia mengatakan kalau wajah orang yang di dalam mobil terlihat tak begitu jelas di foto apa Jung Woo bisa mengenali orang itu. Jung Woo mengamatinya dan membenarkan kalau orang itu dia, pakaian dan topinya, benar itu dia.

“Pria yang menggunakan narkoba dan tak punya jari.” Detektif Kim bergumam keduanya merasa kalau ia bisa menengkapnya. Detektif Kim menunjukan sepatu sebelah milik soo Yeon yang ia temukan. Jung Woo menatapnya sedih, Detektif Kim mengatakan kalau hanya itu yang tersisa setelah gudang itu terbakar.

Jung Woo terkejut mendengar gudang tempat ia dan Soo Yeon disekap dibakar secara sengaja. Detektif Kim mengatakan kalau mereka mencoba untuk menutup kasus ini. “kau lihat waktunya kan? Waktu kebakaran itu sekitar jam 1 dini hari. Sebelum kebekaran dia melarikan diri. Itu berarti besar kemungkinan kalau orang yang satu lagi (penculik 1) membakar dan melarikan diri dengan Soo Yeon. Jung Woo bilang tidak mungkin, karena ayahnya menangkap orang itu.

Detektif Kim kaget. Jung Woo membenarkan, “Aku menelepon polisi tapi ayahku tiba lebih dulu. Ayahku bilang dia akna menemukan Soo Yeon dan membawa pria itu ke gudang lagi.” Detektif Kim berfikir apa yang sebenarnya terjadi. Ia menyimpan kembali foto mobil dan berkata kalau ia harus menyelidiki ini lebih lanjut lagi.

Jung Woo akan menanyakan hal ini pada ayahnya, tapi detektif Kim bilang kalau semua ini belum ada kepastiannya. Ia meminta Jung Woo jangan meragukan ayah Jung Woo. Ia melarang melakukan itu.

Detektif Kim menyuruh Jung Woo istirahat, ”Lihat dirimu sekarang.” Jung Woo hampir menangis, Detektif Kim mengelus kepala Jung Woo.

Detektif Kim menerima telepon dan terkejut, “Apa kau yakin kalau itu Soo Yeon?” Si penelepon bilang kalau mereka sedang memeriksanya, seseorang melihat pria membawa seorang gadis di dekat gudang.

Detektif Kim tiba di kantor polisi, ia menemui pria yang melihat penjahat membawa seorang gadis. Detektif Kim bertanya pada juniornya apa dia orangnya. Juniornya membenarkan dia orang yang bekerja di dekat gudang itu tapi Junior detektif Kim malah mendapat gaplokan di kepala dari seniornya yang lain. Seniornya itu marah apa sekarang hanya ada kasus nya Lee Soo Yeon.

Detektif itu mengingatkan kalau Detektif Kim dan Detektif Junior harus melakukannya dengan hati-hati. Memang bagus kalau kau melakukan keinginanmu tapi besok itu hari dimana kita menerima gaji, aku harus membawa pulang gajiku.”

Setelah detektif itu pergi, detektif junior mengatakan kalau saat pria ini bekerja dia melihat seorang pria menggendong seorang gadis. Dia bilang dia mengingat wajah pelakunya jadi ia memeriksa data mantan nara pidana dengan kasus pelecehan seksual.

Detektif Kim bertanya apa pria itu melihat wajah gadis itu, bagaimana wajahnya, kira-kira berapa usianya.” Pria itu mengatakan kalau penjahat itu menggendong si gadis jadi ia tak bisa melihat wajah gadis itu dengan jelas ditambah lagi gadis itu memiliki rambut panjang yang menutupi.

Detektif Kim kembali bertanya apa pria ini melihat pakaian yang dikenakan gadis itu. Pria itu bilang kalau ia tak begitu ingat bagian bawahnya tapi bagian atasnya dia mengenakan sesuatu yang berwarna putih karena itu aku bisa mengenalinya dengan mudah saat gelap.

(hmm aku curiga deh sama saksi ini, tatapan matanya mengatakan lain)

Detektif Kim hilang kesabaran, ia membanting dokumen yang ada di depannya, ia membentak, “Kenapa kau baru melaporkannya sekarang? Itu sudah lama terjadi. Kau tak berbohong kan?”

Polisi melakukan penyisiran di sepanjang sungai atas kesaksian pria itu. Tapi meraka belum menemukan apapun. Salah satu detektif melihat kalau detektif Kim sedang jongkok dan mengajak agar cepat menyekesaikan ini.

Detektif Kim berkata kalau ia ingin bertemu dengan saksi itu lagi. Karena tempat dimana ia menemukan sepatu Soo Yeon berada di arah yang berlawanan sejauh 2 km. Soo Yeon tak akan mungkin disini.

Tiba-tiba ada yang berteriak, kalau mereka menemukan sesuatu, anjing pelacak pun menggonggong.

Detektif Kim segera ke tempat si anjing pelacak menemukan yang dicurigai. Detektif Kim menggali tanah itu. (hmm gundukan tanahnya mencurigakan, seperti galian yang masih bari) detektif Kim melihat sesuatu dibalik timbunan tanah.

Jung Woo masih berada di tepi sungai, ia melempar batu ke arah sungai. “Dia datang, dia tak datang. Dia datang dia, tak datang.”

Detektif Kim terus menggali dan itu sweater pemberiannya untuk Soo Yeon. Bukannya sweater itu ada di tangan Han Tae Joon kenapa bisa tertimbun tanah di tepi sungai?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar